Contoh Artikel
Contoh Artikel
Contoh Artikel
Eka Nurjanah
(Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia)
Email: [email protected]
Pada awalnya minat para penganalisis tagmemik terutama ditujukan pada bahasa-
bahasa yang terdapat di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, dan meskipun
karya deskriptif mereka terutama ditujukan pada penerjemahan Bible dan
evangelisasi, melindungi pelbagai bahasa dari kepunahan beberapa di antaranya
dengan pemakai yang relatif sedikit, namun karya-karya mereka semakin tersebar
dan usaha mereka sangat ekstensif.
Aliran ini berkembang bersama Summer Institute of Linguistics yang
banyak berkonsentrasi pada pemerian bahasa asing khususnya untuk kepentingan
misionaris. Analisis ini pun dipakai dalam memerikan bahasa-bahasa Indian di
Amerika.
Sebelum aliran tagmemik lahir, telah ada aliran-aliran linguistik lain yang
lebih dahulu berkembang, antara lain aliran tradisional, aliran struktural, aliran
transformasi, aliran case grammar, dan aliran relasionalisme. Selain itu, ada juga
aliran bloomfieldian, aliran neo-bloomfieldian, aliran firthian (aliran London),
aliran neo-firthian, aliran praha (aliran janewa), dan aliran mekanisme. Sederet
nama-nama aliran linguistik yang disebut belakangan pada dasarnya merupakan
cabang atau pengembangan dari aliran struktural.
Teori bahasa tagmemik merupakan perkembangan lanjutan dari aliran
strukturalisme Amerika. Sebagai lanjutan tersebut, teori tagmemik juga menganut
pandangan yang menyatakan bahwa bahasa memiliki struktur dengan tataran dan
bagian yang kait-mengait dan bahwa suatu unsur atau bagian tidak dapat
dianalisis secara terpisah sama sekali dari unsur-unsur atau satuan-satuan yang
lain.
Tatabahasa dicetuskan oleh Kenneth Lee Pike salah seorang murid
Edward Sapir. Dari kegiatannya meneliti bahasa dan melatih para calon peneliti
yang akan mengaji bahasa-bahasa yang belum memiliki tulisaan atau yang belum
pernah diteliti sebelumnya itulah lahir tatabahasa tagmemik.
membeli baju
menurut tatabahasa struktural. Analisis tagmemik kalimat di atas akan
menghasilkan pemerian sebagai berikut.
Amir membeli baju kemarin
Kal. = + Dasar : Kl. t (transitif) – Int. t (urun)
Peran Kohesi
6. Menurut pandangan tagmemik, kalimat sebagai titik awal dan akhir analisis
bahasa tidak menghasilkan pemerian yang memadai.
7. Tagmemik mementingkan peran konteks dalam analisis bahasa.
8. Teori tagmemik mempostulasikan suatu sistem tingkah laku di mana setiap
unsur sampai taraf tertentu mempengaruhi atau membatasi setiap unsur yang
lain.
9. Teori tagmemik menganut keyakinan akan adanya semestaan-semestaan
bahasa sebagai bagian dari tingkah laku manusia yang utuh, yang
memungkinkan diciptakannya suatu teknik analisis yang dapat menerobos
batas-batas antar bahasa demi pemeriannya. Beberapa semestaan bahasa
tersebut ialah:
a) Adanya unit-unit atau satuan-satuan tingkah laku yang dapat dikenali
b) Adanya hierarki yang menekankan hubungan timbal-balik antara suatu
satuan dengan satuan yang lebih besar
c) Pentingnya konteks, sebab tidak ada sesuatupun yang dapat diberi tanpa
konteks
d) Pentingnya sudut pandang atau perspektif pengamat.
+Actor - Actor
SIMPULAN
Aliran ini berwawasan elektrik, yakni merangkul dan merangkum teori-
teori sebelumnya. Prinsip-prinsip aliran pratagmemik dihargai dan diperhitungkan
secara proporsional sesuai dengan karakternya.
Dengan konsep kesemestaan (universal) maka bahasa apapun cocok untuk
dianalisis dengan teori tagmemik, bahkan fenomena di luar bahasa pun dapat
dianalisis dengan teori tagmemik.
Level-level gramatikalnya sangat lengkap dari morfem hingga wacana.
Setiap level selalu dikaitkan dengan posisi level di atas dan di bawahnya dan
selalu disertai dengan makna referensialnya.
Dalam pengajaran bahasa, aliran tagmemik menggunakan dua pendekatan
sekaligus, yakni pendekatan komunikatif dan pendekatan kontekstual. Dengan
adanya cirri kontekstual dan komunikatif ini, memungkinkan proses pembelajaran
bahasa lebih optimal dan fungsional.
Tidak adanya batas antara morfologi dan sintaksis, sehingga pembagian
bidang analisisnya bersifat fleksibel dan dapat dipakai untuk menganalisis bahasa-
bahasa yang bertipe sintetik dan polisintetik.
Secara tegas menempatkan status subjek dan predikat pada klausa, bukan
pada kalimat, sehingga batas antara klausa dan kalimat sangat nyata. Analisis
dengan data bahasa “antah barantah” dan bahasa hipotetik benar-benar bermanfaat
untuk mempertajam daya analisis, tidak sekedar menghafalkan prosedur dan
menghafalkan simpulan.
Daftar Rujukan