Persyaratan Kualitas Air Limbah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR – B

PERSYARATAN KUALITAS AIR LIMBAH

Disusun oleh: Kelompok 2 2 D4 A

Alfin Sutanto (P21335118004)


Amalia Ramadona (P21335118008)
Muhammad dimas (P21335118037)
Nur afifah istiqomah (P21335118046)
Putri arvinanda (P21335118050)
Serli Yulianti (P21335118060)
Widya Kusuma (P21335118072)

Dosen Pengampu :
Syarifuddin , S.KM., M.Kes.

Zulfia Maharani, ST., M.Si.

PROGRAM STUDI D-IV SANITASI LINGKUNGAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120 Telp. 021-7397641, 7397643
Fax. 021-7397769 Website :www.poltekkesjkt2.ac.id Email :
[email protected]

2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukuri saya panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah Pengelolaan Limbah Cair – B yang berjudul
Persyaratan Kualitas Air Limbah. Dalam penulisan makalah ini kami mencari mendapat dari
berbagai sumber.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,masih terdapat banyak
kekurangan, kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar
kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis terlebih
kepada pembacanya.

Jakarta, 21 Februari 2020

Kelompok 2

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh
manusia. Air limbah perkotaan biasanya dialirkan di saluran air kombinasi atau saluran
sanitasi, dan diolah di fasilitas pengolahan air limbah atau septic tank. Air limbah yang telah
diolah dilepaskan ke badan air penerima melalui saluran pengeluaran. Air limbah, terutama
limbah perkotaan, dapat tercampur dengan berbagai kotoran seperti feses maupun urin.
Sistem pembuangan air adalah infrastruktur fisik yang mencakup pipa, pompa,
penyaring, kanal, dan sebagainya yang digunakan untuk mengalirkan air limbah dari
tempatnya dihasilkan ke titik di mana ia akan diolah atau dibuang. Sistem pembuangan air
ditemukan di berbagai tipe pengolahan air limbah, kecuali septic tank yang mengolah air
limbah di tempat. Pengolahan air limbah pada umumnya dilakukan dengan menggunakan
metode Biologi. Metode ini merupakan metode yang paling efektif dibandingkan dengan
metode Kimia dan Fisika. Proses pengolahan limbah dengan metode Biologi adalah metode
yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang
terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan
menghilangkan kandungan material, juga menjadikan material yang terurai tadi sebagai
tempat berkembang biaknya. Metode pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah
merupakan proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme
tersebut. Ini metode lumpur aktif merupakan metode pengolahan air limbah yang paling
banyak dipergunakan, termasuk di Indonesia, hal ini mengingat metode lumpur aktif dapat
dipergunakan untuk mengolah air limbah dari berbagai jenis industri seperti industri pangan,
pulp, kertas, tekstil, bahan kimia dan obat-obatan. Namun, dalam pelaksanaannya metode
lumpur aktif banyak mengalami kendala, di antaranya, diperlukan areal instalasi pengolahan
limbah yang luas, mengingat proses lumpur aktif berlangsung dalam waktu yang lama, bisa
berhari-hari, timbulnya limbah baru, di mana terjadi kelebihan endapan lumpur dari

3
pertumbuhan mikroorganisme yang kemudian menjadi limbah baru yang memerlukan proses
lanjutan.
Areal instalasi yang luas berarti dana investasi cukup besar, akibatnya pemanfaatan
teknologi lumpur aktif menjadi tidak efisien di Indonesia, ditambah lagi dengan proses
operasional yang rumit mengingat proses lumpur aktif memerlukan pengawasan yang cukup
ketat seperti kondisi suhu dan bulking control proses endapan.
Limbah baru merupakan masalah utama dari penerapan metode lumpur aktif ini. Limbah
yang berasal dari kelebihan endapan lumpur hasil proses lumpur aktif memerlukan
penanganan khusus. Limbah ini selain mengandung berbagai jenis mikroorganisme juga
mengandung berbagai jenis senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Pengolahan limbah endapan lumpur ini sendiri memerlukan biaya yang
tidak sedikit. Sedikitnya 50 persen dari biaya pengolahan air limbah dapat tersedot untuk
mengatasi limbah endapan lumpur yang terjadi. Akibatnya, kebanyakan di Indonesia limbah
endapan lumpur ini biasanya langsung dibuang ke sungai atau ditimbun di TPA (tempat
pembuangan akhir) bersama dengan sampah lainnya.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui klasifikasi dan kriteria kualitas air
2. Untuk mengetahui persyaratan fisik, kimia
3. Untuk mengetahui baku mutu air limbah
4. Untuk mengetahui parameter pencemaran air limbah
5. Untuk mengetahui pemantauan kualitas air limbah

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Dan Kriteria Kualitas Air

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001


Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Presiden Republik
Indonesia,
Pasal 8
(1) Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut;
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.

(2) Kriteria mutu air dari setiap kelas air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercantum
dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.

5
LAMPIRAN I

6
7
8
2.2 Persyaratan Fisik, Kimia
Menurut KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR KEP-
51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN
INDUSTRI

Catatan : *) Untuk memenuhi baku mutu limbah cair tersebut kadar parameter limbah tidak
diperbolehkan dicapai dengan cara pengenceran dengan air secara langsung diambil dari sumber air
kadar parameter limbah tersebut adalah limbah maksimum yang diperbolehkan . **) Kadar
radioaktivitas mengikuti peraturan yang berlaku.

9
2.3 Baku Mutu Air Limbah

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik


Indonesia Nomor: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik

Pasal 3

(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan air limbah domestik wajib
melakukan pengolahan air limbah dome stik yang dihasilkannya.

(2) Pengolahan air limbah domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara:

a. tersendiri, tanpa menggabungkan dengan pengolahan air limbah dari kegiatan


lainnya; atau

b. terintegrasi, melalui penggabungan air limbah dari kegiatan lainnya ke dalam


satu sistem pengolahan air limbah.

(3) Pengolahan air limbah secara tersendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
wajib memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

4) Perrgolahan air limbah secara terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
wajib memenuhi baku mutu air limbah yang dihitung berdasarkan ketentuan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

(5) Baku mutu air limbah domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
setiap saat tidak boleh terlampaui.

10
PENGHITUNGAN BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK TERINTEGRASI

Penentuan Baku Mutu air limbah domestik pada instalasi pengolahan air limbah
terintegrasi dihitung dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:

1. Debit air limbah paling tinggi

Debit air limbah paling tinggi adalah jumlah debit tertinggi air limbah domestik
senyatanya (bila ada) atau berdasarkan prakiraan dari masingmasing kegiatan dan air
limbah dari kegiatan lainnya, seperti yang dinyatakan dalam persamaan berikut:

11
2. Kadar air limbah gabungan paling tinggi

Penentuan kadar paling tinggi pada parameter yang sama dapat ditentukan dengan
cara sederhana, yaitu dengan menggunakan metoda
neraca massa dengan perhitungan sebagai berikut:

2.4 Parameter Pencemaran Air Limbah

Limbah cair baik domestik maupun non domestik mempunyai beberapa


karakteristik sesuai dengan sumbernya, karakteristik limbah cair dapat digolongkan pada
karakteristik fisik, kimia, dan biologi sebagai berikut (Metcalf and Eddy, 2003) :

1. Karakteristik Fisika

Karakteristik fisika ini terdiri daribeberapa parameter, diantaranya :

a. Total Solid (TS)

12
Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang dapat larut,
mengendap atau tersuspensi. Bahan ini pada akhirnya akan mengendap di dasar
air sehingga menimbulkan pendangkalan pada dasar badan air penerima

b. Total Suspended Solid (TSS)


Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada didalam air limbah
setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.
c. Warna.
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan
menigkatnya kondisi anaerob,warna limbah berubah dari yang abu–abu menjadi
kehitaman.
d. Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat organik
maupun anorganik, serta menunjukkan sifat optis air yang akan membatasi
pencahayaan kedalam air.

e. Temperatur

Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap reaksi


kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk berbagai
aktivitas seharihari.

f. Bau

Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi materi atau

penambahan substansi pada limbah.

2. Karateristik Kimia

a. Biological Oxygen Demand (BOD)

Biological oxygen demand atau kebutuhan oksigen biologis adalah jumlah


oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan untuk

13
memecah atau mendegradasi atau mengoksidasi limbah organik yang terdapat
didalam air.

b. Chemical Oxygen Demand (COD)


Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara kimia
guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm (part
per milion). (Metcalf and Eddy, 2003)
c. Protein

Protein merupakan bagian yang penting dari makhluk hidup, termasuk di


dalamnya tanaman, dan hewan bersel satu. Di dalam limbah cair, protein
merupakan unsur penyabab bau, karena adanya proses pembusukan dan peruraian
oleh bakteri. (Metcalf and Eddy, 2003)

d. Karbohidrat

Karbohidrat antara lain : gula, pati, sellulosa dan benang-benang kayu terdiri dari
unsur C, H, dan O. Gula dalam limbah cair cenderung terdekomposisi oleh enzim
dari bakteribakteri tertentu dan ragi menghasilkan alkohol dan gas CO2 melalui
proses fermentasi.

e. Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak merupakan bahan pencemar yang banyak ditemukan di


berbagai perairan, salah satu sumber pencemarnya adalah dari agroindustri.

f. Detergen

Deterjen termasuk bahan organik yang sangat banyak digunakan untuk keperluan
rumah tangga, hotel, dan rumah sakit. Fungsi utama deterjen adalah sebagai
pembersih dalam pencucian, sehingga tanah, lemak dan lainnya dapat dipisahkan.

g. Derajat keasaman (pH)

14
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar
6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH
di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang
mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa.

3. Karakteristik Biologi

Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang
dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah
banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Pengolahan air limbah
secara biologis dapatdidefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan kegiatan
mikroorganisme dalam air untuk melakukan transformasi senyawa-senyawa kimia
yang terkandung dalam air menjadi bentuk atausenyawa lain. Mikroorganisme
mengkonsumsi bahan-bahan organik membuat biomassa sel baru serta zat-zat organik
dan memanfaatkan energi yang dihasilkan dari reaksi oksidasi untuk metabolismenya.
(Metcalf and Eddy, 2003)

2.5 Pemantauan Kualitas Air Limbah


Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.93/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2018 Tentang Pemantauan Kualitas Air
Limbah Secara Terus Menerus Dan Dalam Jaringan Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Air Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.
2. Sistem Pemantauan Kualitas Air Limbah secara Terus Menerus dan Dalam
Jaringan selanjutnya disebut Sparing adalah sistem yang dipergunakan untuk
memantau, mencatat dan melaporkan kegiatan pengukuran kadar suatu parameter
dan/atau debit air limbah secara otomatik, terus menerus dan dalam jaringan.
3. Alat Pemantauan Air Limbah Terus Menerus dan Dalam Jaringan selanjutnya
disebut Alat Sparing adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur kadar suatu

15
parameter kualitas air limbah dan debit air limbah melalui pengukuran dan
pelaporan debit air limbah secara otomatik, terus menerus dan dalam jaringan.
4. Baku Mutu Air Limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan/atau
jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang
akan dibuang atau dilepas ke dalam media air dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Pasal 2

1. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam melakukan pemantauan


kualitas air limbah dan pelaporan pelaksanaan pemantauan kualitas air limbah
wajib memasang dan mengoperasikan Sparing.
2. Usaha dan/atau kegiatan yang diwajibkan memasang dan mengoperasikan
Sparing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. industri rayon;

b. industri pulp dan kertas;

c. industri kertas;

d. industri petrokimia hulu;

e. industri oleokimia dasar;

f. industri kelapa sawit;

g. industri kilang minyak;

h. eksplorasi dan produksi minyak dan gas;

i. pertambangan emas dan tembaga;

j. pertambangan batubara;

k. industri tekstil dengan debit lebih besar atau sama

16
dengan dari 1.000 (seribu) m3/hari;

l. pertambangan nikel;

m. industri pupuk; dan

n. kawasan industri.

Pasal 3

1. Sparing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi:


a. Alat Sparing;
b. data logger yang mencatat, menyimpan dan mengirim ke pusat data; dan
c. pusat data yang menerima dan mengolah data hasil pemantauan kualitas air
limbah.
2. Mekanisme kerja Sparing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisah dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 4
Tahapan Sparing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi:
a. pemasangan Alat Sparing;
b. pengoperasian Sparing;
c. perhitungan beban pencemaran air; dan
d. pelaporan data pemantauan kualitas air limbah.

LAMPIRAN I

MEKANISME KERJA SPARING

Sarana dan prasarana sparing perlu didukung oleh beberapa teknologi, yaitu teknologi
pengambilan sampel, teknologi jaringan dan komunikasi data serta teknologi pengelolaan data
dan sistem informasi. Berikut mekanisme kerja sparing:

17
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
teknologi pengambilan sampel dilakukan menggunakan multiprobe sensor kualitas air limbah
yang dapat dicelupkan secara langsung ke dalam air limbah pada titik penaatan;
2. teknologi jaringan dan komunikasi data menggunakan teknologi komunikasi bergerak
(Global System Mobile/GSM) atau internet agar dapat menjangkau lokasi di remote area
tanpa harus membangun inftrastruktur jaringan. Teknologi ini digunakan sebagai media
komunikasi antara pusat data dan Remote Terminal Unit (RTU) di lokasi pemantauan;
dan
3. teknologi pengelolaan data dan sistem informasi dapat menggunakan aplikasi berlisensi
berbasis windows atau aplikasi sumber terbuka (open source software) untuk mengurangi
biaya investasi perangkat lunak

18
Kegiatan pemantauan kualitas air limbah secara terus menerus dan dalam jaringan dilaksanakan
dengan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:

1. penentuan lokasi pemantauan berdasarkan kriteria berikut: a. titik penaatan; dan b. lokasi
mudah dijangkau dan mudah dalam pemasangan dan perawatan.
2. pengadaan peralatan Remote Terminal Unit (RTU) di lokasi pemantauan, yaitu: a.
multiprobe sensor sebagai sistem pengukuran beberapa parameter kualitas air; b. smart
data logger berbasis komputer sebagai sistem pengendali pemantauan kualitas air limbah;
dan c. solar cell dan aki kering sebagai sistem kelistrikan perangkat RTU untuk lokasi di
remote area dan sambungan listrik PLN 220Volt untuk logger berbasis PC
3. Pengadaan dan pembangunan pusat data, yaitu: a. Perangkat komputer berkonfigurasi
server untuk pusat data yang dioperasikan terus menerus 24 jam setiap hari. b. Perangkat
lunak berbasis web sebagai sistem informasi pemantauan kualitas air limbah. c.
Perangkat komunikasi data menggunakan modem internet atau GMS sebagai media
komunikasi antara komputer pusat data dan RTU.

19
20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh
manusia. Air limbah perkotaan biasanya dialirkan di saluran air kombinasi atau saluran
sanitasi, dan diolah di fasilitas pengolahan air limbah atau septic tank. Air limbah yang
telah diolah dilepaskan ke badan air penerima melalui saluran pengeluaran. Air limbah,
terutama limbah perkotaan, dapat tercampur dengan berbagai kotoran seperti feses
maupun urin.    
Dalam melakukan pengolahan limbah industri terutama limbah cair lebih baik
dilakukan analisa terhadap jenis dan karaktersistik limbah terlebih dahulu agar bisa
dilakukan penanganan dengan efektif dan efisien. Untuk mengetahui karakteristik
limbah cair bisa dilakukan beberapa analisa sehingga kita mengetahui air limbah yang
dihasilkan suatu industri sudah aman bagi lingkungan atau tidak.
Air limbah yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu telah mengakibatkan
meningkatnya pencemaran lingkungan dan menurunnya kualitas air permukaan dan air
tanah. Untuk menghindari terjadinya dampak pencemaran yang lebih berbahaya lagi,
maka pemerintah telah menetapkan agar semua unit-unit usaha diatas mengolah limbah
yang dihasilkannya sampai memenuhi baku mutu yang ditetapkan sebelum dibuang ke
lingkungan perairan disekitarnya

21
DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com

http://lipi.go.id/berita/daur-ulang-air-limbah/120

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572380/pendidikan/tpl-parameter-air.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/191531-ID-pengolahan-limbah-cair-domestik-
dengan-b.pdf

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Presiden Republik Indonesia,

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/Menlh/10/1995 Tentang Baku


Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:


P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor


P.93/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2018 Tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah Secara Terus
Menerus Dan Dalam Jaringan Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan

22

Anda mungkin juga menyukai