Tugas Farmakologi
Tugas Farmakologi
Tugas Farmakologi
DISUSUN OLEH :
HARDIANTI RUKMANA
PO.71.3.202.18.1.057
TINGKAT I B
1
PRINSIP FARMAKOLOGI DALAM PELAKSANAAN ASUHAN
KEPERAWATAN
Farmakologi ialah imu yang mempelajari cara dan bagaimana fungsi sistem hidup di
pengaruhi oleh obat, ilmu yang mempelajari sejarah, asal usul obat, sifat fisika dan
kimiawi, cara mencampur dan membuat obat, efek terhadap fungsi biokimia dan faal,
cara kerja, absorpsi, biotransformasi dan eksresi, penggunaan dalam klinik dan efek
toksiknya, serta ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk diagnosa, pencegahan dan
penyembuhan penyakit.
Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat
menjadi tugas perawat yang paling penting. Tidak semua pasien tahu tentang obat dan
cara kerja obat, ini disebabkan adanya beberapa factor diantaranya gangguan visual,
pendengaran, intelektual, atau motorik yang mungkin membuat pasien sukar untuk
minum obat. Oleh karena itu, perawat bertanggung jawab bahwa obat itu benar diminum
atau tidak. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien dalam terapi
medis dan cara pemberian obat yang tepat.
2
A. Prinsip 12 Benar dalam Pemberian Obat pada Pasien
Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang
diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan
selalu menggunakan prinsip 12 benar, berikut ini adalah pemaparan tentang prinsip 12
benar tersebut :
1. Benar Klien
Selalu klarifikasi pasien, dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan
memeriksa gelang identifikasi dan meminta menyebutkan namanya sendiri.
-Klien berhak untuk mengetahui alasan obat.
-Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat.
-Membedakan klien dengan dua nama yang sama.
2. Benar Obat
-Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan.
Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat. Perawat harus
menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal tiga kali:
3
perawat lain.
-Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk
obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang
waktu tertentu.
-Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan.
-Memberikan obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa
lambung bersama-sama dengan makanan.
-Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi
pemeriksaan obat.
4
6. Benar Dokumentasikan
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan
selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta
respon klien terhadap pengobatan.
9. Benar pengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.
5
B. Macam bentuk-bentuk obat
Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada
dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang
dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus
demi tercapainya efek terapi yang diinginkan.
1. Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian luar.
2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah
puyer.
3. Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet kempa
paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya
tergantung desain cetakan.
b. Tablet cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan
c. Tablet trikurat
tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan
d. Tablet hipodermik
Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk
membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet sublingual
dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di
bawah lidah.
f. Tablet bukal
Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi
6
g. tablet Effervescent
Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan
lembab.
Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan"
h. Tablet kunyah
Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah
ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
4. Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur
tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
5. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
menutupi bau dan rasa yang tidak enak
menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan
pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian
dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
Mudah ditelan
6. Kaplet (kapsul tablet)
Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti
kapsul.
7. Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,
biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau
penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga
dikatakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang
saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan
topikal (kulit).
7
8. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase
cair. macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),suspensi
topikal (penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi
optalmik,suspensi sirup kering.
9. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan
yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya
distabilkan oleh zat pengemulsi.
10. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau
tumbuhan yang disari.
12. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan
air pada suhu 90℃ selama 15 menit.
15. Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui
rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Tujuan pengobatan adalah :
8
Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan
inflamasi karena hemoroid.
Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk
anti muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik
antipiretik.
16. Obat tetes (guttae)
Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat
dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang
disebutkan farmakope indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae
(obat dalam), guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales
(tetes hidung), guttae opthalmicae (tetes mata).
9
Pengunaan obat : oral, sub-lingual, ditelan atau dikunyah.
c. Efek samping obat (side effect)
d. Etiket
Obat luar atau obat dalam (obat dalam diberi etiket putih, obat luar
diberi ektiket biru).
Tanggal/bulan/tahun kadaluarsa obat.
Jenis obat (sedative, antihistamine, antibiotic, deuresis dll.
e. Keadaan pasien
Hal yang perlu dikaji adalah apakah pasien sedang menjalani terapi khusus
:
Penderita TBC Aktif
Penderita Kusta Aktif
Penderita Epilepsi
Penderita Malnutrisi
f. Ada tidaknya riwayat alergi obat
Bila mana ada pasien yang tidak tahan akan jenis obat tertentu maka harus
ditulis dengan jelas pada status pasien dengan tinta merah, agar dokter
dapat memilih obat lain yang lebih aman.
10
E. Hak – Hak Klien dalam Pemberian Obat
a. Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat
Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi
( Informed concent ) , yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk
membuat suatu keputusan .
b. Hak Klien untuk Menolak Pengobatan
Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan . Adalah tanggung jawab
perawat untuk menentukan , jika memungkinkan , alasan penolakan dan mengambil
langkah – langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima
pengobatan . Jika suatu pengobatan dtolak , penolakan ini harus segera
didokumentasikan. Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter
harus diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien,
seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi perubahan
pada hasil pemeriksaan laboratorium , misalnya pada pemberian insulin atau warfarin
( Taylor, Lillis and LeMone, 1993 ; Kee and Hayes, 1996 ).
11
DAFTAR PUSTAKA
http://perawatcindo.blogspot.com/2013/08/peran-perawat-dalam-pemberian-obat.html
https://farmakologi.files.wordpress.com/2009/02/implikasi-keperawatan-11.pdf
https://www.facebook.com/MedicalCenterPMIjaksel/posts/prinsip-12-benar-dalam-
pemberian-obat-pada-pasien12-benar-prinsip-pemberian-obat/817728818327350/
https://www.kaskus.co.id/thread/511cb25c532acf6b4b000005/macam-macam-bentuk-
obat-dan-tujuan-penggunaannya/
https://pengertianahli.id/2014/01/pengertian-obat-dan-penggolongan-obat.html
https://www.kompasiana.com/ishavanisadesfriani/551052b3a33311263bba7fc7/
farmakologi-dan-cabang-cabangnya
https://www.kompasiana.com/ishavanisadesfriani/551052b3a33311263bba7fc7/
farmakologi-dan-cabang-cabangnya
12