Makalah Kardiovaskuler
Makalah Kardiovaskuler
Makalah Kardiovaskuler
ARFAH 005STYC18
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...………… 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….....
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang
berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup
sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah.
Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa
berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut
menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup
yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula
dan vena
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan
sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-
obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam
tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat
berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi
yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai problematika
berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita
melakukan neglicent( kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami
anantomi fisiologi kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-
obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Sistem Kardiovaskuler ?
2. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler ?
3. Bagaimana Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dalam Sistem Kardiovaskuler ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi kardiofaskular dan konsep dasar asuhan
keperawatan pada sistem kardiovaskuler
BAB II
PEMBAHASAN
2. Struktur Jantung
Pada bagian permukaan inferior (Diafragma) sebagian besar adalah ventrikel kiri dan
sebagian ventrikel kanan. Batas kanan jantung dibentuk oleh vena kava superior dan
atrium kanan, sedangkan batas kiri jantung dibatasi oleh dinding lateral ventrikel kiri.
Basis jantung dibentuk oleh atrium kiri dan sebagian atrium kanan yang berada di iga
ke 2 (dua). Selaput yang membungkus jantung disebut perikardium, yang terdiri dari 2
lapisan:
a. Perikardium fibrosa, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada, difragma
dan pleura.
b. Perikardium serosa, yaitu lapisan dalam dari perikardium terdiri dari lapisan
parietalis, melekat pada perikardium fibrosa dan lapisan viseralis yang melekat
pada jantung yang juga disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat rongga yang disebut rongga
perikardium yang berisi sedikit cairan pelumas atau yang disebut cairan
perikardium kurang lebih 10 sampai 30 ml yang berguna untuk mengurangi
gesekan yang timbul akibat gerak jantung. Perikardium juga berfungsi sebagai
barier terhadap infeksi dari paru dan mediastinum.
3. Ruang Jantung
Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut atrium
(serambi) dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).
a. Atrium
Atrium hanya berfungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan efektifitas
ventrikel sebagai pompa kira-kira 30%. Dalam keadaan normal jantung mempunyai
kemampuan memompa lebih dari 300 sampai 500% darah yang dibutuhkan oleh
tubuh. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung (reservoir) darah yang rendah
oksigen dari seluruh tubuh melalui vena kava superior dan inferior dan dari jantung
melalui sinus koronarius. Tekanan di atrium kanan 2 sampai 6 mmHg dengan
saturasi oksigen 75%. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan
selanjutnya ke paru. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua
paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Tekanan atrium kiri 4 sampai 12 mmHg
dengan saturasi oksigen 95% sampai 98%. Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh
sekat yang disebut septum interatrium.
b. Ventrikel
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut
trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskulus papilaris. Ujung
muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun kutub atrioventrikuler oleh serat-
serat yang disebut korda tendinea.
1) Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-
paru melalui arteri pulmonalis. Tebal dinding kanan biasanya 0,5 cm dan
tekanan sistoliknya 15-30 mmHg dan diastolic 0-5 mmHg dengan saturasi
oksigen 75%.
2) Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dimpompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta. Tebal dari dinding ventrikel kiri kira-kira 1,5 cm. Tekanan
sistolik ventrikel kiri normalnya adalah 120 mmHg dan diastolic 0-10 mmHg.
Saturasi oksigen sebesar 95-98%.
Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut septum
interventrikel.Ventrikel sebagai pompa sekunder, volume akhir-diastolik dan
akhir-sistolik ventrikel
1) Volume akhir diastolik adalah selama diastole, pengisian ventrikel dalam
keadaan normal meningkatkan volume setiap ventrikel sekitar 120 sampai
130ml
2) Waktu ventrikel kosong selama sistole, volumenya berkurang sekitar 70 ml
(kedaan normal) yang dinamakan isi sekuncup (stroke volume). Dalam
keadaan tertentu dapat naik sampai 200 ml, dan dapat turun sampai 140 ml.
3) Energi untuk kontraksi jantung adalah energy kimia dari metabolisme asam
lemak dan zat gizi (as. laktat dan glukosa)
4. Katup-Katup Jantung
Terdiri dari 4 katub yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi darah.Setiap katub
berespon terhadap perubahan tekanan. katub dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu katub
antrioventrikular dan katub semilunar
a. Katub Antrioventrikular
Letaknya antara antrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. katub
yang terletak diantara antrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah
daun katub, disebut katub trikuspid. Sedangkan katub yang letaknya
diantaraatrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun katub disebut katub
mitral. Katub antrioventrikular memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
atrium ke ventrikel pada fase diastolik ventrikel dan mencegah aliran balik pada
saat sistol ventrikel (kontraksi)
b. Katub Semilunar
Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub
pulmonal terletak pada arteri pulmonalis, Memisahkan pembuluh ini dari ventrikal
kanan. Katub aorta terletak antara ventrikal kiri dan aortha
Kedua katub semulunar ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari tiga daun
katub yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan
sebuah cincin serabut. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengair
dari masing-masing ventrikal ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistole
ventrikal, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikal.
Disebelah atau daun katub aorta terdapat tipe penonjolan dinding aorta, yang
disebut sinus valsava. Muara arteri koronaria terletak pada tonjolan-tonjolan ini.
Sinus-sinus tersebut berfungsi melindungi muara koroner dari penyumbatan oleh
daun katub pada waktu aorta terbuka
Bila ventrikal kiri berkontraksi, masuknya ke dalam aorta dan arteri lain
menyebbkan dinding arteri teregang dan tekanannya meningkat ke tekanan
sistolik normal 120 mmHg. Pada akhir sistole tekanan darah dalam aorta turun
pelan-pelan selama diastole karena darah yang disimpan dalam arteri elastik yang
teregang terus mengalir melalui pembuluh darah perifer kembaali ke vena.
Sebelum ventrikal berkontraksi lagi, biasanya tekanan aorta turun sampai tekanan
diastole sekitar 80mmHg, yang merupakan 2/3 tekanan maksimum 120 mmHg
yang terdapat selama kontraksi.
5. Lapisan Jantung
Lapisan jantung terdiri dari perikardium, miokardium dan endokardium.
a. Perikardium
Lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak dalam
medistinum minus, terletak posterior terhadap kurpus sterni dan tulang rawan iga
ke-2 sampai ke-6
b. Miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria, arteri
koronaria kiri bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri
sirkumflikes. Arteri koronaria kanan memberikan darah untuk sinotrial node,
ventrikal kanan dan permukaan diafragma ventrikal kanan. Vena koronaria
mengembalikan darah kesinus kemudian bersirkulasi langsung kedalam paru-paru.
c. Endokardium
Dinding dalam atrium diliputi oleh membram yang mengkilat dan terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lendir yang licin kecuali aurikula dan bagian depan
sinus vena kav. Dibagian ini terdapat bundela otot paralel yang berjalan kedepan
kristal, kearah bawah kristal terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang
menonjol dan dikenal sebagai vulvula venakava inferior yang berjalan kedepan
muara V. Inverior menuju kesebelah tepi dan disebut vosa ovalis. Diantara atrium
kanan dan ventrikal kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.
6. Sistem Konduksi
Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan alisan listrik.
Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu;
a. Tahap kontriksi
Ventrikel jantung dalam keadaan menguncup dan katup bikuspidalis dan
trikuspidalis dalam keadaan tertutup. Valvula seminularis terbuka sehingga darah
dari ventrikel kanan mengalir ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru,
sedangkan darah dari ventrikel kiri mengalir ke aorta lalu diedarkan ke seluruh
tubuh
b. Tahap dilatasi
Jantung mengembang, katub bikuspidalis dan trkuspidalis terbuka sehingga
darah dari atrium kiri masuk ke ventrikel kiri begitupula pada jantung bagian
kanan
c. Tahap istirahat
Darah masuk dalam kedua bagian jantung, yaitu jantug kanan dan jantung kiri.
9. Faktor-Faktor Penentu Kerja Jantung
a. Beban awal (preload)
Adalah jumlah regangan suatu ruang proporsional terhadap volume darah
ruang yang ditampung pada akhir diastol, sebelum sistol.Biasanya , jumlah
regangan serabut otot jantung segera sebelum sisitol. Baisanya, jumlah regangan
suatu ruang proporsional terhadap volume darah ruangyang ditampung pada akhir
diastol, sebelum sistol karena preload adalah ukuran volume pada akhir diastol,
sering sama dengan volume atau tekanan akhir diastol, maka preload ventrikel kiri
diwakili oleh tekanan akhir diastolik ventrikel kiri.
b. Beban akhir (afterload)
Adalah kekuatan atau tekanan ruang jantung dimana ruang jantung harus
menejeksikan darah selama sistolik. Faktor yang penting dalam menentukan
afterload adalah tahanan paskular, juga pada pembuluh sistem dan fulmonal.
Afterload sering sama dengan tahanan faskular atau tahanan faskular fulmonar
afterload mempengaruhi isi sekuncup dalam (stroke volume) karena peningkatan
atau pengosongan ventrikel dengan mudah selama sistole.
c. Kontraktilitas
Kemampuan inotropik dan beban kerja jantung disebut kekuatan kontraktil.
Kekuatan otot jantung berubah dalam respons terhadap rangsangan neural dan
terhadap kadar ketekolamin sirkulasi.
d. Frekuensi jantung
Meskipun jantung memiliki kemampuan berdenyut secara mandiri terhadap
pengaruh ekstrinsik, frekuensi jantung dibawah pengaruh otonomik dan
katekolamin adrenal. Serat parasimpatik dan simpatik yang mempersarafi nodus SA
dan AV. Selain itu berberapa serat simpatik berakhir pada jaringan miokard.
Adanya peningkatan atau penurunan frekuensi jantung akan mempengaruhi cardiac
output. Batasan frekuensi antara 50 sampai 170 kali denyut permenit. Bila lebih
dari 170 kali pemenit maka pengisian kembali pada saat diastolik tidak adekuat,
dan bila kurang dari 50 kali denyut permenit akan menurunkan kardia orput karna
ejeksi berkurang. Batasan frekuensi tersebut akan berpariasi untuk setiap individu.
Jurah jantung merupakan faktor utama yang perlu diperhitungkan dalam
sirkulasi, karena curah jantung mempunyai peranan penting dalam tranportasi darah
yang memasok berbagai nutrisi. Curah jantung adalah jumlah darah yang
dipompakan oleh ventrikel dalam satu menit. Nilai normal pada orang pada orang
dewasa berkisar 4-6 liter permenit. Jurah jantung merupakan hasil dari stroke
volume dan frekuensi denyut jantung. Stroke volume sendiri adalah jumlah darah
yang diejeksikan setiap kontraksi ventrikel. Pada dewasa muda kurang lebih 60-100
ml darah.
10. Peredaran Darah
Pembuluh darah adalah parasarana jalan bagi aliran darah.
a. Peredaran besar (sirkulasi sistemik) yaitu dari jantung-seluruh tubuh-jantung.
b. Peredaran darah kecil ( sirkulasi pulmonal) yaitu jantung-paru –jantung.
Darah kotor-atrium kanan- katup trikuspidalis- ventrikel kanan- katup
pulmonal- paru- atrium kiri- katup mitral- ventrikel kiri- katup aorta- seluruh tubuh.
11. Koronaria
Suplai darah ke miokardium berasal dari aorta tepat dibawah katup aorta. Arteri
koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel kiri dan arteri koroner kanan
memperdarahi sebagian besar ventrikel kanan.Arteri Koroner Kiri (Left main
Coronary artery - LMCA) mempnyai 2 cabang besar yaitu :ramus desenden
anterior (left anterior desenden-LAD) dan ramus sirkumfleks (left-LCx). Arteri ini
melingkari jantung dalam dua lengkuk anatomis eksternal, yaitu siklus atrioventrikler
yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, dan sulkus interventrikuler
yang memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk di bagian permukaan
posterior jantung merupakan salah satu bagian yang kritis dipandang dari sudut
anatomis jantung. Tempat ini dikenal dengan sebutan kruks jantung, dan merupakan
salah satu bagian terpenting dari jantung. Nodus Atrio ventrikuler
(atrioventriculernode –AVN) berlokasi pada titik pertemuan ini, dan pembuluh darah
yang melewati kruks tersebut merupakan pembuluh darah yang melewati kruks
tersebut merupakan pembuluh darah yang memasok nutrisi AVN. Arteri koronaria kiri
bercabang segera sesudah meninggalkan pangkalnya Aorta. Rumus sirkumfleks
berjalan disisi kiri jantung di sulkus atrioventrikuler kiri. Perjalanan secara berkeliling
ini sesuai dengan sebutan dan fungsinya sebagai pembuluh darah sirkumflleks.
Demikian juga dengan ramus desenden anterior, yang menyatakan jalan anatomis
dari cabang arteri tersebut. Arteri tersebut trdapat disebalah depan kiri dan turun ke
bagian bawah permukaan jantung melalui sulkus interventrikular sebelah ddepan,
kemudian melintasi apex jantung berbalik arah dan terus mengalir ke atas sepanjang
permukaan bawah daro sulkusinterventrikelkuler untuk bersatu dibagian dista dengan
cabang artei koroner kanan. Jalur-jalur anatomis ini menghasilkan suatu hubungan
antara arteri koroner dan penyediaan nutrisi otot jantung. Istilah dominasi kanan dan
dominasi kiri sebenarnya menggambarkan apakah arteri kanan atau arteri koroner kiri
yang melewati kruks tersebut.
Tujuh puluh lima persen jantung manusia adalah dominan kanan. Bila situasi ini
berlaku, arteri koroner kanan melewati bagian posterior dan bertanggung jawab untuk
suplai darah ke sisi posterior jantung dan bagian posterior septum interventrikuler.
a. Arteri koroner kanan (Right Coronary artery –RCA)
Berjalan kesisi kanan jantung, pada sulkus atrio ventrikuler kanan. Pada
dasarnya arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel
kanan dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Meskipun nodus SA (Sino
atrial Node) letaknya diiatrium kanan, tetapi hanya 55% kebutuhan nutrisinya
dipasok oleh arteri koronaria kanan, sedang 42% lainnya dipasok oleh cabang arteri
sirkumfleks kiri. Nutrisi untuk nodus AV (Atrioventrikuler node) dipasok oleh
arteri yang melintasi kruks, yakni 90% dari artei koroner kanan dan 10% dari arteri
sirkumfleks
b. Vena jantung
Distribusi vena koroner sesungguhnya pararel dengan distribusi arteri konorer.
Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian yaitu:
1) Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari
miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.
2) Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan
sebagian besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan
3) Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling besar dan
paling penting, berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard
kedalam atrium kanan melalui ostium sinus koronarius yang bermuara di
samping vena kava inferior.
12. Pengaruh Berbagai Ion Pada Fungsi Jantung
a. Pengaruh Ion Kalium
1) Kelebihan: Menyebabkan jantung menjadi sangat dilatasi dan lemas serta
frekuensi jantung lambat.
2) Kekurangan: menghambat hantaran impuls jantung dari atrium ke ventrikel
melalui berkas A-V Node
3) Peningkatan konsentrasi kalium hannya 8-12 mEq/liter 2-3 kali normal
biasanya akan menyebabkan kelemahan jantung sedemikian rupa sehingga
akan menyebabkan kematian.
b. Pengaruh ion Kalsium
1) Kelebihan: menyebabkan jantung berkontraksi spastik. Hal ini disebabkan oleh
efek langsung ion kalsium untuk merangsaion kalium dengan proses kontraksi
jantung.
2) Defisiensi: menyebabkan jantung lemas sama dengan efek kalsium
3) Pengurangan konsentrasi ion kalsium yang besar biasanyan akan mematikan
orang, karena tetani yang timbul sebelumnya akan mempengaruhi jantung
dengan bermakna.
4) Peningkatan ion kaalsium hampir tidak pernah terjadi karena ion kalsium
diendapkan dalam tulang.
c. Pengaruh ion natrium
1) Kelebihan: menekan fungsi jantung, suatu efek yang sama seperti ion kalium
dengan alasan yang berbeda sama sekali., makin besar kontraksi ion natrium
dalam cairan ekstrasel makin kurang efektifitas ion kalsium menyebabkan
kontraksi, bila terdapat kontraksi aksi.
2) Konsentrasi natrium yang sangat rendah sering menyebabkan kematian karena
fibrilasi jantung.
d. Pengaruh suhu pada jantung
1) Peningkatan suhui menyebabkan peningkatanan frekuensi jantung yang besar.
2) Penurunan suhu sangat mengurangi frekuensi
3) Kekuatan suhu moderat, tetapi peningkatan suhu yang lama melelahkanjantung
dan menyebabkan kelemahan
13. Aliran Arus Listrik di Sekitar Jantung Selama Siklus Jantung
Jantung sebenarnya tergantung dalam suatu medium konduktif, bila satu
bagian ventrikel menjadi elektronegatif bila dibandingkan dengan sisanya, arus listrik
menggalir dari daerah berdepolarisasi ke daerah berpolarisasi dalam jalur berputar
besar. Selama siklus depolarisasi arus listrik terus mengalir dalam arah dari basis
jantung menuju keeapeks, sewaktu ipuls menyebar dari permukaan endokarnial ke luar
melalui otot rentikel.
Dalam membuat perekaman elektrodiografik, digunakan bermacam-macam
posisi standar untuk penempatan elektroda dan positif atau negatifnya polaritas
rekaman selama setiap siklus jantung ditentukan olehy orientrasi elektroda dengan
mengingat aliran arus di dalam jantung. Beberapa sistem elekroda konvensional yang
biasanya disebut sandapan elektrokardiografik.
a. Denyut Premature
Suatu denyut premature Adalah sebuah kontraksi jantung sebelum waktu
terjadinya kontraksi normal yang diharapkan. Keadaan ini juga sering disebut
ekstrasitole. Sebagian besar denyut premature disebabkan oleh fokus ektopik di
dalam jantung., yang memancartkan impuls abdonormal pada waktu-waktu yang
tetap selama irama jantung.
Beberapa denyut premature ventrikel bersifat jinak dan diakibatkan oleh
faktor-faktor sederhana seperti rokok,kopi,dan kurang tidur sebagai keadaan toksik
ringan dan bahkan kiritabilitas emosional,sebaliknya sebagian besar denyit
premature ventrikel benar-benar diakibatkan oleh penyakit jantung.
b. Rangsangan Jantung Berirama.
Jantung manusia berkontraksi secara berirama dengan frekuensi sekitar 72
denyutan per menit. Semua jaringan peka rangsangan dapat melepaskan muatan
listrik secara berulang bila lambat rangsangannya cukup rendah. Misalnya serabut
saraf dan serabut otot rangka yang dalam keadaan normal sangat stabil, melepaskan
muatan berulang bila konsentrasi ion K turun di bawah nilai kritis.
14. Pengaturan Irama dan Hantaran Jantung oleh Saraf-saraf Otonom
Jantung disarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis
a. Perangsangan simpatis
1) Memperkuat dan mempercepat denyut jantung
2) Melebarkan(vasolidatasi) arteri coronia
3) Rasa nyeri jantung
b. Perangsangan Parasimpatis:
1) Mengurangi kecepatan dan kekuatan denyut nadi
2) Vaspkontriksi arteri koronoia
15. Irama-irama Abnormal Jantung
a. Kontraksi premature-fokus ektopik
Suatu gelombang depolarisasi menyebar ke luar dari daerah yang peka dan
menimbulkan kontraksi premature jantung. Fokus tempat impuls abnormal
dibangkitkan disebut suatu fokus ektopik.
Lazimnya suatu fokus ektopik adalah suatu daerah otot yang peka akibat
daerah iskemia setempat.,penggunaan stimulan berlebih-lebihan(Kafein
Nikotin),Kurang tidur,ansietas,atau keadaan lemah lainnya.
b. Blok Jantung
Kadang-kadang penghantaran impuls melalui jantung dihambat pada suatu
kritis dalam sistem hantaran. Salah satu tempat tersering adalah diantara atrium dan
ventrikel. Keadaan ini disebuat blok atrioventrikular. Hal ini dapat diakibatkan oleh
kerusakan atau depresi terbatas oleh serabut junctional AV atau berkas AV
c. Fluter dan Fibrilasi
Kontraksi biasa yang frekuensinya rendah (200-300) denyutan/ menit biasanya
disebut flutter daan kontraksi tak terkoordinasib sangat tinggi disebut fibrilisasi.
d. Gerakan sirkuls
Gerakan sirkuls timbul apabila suatu impuls dimulai pada suatu bagian otot
saja, menyebar dalam lintasan meligkar melalui jantung dan kemudian kembali ke
otot yang mula-mula terangsang untuk merangsang lagi.
Ada 3 macam keadaan yang dapat menyebabkan impuls ini terus berjalan
mengelilingi lingkaran itu.
1) Pertama, bila lintasan keliling lingkaran itu panjang, pada saat impuls kembali
ke posisi jam 12 otot yang semula dirangsang tidak refrakter lagi dan impuls
akan terus mengelilingi lingkaran iyu berulang-ulang
2) Kedua, bila panjang lintasan tetap konstan, tetapi kecepatan penghantaran
menjadi menurun
3) Ketiga, masa refrakter otot tersebut mungkin telah menjadi sangat memendek.
e. Fibrilasi Atrium
Fibrilasi Atrium sangat sering terjadi bila atrium menjadi sangat membesar. Sudah
jelas bahwa fibrilasi atrium menyebabkan inkoordinasi menyeluruh kontraksi
atrium sehingga pompa atrium berhenti sama sekali.
f. Fibrilai fentrikel
Fibrilasi ventrikel terutama disebabkan oleh syok listrik dan fokus ektopik.
A.Biodata
a. Identitas klien
Nama : Tn.W.R
Umur : 62 Tahun
Alamat : Ds Gosoma
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SMP
No.RM : 453402
Dx medis : Hipertensi
b. Penaggung Jawab
Nama : Ny.W.R
Umur : 35 Tahun
B.Keluhan utama
a. Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
d. Riwayat psikososial
1. Pola kognitif
2. Pola koping
Klien mampu menerima keadaan fisiknya dan percaya pada perawatan yang
diberikan
3. Pola interaksi
e. Riwayat spiritual
f. Pemenuhan KDM
- Di Rumah
- Di RS
- Di Rumah
- Di RS
3. Eliminasi
- Di Rumah
- Di RS
BAK 3-4x/hari
4. Personal Hygine
- Di Rumah
- Di RS
5. Aktifitas
- Di Rumah
- Di RS
6. Ketergantungan
- Obat-obatan : -
g. Pemeriksaan Fisik
2. Tanda-tanda vital
N : 84 x/m VERBAL : 3
R : 20 x/m MOTORIK : 6
Sb : 36 c
a) kepala
b) mata
c) telinga
inspeksi : simetris kanan dan kiri ,terlihat serumen ,tidak ada lesi.
d) hidung
e) mulut
inspeksi : kebersihan mulut cukup,tidak ada lesi dan stomatitis
f) leher
inspeksi dan palpasi : tidak ada pembesarn kelenjar tiroid dan vena
jugularis
g) dada
inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris kanan dan kiri
palpasi : tidak ada nyeri tekan , expansi paru simetris saat inspirasi
dan expirasi
h) abdomen
i) Ektremitas atas
inspeksi : pergerakan tangan kanan dan kiri baik, ROM baik ,terpasang
venocath pada tangan kiri
j) ektremitas bawah
k) genetalia
l) kulit
PATOFISIOLOGI “ HIPERTENSI “
DIET,GAYA HIDUP,DAN PENYAKIT TERTENTU
BERKURANG
JARINGAN SEREBRAL
KERUSAKAN KOMUNIKASI
VERBAL
NYERI
GANGGUAN POLA
ELIMINASI FECAL
*Pemeriksaan penujang
Hasil laboratorium
- 29-07-2011 Nilai normal
LED : 15
HB : 13,6 gr % 12-18 gr %
HT : 38 % 36 -56 %
Leukosit : 4900 /mm3 4900 -9000 /mm3
Trombosit : 189.000 /mcl 120.000 – 380.000 / mcl
Na : 134,5 meq/L 135 -148 /meq/L
K : 4,44 meq /L 3,6 -5,2 meq /L
Cl ; 92,7 meq/L 94-111 meq /L
Glucose :141 mg /dl 75 -115 mg /dl
Urea UV : 9,8 mg/dl 10- 50 mg /dl
Creatinine : 1,34 mg /dl 0,5 -1,1 mg /dl
TERAPI MEDIC
Captopril 2x 25 mg
Cefixime 2x 100 mg
Asam mefenamat 2x 50 mg
Propanolol 2x 40 mg
Rannitidin 2x1
Amitraphylylin 2x1
Methyoebal 3x500 mg
Trombo aspilet 1x1
Methyl prednisolone 2x1 mg
Dulcolax 1 amp
PENGELOMPOKAN DATA
1. Data Subjectif
2. Data Objetif
ANALISA DATA
DATA PENYEBAB MASALAH
Nyeri kepala
BAB ( - )
*DIANGNOSA KEPRAWATAN
DO : - TD :150 / 90 mmHg
3. Ganguan pola eliminasin fecal b/d kurangnya motilitas usus yang ditandai dengan :
DO : BAB ( - )
2)berikan obat
sesuai indikasi
CATATAN PERKEMBANGAN
DX 2
(12.45) 1.mengkaji derajat difungsi (14.00)
bicara klien dengan klien
dapat menjawab setiap S: klien mengeluh merasa
pertanyaan yang diajukan sulit
(12.30) 2.memncoba untuk berbicara untuk berbicara
pada klien
(12.40) 3.mengajak klien untuk
berkomunikasi lewat cara non O:bicara klien telor
verbal
(13.00) 4.melayani makan siang.Porsi A:maslah belum teratasi
makan dihabiskan
(13.30) 5.melayani obat oral P:lanjutkan intervensi
keperawatan
DX 3
(16.00) 1.memberikan makanan yang (21.00)
berserat mis buah pisang S: klien mengatakan sudah
(17.00) 2.meberikan obat dulcolax 1 BAB
amp
(17.10) 3.memberi penjelasn pada O:BAB (+)
klien Mengenai obat yang
diberikan A: masalah teratasi
(18.00) 4.melayani makan malam
(18.30) 5.melyani obat oral P: -
03 - 08 -2011
(21.00)
(07.00) 1.mengontrol KU klien.KU
klien baik, kesadaran compos S: nyeri bagian kepala
mentis berkurang
(07.30) 2.mengobservasi vital sign
TD : 140 / 90 mmHg O: -bicara klien sudah mulai
N :80 x/m membaik
R :20 x/m - TD 140 /90 mmHg
Sb :36,5 c
(08.00) 3.melayani makan pagi.Porsi A:maslah teratasi sebagian
makan dihabiskan
(13.30) 4.memberikan obat oral
P: lanjutkan tindakan
perawatan
Keterangan :
: Laki- laki
Tn. A
56th “Stroke
Hemoragic” : Perempuan
Tn. A adalah anak pertama dari empat bersaudara, mempunyai lima orang anak
yang ketiga anaknya yang terakhir masih tinggal serumah dengan Tn. A. Tidak
mempunyai riwayat penyakit menular maupun riwayat penyakit keturunan.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan Leher
2. Jantung
BJ I/II murni, tidak ada BJ I/II murni, tidak ada BJ I/II murni, tidak ada
Auskultasi
gallops, tidak ada mur- gallops, tidak ada mur- gallops, tidak ada mur-
mur mur mur
3. Paru
4. Abdomen
5. Ekstremitas
1. Ekstremitas Atas
Kanan Kiri
Tanggal
Kesemutan Edema Baal Nyeri Kesemutan Edema Baal Nyeri
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
06 Juli 2009 - -
dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
07 Juli 2009 - -
dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai
09 Juli 2009 - - - - - - - -
Ket: (-); tidak ada, (+); ada
2. Ekstremitas Bawah
Kanan Kiri
Tanggal
Kesemutan Edema Baal Nyeri Kesemutan Edema Baal Nyeri
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
06 Juli 2009 - -
dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
07 Juli 2009 - -
dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai
09 Juli 2009 - - - - - - - -
Tanda-Tanda Vital
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
E. Sistem Persyarafan
1. Fungsi Serebral
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Tingkat
Somnolent Somnolent Somnolent
Kesadaran
Status GCS
E4 M5 V afasia E4 M5 V3 E4 M5 V3
Mental
Gaya Bicara
Tidak bersuara Pelan Pelan
Orientasi Waktu
Sulit dinilai Baik Baik
Fungsi Orientasi Orang
Sulit dinilai Baik Baik
Intelektual
Orientasi Tempat
Sulit dinilai Baik Baik
Spontan, alamiah,
Sulit dinilai + +
masuk akal
Daya Pikir Kesulitan
Sulit dinilai - -
Berpikir
Halusinasi
Sulit dinilai - -
Status Alamiah dan
Sulit dinilai - -
Emosional Datar
Pemarah
Sulit dinilai - -
Cemas Sulit dinilai - -
Apatis
Sulit dinilai - -
Nervus II (Optikus)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Mampu
Ketajaman Mampu melihat
Sulit dinilai membaca tulisan
Penglihatan tetesan infus
dg benar
Mampu melihat Mampu melihat
Lapang Pandang
Sulit dinilai perawat yang perawat yang
Mata Kanan datang datang
Mampu Mampu
Melihat Warna menyebutkan menyebutkan
Sulit dinilai warna tertentu dg warna tertentu dg
benar benar
Mampu
Ketajaman Mampu melihat
Sulit dinilai membaca tulisan
Penglihatan tetesan infus
dg benar
Mampu melihat Mampu melihat
Lapang Pandang
Sulit dinilai perawat yang perawat yang
Mata Kiri datang datang
Mampu Mampu
Melihat Warna menyebutkan menyebutkan
Sulit dinilai warna tertentu dg warna tertentu dg
benar benar
Nervus IV (Trochlearis)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Pergerakan
Mata Sulit dinilai Mampu Mampu
mata ke atas
Kanan
dan ke bawah
Pergerakan
Mata Sulit dinilai Mampu Mampu
mata ke atas
Kiri
dan ke bawah
Nervus V ( Trigeminus)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Nervus VI (Abducen)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Pergerakan
Sulit dinilai Mampu Mampu
Mata mata lateral
Kanan Melihat
Sulit dinilai Mampu Mampu
kembar
Pergerakan
Sulit dinilai Mampu Mampu
Mata mata lateral
Kiri Melihat
Sulit dinilai Mampu Mampu
kembar
Nervus VII (Fasialis)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Mengerut dahi
Tidak Mampu Tidak Mampu
Sulit dinilai
Tersenyum
Tidak Mampu Tidak Mampu
Sulit dinilai
Mengangkat alis
Tidak Mampu Tidak Mampu
Sulit dinilai
Menutup mata
Mampu Mampu
Sulit dinilai
Rasa kecap 2/3
Baik Baik
anterior lidah Sulit dinilai
Nervus IX (Glossopharyngeus)
Nervus X (Vagus)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Menelan
Sulit dinilai Baik Baik
Bicara
Sulit dinilai Baik Baik
Nervus XI (Accesorius)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Mengangkat Kanan Sulit dinilai Tidak mampu Tidak mampu
bahu Kiri Sulit dinilai Mampu Mampu
Pergerakan Kanan Sulit dinilai Mampu Mampu
kepala Kiri Sulit dinilai Mampu Mampu
NervusXII (Hypoglasus)
Tanggal 06 Juli 2009 08 Juli 2009 09 Juli 2009
Menjulurkan lidah Sulit dinilai Mampu Mampu
Ke
Sulit dinilai Tidak mampu Tidak mampu
Menggerak- kanan
kan lidah Ke kiri
Sulit dinilai Tidak mampu Tidak mampu
4. Pemeriksaan Refleks
Refleks biseps
Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = +
Refleks triseps
Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = +
Refleks patella Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = +
Refleks achiles Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = +
F. Sistem Integumen
Mukosa Capilar refill
Tanggal Warna kulit Turgor Kelainan
bibir time
Pigmentasi,
Turgor kulit Mukosa bibir
06 Juli 2009 kulit merata, > 2 detik Tidak ada
cukup elastis lembab
warna
coklat,
tekstur halus
Pigmentasi,
kulit merata, Turgor kulit
Mukosa bibir
07 Juli 2009 warna cukup elastis 2 detik Tidak ada
lembab
coklat,
tekstur halus
Pigmentasi,
kulit merata, Turgor kulit
Mukosa bibir
09 Juli 2009 warna cukup elastis 2 detik Tidak ada
lembab
coklat,
tekstur halus
G. Sistem Imunitas
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar thyroid.
Leukosit 17,10 (26/06/09)
H. Status Nutrisi
a.Antropometri
Sebelum masuk rumah sakit: (2 bulan yang lalu)
BB : Sulit dinilai TB : Sulit dinilai LILA : Sulit dinilai
Saat Dirawat:
BB : 65 kg TB : 165 cm LILA : 25 cm
IMT ( Indeks Massa Tubuh ) Nilai standar IMT
IMT = BB (kg)
Nilai Kategori
TB (m) ²
<20 Underweight
65
20-25 BB normal
= ( 1 ,65 )2 25-30 Overweight
>30 Obesitas
= 23,8 kg/m2
Kesan: BB Normal
b.Biokimia
Hb : 16,10 gr % (26/06/09)
Albumin : gr / dl (26/06/09)
c. Penampilan fisik
Lemah, seperti orang bingung
Konjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.
d.Diit
Diit Nasi Tim
I. Status Cairan
Tabel balance cairan dalam 24 jam
Balance
Tanggal Intake Output
Cairan
Infus RL 20 tpm =1500 Urine = 1000
Minum = 800 IWL = 284
06 Juli 2009 Air dalam makanan = 500 Feses = - + 1516 cc
Air hasil metabolisme = -
Total input =2800 Total output = 1284
J. Status Higienis
Tanggal Mandi Menggosok gigi Memotong kuku Keramas
06 Juli 2009 Dibantu Dibantu - -
07 Juli 2009 Dibantu Dibantu - -
09 Juli 2009 Dibantu Dibantu Dibantu -
K. ADL
L. Status Eliminasi
Sebelum Masuk RS
BAB
Frekuensi Warna Konsistensi
1X Coklat Lembek
BAK
Frekuensi Jumlah Warna Nyeri
5-6x per hari 1500 cc Kuning jernih -
Selama di RS
BAB
Tanggal Frekuensi Warna Konsistensi
06 Juli 2009 - - -
07 Juli 2009 1X Coklat Lembek
BAK
Tanggal Frekuensi Jumlah Warna Nyeri
06 Juli 2009 3-4 x 1000 cc Kuning jernih Sulit dinilai
07 Juli 2009 3-4 x 800 cc Kuning jernih -
09 Juli 2009 3-4 x 800 cc Kuning jernih -
M. Status Mobilisasi
Skor Norton 13 (kemungkinan kecil terjadi)
- Kondisi fisik umum: baik (4)
- Kesadaran: somnolent (2)
- Aktivitas: tiduran (1)
- Mobilitas: sangat terbatas (2)
- Inkontinensia: tidak terjadi (4
Kategori skor:
16-20: kecil sekali/tidak terjadi
12-15: kemungkinan kecil terjadi
<12: kemungkinan besar terjadi
N. Status Ekonomi Kesehatan
Semua biaya perawatan selama dirawat adalah tanggungan pribadi.
O. Tindakan Kolaborasi Kesehatan
Tanggal/Jam Tindakan kolaboasi Ahli
24 Juni 2009 CT Scan kepala tanpa kontras Radiologi
c. Hasil EKG
Kesan: 25 / 06 / 09
Sinus Takikardia, LVH
d.Hasil CT-Scan
Kesan:
CT Scan kepala tanpa kontras (01 / 07 / 09)
Masih tampak perdarahan pada pedunkules cerebri kiri, mesencephalon kiri
dan thalamus kiri tetapi densitas dan volumenya berkurang.
Udem perifokal lebih luas.
Efek massa masih tampak.
II. ANALISA DATA
Tgl No Data Fokus Problem Etiologi TTD
06’07’ 1 DS: - Perfusi Interupsi aliran
09 jaringan darah :
DO: serebral tidak hemoragik
GCS E4 M5 Vafasia efektif serebral
Tingkat kesadaran
somnolent
Kekuatan otot ekstremitas
superior ka=ki 0/5,
ekstremitas inferior ka=ki
0/5
Hemiplegi ektremitas
dextra
Capillary refill > 2dtk
CT Scan kepala tanpa
kontras (01 / 07 / 09)
Kesan :
Tampak perdarahan
pada pedunkules
cerebri kiri,
mesencephalon kiri
dan thalamus kiri tetapi
densitas dan
volumenya berkurang.
Udem perifokal lebih
luas.
Efek massa masih
tampak.
06’07’ 2 DS: - Kerusakan Kerusakan
09 DO: mobilitas fisik neoromuskuler,
Penampilan umum lemah penurunan
Kekuatan otot ekstremitas kekuatan otot
superior ka=ki 0/5,
ekstremitas inferior ka=ki
0/5
Hemiplegi ektremitas
dextra
Indeks KATZ = G (tidak
mandiri untuk semua
aktivitas sehari-hari)
Reflek biseps ka=ki :+/++
Refleks triseps ka=ki :+/++
Refleks patela ka=ki :+/++
Refleks asciles ka=ki :+/+
+
V. RENCANA KEPERAWATAN
No
Tgl/ .
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi TTD
jam Dx
.
06’07’ 1 Setelah dilakukan tindakan Mandiri
09 keperawatan selama 3x7 jam 1. Monitor tekanan darah.
diharapkan perfusi jaringan 2. Letakkan kepala dengan posisi
serebral adekuat dengan kriteria agak ditinggikan (30o) dan dalam
hasil: posisi anatomis.
Menunjukkan peningkatan 3. Tinggikan tangan dan kepala.
tingkat kesadaran menjadi 4. Pertahankan keadaan tirah
CM baring.
Menunjukkan tekanan darah 5. Catat status neurologis.
dalam rentang normal (120 – Kolaborasi
140/60 – 90 mmHg) 6. Berikan O2 tambahan sesuai
Tidak ada tanda-tanda indikasi.
peningkatan TIK
06’07’ 2 Setelah dilakukan tindakan Mandiri
09 keperawatan selama 3x7 jam 1. Kaji kemampuan
diharapkan kerusakan mobilitas fungsional/luasnya kerusakan
fisik dapat diminimalkan, awal dan dengan cara yang
dengan kriteria hasil: teratur.
Klien dapat duduk tanpa 2. Latih melakukan latihan rentang
bantuan. gerak aktif dan pasif pada semua
Klien dapat makan dan ekstremitas.
minum secara mandiri. 3. Sokong ekstremitas dalam posisi
Klien dapat melakukan ROM fungsionalnya, gunakan papan
aktif sesuai dengan kaki selama periode paralisi
kemampuannya. flaksid. Pertahankan posisi
kepala netral.
4. Tempatkan bantal dibawah
aksila untuk melakukan abduksi
pada tangan.
5. Posisikan lutut dan panggul
dalam posisi ekstensi.
6. Pertahankan kaki dalam posisi
normal.
7. Anjurkan pasien untuk
membantu pergerakan dan
latihan dengan menggunakan
ekstremitas yang tidak sakit
untuk
menyokong/menggerakkan
daerah tubuh yang mengalami
kelemahan.
Kolaborasi
8. Konsultasikan dengan ahli
fisioterapi.
09/07/09 1 S:-
21.00 Meninggikan posisi tangan dan O: TD : 140/90 mmHg
kepala (30o)
22.00 1 S: -
O:
Klien dalam posisi
anatomis dengan kepala
agak tinggi (30o) tampak
nyaman
Mengkaji status neurologis.
S:
22.15 O:
1 Kesadaran
somnolent
GCS E4M6V3
Pandangan klien
masih tampak
Mengkaji tonus otot ektremitas kosong
05.30 S: -
2 O:
Ektremitas dextra
masih tampak lemas.
Tonus otot
ektremitas atas ka/ki
1/5
Tonus otot
ektremitas bawah
ka/ki 1/5
06.00 Melakukan ROM pasif maupun aktif
pada klien S: Keluarga klien
mengatakan tangan dan
1,2 kaki kiri klien masih
belum bisa bergerak
sendiri.
O: -
S: Keluarga klien
07.00 Mengingatkan kembali pada mengatakan akan berusaha
2 keluarga klien untuk membantu melatih aktivitas klien
pergerakan dan latihan dengan secara bertahap.
menggunakan ekstremitas yang tidak O: -
sakit untuk
menyokong/menggerakkan daerah
tubuh yang mengalami kelemahan.
2 S:
Keluarga mengatakan semua ADL dengan bantuan
O:
Klien tampak badrest
Klien tampak lemah
Kekuatan otot ektremitas atas ka=ki :1/5
ektremitas bawah ka=ki : 1/5
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Pertahankan intervensi:
Lakukan alih baring
Monitoring daerah- daerah yang menonjol/
kemerahan.
Lakukan masase
07/07/09 1 S: -
21.00 O:
Klien dalam posisi anatomis, kepala agak
tinggi (30o)
TD 130/90 mmHg
Tingkat kesadaran somnolent
GCS E4M5V3
Capillary Refill 2’
A:
Masalah perfusi jaringan serebral tidak adekuat
teratasi sebagian
P:
Pertahankan intervensi:
Monitor TTV
Tinggikan posisi kepala (30o)
Pantau status neurologis
2 S:
Keluarga mengatakan klien BAK sudah mulai ke
kamar mandi tetapi masih dibantu untuk berjalan.
O:
Klien tampak badrest
Klien masih tampak lemah
Kekuatan otot ektremitas atas ka=ki :1/5
ektremitas bawah ka=ki : 1/5
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi:
Konsultasikan dengan ahli fisioterapi
09/07/09 1 S: -
07.00 O:
TD 130/90 mmHg
Tingkat kesadaran composmentis
GCS E4M5V3
Capillary Refill 2’
A:
Masalah perfusi jaringan serebral tidak adekuat
teratasi sebagian
P:
Pertahankan intervensi:
Pantau status neurologis
Monitor TTV
2 S:
Keluarga mengatakan sebagian ADL masih
dibantu oleh keluarga, seperti BAK,BAB.
O:
Klien masih tampak lemah
Kekuatan otot ektremitas atas ka=ki :1/5
ektremitas bawah ka=ki : 1/5
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik teratasi sebagian
P:
Pertahankan intervensi:
Membantu pergerakan dan latihan dengan
menggunakan ekstremitas yang tidak sakit untuk
menyokong/menggerakkan daerah tubuh yang
mengalami kelemahan.
A. Pengkajian
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien = Tn.D
No RM = 201309
Usia = 38 tahun
Jenis kelamin = laki-laki
Tgl MRS =25-05-2015
Tgl pengkajian = 25-05-2015 ,jam 14.00 WIB
Status pernikahan =belum menikah
Agama =Islam
Suku/bangsa = Jawa , Indonesia
Pendidikan terahir =SMA
Pekerjaan =TNI
Lama bekerja =+
Sumber informasi =Ibu
Nama keluarga dekat yang di hubungi =Ibu (orang tua)
Alamat = Semen Kediri
Pendidikan terahir = SMA
Pekerjaan = IRT
2. Keluhan utama
Ds : Klien mengatakan sesak sejak hari sabtu
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan badan pasien sejak hari jumat . Klien juga mengeluh batuk
+ 2 hari yang lalu dan sesak ,dahak warna putih (+) tapi tidak keluar darah
(-),pilek (-),mual (+) ,muntah 2x (+) BAB biasa ,BAK lama (+) ,kaki terasa
linu ,hingga pada akhirnya tgl 25-05-2015 pukul 10.00 wib di bawa ke UGD
RS.
Bhayangkara Kediri setelah mendapatkan pertolongan pertama pasien di
pindahkan ke ruang ICU.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit dan tidak pernah
memiliki penyakit menahun. Hanya pernah sakit panas dan di bawa berobat
ke dotkter praktik dan di berikan obat minum sembuh .
5. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
menular ,menurun,menahun serta tidak ada dalam keluarga yang mengalami
penyakit serupa.
6. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum cukup
Kesadaran compos mentis
GCS 4 5 6
TTV : TD = 86/53 mmHg
N = 87 x/m
S = 368 oC
RR = 21 x/m
- Kepala
Inspeksi : - Penyebaran rambut merata tidak beruban
- Lesi (-)
- Benjolan (-)
- Pendarahan (-)
- Ukuran dan batuk proposional
Palpasi : - Nyeri tekan (-)
- Benjolan abnormal
- Pusing / sakit kepala (-)
- Mata
Inspeksi : - sclera ≠ ikterus
- perdarahan (-)
Palpasi: - konjugtiva ≠ anemis
- pandsngan jelas
- pembengkakan (-)
- Hidung
Inspeksi: - bentuk proporsional
- sekresi (-)
- epistaksis (-)
- ganguan penciuman (-)
Palapsi : - Nyeri tekan (-)
- Massa (-)
- Mulut
Inspeksi : - Kebersihan mulut Baik
-Mukosa bibir lembab
- Perdarahan (-)
- Bicara jelas
- Gangguan menelan sering tersedak
- Lesi (-)
- Grimace (+)
- Batuk (+)
- Telinga
Inspeksi : - Batuk simetris , proposional
- Perdarahan (-)
- Serumen (+)
Palpasi : - Nyeri tekan (-)
- Massa (-)
- Gangguan pendengaran (-)
- Leher
Inspeksi : - JVD ≠ terlihat
- Lesi (-)
- Devisiasi trakea (-)
- Massa abnoramal (-)
- Dada/thorax :
Inspeski: - Pergerakan dinding dada simetri
- Normal chest
- Lesi (-)
- Retraksi instercosta (-)
Palpasi: - Nyeri tekan (-)
- Nyeri dada (-)
Perkusi: Paru sonor
Aukulturasi: Paru-paru
Rhonky wheezing
- Abdomen :
Inspeksi: - Bentuk normal flat
- Lesi (-)
- Asites (-)
- Penegangan dinding perut (-)
Palpasi: - Nyeri tekan (-)
- Massa abnormal (-)
Akulturasi : BU: 5 ×/m
Perkusi : Timpani
- Genetalia : Tidak dilakukan di pengkajian
- Ekstremitas dan intergumen
Kekuatan otot 3 3
3 3
Akral
CRT < 2dtk
Edema +
Diaforesis / keringat (+)
Lemah (+)
7. Pemeriksaan penunjang
HB 14,0
LEUKOSIT 2500
PCV 41,3
TROMBOSIT 94.000
Urin Lenkap
SG 1,015
PH 5
LELI 25/ul +
NIT PO5
PRO 75 mg/dl +
GLUI 50 Mg/ dl +
KET Neg
ubg 8 mg/dl +++
bil 3 mg/dl ++
ery 25/ul ++
Sedimen
eritrosit 0-2/ipb
leukosit 0-1/ipd
kristal Uric acid 1-3/ ipk
ephitel Ginjal 0-1/ipk
silinder Granular cast 0-
1 /ipk
Lain-lain
Kateri Coccus
Candida Neg
Tricomonas Neg
Spermatozoa Neg
8. ANALISA DATA
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung.
2. Gangguan pola nafas.
10. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KESIMPULAN