Medikasi Oral Dan Parenteral
Medikasi Oral Dan Parenteral
Medikasi Oral Dan Parenteral
PENDAHULUAN
Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang aman dan akurat kepada klien.
Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja
menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak
hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek
yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang
ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien,
dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman . Perawat harus mengetahui
semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak
lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan . Secara hukum
perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar
atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Keuntungan
Keuntungan Pemberian Obat Rute Oral diantaranya cocok dan nyaman bagi klien, Ekonomis, Dapat
menimbulkan efek local atau sistemik, dan Jarang membuat klien cemas.
C. Kelemahan
Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat
di pakai pada keadaan gawat. Obat yang di berikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai
dengan 45 menit sebelum di absorbsi dan efek puncaknya di capai setelah 1 sampai dengan 1 ½ jam.
Rasa dan bau obat yang tida enak sering mengganggu pasien. Cara per oral tidak dapat di pakai pada
pasien yang mengalami mual-mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pangisapan cairan
lambung serta pada pasien yang mempunyai gangguan menelan.
Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah (mislanya garam
besi dan Salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat di persiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan
tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau basa di
usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh di buka, obat tidak boleh dikunyah
dan pasien di beritahu untuk tidak minum antasaid atau susu sekurang-kurangnya satu jam setelah
minum obat.
Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus di lakukan dengan cara yang paling
nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien dapat di beri minuman dingin
(es) sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup pasien dapat di beri minum, pencuci mulut
atau kembang gula.
D. Tujuan Pemberian
E. Indikasi
F. Kontraindikasi
Pasien dengan gangguan pada system pecernaan, seperti kanker orall, gangguan menelan, dsb.
g. Sedotan
h. Sendok
i. Pipet
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya
program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan laporkan
pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang diperlukan)
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang
diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
· Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
· Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang
diperlukan.
· Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil
dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi
sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya
kerjanya.
· Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan, buang obat yang
telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
· Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada tutup
botol bagian dalam.
· Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat kearah
menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa
dibaca dengan tepat.
· Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas tissue.
Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
· Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril untuk
mengambilnya dari botol.
2) Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh
klien.
3) Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini membantu
mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
4) Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien meletakkan obat di
lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum. Posisi ini membantu untuk menelan dan mencegah
aspirasi.
5) Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan tanda tangan
pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
6) Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat disposibel kemudian
cuci tangan.
Memasukan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
melalui kulit atau selaput lendir atau menembus suatu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa
menggunakan alat suntik. ( depkes RI 1994 )
Obat dimasukan ke dalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot dan ke dalam vena dan pemberian ini lebih
cepat diserap daripada melalui oral. ( WHO 1998 )
Jadi pemberian obat perenteral adalah pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukan langsung
kedalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot ataupun ke dalam vena.
B. Tujuan
· Mencegah penyakit dengan jalan memberikan kekebalan atau imunisasi (misalnya DPT, BCG) dll
· Klien dengan penyakit tertentu yang hanya bisa mendapatkan pengobatan secara suntikan
( misalnya insulin)
Untuk memberikan obat secara parenteral perawat menggunakan vial atau ampul, spuit dan jarum.
Spuit mempunyai 3 bagian yaitu ujung yang berhubungan dengan jarum, bagian luar atau barrel dimana
skala tercetak biasanya dalam mililiter, yang terakhir adalah plunger yang pas dengan bagian dalam
barrel dan digunakan untuk mendorong obat dalam jarum. Ingat spuit plastik harus dibuang setelah
dipakai
Jarum, memiliki tiga bagian juga yaitu ; hub bagian yang dilepaskan dari spuit, batang tipis yang dipasang
pada hub, bevel yaitu bagian landai di ujung. Jarum dengan diameter terbesar adalah gauge 14 dan yang
terkecil adalah gauge 28.
· Intra cutan
· Subcutan
· Intra muscular
· Intravena
· Perbolus ( prinsip sama dengan intravena )
Injeksi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh hampir setiap perawat juga harus dapat
melakukannya. Namun pemberian obat ini juga harus mengetahui dimana tempat yang seharusnya
dilakukan.
1 Injeksi Intracutan
Adalah pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukan langsung ke kulit.
Tujuan :
Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu misalnya pada tuberculin test
Peralatan :
Nampan
Jarum steril
Prosedur Pelaksanaan
· Mencuci tangan
· Menyiapkan obat sesuai prinsip ( mengambil 0,1 cc dan encerkan lagi dengan aquades hingga
menjadi 1cc. 0,1 cc sebelumnya diambil dari 5 cc obat yang sudah diencerkan )
· Membawa alat ke dekat klien dengan hati hati
Tahap Orientasi
· Memberikan salam
Tahap kerja
· Membaca tasmiyah
· Memakai handscoon
· Masukan obat secara perlahan, pastikan ada benjolan kira kira satu biji kacang lalu Cabut jarum
dari tempat penusukan
Tahap Terminasi
· Merapikan pasien
· Dokumentasi
Pengertian :
Memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dilakukan pada lengan atas sebelah luar, pada
bagian luar daerah dada dan daerah yang dianggap perlu.
Injeksi subcutan adalah memasukan obat ke dalam jaringan lemak tepat dibawah kulit ( WHO 1998 )
Jadi kesimpulannya injeksi Sub Cutan adalah Pemberian obat dengan cara dimasukan langsung kebawah
kulit.
Lokasi :
Area vaskular disekitar bagian lengan luar atas, abdomen dari batas bawah costa sampai iliaca dan
bagian anterior paha.
Peralatan :
· Jarum steril
· Bengkok 1
Prosedur Injeksi :
· Mencuci tangan
· Menyiapkan obat sesuai aturan
Tahap Orientasi :
· Memberikan salam
Tahap Kerja :
· Pakailah handscoon
· Cabut jarum
Tahap terminasi :
Rapikan klien, lakukan evaluasi, membaca tahmid, berpamitan, bereskan alat, cuci tangan lalu
dokumentasi.
Definisi :
Adalah pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukan langsung kedalam otot.
Lokasi :
· Otot deltoid
· Dorsa gluteus
Kecepatan Obat :
Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat daripada SC karena pembuluh darah lebih
banyakdi otot. Berlangsung sekitar antara 10 – 30 menit.
Peralatan :
· Jarum steril
· Bengkok 1
Prosedur Injeksi :
· Mencuci tangan
Tahap Orientasi :
· Memberikan salam
· Pasanglah perlak
· Pakailah handscoon
· Regangkan kulik, masukan spuit dengan sudut 90 derajat, dengan kedalaman 2/3 jarum
Tahap terminasi :
· Rapikan klien, lakukan evaluasi, membaca tahmid, berpamitan, bereskan alat, cuci tangan lalu
dokumentasi.
Definisi :
Adalah pemberian obat dengan cara dimasukan langsung kedalam pembuluh darah vena.
Lokasi :
Kecepatan Obat :
Peralatan :
Peralatan :
· Sarung tangan 1 pasang
· Jarum steril
· Torniquet
· Bengkok 1
Prosedur injeksi :
· Mencuci tangan
Tahap Orientasi :
· Memberikan salam
Tahap Kerja :
· Membaca tasmiyah
· Buka torniquet
Tahap terminasi :
· Rapikan klien, lakukan evaluasi, membaca tahmid, berpamitan, bereskan alat, cuci tangan lalu
dokumentasi.
Adalah pemberian obat dengan cara dimasukan langsung kedalam pembuluh darah vena yaitu melalui
bolus.
Prinsipnya sama dengan intra vena yaitu obat dimasukan ke dalam pembuluh vena.
Untuk peralatan :
· Jarum steril
Tahap injeksi kita tetap melakukan tahap pra interaksi, orientasi, tahap kerja, tahap terminasi.
Tahap Kerjanya :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
· Oral adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut. Untuk cara pemberian obat ini Oral,
adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman
dan aman.
Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat
tersebut ke jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit. Tujuannya adalah agar
dapat langsung menuju sasaran.
3.2 Saran
Dalam makalah ini menjelaskan tentang bentuk-bentuk pemberian obat, kami penulis menyarankan
kepada pembaca khususnya para petugas medis untuk lebih tahu tentang letak pemberian obat pada
bagian tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
· Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
· WHO, (1998 ), Nursing care of the sick: A guide for nurses working in small rural hospitals.
· Departemen kesehatan RI, dirjenyanmed, 1991. Prosedur keperawatan Dasar, Direktorat rumah
sakit dan pendidikan
· http://gumilar69.blogspot.com/2014/01/makalah-peberian-obat-bab-ii.html