Makalah Industri Sapi Potong

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dimana mata pencaharian


penduduknya sebagian besar di sektor pertanian. Sektor pertanian menyediakan
pangan bagi sebagian besar penduduknya dan memberikan lapangan pekerjaan
bagi sebagian masyarakat terutama di pedesaan. Salah satu sektor pertanian
yang memiliki potensi besar untuk dapat dikembangkan adalah peternakan sapi
potong yang merupakan bagian dari sub sektor peternakan.

Kebutuhan akan daging sapi di Indonesia menunjukkan trend yang


meningkat setiap tahunnya, demikian pula importasi terus bertambah dengan
laju yang semakin tinggi, baik impor daging maupun impor sapi bakalan.
Pembangunan bidang peternakan pada dasarnya bertujuan meningkatkan
produksi dan populasi ternak dalam rangka mencapai swasembada protein
hewani asal ternak, sekaligus memenuhi permintaan konsumsi dalam negeri,
perbaikan gizi masyarakat, meningkatkan pendapatan peternak serta membuka
lapangan kerja baru. Sasaran peningkatan produksi komoditas peternakan adalah
daging, susu dan telor.

Laju peningkatan konsumsi daging sapi yang mencapai 4,43%,


dibandingkan dengan laju peningkatan produksi sapi potong sebesar 2,33%,
maka dalam jangka panjang diperkirakan terjadi kekurangan produksi akibat
adanya pengurasan ternak sapi yang berlebihan, sehingga masih disuplai dari
impor sebesar 8.912.111 ton. Upaya dalam pengendalian populasi dan
perngembangan usaha telah ditempuh oleh pemerintah melalui beberapa
kebijakan dalam rangka mempertahankan penyediaan daging sapi lokal secara
kontinyu

1
B.  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana potensi pengembangan sapi potong di Indonesia?


2.      Bagaimana kelebihan dan kelemahan pengembangan sapi potong di
Indonesia?
3.      Bagaimana peluang usaha pengembangan sapi potong di Indonesia?
4.      Bagaimana sumber kekuatan sapi potong Indonesia

C.  Tujuan dan Manfaat


Tujuan pembuatan makalah manajemen penggemukan sapi potong
adalah untuk mengetahui potensi pengembangan sapi potong di Indonesia dan
kelebihan, kelemahan, serta peluang pengembangan sapi potong untuk
menghasilkan swasembada daging.

Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat


mengatahui dan memahami potensi pengembangan sapi potong, dan mampu
mengembangkan usaha penggemukan sapi potong di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Potensi Pengembangan Sapi Potong di Indonesia

Kebutuhan daging sapi terus meningkat seiring makin baiknya


kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi yang seimbang, pertambahan
penduduk, dan meningkatnya daya beli masyarakat. Salah satu upaya untuk
memenuhi kebutuhan daging dalam negeri yaitu dengan meningkatkan populasi,
produksi, dan produktivitas sapi potong.

Volume impor sapi potong dan produk olahannya cukup besar, setara
dengan 600−700 ekor/tahun (Bamualim, 2011). Neraca kebutuhan daging sapi
yang dihitung berdasarkan asumsi pertumbuhan penduduk. Ditinjau dari sisi
potensi yang ada, Sulawesi Tenggara selayaknya mampu memenuhi kebutuhan
pangan asal ternak dan berpotensi menjadi pengekspor produk peternakan. Hal
tersebut dimungkinkan karena didukung oleh ketersediaan sumber daya ternak
dan peternak, lahan dengan berbagai jenis tanaman pakan, produk sampingan
industri pertanian sebagai sumber pakan, serta ketersediaan inovasi teknologi.

Di Indonesia terdapat berbagai jenis sapi dari bangsa tropis, beberapa


jenis sapi tropis yang sudah cukup popular dan banyak berkembang biak di
Indonesia yaitu, Sapi Bali, Sapi Madura, Sapi Ongole, Sapi American Brahman.
Berdasarkan iklimnya, sapi dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu sapi
tropis dan subtropics, setiap kelompok sapi berbeda satu dengan sama lainnya.
Kelompok sapi tropis secara umum memiliki ciri – ciri mencolok yang sangat
mudah dibedakan dengan kelompom sapi yang lain

3
. Tujuan utama pemeliharaan sapi potong adalah untuk menghasilkan daging.
Sapi dipelihara dengan baik.

a.    Potensi sumber daya sapi potong


Potensi sumber daya usaha sapi potong di Indonesia seperti pakan
dan bangsa sapi local merupakan faktor yang penting sebagai sumber
keunggulan komparatif usaha sapi potong. Berkenaan dengan pakan, pola
pemeliharaan system gembala bebas atau gembala diikat, walaupun lebih
mengandalkan pakan hijauan, ternyata mampu memberikan keunggulan dalam
ketersediaan pakan yang mudah. Hal tersebut tercermin dari nilai DRC usaha sapi
potong sistem gembala yang kurang dari satu (antara 0,08 dan 0,54), artinya
untuk menghasilkan output produksi, biaya input tradable yang dibayar peternak
lebih sedikit dengan memanfaatkan hijauan yang tersedia

b.    Upaya peningkatan daya saing usaha sapi potong

1.)    Peningkatan akses terhadap modal kerja oleh peternak dengan


bunga rendah, sehingga peternak dapat meningkatkan skala usaha
(umumnya peternak sapi potong berskala kecil).
2)   Peningkatan harga jual ternak di tingkat petani melalui upaya
peningkatan posisi tawar atau membentuk kemitraan yang saling
menguntungkan dengan pelaku usaha.
3.)    Pola pemeliharaan, penggunaan pakan bermutu atau peningkatan
kualitas hijauan makanan ternak.

2. Kelebihan dan KekuranganPengembangan Sapi Potong di Indonesia

a. Kelebihan pengembangan sapi potong indonesia

Subsektor peternakan di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk


dikembangkan karena memiliki keunggulan komparatif. Vercoe et al. (1997)
melaporkan bahwa negara-negara di Asia diantaranya Indonesia melakukan

4
impor sapi bakalan karena memiliki keunggulan komparatif dalam menghasilkan
sapi potong, sebab tersedia pakan dari limbah agroindustri maupun relatif
rendahnya upah tenaga kerja.

Sementara laporan lain menyebutkan keunggulan komparatif subsektor


peternakan diantaranya bersumber dari potensi sumber daya ternak dan
kekayaan alam dalam menyediakan pakan.

Selain ketersediaan pakan limbah pertanian, sumber keunggulan lain dari


usaha sapi potong yaitu:

1. Bangsa sapi Bali mampu hidup dan berkembang biak pada kondisi
iklim panas, tingkat karkas tinggi dan tingkat kematian anak rendah
2. Sapi persilangan local dengan impor mampu tumbuh dan berkembang
baik di Indonesia.
3. Topografi berbentuk datar hingga tinggi yang sesuai untuk sapi dari
daerah subtropis atau persilangannya Keunggulan dari bangsa sapi yang
ada tidak akan

b.Kelemahan Pengembangan Sapi Potong di Indonesia

beberapa permasalahan ataupun kendala  untuk membangun industri


peternakan sapi potong yang tangguh di tanah air, antara lain :
1. Terindikasi bahwa industri hulu yang ada di tanah air sama sekali
sangat lemah.
2.    Data riil tentang populasi sapi di tanah air belum tersedia secara akurat.
3.    Masih belum adanya persepsi yang sama dari para stakeholder dalam
industri sapi potong. Hal ini berimplikasi tidak adanya derap langkah
yang sama untuk membangun industri peternakan yang tangguh di tanah
air.

5
4. Terdapat implikasi kekeliruan menafsirkan otonomi daerah dari
sementara pihak yang berakibat terjadinya ekonomi biaya tinggi dalam
usaha sapi potong.
5. Hadirnya daging dengan harga yang sangat murah dibawah harga
daging dari sapi lokal ataupun sapi hasil penggemukan usaha feedlot
dalam waktu cepat atau lambat akan memukul industri sapi potong
dalam negeri. Hal ini akan merupakan potensi ancaman hancurnya
potensi produksi sapi lokal. Hancurnya usaha peternakan sapi di dalam
negeri akan menyebabkan kerugian yang sangat mahal karena
membutuhkan waktu dan biaya yang sangat tinggi untuk recovery..
6. Belum maksimalnya usaha dalam memproduksi berbagai produk daging
baik untuk keperluan dalam negeri ataupun ekspor.
7. Jaringan pemasaran produk sapi potong yang belum mantap
menyebabkan antara lain belum optimalnya konsumsi daging di
masyarakat.

3. Peluang Pengembangan Sapi Potong di Indonesia

Ø Peluang (Opportunity)

1.      kemudahan dalam memperoleh pakan konsentrat.


2.      kenaikan permintaan akan daging sapi potong.
3.      kebijakan pemerintah dalam membatasi impor daging sapi potong.
4.      adanya program swasembada daging sapi tahun 2014.
5.      telah meluasnya teknologi IB di masyarakat.

Upaya pengembangan sapi potong yang dilakukan oleh pemerintah.,


yaitu menempuh dua kebijakan, yaitu ekstensifikasi dan intensifikasi.
Pengembangan sapi potong secara ekstensifikasi menitikberatkan pada
peningkatan populasi ternak yang didukung oleh pengadaan dan peningkatan

6
mutu bibit, penanggulangan penyakit, penyuluhan dan pembinaan usaha, bantuan
perkreditan, pengadaan dan peningkatan mutu pakan, dan pemasaran.
Untuk meningkatkan peran sapi potong sebagai sumber pemasok daging
dan pendapatan peternak, disarankan untuk menerapkan sistem pemeliharaan
secara intensif dengan perbaikan manajemen pakan, peningkatan kualitas bibit
yang disertai pengontrolan terhadap penyakit. Perbaikan reproduksi dilakukan
dengan IB dan penyapihan dini pedet untuk mempersingkat jarak beranak. Untuk
memperbaiki mutu genetik, sapi bakalan betina diupayakan tidak keluar dari
daerah pengembangan untuk selanjutnya dijadikan induk melalui grading up.
Peningkatan minat dan motivasi peternak sapi potong untuk mengembangkan
usahanya dapat diupayakan melalui pemberian insentif dalam berproduksi.

4. Sumber Kekuatan Pengembangan Sapi Potong di Indonesia

Untuk meningkatkan produktivitas dan mengembangkan usaha, para


peternak bergabung membentuk kelompok yang biasa disebut kelompok tani
ternak.

Menurut surat keputusan Menteri Pertanian No. 93/KPTS/OT.210/2/97


kelompok tani adalah kumpulan petani- peternak yang tumbuh berdasarkan
keakraban, keserasian, kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber
daya

ada empat tipe alternative strategi yang dapat diterapkan dalam


mengembangkan usaha ternak sapi potong yaitu:

a. Strategi SO (Strenght-Opportunity)
Strategi SO atau strategi kekuatan peluang merupakan strategi yang
menggunakan kekuatan internal untuk dapat memanfaatkan peluang eksternal.
Alternatif strategi SO yang dapat dirumuskan mengoptimalkan dan
mengembangkan kemampuan internal peternak serta memanfaatkan sumber
daya alam yang tersedia untuk meningkatkan skala usaha ternak sapi potong

7
menjadi lebih maju; bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk
mengefektifkan jaringan pemasaran guna memanfaatkan peluang permintaan
pasar yang relatif belum terpenuhi; memanfaatkan secara optimal pakan limbah
pertanian yang jumlahnya melimpah.

b.   Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi WO atau strategi kelemahan peluang merupakan strategi


untuk dapat meminimalkan kelemahan yang ada untuk dapat memanfaatkan
suatu peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat dirumuskan meliputi:
memberikan program pendampingan dan penyuluhan disertai dengan
demonstrasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan peternak; pengenalan
mengenai teknologi pengolahan pakan berbasis limbah pertanian dan bibit
ternak sapi unggul yang disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat;
optimalisasi program swasembada daging sapi yang dicanangkan oleh
pemerintah guna menambah skala kepemilikan sapi potong

dan meningkatkan pengetahuan peternak sapi potong mengenai harga jual dan
informasi pasar.

c.    Strategi ST (Strenght-Threat)

Strategi ST atau strategi kekuatan ancaman merupakan strategi


untuk dapat mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari
ancaman. Alternatif strategi ST yang dapat dirumuskan antara lain:
mengembangkan keterampilan sumber daya manusia dan meningkatkan pola
efisiensi agar dapat menguasai dan meningkatkan produktivitas di bidang usaha
ternak; menjalin usaha kemitraan bersama pemerintah dan pihak ketiga dengan
memanfaatkan interaksi masyarakat pedesaan yang bersifat kekeluargaan dan
kegotong royongan.

8
pengembangan usaha ternak sapi potong yang dihasilkan adalah:
meningkatkan sumber daya manusia dengan meningkatkan pengetahuan
peternak, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan
produktivitas serta menjaga kepercayaan konsumen dengan kualitas produk local
melalui manajemen produksi yangbaik.

d.   Strategi WT (Weakness-Threat)

Strategi WT atau strategi kelemahan ancaman merupakan strategi


defensif untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman
eksternal. Alternatif strategi yang dapat dirumuskan antara lain adalah:
memperkuat kelembagaan peternak sehingga peternak memiliki daya tawar
yang kuat; pedesaan yang bersifat kekeluargaan dan kegotong royongan;
memperkuat kelembagaan peternak sehingga peternak memiliki daya tawar
yang kuat.

9
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1 Potensi pengembangan sapi potong di Indonesia sangat menjanjikan, dengan


keadaan tanah yang subur sehingga pakan berupa hijauan yang merupakan
kebutuhan sapi juga lebih mudah didapatkan.

2.  Kelebihan pengembangan sapi potong Indonesia memiliki potensi yang besar
untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan komparatif dalam
menghasilkan sapi potong.

3.  Kelemahan pengembangan sapi potong di Indonesia adalah pemeliharaan


ternak secara tradisional.

4.  Indonesia memiliki peluang dan potensi yang besar dalam pengembangan


adalah peternak telah sejak lama memelihara sapi potong dan mengenal dengan
baik teknik beternak.

5.  Strategi ST atau strategi kekuatanancaman merupakan strategi untuk dapat


mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari ancaman
pengembangan sapi potong.

B. Saran

Pengembangan sapi potong di Indonesia perlu dikembangkan dengan


teknologi yang moderen. Hal ini bertujuan agar peternak mampu bersaing dalam
jaringan pemasaran dan menghasilkan swasembada daging yang ada di
Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahrinal.”Sekilas tentang peternakan sapi potong di Indonesia”.2016.


C:\Users\hp\Documents\Sekilas Tentang Peternakan Sapi Potong di
Indonesia.htm

Unknown.2016.C:\Users\hp\Documents\Larabia Spot POTENSI


PENGEMBANGAN SAPI POTONG.htm

11

Anda mungkin juga menyukai