RKS Fix
RKS Fix
RKS Fix
DAFTAR ISI
BAB I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
BAB IV
PENUTUP IV-24
BAB I PERSYARATAN TEKNIS
UMUM
1.1.2. BATASAN/PERATURAN
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
1. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi
20. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 1726-
2002
21. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI T-15-1991-
03 dan SNI 03-XXXX-2002
22. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-
2002
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut
yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih
dahulu.
c. Bila terdapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas.
d. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.
2. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan
memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-
jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga
disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
5. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
6. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan
diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan
komponen konstruksi di belakang.
a. Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton
dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan
memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh
laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
c. Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas:
Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim
disebut pasir urug.
Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian
terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim
dipasarkan disebut pasir pasang
Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
d. Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih
dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
1.3. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN
1.3.1. SITUASI/LOKASI
1. Lokasi proyek adalah di lahan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Lampung.
Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya
waktu penjelasan / Aanwijzing, Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian
dengan seksama mengenai kondisi struktur dan atap gedung tersebut.
2. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil galian atau
didatangkan dari luar proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu
besar, dan tumbuh-tumbuhan. Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis,
tiap lapis tidak lebih dari 20 cm, dan dipadatkan dengan menggunakan stamper
dan timbris.
4. Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan Sesuai instruksi dari Pihak
Institut Teknologi Sumatera (ITERA).
2. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air.
Ukuran dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah
ukuran jadi (sesudah dalam keadaan padat).
Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau
kotoran lain yang merusak.
Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai pada
yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedpan terhadap air dan menambah
daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti Super Cement,
Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.
Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata harus terdiri dari bahan
semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur
rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya
menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta
Mortar Utama.
3. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang
bersifat merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan MK.
2. Pencampuran.
Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1
sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.
Adukan Khusus.
Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicamput sesuai
petunjuk dan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
4. Pemasangan.
Plesteran Batu Bata.
a. Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
b. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran
dibagi – bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos
sementara dari bambu.
c. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan
bidang.
d. Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan
tidak kepingan – kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
e. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
akan dilapis dengan bahan lain.
f. Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
g. Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah
diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan
menggunakan baja tulangan.
6. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada bag
yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering
betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus
selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh,
sekurang – kurangnya dua kali setiap harinya.
Bentuk aplikasinya adalah di atas permukaan epoxy undercoat white 41. Yang mana
dasarnya telah menggunakan bonding epoxy 2825-21.
Kedua komponen dicampur yaitu based = 75% + Hardener = 25% kemudian dituang
diatas permukaan yang akan dicat.
Diratakan dengan alat rustcomb atau trowel, dilanjutkan dengan personil aplicator
yang menggunakan sepatu dengan alas paku dan menggunakan spike roll diatas
permukaan cat yang telah diratakan dengan rustcom/trowel. Ruangan yang telah
dicat harap hindarkan dari debu, dan lalu langan orang selama 2 malam.
Pengencer tanpa thineer
Potlife campuran maksimal 1 jam sudah pada posisi teraplikasi.
Cara aplikasi spike roll dan spray
Waktu pengeringan kering sentuh = 3 jam (250C)
kering sempurna = 24 jam (250C)
keras sempurna = 3 hari (250C)
1. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan / perbaikan alumunium composite
panel Cover ex Videotron
- Pekerjaan ini dilaksanakan sebagaiman disebutkan/ ditunjukkan dalam petunjuk
Direksi
2. Ketentuan
- Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standar dan spesifikasi dari pabrik
- Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain
a. AA The Alumunium Association
b. AAMA Architectural Alumunium Manufacts Associations
c. ASTM E.84 American Standard for The Testing Materials
d. DIN 4019 Isolasi Udara
e. DIN 52212 Penyerapan suara
f. DIN 53440 Pengurangan getaran
g. DIN 17611 / BS 1651 Proses Anoda
h. DIN 476 Panel Kerangka
i. AS. 1530 Hasil Indikatif
3. Komponen bahan
- Bracket/angkur dari materials besi fin galvanish atau material alumunium ekstrussion
- Rangka vertikal dan horizontal dari material alumunium ekstrussion
- Rangka tepi panel alumunium composite da reinforce dari alumunium ekstrussion
- Infill dari alumunium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan kemudian
- Sealant (antara panel alumunium dengan komponen lain)
4. Persyaratan bahan
- Bahan : Alumunium Composite
- Tebal : 4,8 mm terdiri dari 0,5 mm Aluminium, 3 mm Polyetylene dan 0,5 mm
alumunium
- Berat : 5-6 Kg / 5 mm
- Bending strength : 45-50 Kg/ 5 mm
- Heat Deformation : 200 C
- Sound insulation: 24-29 dB
- Finished : Flourocarbond factory finished / PVdf Coating
- Bahan composite panel harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
- Contoh-contoh harus diserahkan kontraktor kepada direksi lapangan untuk
mendapatkan persetujuan pemberi tugas.
- Toleransi dimensi mill finish :
Stove dipernish : + 0,2 mm
Dianode : 0.4 / + 0,2 mm
Lebar : - 0/+ 4 mm
Panjang s/d 4meter : -0/+ 6 mm
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keteranganreferensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan
kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
- Alumunium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus satu
macam saja.
- Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasdil pemasangan akurat,
teliti dan tepat pada posisinya.
- Rangka-rangaka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan teliti ,
tegak lurus dan tepat pada posisinya.
- Metode pemasangan antara lain : 1). Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak
ganda. 2). Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan sekrup.
3). Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistem ikatanpinggir.
- Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok
sangat bergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan. Pembersihan dapat
dilaksanakan denagn air dan spons atau sikat lembut. Apa bila pengotoran lebih
berat bisa ditambahkan deterjen netral.
- Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan caulking
dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian bab sealant dalam
persyaratan ini.
- Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki tanpa
biaya tambahan.
- Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakn hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
- Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap
sinar matahari dan pabrik pembuatnya berupa serifikat jaminan.
2.4.1. UMUM
1) Uraian:
Pekerjaan Landscape meliputi semua pekerjaan pertamanan, perkerasan dan jalan
lingkungan pada ruang luar, maupun bentukan -bentukan, serta bagian-bagian
lainnya pada lokasi yang ditunjuk pada Gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjsan. Pada pekerjaan ini sudah termasuk persiapan, rnenempatan material,
dan transport pengangkutan dari luar, tanah taman, pupuk, urukan dan
pengaspalan jalan maupun material paving sebagal perkerasan lahan untuk sirkulasi
dan masa pemeliharaan sesuai waktu yang ditentukan dalam kontrak
2) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat:
a) Sebelum memulai pekerjaan Landscape Kontraktor harus membuat schedule dan
Gambar Rencana yang telah ada, termasuk membuat jadwal waktu (schedule lengkap)
tentang semua jenis dan volume pekerjaan serta komponen/bahan
b) Kontraktor harus membuat satu bidang contoh untuk memberi gambaran jenis dan
macam tanaman supaya bisa dilihat secara visual sebelum semuanya dilaksanakan
dalam rangka mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Bilamana terdapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan rencana Gambar dan
ketentuan yang disyaratkan, harus segera dlperbaiki atas biaya dan tanggung jawab
Kontraktor hlngga dapat dlterima oleh Direksi Pekerjaan.
3) Jadual Kerja :
a) Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen bahan dan peralatan
Landscape sesuai dengan kebutuhan aplikasi dilapangan.
b) Pastikan bahwa semua tanaman dan Landscape terpasang dengan benar dan terpasang
sempuma sesuai ketentuan bestek dan kontrak jika ada yang cacat dan mati maka harus
segera dibenahi atau diganti
Setiap memulai pekerjaan Landscape harus sepengetahuan dan seijin Direksi Pekerjaan
2.4.2. PERTAMANAN
2.4.2.1. BAHAN
Yang dimaksud disini adalah tanaman yang mempunyai besaran tertentu dan jenis
tanaman meliputi ketentuan dalam kontrak yang terbagi sebagai berikut:
1. Tanaman rumput sebagai penutup lahan kosong taman
2. Tanaman perdu sebagai elemen pengisi bentukan taman
3. Tanaman Semak sebagai pembentuk taman
4. Tanaman keras sebagal point pengarah
5. Tanaman Hias sebagai pengisi ruang yang memertukan daya tarik aktivitas
6. Tanaman penanda sebagai elemen pelengkap ruang
7. Elemen keras sebagai hiasan pelengkap taman
2.4.2.2. PELAKSANAAN
2) Tanaman perdu:
a) Permukaan dan ketinggian pohon harus rata dan sama umumya sehingga
terlihat lurus jika ditanam dan dapat sebagai pembentuk bidang taman
b) Bagi tanaman yang baru dipasang harus disiram dan dirawat sesuai standart
penanaman pohon sehingga subur dan jika ada yang mati harus segera diganti
c) Setelah ditanam maka selama kontrak belum selesai dan dalam masa
pemeliharaan, maka kontraktor masih harus menggaransi dan bertanggung
jawab penuh terhadap tanaman dan harus merawat sampai benar-benar bisa
diterima oleh Direksi.
3) Tanaman keras;
a) Permukaan dan ketinggian pohon harus sesuai dengan yang diharuskan dalam
rencana kontrak sehingga benar-benar sesuai dengan gambar rencan dan
sebelum pekerjaan dimulai harus mengajukan gambar shop drawing terlebih
dahulu kepada direksi pekerjaan
b) Bagi tanaman yang baru dipasang harus disiram dan dirawat sesuai standart
penanaman pohon sehingga subur dan jika ada yang mati harus segera diganti
c) Setelah ditanam maka selama kontrak belum selesai dan dalam masa
pemeliharaan, maka kontraktor masih harus menggaransi dan bertanggung
jawab penuh terhadap tanaman dan harus merawat sampai benar-benar bisa
diterima oleh Direksi.
6) Persetujuan Bahan:
Sebelum mengadakan pembelian bahan dan pelaksanaan, Kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh bahan dan tanaman dan metode pelaksanaan maupun
shop drawing untuk mendapatkan persetujuari Direksi Pekerjaan.
7) Hasil Akhir Yang diharaokan :
a) Pekerjaan Landscape bersih dari semua kotoran-kotoran.
b) Semua komponen Landscape teraplikasi dengan benar sesuai dengan jenis,
merk, dan petunjuk Direksi Pekerjaan.
c) Finishing akhir wama merata, permukaan sesuai dengan gambar renrana, tidak
ada yang kelihatan layu atau mati.
2.4.3.1. BAHAN
Yang dimaksud disini adalah perkerasan jalur sirkulasi meliputi ketentuan dalam kontrak
yang terbagi sebagai berikut:
1. Pasangan perkerasan pembentuk jalur hijau
2. Pasangan paving sebagai penutup jalur pejalan kaki dan sirkulasi keliling dan seputar
bangunan
3. Pasangan lantai beton dilapis batu alam, koral sikat dan paras sebagai jalan masuk
kendaraan dan areal entrance.
4. Pasangan urugan limestone dan pengaspalan termasuk lapisan agregat/biscours A
dan B
3. Pasangan lantai beton dilapis batu alam koral sikat dan parasi
a) Beton pelapis tebal 12 cm dengan wire mesh M-6
b) Penempel batu alam dan koral sikat menggunakan media semen yang telah
dicampur additive atau menggunakan product spesialist setara SIKA atau Fosroc,
atau semen setara MU
c) Motif batu alam atau koral sikat harus mempunyai warna yang senada dan
selaras dalam satu area dan memakai siar atau nak dari logam berupa kuningan
atau aluminium tebal minimal 5 mm
2.4.3.2. PELAKSANAAN
2) Persetujuan Bahan:
Sebelum mengadakan pembelian bahan dan pelaksanaan, Kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh bahan dan tanaman dan metode pelaksanaan maupun
shop drawing untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
1. Pemipaan
a. Bahan yang digunakan dalam sistem pemipaan secara umum harus
mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada pasal 1.1.2 dan segala
sesuatu yang tercantum pada National Fire Codes artikel, NFPA No. 24-
1990 seperti disebut terdahulu.
b. Pipa, fitting dan segala peralatan bantu sistem pemipaan harus dipasang
sesuai dengan segala yang tercantum pada gambar perancangan dengan
diameter 4”.
c. Katup-katup penutup harus dari jenis 'SUPERVISED' dan dihubungkan
dengan Central Fire Alarm (FACP) dan/atau Local Master Fire Alarm
Control Panel (LMFAC) sesuai dengan rancangan dan peralatan yang
terpasang/ditawarkan dari Sistem Pengindera Kebakaran.
d. Pipa dan perlengkapannya (fitting, katup dan lainnya)harus mengikuti
standard ANSI, dalam hal ini adalah :
ANSI; kelas 300 PSI : untuk katup dan peralatan sejenisnya.
ASTM A.53; Sch.40 : untuk pipa galvanis.
ANSI B.16; 5,9,10,11: untuk screwed, flanged, welded fittings.
2. Siamesse Connection,
Jenis : bronze two-way.
Kelengkapan: check-valve, hose coupling, cap and chain dilengkapi
cadmium plated escutcheon.
Dimensi : 4x2.5x2.5 inch
Standard : ANSI, 300 psi WOG.
4. Orifice Plate,
a. Harus dipasang pada setiap katup pengatur cabang pemipaan
sprinkler dan katup pengeluaran selang hidran untuk mengatur
tekanan air pada keadaaan operasi sehingga sesuai dengan kriteria
tekanan yang ditentukan oleh standard yang diikuti.
b. Orifice plate boleh tidak dipasang bila ternyata dalam pemeriksaan
ulang terhadap tekanan air menunjukkan besar tekanan yang
memenuhi kriteria tekanan yang ditentukan oleh standard yang
diikuti.
2. Jenis Kabel.
a. Kabel kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan
SPLN atau standard-standard lain yang diakui di negara Republik
Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.
f. Kabel yang digunakan untuk instalasi daya listrik yang dioperasikan pada
saat terjadi kebakaran antara lain :
- Smoke Vestibule Ventilator
- Elevator emergency,
- Contactor Di LVMDP, Electric Strike,
- Fire Pump,
dari jenis kabel tahan api (Flexible Mineral Insulated Fire Resistant)
yang dapat menahan temperatur 950 oC selama 3 jam dan lulus Impact
Test on Fire.
g. Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran
luas penampang, rating tegangan kerja dan standard yang digunakan.
3. Persyaratan Pemasangan.
a. Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan
PLN dan PUIL atau peraturan lain yang diakui di negara Republik
Indonesia.
d. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press,
ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan
excelcior tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi
didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
setelah ada perintah tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam
pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana
perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi
menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu
lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut
tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran
Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih
dahulu untuk mendapatkan kepastian.