Pertemuan Ke-6 Menelaah Ukhuwah Dalam Bingkai Hukum Islam PDF
Pertemuan Ke-6 Menelaah Ukhuwah Dalam Bingkai Hukum Islam PDF
Pertemuan Ke-6 Menelaah Ukhuwah Dalam Bingkai Hukum Islam PDF
PERTEMUAN KE-6
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT sebagai
rahmat bagi seluruh alam,kerahmatan tersebut harus mampu
dirasakan oleh seluruh manusia dan semua mahluk yang hidup di atas
muka bumi ini.Indonsesia sebagai Negara yang mayoritas
penduduknya beragama islam harus mampu memberikan kontribusi
yang ideal dalam memelihara kehidupan berbangsa dan
bernegara.Suatu masyarakat yang ideal bukanla masyarakat yang
dihuni oleh satu golongan, atau satu agama saja karena alam sejarah
ketika Rasulullah saw hijrah ke madinah dan berhasil menegakkan
kekuasaan islam di Madina faktanya masyarakat madina dihuni oleh
beberapa golongan/suku yang paling terkenal adalah suku aus dan
suku khazraj, disana juga hidup berbagai pemeluk agama yang
berbeda. Agama Yahudi,Nasrani bahkan masih ada majusi inilah agama
atau kepercayaan yang ada di dalam masyarakat madina dan mereka
hidup berdampingan secara damai dengan kaum muslimin bahka hak-
haka mereka sebagai warga Negara dipelihara dan dilindungi oleh
Negara.
1
Islam sebagai agama juga tidak lepas dari konteks pluralitas yang
tersuguhkan tersebut. Perjumpaannya dengan sejumlah kepercayaan
yang muncul terutama dalam konteks ke-Indonesiaan, Islam harus
menunjukkan identitasnya sebagai agama yang rah}matan li
al’a>lami>n. Agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian dan
persaudaraan. Identitas tersebut berbanding lurus dengan makna
harfiah Islam itu sendiri yang berarti selamat, damai, berserah diri yang
kemudian bisa dimplikasikan dalam kehidupan konkret berupa
penghargaan terhadap pluralitas serta keberadaan agama atau
kepercayaan yang lain. Dengan demikian diharapkan Islam menjadi
perekat dan pelopor pemersatu bangsa serta menghindari dari
berbagai konflik-konflik SARA yang memungkinkan terjadnya
disintegrasi kehidupan berbangsa.Perlu kiranya memikirkan ulang
2
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1
Perbedaan-perbedaan aspek inilah yang mendorong manusia untuk saling
kenal (lita‘a>rafu) dengan yang lainnya. Qs. al-Hujuraat: 13.
2
Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Paramadina: Jakarta, 2000),
h. lxxv.
3
M. Dawam Raharjo, Kala MUI Mengharamkan Pluralisme, (Koran Tempo, Senin,
01 agustus 2005).
4
Imam Subkhan, Hiruk Pikuk Wacana Pluralisme Di Yogya, (Yogyakarta:
Kanisius 2007), h. 29.
4
10
Quraisy Sihab,Wawasan Al Quraan (Cet.VI; Bandung: Mizan, 1998), h.492.
7
11
Ibid., h 495
8
12
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran, Teologi Kerukunan Umat Beragama, (Cet. I; Bandung:
PT Mizan Pustaka,2011), 117 – 119.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pluralisme agama telah menjadi salah satu wacana kontemporer
yang sering dibicarakan akhir-akhir abad 20, khususnya di Indonesia.
Wacana ini sebenarnya ingin menjembatani hubungan antaragama
yang seringkali terjadi disharmonis dengan mengatasnamakan agama,
diantaranya kekerasan sesama umat beragama, maupun kekerasan
antarumat beragama.
Dalam konsep Islam mengakui perbedaan dan identitas agama-
agama, tetapi tidak sampai pada tingkat pembenaran terhadap
teologinya. Islam tetap mengakui kesalahan teologi agama yang lain
bahkan sampai tingkat mengoreksi, tetapi Islam juga tidak
memaksakan mereka untuk untuk masuk Islam. Islam juga
membiarkan agama selain Islam untuk melaksanakan ritual agamanya,
selama tidak mengganggu agama Islam. Ini berarti Islam tidak
mentolerir persamaan agama (lakum dinukum wa liyadin).Berbeda
istilah pluralitas dengan pluralisme Islam tidak dikenal pluralisme
agama, yang ada hanyalah toleransi dalam hubungan sosial di antara
sesama umat manusia.
Daftar Pustaka
Ali, Mukti. Dialog between Muslims and Christians in Indonesia and its
Problems, dalam al-Jami’ah, No. 4 Th. XI Djuli 1970.
Andito (ed.), Atas Nama Agama: Wacana Agama dalam Dialog “Bebas”
Konflik. Bandung: Pustaka Hidayah, 1998.
Barton, Greg. Gagasan Islam Liberal di Indonesia: Pemikiran Neo-
Modernisme Nurcholish Madjid, Djohan Effeni, Ahmad Wahib dan
Abdurrahman Wahid, pent. Nanang Tahqiq. Jakarta: Paramadina,
1999.
Daja, Burhanuddin. dan Herman Leonard Beck, Ilmu Perbandingan
agama di Indonesia dan Belanda. Jakarta : INIS, 1992.
Hidayat, Komaruddin. dan Ahmad Gaus AF (ed.), Passing Over:
Melintasi Batas Agama. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1998.
Husaini, Adian. Wajah Peradaban Barat dari Hegemoni Kristen ke
Dominasi Sekuler-Liberal. Jakarta: Gema Insani, 2005.
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran, Teologi Kerukunan Umat
Beragama, Bandung: PT Mizan Pustaka,2011
Madjid, Nurcholish. Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Paramadina,
1995.
------------------------. Islam Doktrin dan Peradaban. Paramadina: Jakarta,
2000.
Quraisy Sihab,Wawasan Al Quraan , Bandung: Mizan, 1998
Raharjo, M. Dawam. Kala MUI Mengharamkan Pluralisme, Koran Tempo,
Senin, 01 agustus 2005.
Shihab, Alwi. Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama.
Bandung: Mizan, 1999.
Stokhof, W.A.L. (red.), Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia
(Beberapa Permasalahan). Jakarta: INIS, 1990.
Subkhan, Imam. Hiruk Pikuk Wacana Pluralisme Di Yogya. Yogyakarta:
Kanisius 2007.
Thoha, Anis Malik. Konsep World Theology dan Global Theology.
Majaalah Islamia, Tahun I Nomor 4/Januari-Maret 2005.
-------------------------. Tren Pluralisme Agama, Tinjauan Kritis. Jakarta:
Perspektif, 2005.
Zarkasyi, Hamid Fahmy. Pengantar, Islam dan Paham Pluralisme
Agama, Majalah Islamia, Tahun I Nomor 3, terbit Septembar-
Oktober 2004.
14
D. EVALUASI
1. Apa yang kalian pahami mengenai konsep ukhuwah dalam
bingkai hukum Islam di Indonesia?
2. Jelaskan penyebab disintegerasi ukhuwah di Indonesia.