Metode Pelaksanaan Kantin Terpadu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Metode Pelaksanaan CV.

RHB

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KANTIN TERPADU

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
1.1.1 Pengukuran
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek untuk
menentukan luasan, batas-batas lokasi, ketinggian dan level eksisting lokasi
proyek hingga menghasilkan data berupa gambar yang lengkap.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1) Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan
penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi
keterangan-keterangan mengenai peil, ketinggian tanah, letak pohon, letak
batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2) Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-
alat water pass/Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan.
4) Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan theodolite/waterpass beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek.
5) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segi tiga
Pitagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui
Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.

1.1.2 Pekerjaan Papan Dasar Pengukuran/Bouwplank


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan papan dasar pengukuran adalah pekerjaan pembuatan papan dasar
pengukuran dilokasi proyek meliputi pekerjaan pengukuran dan pemasangan
papan-papan untuk menentukan tinggi acuan bangunan dan letak as-as
bangunan.
b. Pelaksanaan pekerjaan merupakan kewajiban penyedia jasa
1) Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau meranti 5/7,
tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah,
berjarak maksimum 2 m satu sama lain.
2) Papan patok ukur dibuat dari kayu meranti, dengan ukuran tebal 3 cm,
lebar20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (water pass).
3) Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
4) Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as pondasi terluar,
bila mana lokasi tidak memungkinkan maka dipasang pada bagian terluar
yang paling aman, dan harus mendapat persetujuan Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

1.2 Pekerjaan Pembongkaran


1.2.1 Umum
a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan pembongkaran sebagaimana dituntut
olehgambar dan Dokumen Kontrak yang berhubungan.
b. Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai Kontraktor berkewajiban untuk
meneliti semua Dokumen Kontrak yang berhubungan, pemeriksaan kebenaran
dari kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup
pekerjaan.
c. Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai, Kontraktor harus menyiapkan: lokasi
untuk penimbunan bongkaran, alat-alat bantu dan perangkat alat untuk
keselamatan kerja yang memadai.
d. Karena tidak menutup kemungkinan lokasi proyek masih digunakan oleh pihak
pengguna maka kontraktor wajib merencanakan sistem/tahap pelaksanaan
pekerjaan yang aman sehingga tidak mengganggu pihak pengguna. Rencana
sistem pelaksanaan pembongkaran harus disetujui oleh Konsultan dan Direksi
Teknik.
1.2.2 Syarat-syarat Pelaksanaan Pembongkaran Lantai dan Dinding
a. Pembongkaran tegel dan dinding harus dilakukan tanpa menimbulkan polusi
udara,sehingga kontraktor wajib menyiram/membasahi setiap bagian yang akan
dibongkar.
b. Material hasil bongkaran tegel dan dinding tidak boleh digunakan untuk
pelaksanaan konstruksi baru.
c. Pembersihan dan pembuangan material hasil bongkaran tegel dan dinding
menjadi tanggung jawab kontraktor.
1.2.3 Syarat-syarat Pelaksanaan Pembongkaran Kusen dan Atap
a. Pembongkaran kusen dan atap harus dilakukan dengan hati-hati, dengan
menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada material penyusunnya, terutama
untuk material kayu dengan harapan kayu bekas bongkaran yang masih baik
kondisinya nantinya dapat dipergunakan untuk bagian konstruksi yang lain.
b. Untuk pembongkaran yang dirasa mempunyai faktor kesulitan tinggi seperti
penurunan kuda-kuda, pembongkaran menara dan lain-lain, maka Kontraktor
diharuskan mengajukan proposal metode pembongkaran yang akan dipakai.
c. Penentuan kondisi kayu masih layak dipakai lagi atau tidak, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan dan Direksi Teknik.
1.3 Pembuatan Jalan Sementara 300 meter, Lebar 3 meter
Pembuatanjalan sementara adalah pekerjaan untuk membuat jalan selama
proses kerja berlangsung dimana digunakan untuk mengangkut material dan
perlintasan sementara para pekerja dan pengguna jasa. Jalan sementara dibuat di lokasi
yang mempermudah pekerja ke lokasi kerja.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

2. PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)


2.1 Pekerjaan Galian Tanah
a. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, pemiringan
dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar.
b. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan
permukaan atau pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk
penggunaan tersebut di atas.
c. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar dari
halaman. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab
Penyedia Jasa atau bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau bahan yang
tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan untuk urugan atau
sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pengawas.
2.2Pengurugan Tanah Kembali
a. Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan atasnya, harus digilas sehingga
kepadatannya mencapai 90% dari kepadatan maksimum sampai kedalaman 15
cm.
b. Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat dilakukan
pengurugan tanah.
c. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali
dengan sirtu harus dengan persetujuan Pengawas.
d. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam
gambar kerja.
e. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk
pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya
20 cm.
f. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya dilakukan
dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper dengan menambahkan air dan
disetujui Pengawas.
2.3Pengurugan Pasir di bawah pondasi
Sebelum pekerjaan pondasi dilakukan perlu dilakukan penaburan pasir urug ke tanah
(di sepanjang penggalian). Pekerjaan ini dilakukan karena untuk menghindari
tercampurnya adukan dan tanah liat. Ketebalan pasir urug minimal yaitu 5 cm.
2.4 Pekerjaan Pancangan Kayu Galam

Untuk pekerjaan pancangan galam (cerucuk) ini menggunakan galam dengan panjang
+ 6 meter dengan diamater sisi atas + 10 cm dan diamater sisi bawah + 8 cm dan
dipilih galam yang masih bagus. Pancangan galam berfungsi sebagai pondasi dari plat
poer itu sendiri. Pemancangan galam dapat menggunakan tenaga manusia, alat
pancang cerucuk atau dengan Back Hoe. Untuk pekerjaan pancangan galam
menggunakan tenaga manusia dilakukan pelaksanaan sebagai berikut :

a. Runcingkan bagian ujung bawah galam agar mudah rnenembus ke dalam tanah.
b. Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat dengan
mudah memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu .
c. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

d. Tegakkan tiang galam dan masukkan sedikit ke dalam tanah agar dapat dipukul
dengan stabil dan tetap tegak lurus.
e. Pukul tiang dengan palu pemukul pada ujung atas galam yang sudah diberi topi
sampai kedalaman rencana.
f. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya
pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
g. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.
h. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

3. PEKERJAAN STRUKTUR
Untuk pekerjaan struktur dibagi kedalam 3 pekerjaan yaitu :
3.1 Sub Struktur
3.1.1 Pekerjaan Lantai Kerja
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, kontraktor harus
menyiapkan rencana kerja pekerjaan lantai kerja meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material
yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop
drawing.
b. Lantai kerja dibuat dengan beton dengan campuran 1 PC: 4 Ps: 6 Split.
c. Tebal lantai kerja adalah 5 centimeter.
d. Lantai kerja harus rata permukaannya dan diperiksa kemiringannya dengan water
pass.
3.1.2 Pekerjaan Pondasi Poer Plat 0,90 x 0,90 x 0,20 m
3.1.2.1 Lingkup kerja
Pekerjaan pondasi foot plat meliputi semua pekerjaan pembuatan pondasi foot plat
beton bertulang setelah dilakukan pekerjaan galian tanah pondasi dan pekerjaan lantai
kerja, yang ditunjukkan gambar rencana mulai dari pekerjaan pembesian, pekerjaan
beton, serta pengurugan kembali.
3.1.2.2 Pelaksanaan pekerjaan
a. Pekerjaan Pembesian
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja meliputi alat, tenaga, alur
kerja, jadwal dan shop drawing yang menunjukkan diameter besi, jumlah
besi dan jarak pembesian pada area yang akan dicor.
2. Jarak bersih antara besi terluas dan bekisting 25 mm.
3. Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
4. Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang
mengurangi lekatan (bonding) antara besi dan beton.
5. Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1 : 6
6. Panjang sambungan minimum 40 diameter tulangan pokok.

b. Pekerjaan Bekisting
1. Bahan bekisting kontak menggunakan papan kayu ukuran 2X20X200 cm.
2. Sebelum memulai pekerjaan, penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan
rencana kerja meliputi alat, tenaga, alur kerja, jadwal pekerjaan dan shop
drawing.
3. Panel bekisting diperiksa sesuai dengan shop drawing.
4. Sambungan panel bekisting harus rapat dengan ditutup sealtape atau
sejenisnya.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

5. Bekisting harus diperiksa kevertikalan dan kelurusannya dengan lot dan


tarikan benang.
6. Level lantai bekisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level
finish.

c. Pelaksanaan Cor Beton


1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya2 (dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pelaksanaan cor beton,
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat
hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2. Kuat desak beton : 16,9 MPa.
3. Sebelum dicor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan
sebelumnya atau kotoran-kotoran.
4. Material Bekisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) agar
beton tidak melekat pada cetakan dan mudah dibuka, untuk bekisting
bekas yang akan dipakai ulang harus dirawat sehingga layak digunakan.
5. Bila diperlukan stek untuk penulangan diatasnya, panjang stek minimal 40
kali diameter tulangan pokok.
6. Pengatur jarak penutup beton harus terpasang pada tempatnya. Dan batas
ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.
7. Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengangkutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
8. Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
9. Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton
yang homogen.Adukan diangkut ketempat penuangan sebelum semen
mulai berhidrasi dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang
tumpah atau memisah dari campuran.
10. Penuangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang
monolit. Selama penuangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar
tidak berubah posisi, kevertikalan bekisting harus selalu periksa selama
pengecoran.
11. Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai ketebalan
15 cm. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh bekisting dan
atau tulangan. Penggetaran yang terlalu lama tidak diperbolehkan karena
akan mengakibatkan segregasi.
12. Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur
kelencakan atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan
maksimal 12,5 cm minimal 5 cm.
13. Untuk keperluan tes kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh beton
segar. Pengambilan contoh beton segar dilakukan langsung dari mesin
aduk setelah pengadukan selesai. Pengambilan dilakukan di beberapa titik
dan dicampurkan. Bila pengambilandilakukandaritrukaduk,dilakukan
Metode Pelaksanaan CV.RHB

sebanyak 3 (tiga) kali atau lebih dalam selang waktu ketika penuangan
beton dari dalam pengaduk (awal, tengah dan akhir) dengan volume
kurang lebih 5 m3. Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
14. Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan material.

d. Pembongkaran Bekisting dan perawatan beton


1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran
bekisting dan perawatan beton meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk
mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
2. Alat yang digunakan untuk membongkar bekisting tidak boleh merusak
permukaan beton.
3. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
4. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 (sepuluh) hari setelah
pengecoran.

3.1.3 Pekerjaan Balok Sloof 20/30 dan Neut 30/30


3.1.3.1 Lingkup kerja
Pekerjaan balok sloof 20/30 dan neut 30/30 adalah pekerjaan pembuatan beton
bertulang sesuai dengan gambar perencanaan, baik dimensi maupun besi yang akan
digunakan.
3.1.3.2 Pelaksanaan pekerjaan
a. Pekerjaan Pembesian
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembesian,
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat
hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2. Diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang akan dicor
harus sesuai dengan gambar kerja.
3. Panjang sambungan minimum 40 diameter tulangan pokok.
4. Jarak bersih antara besi terluar dan bekisting 25 mm.
5. Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
6. Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang
mengurangi lekatan (bonding) antara besi dan beton.
7. Sambungan besi atas harus terletak pada daerah lapangan.
8. Sambungan besi bawah harus terletak pada daerah tumpuan.
9. Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1 : 6.
b. Pekerjaan Bekisting
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan bekisting
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
Metode Pelaksanaan CV.RHB

disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan


dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2. Penyedia Jasa konstruksi harus mengajukan izin untuk memulai pekerjaan
yang disetujui Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
3. Bahan bekisting cetakan/bekisting sisi-sisinya siku.
4. Sambungan panel bekisting harus rapat dengan ditutup sealtape atau
sejenisnya.
5. Bekisting harus diperiksa kevertikalan dan kelurusannya dengan lot dan
tarikan benang.
6. Level lantai bekisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level
finish.
7. Untuk kebutuhan instalasi M&E, lebar sparing pada Sloof maksimal 1/5.
8. Luas total sleeve/pipa maksimum 4%.
c. Pelaksanaan Cor Beton
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan sloof, volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing untuk pengecekan.
2. Kuat desak beton rencana : 16,9 MPa.
3. Sebelum dicor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan
sebelumnya atau kotoran-kotoran.
4. Pengadukan beton, untuk betonstruktur harus menggunakan campuran
beton, dan harus mendapatkan persetujuan dari KonsultanPengawas dan
Tim Teknis.
5. Material bekisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) dan mold
oil/sika form oil (expose) agar beton tidak melekat pada cetakan dan
mudah dibuka, untuk bekisting bekas yang akan dipakai ulang harus
dirawat sehingga layak digunakan.
6. Bila diperlukan stek untuk penulangan diatasnya, panjang stek minimal
40kali diameter.
7. Pengatur jarak selimut beton harus terpasang pada tempatnya. Dan batas
ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.
8. Pipa untuk instalasi mekanikal elektrikal dana ngkur-angkur harus
terpasang sebelum pengecoran dan diperkuat agar tidak berubah posisi
selama pengecoran.
9. Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengangkutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
10. Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
11. Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton
yang homogen.
12. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi
dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah atau memisah
dari campuran.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

13. Penulangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton
yang monolit. Selama penulangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga
agar tidak berubah posisi.
14. Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai
ketebalan15cm. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh
bekisting dan atau tulangan. Penggetaran yang terlalu lama tidak
diperbolehkan karena akan mengakibatkan segregasi.
15. Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur
kepekatan atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan
maksimal 12,5 cm minimal 5 cm.
16. Untuk keperluan tes kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh beton
segar. Pengambilan contoh beton segar dilakukan langsung dari mesin
aduk setelah pengadukan selesai. Pengambilan dilakukan dibeberapa titik
dan dicampurkan. Bila pengambilan dilakukan dari truk aduk, dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali atau lebih dalam selang waktu ketika penuangan
beton dari dalam pengaduk (awal, tengah dan akhir).
17. Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
18. Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan material.
d. Pembongkaran Bekisting dan perawatan Beton
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran
bekisting dan perawatan beton volume pekerjaan , jumlah tenaga kerja dan
alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan.
2. Pembongkaran bekisting harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3. Alat yang digunakan untuk membongkar bekisting tidak boleh merusak
permukaan beton.
4. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
5. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
3.2Main Struktur
3.2.1 Pekerjaan Balok 20/35 dan Kolom 20/20
3.2.1.1 Lingkup kerja
Pekerjaan balok sloof 20/35 dan kolom 20/20 adalah pekerjaan pembuatan beton
bertulang sesuai dengan gambar perencanaan, baik dimensi maupun besi yang akan
digunakan.
3.2.1.2 Pelaksanaan pekerjaan
a. Pekerjaan Pembesian
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembesian,
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat
hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2. Diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang akan dicor
harus sesuai dengan gambar kerja.
3. Panjang sambungan minimum 40 diameter tulangan pokok.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

4. Jarak bersih antara besi terluar dan bekisting 25 mm.


5. Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
6. Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang
mengurangi lekatan (bonding) antara besi dan beton.
7. Sambungan besi atas harus terletak pada daerah lapangan.
8. Sambungan besi bawah harus terletak pada daerah tumpuan.
9. Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1 : 6.
b. Pekerjaan Bekisting
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan bekisting
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan
dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2. Penyedia Jasa konstruksi harus mengajukan izin untuk memulai pekerjaan
yang disetujui Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
3. Bahan bekisting cetakan/bekisting sisi-sisinya siku.
4. Sambungan panel bekisting harus rapat dengan ditutup sealtape atau
sejenisnya.
5. Bekisting harus diperiksa kevertikalan dan kelurusannya dengan lot dan
tarikan benang.
6. Level lantai bekisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level
finish.
7. Untuk kebutuhan instalasi M&E, lebar sparing pada Sloof maksimal 1/5.
8. Luas total sleeve/pipa maksimum 4%.
c. Pelaksanaan Cor Beton
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan sloof, volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing untuk pengecekan.
2. Kuat desak beton rencana : 16,9 MPa.
3. Sebelum dicor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan
sebelumnya atau kotoran-kotoran.
4. Pengadukan beton, untuk betonstruktur harus menggunakan campuran
beton, dan harus mendapatkan persetujuan dari KonsultanPengawas dan
Tim Teknis.
5. Material bekisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) dan mold
oil/sika form oil (expose) agar beton tidak melekat pada cetakan dan
mudah dibuka, untuk bekisting bekas yang akan dipakai ulang harus
dirawat sehingga layak digunakan.
6. Bila diperlukan stek untuk penulangan diatasnya, panjang stek minimal
40kali diameter.
7. Pengatur jarak selimut beton harus terpasang pada tempatnya. Dan batas
ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.
8. Pipa untuk instalasi mekanikal elektrikal dana ngkur-angkur harus
terpasang sebelum pengecoran dan diperkuat agar tidak berubah posisi
selama pengecoran.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

9. Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengangkutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
10. Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
11. Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton
yang homogen.
12. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi
dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah atau memisah
dari campuran.
13. Penulangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton
yang monolit. Selama penulangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga
agar tidak berubah posisi.
14. Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai
ketebalan15cm. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh
bekisting dan atau tulangan. Penggetaran yang terlalu lama tidak
diperbolehkan karena akan mengakibatkan segregasi.
15. Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur
kepekatan atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan
maksimal 12,5 cm minimal 5 cm.
16. Untuk keperluan tes kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh beton
segar. Pengambilan contoh beton segar dilakukan langsung dari mesin
aduk setelah pengadukan selesai. Pengambilan dilakukan dibeberapa titik
dan dicampurkan. Bila pengambilan dilakukan dari truk aduk, dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali atau lebih dalam selang waktu ketika penuangan
beton dari dalam pengaduk (awal, tengah dan akhir).
17. Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
18. Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan material.
d. Pembongkaran Bekisting dan perawatan Beton
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran
bekisting dan perawatan beton volume pekerjaan , jumlah tenaga kerja dan
alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan.
2. Pembongkaran bekisting harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3. Alat yang digunakan untuk membongkar bekisting tidak boleh merusak
permukaan beton.
4. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
5. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.

3.2.2 Pekerjaan Panel Lantai


3.2.2.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan Panel Lantai
Pemasangan panel lantai harus disesuaikan dengan gambar kerja untuk
peletakan panel lantai yang telah ada.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

b. Pembesian
Tulangan besi lengkap dengan pengikatnya dan sesuai persyaratan yang telah
ada.
c. Bahan Perekat dan Grouting/Pengisian Celah
Bahan perekat dan grouting panel lantai harus menggunakan semen instan yang
sesuai dengan kegunaannya masing-masing.
3.2.2.2 Pelaksanaan
a. Penurunan dan Penyimpanan
1) Penurunan panel lantai dapat menggunakan beberapa cara/alat yang
disesuaikan dengan kondisi lokasi ataupun truk pengirim yang berfungsi
untuk menghindari kerusakan saat penurunan, yaitu dengan:
a) Menggunakan mobil crane ataupun tower crane
Disarankan pengikatan menggunakan webbing/nylon sling belt agar
tidak merusak lapisan panel lantai.
b) Menggunakan Forklift
Untuk penurunan panel lantai dari truk pengangkut menggunakan
forklift disarankan panel lantai dalam keadaan tersusun dalam palet
agar mempermudah pembongkaran dan tidak merusak panel lantai.
c) Menggunakan tenaga kerja
Untuk penurunan panel lantai menggunakan tenaga kerja dapat
memakai balok kayu atau bambu yang masih layak yang ditata
menjadi ramp untuk penurunan Panel lantai dari atas truk dengan
jumlah tenaga kerja minimal 6 orang.
2) Penyimpanan panel lantai diusahakan pada tempat tertutup atau yang
terlindungi dari air hujan dengan penyusunan ditumpuk ke atas dengan
maksimal 4 susun atau disesuaikan dengan kondisi lapangan jika masih
dalam kondisi terikat palet atau disusun ke atas dengan maksimal 7 susun
atau disesuaikan kondisi lapangan jika dalam kondisi lepas dari palet.
b. Metode Kerja
1. Pastikan ukuran panjang bentang antara as ke as sudah sesuai dengan
gambar rencana dan permukaan balok dalam keadaan rata.
2. Marking dapat dilakukan sesuai dengan gambar rencana.
3. Tandai lebar tumpuan dari ujung yang satu ke ujung yang lain untuk
mendapatkan kelebaran tumpuan yang sama.
4. Tandai lebar tumpuan dan tarik benang dari ujung yang satu ke ujung
lainnya untuk mendapatkan kelebaran tumpuan yang sama.
5. Bersihkan permukaan balok baja dari kotoran, minyak, karat, lumut, debu
yang menempel yang dapat mengurangi rekatan bonding agen (jika balok
menggunakan balok baja).
6. Untuk balok baja pastikan untuk menyapukan larutan bonding agent dengan
kuas pada lebar tumpuan panel hingga merata.
7. Posisi panel lantai disesuaikan dengan garing/benang dengan bantuan 2
(dua) orang pekerja.
8. Tandai setiap jarak 60 cm dari panel yang sudah diletakkan.
9. Letakkan panel terakhir di atas potongan balok kayu/blok untuk
memudahkan pengambilan lifting gear.
10. Angkat dari bawah dan singkirkan balok kayu/blok tadi.
11. Bila terjadi perubahan warna visual larutan dari putih susu menjadi
transparan atau disentuh dengan ujung jari terasa lengket berarti bonding
agent siap digunakan (5 menit)
Metode Pelaksanaan CV.RHB

12. Tebarkan adukan thin bed mortar dengan ketebalan 5 mm di atas balok
tumpuan yang telah dilapisi dengan bonding agent.
13. Angkat panel lantai dan letakkan pada posisi yang telah ditentukan.
14. Berikan adukan thin bed mortar dengan ketebalan 3 mm antara panel
lantai arah memanjang.
15. Sebelum pengisian besi pengikat pastikan telah tersedia besi angkur.
16. Untuk balok beton besi angkur dipasang sebelum pengecoran pada balok
beton, sedangkan untuk baja dapat dipasang setelah panel lantai terpasang
dengan cara mengelaskannya ke balok baja dengan diameter besi angkur
minimal sebesar 10 mm
17. Besi angkur berjarak setiap 600 mm atau setiap lebar satu panel lantai.
18. Bila angkur telah terpasang isi dengan besi pengikat sesuai dengan standar
pembesian panel lantai dengan diameter besi pengikat minimal sebesar 10
mm.
19. Ikatkan besi pengikat pada angkur yang telah ada dengan kawat bendrat
atau dengan mengelaskannya.
20. Bila diperlukan pemotongan panel dapat dilakukan dengan gergaji biasa
atau dengan circular saw.
21. Pemotongan panel maksimal 1/3 bentang panel atau sebesar 20 cm.
22. Pengisian celah antar panel lantai dengan menggunakan grouting mortar
dan pastikan celah antar panel lantai yang akan diisi dengan grouting dalam
keadaan bersih.
23. Jika panel lantai di pasang pada daerah basah pastikan untuk memberikan
lapisan water proofing di lapisan permukaan atas panel lantai dengan
metode aplikasi yang sesuai.
24. Standar pemasangan panel lantai terdiri dari batasan lebar tumpuan,
standar pembesian untuk celah panel lantai ataupun standar untuk grouting
dapat dilihat pada gambar standar pemasangan panel lantai berikut ini:
3.2.3 Pekerjaan Kolom Praktis

Kolom Praktis Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil. Pekerjaan kolom praktis dipasang bersamaan
dengan pasangan bata yaitu di tiap 9 - 12 m2. Selain itu kolom praktis juga dipasang
pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut), openingan pintu dan jendela serta
untuk kebutuhan lain. Untuk kolom praktis digunakan campuran adukan manual
dengan menggunakan mesin molen dengan komposisi adukan 1 PC : 2 Pasir : 3 Split,
atau Beton K.175 atau dengan mutu dan campuran yang sama dengan ukuran dan
penempatan yang mengacu pada gambar. Pembesian kolom praktis disesuaikan
dengan luas area pasangan bata ringan sesuai syarat luasan pasangan bata ringan.
3.4Upper Struktur
3.4.1 Pekerjaan Ringbalk 10/15
Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas
dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk
meratakan beban dari struktur yang berada diatasnya, seperti beban yang diterima
oleh kuda-kuda. Untuk ring balk digunakan campuran adukan manual dengan
menggunakan mesin molen dengan komposisi adukan 1 PC : 2 Pasir : 3 Split, atau
Metode Pelaksanaan CV.RHB

Beton K.175 atau dengan mutu dan campuran yang sama dengan ukuran dan
penempatan yang mengacu pada gambar.
3.4.2 Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
a. Sesuai dengan Desain Struktur Rangka Atap Baja Ringan Struktur rangka atap
baja ringan akan di desain oleh tenaga ahli yang berkompeten, Desain harus
mengikuti kaidah-kaidah teknis yang benar sesuai karakter baja ringan yaitu
dengan perancangan standar batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State
Cold Formed Steel Structure Design). Desain struktur rangka atap baja ringan
meliputi top chord, bottom chord, web, dan jumlah screw pada setiap titik buhul
sebagai satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Mengingat belum adanya
pengaturan resmi tentang baja ringan dalam konstruksi Indonesia, peraturan di
bawah ini dapat digunakan sebagai pedoman: BS5950-5-1998 Code of Practice for
Design of Cold Formed Thin Gauge Sections (U.K.) BS6399-2-1997 Code of Practice
for Wind Loads (U.K.) AS/NZS1170-2-1989 SAA Loading Code Dead and Live
Loads (Australia) AS/NZS 4600 1996 Limit State Design Code (Australia).
Perangkat lunak komputer (software) boleh digunakan untuk membantu proses
desain atap baja ringan jika software memang khusus dikembangkan untuk
menghitung struktur baja ringan dan mengakomodasi peraturanperaturan yang
telah disebutkan di atas, dalam hal ini software telah mendapat rekomendasi dari
Lembaga yang kompeten dibidang konstruksi.
b. Melaksanakan pemaparan produk (penjelasan teknis dan software desain) sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) seperti yang telah dijelaskan pada pasal-
pasal di atas. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur
yang dilampirkan pada dokumen tender. Pemaparan produk dilaksanakan dalam
rapat koordinasi teknis lapangan sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap
baja ringan.
c. Bersama pengawas lapangan mengadakan pengecekan balok ring yang kemudian
diajukan untuk mendapat persetujuan tertulis dari PPTK sebelum pemasangan
rangka atap baja ringan dilaksanakan, menyerahkan gambar kerja yang lengkap,
detail dan akurat. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil pada setiap
segment, dan jumlah screw pada setiap titik buhul sebelum penandatangan
kontrak dengan pihak Pemerintah.
d. Meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah
ukuran jadi/finish.
e. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun segera diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis, sebanyak mungkin bahan untuk
konstruksi baja ringan difabrikasi di workshop, baik workshop permanen atau
workshop sementara. Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail,
fabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen konstruksi baja ringan.
f. Perangkaian rangka batang dilakukan di lapangan sesuai dengan hasil pengukuran
terakhir dan sesuai dengan aktual dilapangan, Perangkaian memperhatikan
bentuk, ukuran, dan gambar desain, Permukaan ring balok beton sudah rata dan
Metode Pelaksanaan CV.RHB

elevasi sesuai desain, Dalam proses erection rangka atap diperhatikan support
sementara untuk menjaga stabilitas rangka atap setelah dipasang. Support
sementara ini tidak boleh dilepas sebelum rangka kuda-kuda dinyatakan cukup
kuat oleh tenaga ahli dari pabrik. Memperhatikan Jarak antar kuda-kuda, jarak
ikatan angin/bracing maksimum adalah 1.2 m.
g. Pekerjaan pemotongan material baja ringan menggunakan peralatan yang sesuai,
alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik. Alat potong
harus dalam kondisi baik.
h. Pemotongan material mengikuti gambar kerja. Bagian bekas irisan benar-benar
datar, lurus dan bersih
i. Komponen struktur konstruksi baja ringan di kerjakan oleh tenaga pemasang yang
terlatih dan bersertifikat serta mampu memahami gambar kerja dan dibuktikan
dengan surat ijin memasang dari pabrikan. Surat ijin memasang atap baja ringan
ini dengan disertakan pada saat pemaparan produk.
j. Pemasangan penutup atap zincallum dengan memperhatikan kelurusannya, tidak
bergelombang dan saling menutupi/menumpang satu sama lain sesuai dengan
bentuk dan ukuran penutup atap zincallum sehingga air dapat mengalir kebawah
tanpa bocor. Pemasangan penutup atap zincallum dimulai dari bagian bawah per
baris, dilanjutkan keatas hingga mencapai bubungan.
4. PEKERJAAN ATAP
4.1Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan bahan untuk penutup atap menggunakan genteng metal dan
bubungan dari bahan metal.
b. Pemasangan penutup bubungan dari bahan metal. Lisplank dari bahan board
plank, contoh GRC, atau kalsium silikat (disesuaikan dengan gambar rencana).
c. Untuk bahan atap genteng metal agar memakai yang baik, produksi lokasi lokal
dalam negeri disahkan oleh Balai Penelitian Bahan Industri.
d. Berukuran homogen (4 daun x 4 daun) dengan ukuran 120 cm x 80 cm, tidak
cacat-cacat, kelembaban udara baik, serta mempunyai kerapatan air yang baik.
e. Mudah dipotong ataupun dibor tanpa menimbulkan pecah-pecah dan retak.
4.2Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan
mengacupada standar peraturan yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit(Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin
screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air (water pas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain
sistem rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu,pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi
perletakan kuda-kuda.
f. Pihak kontraktorbersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang
akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan
dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan
genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
g. Jaminan Struktural
Metode Pelaksanaan CV.RHB

1) Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap baja
ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
2) Kekuatan struktur baja ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-
persyaratan seperti yang tercantum pada Cold formed code for structural
steel (Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan
desain kekuatan struktural berdasarkan Dead and live loads Combination
(AustralianStandard 1170.1 Part1)& Wind load(Australian Standard
1170.2 Part2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan Screws-
self drilling-for the building and construction industries (Australian
Standard 3566).
3) Untuk penutup atap harus sesuai dengan gambar dan petunjuk
direksi/pengawas di lapangan.

5. PEKERJAAN KANOPI JENDELA


Plat beton dibuat sebagai kanopi dari jendela setebal 5 cm. Untuk kolom praktis
digunakan campuran adukan manual dengan menggunakan mesin molen dengan
komposisi adukan 1 PC : 2 Pasir : 3 Split, atau Beton K-200 atau dengan mutu dan
campuran yang sama dengan ukuran dan penempatan yang mengacu pada gambar.
Pembesian plat beton disesuaikan dengan luas area dari jendela yang akan dipasang.

6. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


6.1 Pekerjaan Pasangan Dinding Bata
a. Siapkan sloof dan pondasi, tarik benang antara sudut-sudut dinding jika
diperlukan dapat menggunakan water pass untuk mengecek kerataan.
b. Gunakan adukan dengan bahan plesteran yang dihamparkan pada sloof yang
akan dipasang pasangan bata ringan, tebal adukan dapat disesuaikan dengan
kerataan sloof atau balok yang ada dengan minimal tebal 1 cm.
c. Pasang bata ringan di atas adukan campuran plesteran, cek kerataan pada tiap
sisi bata ringan yang telah dipasang dapat dengan menggunakan water pass
ataupun tarikan benang.
d. Bersihkan permukaan bata ringan setiap untuk pemasangan selanjutnya dan
kondisikan permukaan bata ringan dalam keadaan lembab (SSD).
e. Rekatkan bata ringan dengan perekat thin bed mortar menggunakan alat bantu
trowel yang disesuaikan dengan ketebalan bata ringan yang dipasang, pastikan
seluruh permukaan bata ringan yang dihampar thin bed mortar tertutup adukan.
f. Rekatkan bata ringan menggunakan palu karet dengan menjaga ketebalan tetap
sekitar 3 mm.
g. Bersihkan kelebihan thin bed mortar dengan menggunakan cetok, kelebihan
tersebut dapat juga dipergunakan untuk menambal bata ringan yang berlubang.
h. Pasang angkur dengan diameter minimal 8 mm pada setiap pasangan bata
ringan 3 susun jika berhimpit dengan kolom struktur.
i. Gunakan adukan standar plesteran untuk pada setiap sisi bata ringan yang
menempel pada balok dan kolom struktur.
j. Untuk kerataan permukaan bata ringan dapat menggunakan papan ampelas
ataupun pecahan bata ringan yang tidak terpakai.
k. Untuk pemotongan bata ringan dapat menggunakan gergaji atau gergaji lainnya
yang diizinkan.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

l. Pembuatan alur pipa dapat menggunakan circular saw untuk menandai/marking


lubang yang diinginkan,pemotongan dapat menggunakan pahat untuk bagian
yang akan dilubangi. Gunakan hand router jika diperlukan untuk merapikan
lubang yang telah dibentuk.
m. Standar pemasangan bata ringan terdiri dari standar pemasangan yang sesuai
dan kelengkapan aplikasi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
6.2 Pekerjaan Plesteran dan Acian
6.2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran meliputi pekerjaan plesteran, acian, dan sponengan adalah semua
pekerjaan plesteran, acian, dan sponengan pada semua permukaan bata dan beton
atau yang ditunjukkan pada gambar seperti plesteran baru kali, plesteran ciprat,
profilan semen dan tali air hingga terbentuk permukaan yang siap di-finishing lebih
lanjut.
6.2.2 Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plesteran, acian dan
sponengan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk
mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar
shop drawing.
b. Sebelum memulai pekerjaan, pekerjaan pipa-pipa dan conduit mekanikal dan
elektrikal harus sudah selesai.
c. Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan kuat tertanam
sehingga tidak menimbulkan retak pada plesteran yang sudah jadi.
d. Campuran/bahan dibuat menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar dan semua pasangan batu bata dibawah
permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150
cm dari permukaan lantai toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan
plesteran 1 pc : 3 pasir.
2. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 4 pasir.
3. Untuk plesteran beton menggunakan campuran 1 pc : 3 pasir.
4. Untuk plesteran trasraam menggunakan campuran 1 pc : 3 pasir
5. Untuk plesteran ciprat menggunakan campuran 1 pc : 2 pasir.
6. Untuk plesteran pada batu kali menggunakan campuran 1 PC : 4 pasir,
dengan ketebalan 10 mm.
e. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8
(delapan) hari (kering benar).
f. Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering, diusahakan agar
jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak
melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
g. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplester dengan memakai spesi
kedap air.
h. Plesteran pada sambungan antara beton dan bata harus diberi kawat ayam.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

i. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 meter, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan
bidang, pelaksanaan plesteran tidak boleh melebihi 2 (dua) hari setelah dibuat
kepalaan.
j. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.
k. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar,atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal
plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada
bagian pekerjaan yang diizinkan.
l. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
Penyedia Jasa konstruksi berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas
tanggungan Penyedia Jasa konstruksi.
m. Tidak diperbolehkan adanya pertemuan antar dinding atau dengan lantai yang
membentuk sudut.
n. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi
alur-alur garis horizontal atau dikretek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih
baik terhadap bahan finishing-nya, kecuali untuk menerima cat.
o. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5
cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
p. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
wajar/tidak terlalu tiba-tiba dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-
bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
q. Plesteran harus mendapatkan curing minimal 1 (satu) kali sehari selama 3 (tiga)
hari.
r. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akandi-
finish dengan cat dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).
s. Plesteran harus sudah berumur 3 hari sebelum diaci.
t. Acian harus rata/tidak bergelombang dengan ketebalan acian 2mm atau
maksimal 3mm.
u. Bahan acian menggunakan bahan PC. Acian harus dicuring minimal 1 (satu) kali
sehari selama 7 (tujuh) hari.
v. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan penyedia Jasa konstruksi.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai penyedia Jasa konstruksi harus
selalumenyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setiap
hari.
7. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa
Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafon meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
Metode Pelaksanaan CV.RHB

serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis
dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
b. Arah dan jarak seperti yang ditunjukkan pada gambar.
c. Pola plafon harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Batas antara plafon dan tembok harus membentuk sudut yang rapi dengan sudut
dan ukuran seperti pada gambar, dengan menggunakan list profil gypsum
denganlebar sampai 5 cm.
e. Opening untuk pekerjaan M&E harus sesuai dengan gambar rencana.
f. Penyambungan antar gipsum harus rapat tidak menimbulkan goresan bekas
sambungan.
g. Penggantung antara rangka hollow dengan penggantung atas menggunakan kawat
penggantung dengan diameter minimal 4 mm.
8. PEKERJAAN KUSEN DAN AKSESORI
8.1 Pekerjaan Kusen
8.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun
pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari aluminium, termasuk menyediakan bahan,
tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
8.1.2 Pelaksanaan
a) Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai acuan
dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
b) Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila
suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan
tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-
sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus
diterimanya.
c) Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
d) Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi
dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
e) Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
f) Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus dilapisi
dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah
kerusakan komposisi alumunium.
g) Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian
alumunium harus terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektronik,
seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.
h) Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
i) Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan anokdisasi.
j) Pemasangan kaca pada profil alumunium harus dilengkapi dengan gasket atau
sealant.
k) Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan.
l) Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

m) Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai
tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
n) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
o) Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus
dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
p) Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
q) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta
persyaratan teknis yang benar.
r) Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi sealant.
s) Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan sekrup kepala tanam galvanis
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
t) Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap
dilindungi dengan Lacquer Film.
u) Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen;
alumunium telah terpasang maka kusen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kusen tetap terjamin kebersihannya.
8.2 Pekerjaan Aksesori
8.2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan
pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan
atau Spesifikasi Teknis.
8.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan
1. Umum
a) Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan
persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
b) Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapi pada tempatnya,
untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
c) Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah
engsel dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus
dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela dengan friction
stay harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki pegangan.
d) Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel.
e) Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder,
hendel/pelat, kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
f) Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan
bingkai bawah pemegang pintu kaca.
2. Pemasangan Pintu
a) Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.
b) Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan
engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang
engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.
c) Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat
penutup muka dan pelat kunci.
d) Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang selot
tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Metode Pelaksanaan CV.RHB

3. Pemasangan Jendela
a) Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai
petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja.
b) Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan friction
stayyang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk
dari pabrik pembuatnya.
c) Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang diinginkan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi
dengan sebuah pengunci.

9. PEKERJAAN FINISHING
9.1Pekerjaan Cat
9.1.1 Lingkup kerja
Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding, kayu, beton, dan besi sesuai dengan
gambar rencana. Sebelum pengecatan dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini
akan ditentukan oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang
tersebut telah disetujui oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, bidang-bidang ini
akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
9.1.2 Pelaksanaan Pekerjaan
a) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pengecatan meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan
Pengawas.
b) Sebelum pengecatan dimulai plesteran telah berumur 14 hari, dinding harus
diampelas halus, bersih dari debu, lubang-lubang yang mungkin ada sudah diisi,
celah dan retak sudah diperbaiki.
c) Permukaan dinding harus kering (periksa dengan higrometer, kelembaban
maksimal 15%), kadar alkali rendah (periksa dengan kertas lakmus setelah kurang
lebih 10 menit berubah hijau).
d) Plamur digunakan untuk bekas bobokan, retak, dinding luar tidak
bolehmenggunakan plamur.
e) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis
danlapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
f) Untuk warna-warna yang sejenis, penyedia Jasa konstruksi diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number)yang
sama.
g) Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,rata,
licin, tidak ada bagian yang belang.

9.2Pekerjaan Cat Besi


Metode Pelaksanaan CV.RHB

a. Lingkup Pekerjaan
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Semuabahanyangakandicatharusterhindardaribahanbahankimiaminyak dan
juga kotoran.
2. Pengecatan pada bidang besi yang menggunakan cat sekualitas Emco,
dicat dua kali pengecatan (dua lapis pengecatan).
3. Pengecatan bada bidang baja yang menggunakan cat sekualitas
singcromet, di cat satu kali pengecatan (satu lapis pengecatan).

9.3Pekerjaan Pagar Galvanis


9.3.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pagar koridor terbuat dari pipa galvanis, pagar koridor galvanis dengan
spesifikasi material seperti yang tercantum pada gambar kerja.
9.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Seluruh pekerjaan dibengkel harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi,
seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga
semua komponen dapat dipasang dengan tepat dilapangan.
b. Pemeriksaan pekerjaan dibengkel dapat dilakukan bila dikehendaki sewaktu-
waktu oleh Direksi Pengawas dan tidak ada pekerjaan yang dikirim ke lapangan
sebelum diperiksa dan disetujui Direksi Pengawas.
c. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak dan Kontraktor harus mengganti segera tanpa
tambahan biaya.
d. Sebelum pekerjaan di bengkel dimulai Kontraktor harus membuat gambar kerja
yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta
ukuran las, jumlah, ukuran serta peralatan lain yang diperlukan/digunakan dalam
pekerjaan ini.
e. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran yang tercantum pada gambar.
f. Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personel yang memiliki
persiapan teknis pekerjaan tersebut.
g. Untuk bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik serta
pengelasannya sudah melalui tesdan harus memiliki ijazah yang menetapkan
kualifikasi, jenis pengelasan yang diperkenankan padanya.
h. Bagian konstruksi yang setara akan dilas harus dibersihkan dari bekas cat, karat,
lemak dan kotoran.
i. Pengelasan konstruksi, baik secara keseluruhan maupun merupakan pengelasan-
pengelasan bagian-bagiannya hanya boleh dilakukan setelah diperiksa bahwa
hubungan-hubungan yang akan di las sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku untuk konstruksi itu.
j. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
k. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan,baikbekas lapisan
pertama, maupun bidang-bidang benda kerja dibersihkan dari kerak (slak) dan
kotoran lainnya.
l. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slak) dan percikan-percikan logam
Metode Pelaksanaan CV.RHB

sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori,
rusak atau retak harus dibuang sama sekali.

10.PEKERJAAN ELEKTRIKAL
a) Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara.
b) Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk penerangan dalam dan luar
bangunan, stop kontak biasa dan tenaga.
c) Pekerjaan instalasi listrik dikerjakan mulai saat atau setelah pemasangan Bowplank
atau sebelum pemasangan plafond dan sebelum pengecatan dinding. Pekerjaan ini
meliputi pemasangan titik lampu pada tempat yang telah ditentukan dan
pemasangan saklar dan stop kontak. Pemasangan kabel pada dinding
menggunakan pipa sebagai selubung kabel. Penyelesaian dinding sebagai akibat
dari pemasangan saklar perlu diperhatikan dan permukaan dinding harus tetap
rapi.
d) Melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam bangunan,
menyediakan dan memasng panel-panel, seluruh instalasi pertanahan, semua fader
lain yang terdapat dalam gambar, melakukan pengetesan, melaksanakan
pemeliharaan dan jaminan, memasang nama-nama panel dan hubungan circuit
breaker berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama dan mengurus ijin
untuk penangkal petir ke depnaker seperti yang tercantum dalam spesifikasi pada
kontrak.

Marabahan,04 April 2017


CV.RIDHEVAL HANDIL BHAKTI

M.YOPI YANUAR
Direktur

Anda mungkin juga menyukai