LAPORAN KASUS-Personal Hygiene-Alamanda B

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN SPACE

OCCUPYING LESION ec ABSES SEREBRI DI RUANG

AZALEA RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Keperawatan Medikal Bedah (KMB) Program Profesi Ners XXXV

Oleh:

HANNIFAH FITRIANI

220112170520

PROGRAM PROFESI NERS XXXV

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN SPACE

OCCUPYING LESION ec ABSES SEREBRI DI RUANG

AZALEA RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

1. Pengkajian

A. Identitas Pasien dan Keluarga


Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Tanggal Lahir :
Usia :
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Swasta
Agama : Kristen
Suku : Chinese
Status Pernikahan : Menikah
No. RM :
Diagnosa Medis : Tumor Ganas Ovarium
Tanggal Masuk RS : 28 Agustus 2019
Tanggal Pengkajian : 31 Agustus 2019

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. HS
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
Hubungan dengan Pasien : Suami
2. Riwayat Kesehatan

A. Keluhan Utama : Nyeri kepala

B. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Pasien mengeluh nyeri abdomen pada area luka post operasi, nyeri
dirasakan seperti tertusuk dan terjadi hanya ketika pasien melakukan
pergerakan atau ketika area luka post operasi tersentuh. Skala nyeri 4
(skala 0-10). Pasien juga mengeluh sakit di area luka post operasi ketika
batuk, pasien mengatakan hal tersebut membuat pasien menahan batuk
agar tidak terasa nyeri.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Sebelumnya sejak 3 bulan yang lalu pasien mengalami kuping berdengung
terus-menerus, kemudian pasien melakukan memeriksakan dirinya ke
dokter THT di RS Immanuel setelah itu telinga pasien disedot dan diberi
obat. Satu bulan kemudian pasien di rawat di RS Sartika Asih karena
pingsan. Sebelumnya juga pasien sering sakit gigi dan gigi gerahamnya
pernah tiba2 tanggal. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit DM (-),
hipertensi (-), kolesterol (-), jantung (-), kanker (-), genetik (-), dan
tuberkulosis (-).

D. Riwayat Konsumsi Obat-Obatan :


Dexamethasone 3x1 tab, paracetamol 3x1 tab, dan omeprazole

E. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Tidak terdapat keluarga yang memiliki gejala penyakit seperti pasien
ataupun penyakit DM (-), hipertensi (-), kolesterol (-), jantung (-), kanker
(-), genetik (-), dan tuberkulosis (-).

F. Riwayat Psikososial Spiritual :


Pasien merasa bahwa penyakit dialami pasien merupakan cobaan hidup,
pasien hanya beribadah apabila nyeri kepalanya sedikit berkurang,
keluarga sangat mendukung agar pasien segera sembuh dan bisa
beraktivitas kembali.
G. Riwayat ADL :
No. Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Pola Nutrisi
a. Makan Porsi makan normal Semenjak di rawat di
satu porsi 3 kali/hari RS pasien makan 3
kali/hari namun dengan
porsi makan yang tidak
habis, hanya ½ porsi
dikarenakan pasien
mengatakan mual.

b. Minum Dalam sehari pasien Pasien minum ±1 botol


bisa minum ± 5 gelas ukuran 600ml dalam
perhari sehari
2. Eliminasi
a. BAK Biasanya sekitar 6-7 Pasien BAK 1-2 kali
kali perhari dengan perhari namun warna
warna urin bening urin bening kekuningan
kekuningan namun lebih pekat
b. BAB Biasanya 1x/hari Pasien BAB 1x sehari
berwarna kuning berwarna kuning
dengan konsistensi kecoklatan dengan
padat konsistensi lebih keras
3. Personal Hygiene Mandi 2x sehari, sikat Semenjak masuk RS
gigi 2x sehari, keramas hanya mandi 1x dengan
2 hari sekali, gunting bantuan suami saat
kuku kalau kuku sudah sebelum dilakukan
panjang. operasi. Setelah operasi
pasien mengatakan
belum mandi dan belum
ganti pakaian serta
pasien terlihat kurang
bersih dan kulit lengket.
4. Pola Istirahat Tidur
a. Tidur Malam Tidur pada malam hari Pasien tidak bisa tidur
sekitar jam malam pada malam hari karena
sampai jam 5.30 pagi. merasa nyeri kepala
namun belakangan
nyeri kepala berkurang
sehingga pasien bisa
tidur dr jam 8 malam
hingga jam 5 pagi,
namun kadang suka
terbangun pada tengah
Pasien tidak tidur siang malam.
b. Tidur siang dikarenakan kerja Pasien bisa tidur pada
siang hari karena tidak
melakukan aktivitas
5. Kegiatan/Aktivitas Pasien melakukan Selama di RS pasien
Sehari-hari aktivitas sendiri, tidak bisa melakukan
bekerja, dan melakukan aktivitasnya sendiri,
aktivitas secara mandiri pasien selalu dibanu
oleh istri dalam
melakukan aktivitasnya

3. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
Kesadaran Kompos mentis – GCS 15 (E 4, M 6, V 5)
Tanda-tanda vital
Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi 98 x/menit
Pernapasan 22 x/menit
Suhu 36oC
Nyeri 4 (skala 0-10)
Antopometri BB : 60 kg
TB : 150 cm
IMT :

B. Pengkajian Head to Toe


Pemeriksaan Hasil
Kepala
Inspeksi Kepala simetris, massa (-), tidak berminyak, ketombe (-),
dapat mengangkat dahi,
Palpasi Nyeri tekan (-), sensibilitas rasa (+/-)
Mata
Inspeksi Mata kanan dan kiri dapat membuka, sclera iketrik (-/-),
conjunctiva anemis (-), pupil isokor
Telinga
Inspeksi Telinga simetris, serumen (+/+)
Palpasi Nyeri (-)
Hidung
Inspeksi Bentuk hidung simetris, pernapasan cuping hidung (-),
mukosa hidung normal, lesi hidung (-), secret (-), massa (-),
sianosis (-)
Palpasi Nyeri tekan (-)
Mulut
Inspeksi Mukosa bibir lembab, pembesaran tonsil (-), kebersihan
mulut baik, lidah merah muda, reflex menelan dan
mengunyah tidak terganggu.
Leher
Inspeksi Deviasi trachea (-), massa pada leher (-), bendungan vena
jugularis (-), arteri karotis teraba
Palpasi Deviasi trachea (-), pembesaran kelenjar getah bening (-),
pembesaran kelenjar tiroid (-), nyeri tekan (-)
Dada
Inspeksi Bentuk dada simetris, retraksi dada (-), lesi dada (-)
Palpasi Nyeri (-), krepitasi (-), tactile fremitus : getaran kedua
lapang dada sama
Auskultasi Vesikuler pada seluruh lapang paru, bunyi jantung (lub)
(dup), tidak terdapat suara jantung tambahan
Perkusi Resonan pada ICS 1-5 kiri, dullness pada ICS 6-8 kiri
Abdomen
Inspeksi Distensi abdomen (+), stoma (-), lesi (+)
Auskultasi Bising usus (9x/menit)
Palpasi Nyeri tekan (+), massa (-), pembesaran hati (-)
Perkusi Suara abdomen hipertimpani
Genital (tidak terkaji)
Ekstremitas
Inspeksi Ekstremitas lengkap, deformitas (-), keterbatasan gerak (-),
bengkak persendian (-), hipertropi (-), gerakan involunter (-),
fraktur (-), bentuk dan ukuran ekstremitas atas dan bawah
simetris
Palpasi Kelemahan (-), kekakuan ekstremitas atas (-/-), kekakuan
ekstremitas bawah (-/-), nadi kuat, akral hangat, CRT
ekstremitas atas kanan dan kiri <2 detik, CRT ekstremitas
bawah kanan dan kiri <2 detik kekuatan otot
5 5
5 5

C. Pengkajian Sistem Perasafan


Sistem Saraf
I Dapat membedakan bau
II Pengelihatan mata kanan normal, kiri buram, papil batas tegas
III, IV, VI Gerakan bola kanan mata normal, bola mata kiri tidak ada
gerakan, kelopak mata kanan normal, kelopak mata kiri
menutup, pupil isokor, reflex cahaya baik, posisi mata sentral,
terdapat diplopia
V Gerakan mengunyah (+), sensasi wajah (+/-), lidah (+)
VII Ekspresi wajah (+), motoric patese kiri sentral
VIII Pendengaran (+)
IX Sensasi rasa normal
X Refleks muntah (+) menelan (+)
XI Pergerakan bahu (+)
XII Gerakan lidah (+) deviasi ke kiri

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
9 Maret 2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Ket
Hematologi
Hemoglobin 11,7 14 – 17,4 g/dL Rendah
Hematokrit 39,7 41,5 – 50,4 % Rendah
Eritrosit 4,61 4,4 – 6,0 juta/uL Normal
Leukosit 16,15 4.50 – 11,00 10^3/uL Tinggi
Trombosit 421 150 – 450 ribu/uL Normal
Indeks Eritrosit
MCV 86,1 80 – 96 fL Normal
MCH 30,2 27,5 – 33,2 pg Normal
MCHC 35,0 33,4 – 35,5 % Normal
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 0,2 – 1,2 % Rendah
Eosinofil 0 0,0 – 4,4 % Normal
Neutrofil Batang 0 3,0 – 5,0 % Rendah
Neutrofil Segmen 77 45,5 – 73,1 % Tinggi
Limfosit 14 18,3 – 44,2 % Rendah
Monosit 9 2,6 – 8,5 % Tinggi
Kimia
Glukosa sewaktu 113 <140 mg/dL Normal
Ureum 23,0 15,0 – 39 Normal
Kreatinin 0,85 0,80 – 1,30 mg/dL Normal
Natrium (Na) 134 135 – 145 mEq/L Rendah
Kalium (K) 4,2 3,5 – 5,5 mEq/L Normal
Kalsium Ion 5,29 4,5 – 5,6 mg/dL Normal

E. Terapi
1. Dulcolax
2. Ceftiaxone
3. Kaltrofen
4. Asam Mefenamat

F. Analisa Data
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1. DS: Kelemahan Defisit perawatan
- Pasien mengatakan gerah diri: mandi
karena belum mandi
semenjak operasi
sehingga pasien belum
bisa ke kamar mandi
- Pasien mengatakan
belum berganti pakaian
semenjak operasi
DO:
- Kulit terlihat kusam dan
lengket

2. DS: Agen Cedera Fisik Nyeri Akut


- Pasien mengeluh nyeri perut
di area luka post operasi,
nyeri ketika bergerak atau
tersentuh
- Skala nyeri 4 (skala 0-10)
DO:
- Pasien terus memegang
kepalanya
- Pemberian terapi
 Asam Mefenamat
 Kaltrofen
4. DS: Abses otak Resiko tinggi
- ↓ bersihan jalan
DO : Massa dalam tulang nafas tidak efektif
- Sensibilitas rasa (+/-) tengkorak bertambah
- Reflex menelan dan ↓
mengunyah terganggu Mendesak ruang tengkorak
- Saraf II: pengelihatan mata ↓
kiri buram Peningkatan TIK
- Saraf III, IV, VI: gerakan ↓
bola mata kiri tidak ada Stasis vena serebral,
gerakan, kelopak mata kiri pergeseran struktur otak
menutup, terdapat diplopia ↓
- Saraf V: sensasi wajah (+/-) Pembengkakan papilla
- Saraf VII: motoric patese saraf, kelainan serebral,
kiri sentral terganggu lobus
- Saraf XII: gerakan lidah (+) temporalis, oksipital
deviasi ke kiri ↓
Gangguan penglihatan,
pendengaran, kesulitan
berbicara

Hemisparesis

Resiko Gangguan Citra
Tubuh

G. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Defisit perawatan diri b.d kelemahan ditandai dengan
ketidakmampuan untuk membasuh tubuh secara mandiri
2. Nyeri akut b.d agen cedera fisik ditandai dengan sikap melindungi
area nyeri dan skala nyeri 4 (0-10)
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
yang ditandai dengan pusing kepala
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual yang ditandai dengan BB yang menurun
5. Resiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan hemisperesis yang
ditandai dengan baal pada sebelah kiri kepala hingga leher
H. Rencana Intervensi Keperawatan

Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Tindakan Rasional
1 Gannguan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV 1. Untuk
otak berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam mengetahui keadaan umum
penurunan konsentrasi Hb gangguan perfusi serebral pasien pasien sebagai standar dalam
DS: bekurang dengan kriteria hasil: mengkaji kondisi pasien
- Pasien mengaluh nyeri - TD normal 2. Monitor AGD, ukuran 2. Mengukur
kepala secara terus - Menunjukkan konsentrasi dan pupil, ketajaman, kesimetrisan dan status neurologis pasien
menerus seperti ditekan orientasi reaksi 3. Peningkatan
- Baal pada seluruh - Bebas dari kejang 3. Monitor tekanan tekanan intrakranial akan
daerah kepala hingga - Nyeri kepala berkurang intrakranial dan respon neurologis memberikan efek buruk
leher sebelah kiri pada status neurologis
- Sejak 3 bulan yang lalu pasien
pasien mengalami 4. Elevasi
kuping berdengung 4. Pertahankan posisi elevasi kepala 15-30 derajat dapat
terus-menerus kepala 15-30 derajat mengurangi peningkatan
- Pasien pernah pingsan 1 tekanan intrakranial
bulan yang lalu 5. Posisi flexi
DO: 5. Anjurkan posisi kepala leher dapat meningkatkan
- Sensibilitas rasa (+/-) pada posisi netral tekanan intrakranial
- Terdapat abses serebri
- Hb 13, 9 (rendah)
2 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Melakukan pengkajian nyeri 1. Pengkajian nyeri dapat
dengan peningkatan tekanan keperawatan selama 3x24 jam nyeri secara komprehensif termasuk menentukan intervensi yang
intrakranial pasien berkurang dengan kriteria lokasi, karakteristik, durasi, sesuai
DS: hasil: frekuensi, kualitas dan faktor
- Pasien mengaluh nyeri - Pasien mampu mengontrol nyeri presipitasi
kepala secara terus (tahu penyebab nyeri, mampu 2. Kontrol lingkungan yang dapat 2. Lingkungan yang tenang
menerus seperti ditekan menggunakan tehnik mempengaruhi nyeri seperti suhu dapat membuat pasien
- Skala nyeri 6 (skala 0- nonfarmakologi untuk ruangan, pencahayaan dan istirahat tidur untuk
10) mengurangi nyeri, mencari kebisingan mengurangi nyeri yang
DO: bantuan) dirasakan
- Pasien terus memegang - Melaporkan bahwa nyeri 3. Monitor TTV 3. Tanda-tanda vital
kepalanya berkurang dengan menggunakan merupakan acuan untuk
- Pemberian terapi manajemen peningkatan mengetahui keadaan umum
 Dexamethasone 5mg tekanan intrakranial klien terhadap respon nyeri
ampul – 3x2 amp IV - Mampu mengenali nyeri (skala, 4. Pertahankan posisi elevasi kepala 4. Elevasi kepala 15-30 derajat
 Paracetamol 500mg intensitas, frekuensi dan tanda 15-30 derajat dapat mengurangi
– 3x750mg p.o nyeri) peningkatan tekanan
 Codein Tablet 15mg - Menyatakan rasa nyaman intrakranial
– 3x15mg tab p.o setelah nyeri berkurang 5. Anjurkan posisi kepala pada posisi 5. Posisi flexi leher dapat
 Dexamethasone 5mg - Tanda vital dalam rentang netral meningkatkan tekanan
ampul – 4x1 amp IV normal intrakranial
- Tidak mengalami gangguan 6. Lakukan kompres dingin pada area 6. Kompres dingin dapat
tidur kepala yang sakit menyebabkan vasokontriksi
pembuluh darah otak
sehingga dapat mengurangi
tekanan pada intracranial
7. Hindari batuk atau mengejan 7. Batuk dan mengejan dapat
meningkatkan tekanan
intrakranial
3 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan perawatan selama 1. Mengkaji kemampuan pasien 1. Menentukan pemilihan
kurang dari kebutuhan tubuh 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan untuk mengunyah, menelan terhadapjenis makanan
berhubungan dengan mual pasien menjadi adekuat dengan sehingga pasien terlindungi
DS: kriteria hasil: dari aspirasi
- Porsi makan pasien
- Tidak terjadi mual muntah 2. Memberi makanan dalam jumlah 2. Meningkatkan proses
menurun semenjak 2
bulan kebelakang, sedikit dan sering pencernaan dan kontraksi
namun semenjak di pasien terhadap nutrisi yang
rawat di RS makan
diberikan dan dapat
normal dan selalu
menghabiskan porsi meningkatkan kerjasama
makanan yang diberikan pasien saat makan
oleh pihak rumah sakit
- Nafsu makan meningkat 3. Menimbang berat badan secara 3. Mengevaluasi keefektifan/
DO:
- BB : 45 kg - BB meningkat berkala kebutuhan mengubah
- TB : 160 cm pemberian nutrisi
- IMT : 17,57  Kurus
4. Kolaborasi dengan ahli gizi 4. Merupakan sumber yang
efektif untuk
mengidentifikasi kebutuhan
kalori/nutrisi
4 Resiko gangguan citra tubuh Setelah dilakukan perawatan selama 1. Kaji dan jelaskan kepada pasien 1. Intervensi awal bisa
berhubungan dengan 1 x 24 jam diharapkan konsep diri tentang keadaan paralisis mencegah distress
hemisperesis pasien meningkat dengan kriteria wajahnya psikologis pada pasien
DS: hasil: 2. Bantu pasien menggunakan 2. Mekanisme koping yang
- Pasien mengeluh baal
- Pasien mmpu menggunakan mekanisme koping yang positif positif dapat membantu
pada seluruh daerah
kepala hingga leher koping yang positif pasien lebih percaya diri,
sebelah kiri lebih kooperatif terhadap
- Kelopak mata kiri
menutup sejak 3 bulan tindakan yang akan
yang lalu dilakukan dan mencegah
- Mata sebelah kiri tidak
terjadinya kecemasan
bisa digerakkan dan
pandangan sebelah kiri tambahan
kabur 3. Libatkan sistem pendukung dalam 3. Kehadiran sistem
- Pasien berbicara pelo
perawatan pasien pendukung meningkatkan
dan mengeluh sulit
untuk mengunyah dan citra diri pasien
menelan makanan

DO :
- Sensibilitas rasa (+/-)
- Reflex menelan dan
mengunyah terganggu
- Saraf II: pengelihatan
mata kiri buram
- Saraf III, IV, VI:
gerakan bola mata kiri
tidak ada gerakan,
kelopak mata kiri
menutup, terdapat
diplopia
- Saraf V: sensasi wajah
(+/-)
- Saraf VII: motoric
patese
I. IMPLEMENTASI

Diagnos Nama &


No Jam Implementasi Hasil
a Paraf
Sabtu, 31 September 2019
1 1&2 Jam 08.00 1. Melakukan perkenalan, 1. Pasien tahu dan Erlythalia
membangun trust, dan mengenal perawat K.P.M
memberikan inform consent dan bersedia
pada pasien dilakukan
pengkajian dan
perawatan oleh
perawat
Jam 13.00 2. Melakukan pengkajian nyeri 2. Nyeri terjadi di
secara komprehensif bagian kepala
termasuk lokasi, sebelah kiri, terjadi
karakteristik, durasi, terus menerus
frekuensi, kualitas dan faktor seperti tertekan,
presipitasi skala nyeri 6. Nyeri
meningkat apabila
pasien posisi miring
ke sebelah kiri
3. Memberikan posisi yang 3. Pasien merasa
nyaman dengan kepala netral nyaman dan
dan tinggi kepala sekitar 15 mengungkapkan
derajat nyeri berkurang
4. Memberikan lingkungan 4. Bed plang terpasang
aman dengan memasang bed dengan baik dan
plang pasien merasa
nyaman
5. Memonitor tanda-tanda vital 5. TD : 100/80 mmHg
N : 66x/menit
RR : 17x/menit
T : 36oC
Kamis, 15 Maret 2018
2 1, 2, 4 Jam 15.00 1. Menyapa dan menanyakan 1. Pasien rileks, dapat Hannifah
keadaan pasien tidur pada malam Fitriani
hari
2. Memonitor tanda-tanda vital 2. TD : 100/80 mmHg
N : 73x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,3oC
3. Melakukan pengkajian nyeri 3. Nyeri masih tetap
secara komprehensif terasa skala nyeri
termasuk lokasi, tetap 6
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
4. Mengkaji respon neurologis 4. Baal masih terasa
pasien pada wajah dan leher pada wajah dan
leher, pasien
merasakan adanya
sentuhan namun
tidak merasakan
adanya nyeri pada
wajah dan leher saat
dicubit
5. Menjelaskan kepada pasien 5. Pasien dan istrinya
dan istrinya tentang keadaan terlihat antusias dan
paralisis pada wajahnya mendengarkan
dengan seksama
penjelasan yang
diberikan oleh
perawat

Sabtu, 17 Maret 2018


3 1,2,3 Jam 06.00 1. Menyapa dan menanyakan 1. Pasien rileks, Hannifah
keadaan pasien dapat tidur pada Fitriani
malam hari
2. Memonitor tanda-tanda vital 2. TD : 110/70
mmHg
N : 65x/menit
RR : 14x/menit
3. Melakukan pengkajian nyeri S : 36,5oC
secara komprehensif 3. Nyeri masih
termasuk lokasi, tetap terasa terus
karakteristik, durasi, menerus namun
frekuensi, kualitas dan faktor skala nyeri
presipitasi berkurang menjadi
4. Menimbang berat badan skala 3
pasien
Jam 20.00 5. Melakukan pendidikan 4. BB pasien
kesehatan tentang 45kg
manajemen peningkatan
itrakranial pada pasien dan 5. Pasien dan
keluarga (istri) keluarga tampak
rileks dan antusias
dalam
mendengarkan
penjelasan perawat

J. EVALUASI

Tanggal Diagnosa Nama &


No Catatan Perkembangan
Hari Keperawatan Paraf
1 Rabu, 14 Gangguan perfusi S : Hannifah
Maret serebral - Pasien mengeluh nyeri terjadi terus Fitriani
2018 berhubungan menerus seperti tertekan, skala nyeri 6.
Jam 13.00 dengan penurunan - Nyeri meningkat apabila pasien posisi
konsentrasi Hb yang miring ke sebelah kiri
ditandai dengan Hb - Pasien merasa nyaman dan nyeri
yang rendah berkurang setelah memposisikan kepala
netral dengan elevasi kepala 15 derajat
O:
- Menunjukkan wajah tenang dan rileks
- TD : 100/80 mmHg
- N : 66x/menit
- RR : 17x/menit
- T : 36oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi manajemen PTIK
2 Rabu, 14 Nyeri akut S : Hannifah
Maret berhubungan - Pasien mengeluh nyeri terjadi terus Fitriani
2018 dengan peningkatan menerus seperti tertekan, skala nyeri 6.
Jam 13.00 tekanan intrakranial - Nyeri meningkat apabila pasien posisi
yang ditandai miring ke sebelah kiri
dengan pusing - Pasien merasa nyaman dan nyeri
kepala berkurang setelah memposisikan kepala
netral dengan elevasi kepala 15 derajat
- Pasien merasa aman dan nyaman setelah
terpasang bed plang
O:
- Menunjukkan wajah tenang dan rileks
- TD : 100/80 mmHg
- N : 66x/menit
- RR : 17x/menit
- T : 36oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi manajemen PTIK
3 Kamis, 15 Gangguan perfusi S : Hannifah
Maret serebral - Pasien mengeluh nyeri terjadi terus Fitriani
2018 berhubungan menerus seperti tertekan, skala nyeri
Jam 15.00 dengan penurunan berkurang menjadi skala 3
konsentrasi Hb yang - Pasien tetap mempertahankan posisi
ditandai dengan Hb kepala netral dengan elevasi kepala 15
yang rendah derajat
O:
- Menunjukkan wajah tenang dan rileks
- TD : 100/80 mmHg
- N : 73x/menit
- RR : 22x/menit
- S : 36,3oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi manajemen PTIK
4 Kamis, 15 Nyeri akut S : Hannifah
Maret berhubungan - Pasien mengeluh nyeri terjadi terus Fitriani
2018 dengan peningkatan menerus seperti tertekan, skala nyeri
Jam 15.00 tekanan intrakranial berkurang menjadi skala 3
yang ditandai - Pasien merasa nyaman dan nyeri
dengan pusing berkurang serta tetap memposisikan
kepala kepala netral dengan elevasi kepala 15
derajat
- Pasien selalu memasang bed plang
sesudah melakukan mobilisasi fisik
O:
- Menunjukkan wajah tenang dan rileks
- TD : 100/80 mmHg
- N : 73x/menit
- RR : 22x/menit
- S : 36,3oC
- Bed plang terpasang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi manajemen PTIK dan
intervensi manajemen nyeri

5 Kamis, 15 Resiko gangguan S : Hannifah


Maret citra tubuh - Pasien mengeluh matanya menutup Fitriani
2018 berhubungan sebelah
Jam 15.00 dengan - Pasien mengeluh baal pada bagian kepala
hemisperesis hingga leher sebelah kiri
O:
- Mata menutup
- Tidak ada gerakan bola mata
- Rangsangan sentuhan (+)
- Rangsangan nyeri (-)
- Pasien menerima pasrah namun ingin
sembuh
A : Masalah teratasi
P:-
6 Sabtu, Gangguan perfusi S : Hannifah
17 Maret serebral - Pasien mengeluh nyeri terjadi terus Fitriani
2018 berhubungan menerus seperti tertekan, skala nyeri
Jam 20.00 dengan penurunan tetap di skala 3
konsentrasi Hb yang - Pasien tetap mempertahankan posisi
ditandai dengan Hb kepala netral dengan elevasi kepala 15
yang rendah derajat
O:
- Menunjukkan wajah tenang dan rileks
- TD : 100/80 mmHg
- N : 73x/menit
- RR : 22x/menit
- S : 36,3oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi manajemen PTIK
7 Sabtu, Nyeri akut S : Hannifah
17 Maret berhubungan - Pasien mengeluh nyeri terjadi terus Fitriani
2018 dengan peningkatan menerus seperti tertekan, skala nyeri
Jam 20.00 tekanan intrakranial tetap di skala 3
yang ditandai - Pasien merasa nyaman dan nyeri
dengan pusing berkurang serta tetap memposisikan
kepala kepala netral dengan elevasi kepala 15
derajat
- Pasien selalu memasang bed plang
sesudah melakukan mobilisasi fisik
O:
- Menunjukkan wajah tenang dan rileks
- TD : 100/80 mmHg
- N : 73x/menit
- RR : 22x/menit
- S : 36,3oC
- Bed plang terpasang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi manajemen PTIK dan
intervensi manajemen nyeri

8 Sabtu, Ketidakseimbangan S : Hannifah


17 Maret nutrisi kurang dari - Pasien mengatakan semenjak sakit terjadi Fitriani
2018 kebutuhan tubuh penurunan berat badan
Jam 20.00 berhubungan - Pasien mengatakan tidak napsu makan
dengan mual yang karena mual
ditandai dengan BB O :
yang menurun - Pasien terlihat kurus
- BB : 45 kg
- TB : 160 cm
A : Masalah belum teratasi
P : Lakukan intervensi manajemen nutrisi yang
baik dan konsultasikan kepada ahli gizi tetang
tingkat kebutuhan nutrisi pasien

DAFTAR PUSTAKA
Affandi, I.G. & Panggabean, R. 2016. Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial
pada Stroke. CDK-238/ vol.43 no.3, th. 2016.
BashirA. Saoomro., et al. Analytic Study of Clinical Presentation of
IntracranialSpace-Occupying Lesionin Adult Patients. Pakistan Journal of
Neurological Sciences (PJNS): Vol. 9 : Iss. 3 , Article 2.
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 12. Jakarta: EGC.
Herdman, T.H & Kamitshuru (Eds.) 2014. NANDA International, Inc. NURSING
DIAGNOSES: Definition & Clasification 2015-2017. Oxford: Willey
Blackwell.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Dochterman, J. M., & Bulechek, G. M. 2004. Nursing Interventions Classifcation
(NIC) (5th Ed.). USA: Mosby Elsevier.
Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. 2008. Nursing Outcomes
Classsifcation (NOC) (5th Ed.). USA: Mosby Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai