Infeksi Payudara
Infeksi Payudara
Infeksi Payudara
DISUSUN OLEH :
Onita Bingar P (P17321173032)
Emaniar Arta N (P17321173035)
Nathasia Elga H (P17321173037)
Reki Lintang N (P17321174045)
Fieby Viorentina (P17321174051)
Angelina C.P (P17321174056)
Dhea Juanita P. (P17321174058)
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Kediri, …………………………………
Pembimbing Ruangan Mahasiswa
…………………………. ………………………….
NIP. NIM.
Mengetahui
Pembimbing Akademik
………………………….
NIP.
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tempat Praktik :
Tanggal :
A. Konsep Teori
- Definisi, Etiologi, Fisiologi/Patofisiologi, Tanda Gejala, Penatalaksanaan, dll
B. Tinjauan Asuhan Kebidanan
C. Daftar Pustaka
Kediri, …………………………………
Pembimbing Ruangan Mahasiswa
…………………………. ………………………….
NIP. NIM.
Mengetahui
Pembimbing Akademik
………………………….
NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Menyusui merupakan suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil
menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI.Seiring dengan perkembangan
zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
sehingga pengetahuan lama yang mendasar seperti menyusui justru kadang terlupakan,
menyusui adalah suatu pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai peran yang
penting dalam mempertahankan kehidupan manusia (Roesli, 2000).
Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting susu lecet/nyeri sekitar 57%
dari ibu-ibu yang menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan pada putingnya,
payudara bengkak. Payudara bengkak sering terjadi pada hari ketiga dan keempat sesudah
ibu melahirkan, karena terdapat sumbatan pada satu atau lebih duktus laktiferus dan mastitis
serta abses payudara yang merupakan kelanjutan/komplikasi dari mastitis yang disebabkan
karena meluasnya peradangan payudara.Sehingga dapat menyebabkan tidak terlaksananya
ASI ekslusif (Soetjiningsih, 1997).
Semakin disadari bahwa pengeluaran ASI yang tidak efisien akibat dari teknik menyusui
yang buruk, merupakan penyebab penting terjadinya mastitis,tetapi dalam benak banyak
petugas kesehatan, mastitis masih dianggap sama dengan infeksi payudara. Mereka sering
tidak mampu membantu wanita penderita mastitis untuk terus menyusui, dan mereka bahkan
mungkin menyarankan wanita tersebut untuk berhenti menyusui, yang sebenarnya tidak
perlu. Mastitis dan abses payudara terjadi pada semua populasi, dengan atau tanpa kebiasaan
menyusui. Insiden yang dilaporkan bervariasi dan sedikit sampai 33% wanita menyusui,
tetapi biasanya dibawah 10% (WHO, 2003).
Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim kelenjar payudara
(mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu pertama pascasalin, tetapi
biasanya tidak sampai melewati minggu ketiga atau ke empat. Kejadian mastitis berkisar 2-
33% ibu meneteki dan lebih kurang 10% kasus mastitis akan berkembang menjadi abses
(bernanah) dengan gejala yang makin berat (Saifuddin, 2014).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan perawatan dan asuhan kebidanan secara
komprehensif kepada ibu nifas dengan infeksi payudara atau mastitis.
TINJAUAN TEORI
12. Kompres dengan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri,berikan antibiotika
dan obat penurun panans.istirahat yang cukup,minum banyak air
putih,makan makanan yang bergizi.
13. Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan insisi/sayatan untuk
mengeluarkan nanah dan lanjutkan dengan drainase dengan
pipa/handschoen drain agar nanah dapat keluar terus.
b. O : Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medik dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini
sebagai data penunjang.
Data Objektif pada mastitis :
Adanya nyeri ringan pada salah satu lobus payudara ibu, yang
diperberat jika bayi menyusu.
Teraba keras dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara
yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah-pecah.
Peningkatan suhu yang cepat (39,5-40℃).
Nadi kecil dan cepat serta menggigil.
Sakit kepala, nyeri hebat, bengkak, inflamasi, area payudara keras
c. A : Analisis
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.
Contoh :
P..A..H.. nifas hari ke ... dengan mastitis.
a. P : Penatalaksanaan
1. Dimulai dengan memperbaiki teknik menyusui ibu untuk aliran ASI yang
baik dengan lebih sering menyusui dimulai dari payudara yang bermasalah.
2. Bila ibu merasa sangat nyeri, menyusui dimulai dari sisi payudara yang
sehat, kemudian sesegera mungkin dipindahkan ke payudara bermasalah,
bila sebagian ASI telah menetes (let down) dan nyeri sudah berkurang.
3. Posisikan bayi pada payudara, dagu atau ujung hidung berada pada tempat
yang mengalami sumbatan agar membantu mengalirkan ASI dari daerah
tersebut. Ibu yang tidak mampu melanjutkan menyusui harus memerah
ASI dari payudara dengan tangan atau pompa.
4. Pijatan payudara yang dilakukan dengan jari-jari yang dilumuri minyak
atau krim selama proses menyusui dari daerah sumbatan ke arah puting
juga dapat membantu melancarkan aliran ASI.
5. Konseling suportif :
a. Memberikan dukungan,bimbingan.keyakinan kembali tentang
menyusui yang aman untuk diteruskan, bahwa ASI dari payudara yang
terkena tidak akan membahayakan bayi, serta payudara akan pulih
bentuk maupun fungsinya
b. Pengeluaran ASI yang efektif.
c. Bantu ibu perbaiki kenyutan bayi pada payudara.
d. Dorong untuk sering menyusui selama bayi menghendaki serat tanpa
batasan.
e. Bila perlu peras ASI dengan tangan atau pompa atau botol panas
sampai menyusui dapat dimulai lagi
6. Terapi antibiotika, diindikasikan pada:
a. Hitung sel dan koloni bakteri dan biakan yang ada serta menunjukkan
infeksi.
b. Gejala berat sejak awal
c. Terlihat putting pecah-pecah
d. Gejala tidak membaik setelah 12-24 jam setelah pengeluaran ASI
diperbaiki
e. Dan dapat diberikan antibiotika seperti: Antibiotika Beta-lakta-mase
f. Pengobatan simtomatik
g. Diterapi dengan anlgesik (mis: Ibuprofen, Parasetamol)
h. Istirahat atau tirah baring dengan bayinya
i. Penggunaan kompres hangat pada payudara
j. Yakinkan ibu untuk cukup cairan
k. Pendekatan terapeutik lain (misalnya penyinggiran pus, tindakan diit,
pengobatan herbal, menggunakan daun kol untuk kompres dingin
Jika terjadi abses payudara :
1. Lakukan rujukan untuk terapi bedah (pengeluaran pus dengan insisi dan
penyaluran)
2. Dukungan untuk menyusu
2.2.3. Bagan Alur Berfikir Varney dan Pendokumentasian Secara SOAP
STANDAR
DOKUMENTASI
VARNEY ASUHAN
Akuntabilitas
Kerangka Fikir KEBIDANAN
Profesi
(How to think) Kerangka Kerja
(How to write)
(How to do)
S : Subyektif data
Pengkajian Pengkajian
O : Obyektif data
Rumusan Tindakan
Antisipasi
Perencanaan
P : Penatalaksanaan
Komprehensif
Intervensi Implementasi
Evaluasi Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 – 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : [email protected] Kediri 64114
PENGKAJIAN
No. RM :
Umur : 28 Umur : 29
Alamat : Jalan Adi Sucipto No. 29 Alamat : Jalan Adi Sucipto No. 29
Cara masuk :
Diagnose :
A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama : 21 hari setelah melahirkan anak pertama Ibu mengeluh menggigil dan
demam, pengeluaran ASI tidak lancar, tidak berani untuk meneteki bayinya, payudara
terasa nyeri dan keras apabila ditekan, payudara terlihat bengkak, terdapat benjolan, serta
kemerahan.
2. Riwayat menstruasi
Usia manarche : 12 tahun
Jumlah darah haid : 3x ganti pembalut per hari
Keluhan saat haid : tidak ada
Lama haid : 7-8 hari
Flour albus : tidak ada
Keluhan haid : tidak ada
3. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu.
P1A00 Hidup 1
No. Tgl, Th Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Anak Keadaan
partus partus kehamilan Kelamin persalinan JK/BB anak
sekarang
5. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit :
Ibu dan keluarga tidak ada riwayat penyakit
9. Riwayat Ginekologi :
Infertilitas Infeksi virus PMS Endometritis
Polip serviks Kanker kandungan Operasi kandungan Perkosaan
DUB dll........................
10. Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat
- Pola minum : 8gelas/hari
- Pola eliminasi :
BAK 7 kali/hari, warna : jernih/kuning/kuning pekat/ groshematuri, BAK terakhir jam :
08.00
BAB 1 kali/hari, karakteristik: lembek/keras, BAB terakhir jam :05.00
- Pola istirahat :8 jam/hari, tidur terakhir jam : 20.30
- Dukungan keluarga : Suami Orang tua Mertua Keluarga lain
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis
BB/TB : 60/160 Tekanan Darah: 110/70
Nadi : 90x/menit Suhu : 39,5℃
Pernafasan : 20x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
- Mata : Konjungtiva : anemis/tidak Selera : Ikterik/tidak
Pandangan Kabur Adanya pemandangan dua
- Rahang, gigi, gusi : normal/tidak, gusi berdaarah/tidak
- Leher : adanya pembesaran vena jugularis / tidak, adanya pembesaran kelenjar
thyroid/tidak.
- Dada :
a. Inspeksi : Kemerahan pada seluruh payudara dan bengkak, pengeluaran ASI
tidak lancar, permukaan kulit tampak terlihat seperti pecah-pecah.
b. Palpasi : Keras dan terdapat benjolan.
2. Sistem respiratori : dispneu tachipneu wheezing batuk
3. Sistem kardio : Nyeri dada murmur palpitasi
4. Pinggang :nyeri/tidak, skoliosis, lordosis, kiposis(coret yang tidak perlu)
5. Ekstrimitas atas dan bawah : tungkai simetris/asimetris oedema
Reflek patella varises
6. Pemeriksaan khusus
a. Abdomen
Inspeksi membesar dengan arah memanjang melebur
linea alba linea agra strie livide
Strie albican luka bekas operasi lain-lain
b. TFU : tak teraba diatas simfisis , Kontraksi Uterus : Baik/lembek
Diastesis rectus abdomonis : +/ -, ............................
Kandung kemih : Kosong/ penuh
Vulva Vagina : Lochea alba, Bau +/-
Luka Jalan lahir : Ruptur/Episiotomi, bengkak/tidak, bersih/kotor, luka
jahitan bertaut/tidak, basah/kering
Tanda-tanda Reeda (Red, Echimosis, Edema, Discharge, Aproximal)
Ekstremitas : Tromboflebitis (ada/tidak, berapa lama....................)
7. Pemeriksaan laboratorium :
- Laboratorium lengkap.
- CTG : janin................reaktif/tidak
- USG : ...........................................
- Foto thorak : ............................................
- EKG : ............................................
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 26 Maret 2020 Jam : 10.15 WIB
1. Menjelaskan Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kemerahan, pembengkakan,
payudara keras, terdapat benjolan dan rasa nyeri pada payudara ibu merupakan
infeksi pada payudara, ibu mengerti.
2. Menyarankan ibu untuk melakukan sangga payudara, ibu mengerti.
3. Kompres dengan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri, ibu mengerti.
4. Memberikan paracetamol 500 mg/ oral setiap 4jam untuk mengurangi nyeri dan
deman,ibu mengerti dan dapat melakukan.
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya pada yang terkena selama dan sesering
mungkin agar payudara kosong.kemudian pada payudara yang normal, ibu mengerti.
6. Menyarankan ibu untuk tetap memantau suhu tubuh ibu, ibu mengerti dan dapat
melakukan.
7. Menganjurkan ibu untuk stirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi serta
banyak minum + 2 liter / hari, ibu bersedia.
8. Kunjungan ulang 3 hari, ibu mengerti.
Kediri,............................
.................................................... ......................................................
NIP. NIM.
Dosen Pembimbing
....................................................
NIP.
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny. Y datang ke BPM pada tanggal 26 Maret 2020. Pada anamnesis didapatkan bahwa 21
hari setelah melahirkan anak pertama Ny. Y mengeluh menggigil dan demam, pengeluaran ASI
tidak lancar, tidak berani untuk meneteki bayinya, payudara terasa nyeri dan keras apabila
ditekan, payudara terlihat bengkak, terdapat benjolan, serta kemerahan.
Hasil dari pemeriksaan terdapat keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis
BB/TB : 60 kg/160 cm, tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi : 90x/ menit, suhu : 39,5℃,
pernafasan : 20x / menit. Hasil pemeriksaan Palpasi Dada : keras dan terdapat benjolan, TFU tak
teraba diatas simfisis, kontraksi uterus baik. Inspeksi Dada : Kemerahan pada seluruh payudara
dan bengkak, pengeluaran ASI tidak lancar, permukaan kulit tampak terlihat seperti pecah-pecah.
Genetalia : lochea alba, luka jalan lahir: episiotomy, luka jahitan bertaut, dan kering.
Pembahasan asuhan kebidanan dalam kasus ibu nifas dengan infeksi payudara dilakukan
setelah melaksanakan penerapan teori yang digunakan sebagai landasan dalam melakukan
manajemen kebidanan. Dari hasil tersebut dapat diambil adanya suatu persamaan atau
perbedaan antara teori dan praktik. Dalam pengkajian yang telah dilakukan, penulis akan
membahas sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian dan pengumpulan data dasar yang merupakan tahap awal dari
manajemen kebidanan dilaksanakan dengan cara pengkajian data subyektif, data obyektif
dan data penunjang. Berdasarkan pengkajian didapatkan bahwa 21 hari setelah melahirkan
anak pertama Ny. Y mengeluh menggigil dan demam, pengeluaran ASI tidak lancar, tidak
berani untuk meneteki bayinya, payudara terasa nyeri dan keras apabila ditekan, payudara
terlihat bengkak, terdapat benjolan, serta kemerahan.
Hasil dari pemeriksaan terdapat keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis
BB/TB : 60 kg/160 cm, tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi : 90x/ menit, suhu : 39,5℃,
pernafasan : 20x / menit. Hasil pemeriksaan Palpasi Dada : keras dan terdapat benjolan, TFU
tak teraba diatas simfisis, kontraksi uterus baik. Inspeksi Dada : Kemerahan pada seluruh
payudara dan bengkak, pengeluaran ASI sedikit. Genetalia : lochea alba, luka jalan lahir:
episiotomy, luka jahitan bertaut, dan kering.
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami Ny.Y menunjukkan antara teori dan
praktek tidak ada kesenjangan.
2. Analisa Data
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, maka penulis menarik identifikasi
diagnosa dari kasus yang ada ditemukan satu diagnosa yaitu P1A00H1 nifas hari ke 21
dengan mastitis. Hal ini menunjukkan kasus tersebut sesuai dengan teori yang ada.
3. Perencanaan, Implementasi, Evaluasi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kemerahan, pembengkakan, payudara keras,
terdapat benjolan dan rasa nyeri pada payudara ibu merupakan infeksi pada payudara, ibu
mengerti.
2. Menyarankan ibu untuk melakukan sangga payudara, ibu mengerti.
3. Kompres dengan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri, ibu mengerti.
4. Memberikan paracetamol 500 mg/ oral setiap 4jam untuk mengurangi nyeri dan
deman,ibu mengerti dan dapat melakukan.
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya pada yang terkena selama dan sesering
mungkin agar payudara kosong.kemudian pada payudara yang normal, ibu mengerti.
6. Menyarankan ibu untuk tetap memantau suhu tubuh ibu, ibu mengerti dan dapat
melakukan.
7. Menganjurkan ibu untuk stirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi serta
banyak minum + 2 liter / hari, ibu bersedia.
8. Kunjungan ulang 3 hari, ibu mengerti.
Penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat bidan. Sehingga
tidak ada kesenjangan antara teori dan penatalaksanaannya. Dari rencana yang telah disusun,
pemeriksa melakukan intervensi pada keseluruhan rencana.
Evaluasi pada akhir asuhan, Ny. Y mengetahui dan menyetujui segala tindakan yang
dilakukan. Ibu mengatakan mengerti dan memahami dengan semua penjelasan yang
diberikan oleh petugas kesehatan, serta akan menjalankan anjuran yang sudah diberikan oleh
petugas kesehatan. Ibu dapat mengikuti beberapa hal yang dijelaskan oleh petugas kesehatan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mastitis adalah peradangan payudara, yang dapat disertai atau tidak disertai
infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktasional
atau mastitis puerperalis. Kadang-kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberi
tindakan yang adekuat. Abses payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam payudara
merupakan komplikasi berat dari mastitis (Adiningsih, 2002).
Wahyuningsih, Heni Puji. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui .Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI