PGMT Tugas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN

HORIZON TANAH

Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah :

Pengantar Geologi dan Morfologi Tanah

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9
PUTUT HERU PRASETIYO (201922201067)
PAULUS UJAT (201922201044)
AGUS YOSUA SIMATUPANG (201822201109)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS

TAHUN 2019
Daftar Isi

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Pengertian Horizon Tanah 1

B. Proses Terbentuknya Horizon Tanah 2

C. Profil Tanah 4

BAB II METODE PENGAMBILAN DATA 9

A. Lokasi Penelitian 9

B. Objek Penelitian 9

BAB III HASIL PENELITIAN 10

A. Pembahasan 10

B. Kesimpulan 11

Referensi

Lampiran-lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Horizon Tanah


Horizon tanah adalah lapisan tanah atau bahan tanah yang kurang lebih
sejajar dengan permukaan tanah dan berbeda dengan lapisan di sebelah atas
ataupun bawahnya yang secara genetik ada kaitannya.
Horizon tanah terbentuk karena proses perkembangan tanah. Urutan horizon
tanah dari permukaan ke bawah permukaan mengikuti logika pembentukan
tanah oleh berbagai proses translokasi, transformasi, pengurangan dan
penambahan atas senyawa kimia serta partikel tanah di dalam profil.

B. Proses Terbentuknya Horizon Tanah


Proses pembentukan tanah dimulai setelah ada bahan induk tanah yang merupakan
hasil pelapukan batuan induk. Pembentukan tanah memiliki empat proses, yaitu:

1.      Penambahan

Proses penambahan dalam pembentukan tanah berupa masuknya material baru


dalam profil tanah. Material tambahan yang datang dari atas merupakan material
baru dari lingkungan sekitar baik organik maupun nonorganik. Material nonorganik
yang datang dari atas permukaan seperti material letusan gunung api. Material
nonorganik yang datang dari bawah yang berasal dari pelapukan batuan dasar.
Akibat proses penambahan material baru, maka profil tanah menjadi semakin tebal.

2.      Pengurangan

Proses pengurangan atau kehilangan material dari profil dapat berupa pengikisan
oleh berbagai tenaga erosi. Proses pengurangan dapat pula disebabkan karena
perilaku biota tanah, khususnya biota yang membuat lubang di dalam tanah.

3.      Translokasi (perpindahan)

Translokasi merupakan perpindahan partikel tanah, khususnya yang berukuran yang


berukuran lempung hingga maksimum debu. Translokasi partikel tanah umumnya

1
terjadi di daerah yang mempunyai iklim basah sebagai akibat dari pergerakan air
infiltrasi.

4.      Transformasi

Terjadi pada profil tanah melibatkan berbagai proses kimia seperti hidrolis, hidratasi,
oksidasi, dan reduksi. Luruhnya sebuah senyawa kompleks menjadi senyawa-
senyawa yang lebih sederhana di pandang sebagai sebuah proses transformasi
karena menghasilkan senyawa baru. Wuju kasat mata dari proses trasnsformasi
yang terjadi pada profil tanah adalah perubahan warna

Horizon tanah terbentuk akibat proses perubahan-perubahan yang terjadi pada


lapisan bahan induk akibat perpindahan material halus dan unsur basa di lapisan
permukaan ke lapisan bahan permukaan. Semakin panjang kurun waktu
berlangsungnya proses pelapukan maka semakin tebal bahan induk yang terbentuk.
Semakin panjang kurun waktu pembentukan tanah maka semaki lengkap horizon
tanah yang terbentuk.

                         Gambar: perkembangan profil tanah menurut kurun waktu berjalannya proses
(Sartohadi dkk., 2012)

(Kondisi 1): Perkembangan tanah diawali dengan pelapukan batuan induk.

(Kondisi 2): Pelapukan menghasilkan batuan induk yang pecah-pecah dan tercerai
berai membentuk bahan induk tanah.

(Kondisi 3): Proses pelapukan terus berlanjut menghasilkan zona lapuk yang makin
dalam dan menghasilkan material berukuran halus. Seiring dengan proses pelapukan
yang semakin lanjut, kemampuan menyimpan air meningkat sehingga dapat
mendukung kehidupan makhluk hidup. Bagian atas zona lapuk yang tersusun oleh

2
material halus bercampur dengan pelapukan sisa organik menghasilkan material
yang berbeda dengan material bahan induk tanah yang disebut horizon A.

(Kondisi 4): Berjalannya waktu diikuti dengan proses pelapukan yang terus
berlangsung hingga zona lapuk semakin tebal. Infiltrasi air dan lapisan tanah
permukaan ke lapisan tanah bawah permukaan memindahkan unsur basa tanah dan
partikel berukuran halus sehingga terjadi penimbunan unsur basa tanah dan partikel
berukuran pada lapisan tanah bawah permukaan. Lapisan tanah bawah yang kaya
akan unsur basa tanah dan partikel berukuran halus hasil perpindahan dari lapisan
tanah atas disebut horison B.

(Kondisi 5): Intensitas pengaruh makhluk hidup dalam hal ini vegetasi semakin
meningkat sehingga laju sedimetasi organik melebihi laju dekomposisi yang pada
akhirnya membentuk horizon O. Kerterdapatan horizon O membuat air perkolasi
menjadi lebih efektif dan secara maksimal memindahkan hampir semua basa pada
lapisan tanah di bawah horizon A dan membentuk horizon E.

Bahan Induk > Tanah Muda (Immature)


Ciri : Akumulasi bahan organik di perrmukaan
Hancuran iklim sedikit
Pencucian/Traslokasi koloid
Hor A dan C ; Sifat bahan induk
Tanah Muda > Tanah Dewasa (Mature)
Ciri Matang
Perkembangan Hor. B
Terdiferensiasi horison (minimal)
Tanah Dewasa > Tanah Tua (Old-Stage)
Ciri Horison sangat terdiferensiasi
Lapisan padat (sifat kimia renah)
Sifat-sifat baru

3
Tanah Muda Tanah Dewasa Tanah Tua

C. Profil Tanah

Seperti halnya organisme, tanah menempati ruang, mempunyai bentuk, dan


susunan tubuh yang teratur seperti individu hewan atau tumbuhan.
Individu tanah sulit diamati secara langsung. Peralihan dari individu satu ke individu
lain tidak nampak jelas karena individu saling sambung-menyambung.
Di atas individu tanah umumnya kita hanya dapat melihat penggunaan tanahnya.
Individu tanah dinamakan pedon.
• Batas atas: udara, air dangkal, vegetasi, tumpukan serasah, lapisan
tipis terstratifikasi.
• Batas samping: beralih ke air yang dalam daerah tandus
(batuan/es), atau ke individu tanah yang lain.
• Batas bawah: beralih ke bahan bukan tanah atau ditentukan
secara arbitrer (perjanjian).
• Jika solum cukup dalam batas dicirikan oleh perakaran terbawah
tanaman tahunan asli, atau tidak adanya aktifitas organisme.
• Bila solum >2 m batas bawah cukup 2 m.
• Pedon adalah satuan atau volume tanah terkecil yang
mengandung semua horison dari tipe tanah tertentu.

 Profil Tanah adalah penampang vertikal tanah dua dimensi yang


memperlihatkan susunan horison.

4
 Tubuh tanah (individu tanah) umumnya dapat meluas hingga puluhan hektar.
Namun dari segi fisik, kimia, dan mineralogi tanah bersifat homogen.
 Hal tersebut penting bagi satuan penelaahan dan pengambilan contoh pewakil;
karena ini tidak bisa dilakukan pada setiap tempat.
 Untuk mengetahui sifat dan karakteristik individu tanah kita harus membedah
tubuh tanah tersebut sehinga tampak penampang vertikalnya termasuk batas
atas dan bawahnya (susunan dan jenis horison).
 Profil tanah adalah susunan tanah berdasarkan lapisan-lapisan tertentu yang
menunjukan tingkat kepadatan, warna, dan tekstur yang berbeda beda.
 Sebuah horizon tanah merupakan penampang melintang dari permukaan tanah
hingga ke bahan induk tanah. Lapisan tanah atas (top soil) terdiri dari: (1)
horizon O, dan (2) horizon A. Lapisan tanah bawah (sub soil) terdiri dari: (1)
horizon E, dan (2) horizon B. Solum tanah meliputi: (1) lapisan tanah atas, dan
(2) lapisan tanah bawah. Secara umum, lapisan-lapisan tanah tersusun dari
beberapa lapisan sebagai berikut:          
a)      Horizon O

Horizon ini dapat ditemukan pada tanah-tanah hutan yang masih alami. Lapisan ini
merupakan lapisan organik yang berada di atas tanah mineral. Terdapat banyak akar
tanaman, dan jasad renik tanah. Berwarna gelap dan kaya akan humus. Horizon O
merupakan horizon bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus daun
dan alas. Horizon organik merupakan tanah yang mengandung bahan organik > 20%
pada seluruh penampang tanah, tanah mineral biasanya kandungan bahan organik
kurang dari 20% karena sifat-sifatnya didominasi oleh bahan mineral. Ada 2 jenis
horison O yaitu :

a)    O1 : bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat.

b)   O2 : bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak terlihat.

b)     Lapisan Tanah Atas atau Horizon A

Lapisan ini merupakan lapisan tanah paling atas. Pada umumnya berupa tanah
organik karena berupa tanah muda sehingga masih terpengaruh oleh kondisi di atas

5
permukaan tanah. Lapisan ini ditandai dengan adanya zona perakaran dan kegiatan
jasad hidup tanah. Zona evaluasi yang mempunyai banyak humus. Berwarna
keabuan dan sedikit pucat. Horizon A merupakan horison di permukaan yang
tersusun oleh campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon A juga disebut
sebagai horison eluviasi (pencucian). Ada 3 jenis horison A, antara lain :

a).A1 : bahan mineral campur dengan humus dan berwarna gelap.

b).A2 : horizon dimana terjadi pencucian (aluviasi) maksimum terhadap liat Fe,
Al dan bahan organik.

c).A3 : horizon peralihan A ke B, lebih menyerupai A

c)      Horizon E

Merupakan  lapisan warna terang, terdiri dari pasir dan lumpur, setelah kehilangan
sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan melalui air tanah
(dalam proses eluviation).  Lapisan Eluviasi atau Horizon Eluviasi adalah horizon yang
telah mengalami proses eluviasi (pencucian) sangat intensif sehingga kadar bahan
organik tanah, liat silikat, Fe dan Al rendah tetapi kada pasir dan debu kuarsa
(seskuoksida) serta mineral resisten lainnya tinggi, sehingga berwarna agak terang.

d)     Lapisan Tanah Bawah atau Horizon B

Lapisan ini merupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci dari horizon A.
Pada lapisan ini terdapat bahan organik namun tidak sebanyak seperti pada lapisan
tanah atas atau horizon A. Zona akumulasi yang sedikit humusnya, berwarna coklat
kuning atau coklat kemerahan.

Horizon B adalah horison illuvial atau horison pengendapan sehingga terjadi


akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci dari horizon diatasnya. Horizon iluviasi
(penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan organik).
Ada 3 Jenis Horizon B, yaitu : 

a).B1 : Peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B

b).B2 : Penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al oksida, kadang-kadang


bahan organik.

6
c).B3 : Peralihan B ke C, lebih menyerupai B.

e)      Regolith atau Horizon C

Pada lapisan ini sudah mulai terbentuk namun masih ada ciri-ciri struktur batuan
induk. Zona terjadinya pelapukan bahan induk tanah.

Horizon C adalah lapisan tanah yang bahan penyusunnya masih serupa dengan
batuan induk (R) atau belum terjadi perubahan. Horizon C disebut juga dengan
regolithTerdiri. Tanaman akar tidak menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit
bahan organik yang ditemukan di lapisan ini.

f)       Horizon D dan R (Bed rock)

Pada horizon D dan R tersusun atas batuan keras yang tidak terlapukan. Batuan ini
dinamakan sebagai batuan induk atau dasar. Zona bahan induk tanah. Susunan
lapisan-lapisan tanah bisa berbeda antara tempat yang satu dengan tempat yang
lain. Ini terjadi karena adanya atau tergantung dari faktor-faktor penyebab
terbentuknya tanah di suatu daerah.

PENAMAAN HORISON

• Hor A: lambang horison permukaan warna


gelap seragam

• Hor B: lambang horison transisi antara A


dan C (dapat sebagai adanya akumulasi klei
atau Fe atau Al oksida).

• Hor C: lambang bahan yang dihancurkan


dibawah solum (bahan induk)

• Lambang R: batuan asal hor C

• Lambang D: subtrat di bawah C dan bukan


asal C

7
Sifat yang selalu ada pada setiap Profil Tanah:
1. Jenis dan susunan horison
2. Warna
3. Struktur
4. Tekstur
5. Konsistensi
6. Porositas
7. Perakaran

8
BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian mengambil tempat di Kebun Coklat Distrik Tanah Miring Kabupaten
Merauke. Adapaun Titik Koordinat Lokasi Penelitian adalah : 8°19'01.48"S
140°34'19.23"T.

B. Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah Objek Drainase yang sudah ada, Penelitian dilakukan
dengan mengkikis lagi panampang miring salurannya Drainase untuk mendapatkan
Susunan Horizon Tanah tersebut. Kedalaman sisi miring Saluran Drainase tersebut
adalah 2 m.

9
BAB III
HASIL PENELITIAN

A. Pembahasan
Lokasi Objek Penelitian adalah Kawasan yang memiliki Kontur Tanah
bergelombang (Tidak datar). Objek Penelitian Tanah sendiri adalah Drainase,
guna mendapatkan komposisi lapisan Tanah pada Drainase tersebut kami
mengikis dinding dari Drainase tersebut. Dari hasil Penelitian terhadap objek,
terdapat 4 (empat) Lapisan / Horizon Tanah.

Lapisan 1

Lapisan 2

Lapisan 3

Lapisan 4

Lapisan 1 : Tanah berwaran gelap (Abu-abu) dengan ketebalan 20 cm


Lapisan 2 : Tanah Berwarna Terang (Putih) dengan ketebalan 70 cm
Lapisan 3 : Tanah berwarna merah bercampur kerikil dengan ketebalan 20 cm
Lapisan 4 : Tanah berwarna Merah dengan tekstur padat, ketebalan 90 cm

Tanah pada Lapisan 4 biasa disebut dengan Selmat (Selecticve Material)

10
B. Kesimpulan
Dari Hasil Pengamatan dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Lapisan 1 : Merupakan Horison O atau A, Tanah berwarna gelap
 Lapisan 2 : Merupakan Horison B, berwarna terang yang merupakan
transisi, ada unsur Klei/lempung
 Lapisan 3 : Merupakan Horison B, berwarna Kuning/Merah sub soil,
merupakan transisi karena ada unsur kerikil.
 Lapisan 4 : Merupakan Horison C, berwarna Merah, bertestur padat.

11
Referensi

1. Materi Kuliah Pengantar Geologo dan Morfologi Tanah


2. http://anapratiwim.blogspot.com/2014/04/horizon-tanah.html
Lampiran-lampiran

Anda mungkin juga menyukai