Spesifikasi Umum Pembangunan Pengaman Pantai Dadap Kec Juntinyuat Kab - Indramayu PDF
Spesifikasi Umum Pembangunan Pengaman Pantai Dadap Kec Juntinyuat Kab - Indramayu PDF
Spesifikasi Umum Pembangunan Pengaman Pantai Dadap Kec Juntinyuat Kab - Indramayu PDF
SPESIFIKASI UMUM
PEKERJAAN PENGAMAN PANTAI DADAP
PASAL SU. 1
SU. 1. 1 DEFINISI
Ukuran duga :
Koordinat : Pada gambar didasarkan pada:
X = 108°27'21.5"E
Y = 6°26'10.7"S
SU. 1. 2 PEMBERSIHAN
1. a. Direksi akan menunjukan semua jalan masuk yang ada kepada Penyedia
Jasa, serta membuat surat izin yang diperlukan. Penyedia Jasa wajib
mengurus perizinan tersebut. Jalan masuk yang ditunjukan adalah jalan
alternatif.
b. Penyedia Jasa harus membatasi lingkup gerak peralatan-peralatan dan
awaknya yang melalui jalan tersebut, termasuk jalan-jalan masuk yang
disetujui oleh Direksi, sedemikian sehingga gangguan-gangguan terha-
dap tanaman dan hak milik masyarakat sekecil mungkin. Sebelum akhir
dari pada batas waktu pemeliharaan pekerjaan selesai, Penyedia Jasa
harus mengembalikan dan memperbaiki jalan-jalan tersebut seperti
keadaan semula.
c. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kerusakan tanaman
atau area akibat dari operasinya, baik di daerah jalan masuk yang telah
disetujui atau area yang berdekatan. Dan pemotongan pembayaran akan
ditentukan oleh Direksi apabila Penyedia Jasa tidak memenuhi kewajib-
annya.
2. a. Penyedia Jasa boleh membuat tambahan jalan-jalan masuk sementara di
tempat kerja dan dengan standar disetujui oleh Direksi tanpa mengaju-
kan Claim.
b. Direksi berhak memerintah kepada Penyedia Jasa mengembalikan
keadaan jalan-jalan masuk sementara seperti keadaan semula.
3. Biaya perawatan dan pelaksanaan jalan masuk, serta jalan masuk semen-
tara yang telah disetujui lainnya sudah diperhitungkan dalam harga satuan
pekerjaan.
1. Bench Mark.
a. Untuk memulai pekerjaan, Direksi akan menetapkan “Bench Mark”
seperti yang ditunjukan pada gambar.
b. Setiap “Bench Mark” yang rusak diakibatkan oleh Penyedia Jasa dan
diganti yang baru dan diukur kembali oleh Direksi dengan biaya menjadi
beban Penyedia Jasa.
c. Bila di lokasi pekerjaan belum ada “Bench Mark”, maka Penyedia Jasa
harus membuat sebanyak 2 (dua) buah, yang lokasinya akan ditetapkan
oleh Direksi, dengan konstruksi standar “Bench Mark” pada Satuan Kerja
Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung.
3. Patok As
a. Untuk pekerjaan tanggul, Penyedia Jasa harus memasang patok-patok
as sepanjang tanggul dengan jarak 50 m’.
b. Ukuran dari patok-patok as paling kecil harus diameter 6 cm, panjang 75
cm dan dipancangkan ke dalam tanah 60 cm. Patok-patok dicat biru dan
setiap patok diberi kode nomor, dengan warna putih.
4. Patok Petunjuk.
a. Harus dibuat patok petunjuk dari kayu kelas dua yang diikatkan
berdasarkan patok as.
b. Patok petunjuk di tempatkan tegak lurus dengan tepi pantai dengan jarak
maksimum 5 m dari bibir pantai.
c. Ukuran dari patok-patok petunjuk ini paling kecil harus: diameter 10 cm,
panjang 100 cm, dan dipancangkan ke dalam tanah 60 cm, dicat biru dan
harus diberi keterangan-keterangan dengan warna putih sebagai berikut:
i. nomor patok.
ii. elevasi dari puncak patok.
iii. jarak dari as rencana.
iv. elevasi dari pekerjaan rencana.
d. Patok-patok petunjuk ini harus dilindungi selama pelaksanaan pekerjaan
dan tidak akan dipindahkan atau ditimbun.
e. Profil-profil melintang konstruksi rencana harus dibuat tiap 50 meter.
Profil-profil harus dibuat dari bambu utuh lurus dan dengan diameter
paling kecil 10cm dan sambungan-sambungan dikuatkan dengan paku
atau tali.
SU. 1. 7 PEMOTRETAN
SU. 1. 8 LAPORAN
SU. 1. 11 GAMBAR-GAMBAR
1. LINGKUP PEKERJAAN.
a. Dalam daftar kuantitas tetap disediakan biaya tetap untuk mobilisasi,
pembersihan lapangan pada akhir pekerjaan, dan demobilisasi.
Biaya ini termasuk:
Biaya transportasi untuk personil, alat-alat, penyediaan bahan, dan
lain-lain bertalian dengan tempat kerja.
Untuk mendirikan kantor, gudang, instalasi, dan lain-lain fasilitas di
tempat pekerjaan.
Sewa/beli alat-alat.
b. Semua fasilitas instalasi dan alat-alat yang didirikan untuk dibawa ke
lokasi proyek, dianggap sebagai penyediaan untuk Direksi, kecuali
Direksi secara tertulis menentukan lain untuk hal tersebut di atas. Dalam
hal ini Penyedia Jasa hanya bertanggung jawab agar penyediaan itu
PEKERJAAN GEOTEXTILLE
ST IV.1 – 1 UMUM
ST IV.1 – 2 BAHAN
Geotextille yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dengan
syarat-syarat minimal sebagai berikut :
ST IV.1 – 3 KONSTRUKSI
Geotextille dipasang dengan ketebalan 3mm padat sesuai dengan petunjuk direksi/
pengawas lapangan.
ST IV.1 – 4 PENEMPATAN
Penempatan geotextille akan ditempatkan sesuai dengan gambar rencana atau menurut
petunjuk direksi/pengawas lapangan.
ST III.1 – 5 PEMBAYARANNYA
Penyedia Jasa harus mengadakan serta memasang sesek bambu pada tempat
dan dengan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar atau ditentukan lain oleh
Direksi/pengawas Daerah.
ST. IV.3.2 B A H A N
1. Bahan untuk sesek bambu adalah dari bambu tali atau bambu lain yang
berkualitas sama seperti ditentukan dalam gambar atau menurut
persetujuan Direksi/pengawas.
2. Sesek bambu harus bebas dari kerusakan-kerusakan yang dapat merugikan
kekuatan dan ketahanannya seperti busuk, retak memanjang, retak
melingkar.
3. Sesek bambu satu dengan yang lain harus mempunyai bentuk yang hampir
sama dengan ukuran tidak boleh kurang dari yang tercantum dalam
gambar. Ujung-ujung sudut pada sesek bambu harus diperkuat dengan
paku.
ST. IV.4.1 B A H A N
1. Bahan untuk tiang pancang adalah dari kayu kelas II atau kayu lain yang
berkualitas sama seperti ditentukan dalam gambar atau menurut
persetujuan Direksi. Kayu untuk tiang pancang harus tua benar, harus
dikupas dan tidak cacat.
2. Tiang-tiang harus bebas dari kerusakan-kerusakan yang dapat merugikan
kekuatan dan ketahanannya seperti busuk, retak memanjang, retak
melingkar, yang menempati lebih dari setengah keliling batang pada tiang 4
meter panjang. Tampang yang mengecil tiba-tiba tidak boleh lebih dari
sepertiga diameter rata-rata tiang. Diameter dari bekas pokok dahan tidak
boleh melebihi 10 cm atau seperti dari ukuran paling kecil dari penampang-
penampang tiang pada tempat itu. Kayu-kayu yang mempunyai bekas
pokok dahan berkelompok tidak boleh dipergunakan. Lubang pada tiang
tidak boleh berdiameter lebih dari 3 cm, atau dalamnya tidak boleh dari 1/5
diameter tiang dimana lubang terjadi. Kayu-kayu yang berlubang banyak
atau kumpulan lubang-lubang kecil tidak boleh digunakan.
3. Tiang-tiang pancang satu dengan yang lain harus mempunyai bentuk yang
hampir sama dengan berdiameter rata-rata tidak boleh kurang dari yang
tercantum dalam gambar.
4. Tiang pancang tidak boleh bengkok atau melengkung yang lebih besar dari
setengah diameter pada tengah-tengah batang. Semua bekas pokok dahan
dan cabang harus dipotong atau dikupas sebaik mungkin, rata dengan
permukaan tiang. Ujung-ujung tiang dipotong tegak lurus dengan sumbu-
sumbu tiang.
Kecuali ditentukan lain atau diijinkan oleh Direksi secara tertulis, semua bahan-
bahan atau barang-barang harus sesuai dengan terbitan terbaru dari ASTM
(American Society for Testing and Materials), JIS (Japanese Industrial Standard)
atau British Standard (selanjutnya disebut BS), Normalisasi Indonesia
(selanjutnya disebut NI), atau Standar Industri Indonesia (SII). Bahan-bahan lain
yang tidak disebut didalamnya dan tidak ada dalam ASTM, JIS, BS, atau NI,
harus disetujui secara khusus oleh Direksi. Standar rujukan untuk pekerjaan
beton secara khusus yang dapat juga digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Material untuk pabrikasi armour unit berupa tetrapod dan kubus beton ini
mengacu pada butir (A) sampai dengan butir (C) berikut ini:
Semen
1. Umum
Semen yang dipakai untuk beton harus dari merk/pabrik yang disetujui
Direksi dan harus Portland Cement (PC) tahan sulfat atau Portland
Cement Type V. Jika Penyedia Jasa menginginkan, maka PC yang
cepat mengeras boleh dipakai sebagai pengganti PC tahan sulfat asal
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
2. Sertifikat Pengujian
Setiap pengiriman semen harus disertai pengiriman sertifikat dari pabrik
yang menunjukkan bahwa semen tersebut telah diuji dan telah dianalisis
komposisi kimianya dan bahwa pengujian dan analisis tersebut dalam
segala-galanya sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang relevan
dengan ASTM, JIS, BS, atau NI.
ASTM
Pengujian
Standard
Tes Kuat Tekan Mortar dengan Kubus 50 cm C.109
Analisis Kandungan Kimia Semen Hidrolis C.114
Kehalusan Butir dedngan Turbidimeter C.115
Autoclave Ecpansion C.151
Tata cara pengambilan sampel C.183
Kandungan udara dalam mortar semen C.185
Panas Hidrasi C.186
Waktu pengikatan dengan jarum Vicat C.191
Kehalusan butir dengan alat permeabilitas udara C.204
Waktu pengikatan dengan alat Gillmore C.226
Pengerasan awal C.451
Potensial akspansi (Serangan sulfat) C.452
Kadar Optimum SO3 C.563
Pengujian ekspansi dengan batangan mortar dalam air C.1038
A. Air
Contoh air harus mewakili aspek homogenitas. Pelaksanaannya dapat
dilakukan secara regular. Air yang digunakan untuk campuran, perawatan,
atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik.
Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI
03-6817-2002 tentang Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan dalam
beton. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian.
Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian
air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan
pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang
diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan.
Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air
tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari
mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air
suling untuk periode umur yang sama.
ASTM
Pengujian
Standard
Kuat tekan mortar C.109
Kandungan kimia maksimum C.512
Kandungan sulfat C.516
Batas Maksimum
yang diijinkan untuk
Sifat-sifat Metode Pengujian Agregat
Halus Kasar
Keausan Agregat dengan Mesin
SNI 03-2417-1991 - 40 %
Los Angeles pada 500 putaran
Kekekalan Bentuk Batu terhadap
Larutan Natrium Sulfat atau SNI 03-3407-1994 10 % 12 %
Magnesium Sulfat setelah 5 siklus
Gumpalan Lempung dan Partikel SK SNI M-01-
0,5 % 0,25 %
yang Mudah Pecah 1994-03
SK SNI M-02-
Bahan yang Lolos Ayakan No.200 3% 1%
1994-03
3. Penakaran Agregat
a. Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan
semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu
satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur
beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi
kapasitas alat pencampur.
b. Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahan-
kan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-
kering permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air
secara berkala. Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi paling
sedikit 12 jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai dari
tumpukan agregat.
4. Pencampuran
Campuran beton harus mengikuti tabel campuran beton yang diberikan.
Uji pendahuluan harus dilakukan sebelum pengecoran beton untuk berbagai
kelas beton yang direncanakan dan harus mengikuti NI-2 (PBI 71) bagian 3,
bab 4 untuk menentukan perbandingan semen, agregat, dan air yang akan
digunakan.
Uji pendahuluan adalah untuk memperoleh adukan dengan kemampuan
pengerjaan (workability) yang diinginkan, dengan kekuatan yang diperoleh
kira-kira 30% - 40% lebih tinggi dari kekuatan yang direncanakan. Kekuatan
ST. IV.5. 6 B E T O N