BAB 2 - Again - Go
BAB 2 - Again - Go
BAB 2 - Again - Go
TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan oleh seseorang yang memiliki umur yang relatif muda. Umur yang
relatif muda yang dimaksud tersebut adalah usia pubertas yaitu usia antara 10-
memiliki arti perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai
sepasang suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 pasal 6 mengatur batas minimal usia
untuk menikah di mana pernikahan hanya diizinkan jika pria sudah mencapai
usia 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 tahun. Akan tetapi dari
sisi medis dan psikologis, usia tersebut masih terbilang dini untuk menghadapi
masalah pada pernikahan dan lebih berisiko untuk berujung pada perceraian
dini akan membatasi gerak sang perempuan, membuat mereka tak punya
usia tersebut. Dari 33.5% perempuan yang menikah pada usia dini, hanya
memasuki dunia kerja, mereka juga tidak siap karena minimnya pengetahuan
dipicu karena tingginya pernikahan di bawah umur. Hal ini bisa terjadi, karena
4. Sosial budaya
5. Pergaulan bebas
6. Akses informasi
7. Kehamilan remaja
memengaruhi keputusan pihak orang tua terhadap anaknya salah satunya yang
Remaja yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi memiliki resiko
lebih kecil untuk menikah dini dibandingkan dengan remaja yang memiliki
pernikahan dini pada dasarnya tidak terlepas dari tingkat pengetahuan orang
tua yang dihubungkan pula dengan tingkat pendidikan orang tua. Selain itu,
sehingga pernikahan yang semakin cepat maka solusi utama bagi orang tua.
mencapai 33% dan 37%, pengetahuan tentang risiko kehamilan bila melakukan
Sekunder lain yang didapat dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur
menyebutkan bahwa propinsi Jawa Timur pada tahun 2018 menempati urutan
dari tenaga kesehatan. Namun seiring perkembangan teknologi saat ini media
massa dengan segala informasinya sudah sangat mudah diakses oleh seluruh
kalangan masyarakat.
Menurut Nurhajati, dkk (2013) Peran orang tua juga menentukan remaja untuk
anak maka kecenderungan yang terjadi adalah menikahkan anaknya. Orang tua
memiliki peran yang besar terhadap kejadian pernikahan dini. Selain itu orang
tua juga memiliki peran yang besar dalam penundaan usia perkawinan anak.
Ada tiga elemen penting dalam penentu keputusan seseorang untuk menikah
usia remaja ditinjau dari perspektif komunikasi keluarga yaitu peran orang tua
Besarnya peran orang tua ditinjau dari segi perspektif komunikasi keluarga
seorang remaja untuk menikah pada usia muda. Keluarga yang tidak memiliki
hubungan yang harmonis akan berdampak pada perilaku seks bebas anak dan
Kategori pola asuh orang tua yang demokratis merupakan pola asuh yang
kurang signifikan, hal ini dikarenakan orang tua tidak mengekang kepada anak-
untuk bisa menjalani kehidupannya di masa depan. Pola asuh orang tua yang
seperti ini akan berdampak pada kurangnya peran serta orang tua dalam
dalam menjalani rumah tangga dalam usia yang muda (Siti, 2011).
Kurangnya komunikasi yang dijalin oleh orang tua kepada anaknya sehingga
sehingga yang dapat berujung pada pernikahan dini dan sebagai akibat dari
pola asuh orang tua yang terlalu besar memberikan kepercayaan dan kebebasan
3. Faktor Ekonomi
Fenomena pernikahan dini diakui bagi keluarga miskin, selain dapat sedikit
khusus juga dapat untuk mengurangi perbuatan- perpuatan asusila bagi kaum
remaja, seperti hamil di luar pernikahan, hubungan sex diluar nikah. Makna
pernikahan dini bagi orang tua dapat membantu mengurangi beban ekonomi,
tidak bisa terlepas dari berbagai motif, baik motif sebab maupun motif tujuan.
Seorang wanita yang menikah dini memiliki beberapa faktor yang berkaitan
mendorong keduanya untuk menikah dalam usia dini. Keputusan orang tua
4. Sosial budaya
Indonesia. Dan pandangan budaya ini menambah jumlah pernikahan usia dini
di Indonesia.
5. Pergaulan Bebas
Pernikahan dini sering dilakukan pada zaman dahulu, tapi pada era zaman
sekarang ini ada wilayah yang masih menjadikan pernikahan dini sebagai
salah satu kultur mereka. Jika ditelaah lebih jauh sebenarnya pernikahan dini
juga bisa memberikan dampak yang positif, salah satunya adalah untuk
layaknya suami istri. Survei Komisi Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja
lain informasi tentang sex dan rendahnya nilai-nilai dan norma agama yang
dimiliki oleh remaja sekarang. Informasi sex bisa berasal dari acara TV yang
terlalu vulgar, terlalu bebas mengakses internet tanpa pemantauan dari orang
tua, dan lingkungan sekitar tempat tinggal dimana banyak teman sebaya yang
memberikan informasi tentang seks yang salah dan tidak dapat dipertanggung
jawabkan, karena pada dasarnya mereka sendiri juga kurang paham mengenai
perilaku yang menyimpang. Hal ini dapat dibuktikan dari gaya berpacaran
anak remaja masa kini yang sering menuju hal-hal yang dapat merangsang
hamil sebelum menikah sehingga berujung pada pernikahan pada usia dini.
hakekatnya mengalami suatu masa kritis. Dalam masa tersebut banyak kejadian
penting dalam hal biologis dan demografi yang sangat menentukan kualitas
kehidupannya, dan jika di masa kritis itu tidak mendapatkan informasi dan
dari keluarga, mereka cenderung mencari dari luar pendidikan formal yang
dunia baru dalam pola fikir remaja dalam berinteraksi dan berkomunikasi
dengan cara yang baru, terutama dalam dunia pendidikan dengan menyajikan
Dampak buruknya adalah banyak waktu belajar remaja yang terbuang sehingga
seksual sebelum menikah salah satunya karena paparan pornografi. Ada lima
efek dan tahapan yang dialami ketika terpapar pornografi yaitu pertama shock
mula-mula terkejut, jijik dan merasa bersalah. Gabungan rasa ini menimbulkan
rasa ingin tahu kembali. Efek kedua adalah adiksi dimana sekali seseorang
menyukai materi cabul, dia akan merasa ketagihan. Hal ini bahkan dapat terjadi
pada pria berpendidikan atau pemeluk agama yang taat. Efek berikutnya adalah
materi seksual yang lebih eksplisit dan lebih menyimpang. Efek kecanduan dan
Pada tahap ini materi yang tabu, amoral, mengejutkan, pelan-pelan akan
berikutnya yaitu act-out atau berbuat merupakan efek puncak, yakni melakukan
hubungan seks setelah terekspos materi-materi pornografi (DR. Victor Cline
dari University of Utah dalam Chatib, Munif : 2014). Dengan demikian, jika
7. Kehamilan Remaja
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang berlaku pada wanita yang berusia
faktor dari dalam individu: usia menikah, usia pertama melakukan hubungan
Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orangtua pada usia remaja
pernikahan dini justru bisa menimbulkan perkara lain. Berikut ini adalah alasan
HIV. Begitu hal ini karena pengetahuan tentang seks yang sehat dan aman
masih minim.
pada usia dewasa, perempuan yang menikah pada usia di bawah 18 tahun
kekerasan semakin tinggi, terutama jika jarak usia antara suami dan istri
semakin jauh.
3. Risiko pada kehamilan meningkat
Kehamilan di usia dini bukanlah hal yang mudah dan cenderung lebih
berisiko. Deretan risiko yang mungkin terjadi pun tidak main-main dan
bisa membahayakan bagi ibu maupun janin. Pada janin, risiko yang
mungkin terjadi adalah bayi terlahir prematur dan berat badan lahir yang
rendah. Bayi juga bisa mengalami masalah pada tumbuh kembang karena
Sedangkan ibu yang masih remaja juga lebih berisiko mengalami anemia
Tidak hanya dampak fisik, gangguan mental dan psikologis juga berisiko
lebih tinggi terjadi pada wanita yang menikah di usia remaja. Beberapa
Tidak hanya dari segi kesehatan, pernikahan dini juga bisa dikatakan
merampas hak masa remaja perempuan itu sendiri. Di mana pada masa itu
seharusnya dipenuhi oleh bermain dan belajar untuk mencapai masa depan
dan kemampuan finansial yang lebih baik. Namun kesempatan ini justru
Begitu juga dengan remaja pria yang secara psikologis belum siap
pernikahan dini tidak disarankan dan alasan angka pernikahan dini harus
ditekan. Kedewasaan diri baik secara mental dan finansial juga merupakan
tentang pernikahan dini rendah didukung dengan budaya yang masih kental
beranggapan bahwa anak mereka yang beranjak dewasa yang mereka lihat
dari ukuran fisik atau sudah lulus sekolah menengah sudah pantas untuk
yang dianggap aib pada kalangan tertentu, meningkatkan pula angka kejadian
pernikahan anak. Motif ekonomi, harapan tercapainya keamanan sosial dan
pernikahan usia dini. Secara umum, pernikahan anak lebih sering dijumpai di
Kenakalan remaja
NAPZA
Problem emosional (depresi, rendah
1.Tingkat pendidikan dan diri, sulit bergaul, dll)
pengetahuan
2.Peran dan pola asuh orangtua
3.Faktor Ekonomi
4. Sosial budaya
6. Akses informasi
Perilaku Seksual
Pergaulan bebas
Pernikahan Dini Aborsi
Kehamilan remaja
Hubungan seks diluar nikah
Dampak :
1. Penyakit Menular Seksual
2. Kekerasan seksual
3. Kehamilan meningkat
4. Masalah psikologis
5. Sosial dan ekonomi yang rendah
6. KDRT
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pernikahan Dini
Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti