LAPORAN KASUS-Personal Hygiene-Alamanda B
LAPORAN KASUS-Personal Hygiene-Alamanda B
LAPORAN KASUS-Personal Hygiene-Alamanda B
Oleh:
HANNIFAH FITRIANI
220112170520
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN SPACE
1. Pengkajian
3. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
Kesadaran Kompos mentis – GCS 15 (E 4, M 6, V 5)
Tanda-tanda vital
Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi 98 x/menit
Pernapasan 22 x/menit
Suhu 36oC
Nyeri 4 (skala 0-10)
Antopometri BB : 60 kg
TB : 150 cm
IMT :
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
9 Maret 2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Ket
Hematologi
Hemoglobin 11,7 14 – 17,4 g/dL Rendah
Hematokrit 39,7 41,5 – 50,4 % Rendah
Eritrosit 4,61 4,4 – 6,0 juta/uL Normal
Leukosit 16,15 4.50 – 11,00 10^3/uL Tinggi
Trombosit 421 150 – 450 ribu/uL Normal
Indeks Eritrosit
MCV 86,1 80 – 96 fL Normal
MCH 30,2 27,5 – 33,2 pg Normal
MCHC 35,0 33,4 – 35,5 % Normal
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 0,2 – 1,2 % Rendah
Eosinofil 0 0,0 – 4,4 % Normal
Neutrofil Batang 0 3,0 – 5,0 % Rendah
Neutrofil Segmen 77 45,5 – 73,1 % Tinggi
Limfosit 14 18,3 – 44,2 % Rendah
Monosit 9 2,6 – 8,5 % Tinggi
Kimia
Glukosa sewaktu 113 <140 mg/dL Normal
Ureum 23,0 15,0 – 39 Normal
Kreatinin 0,85 0,80 – 1,30 mg/dL Normal
Natrium (Na) 134 135 – 145 mEq/L Rendah
Kalium (K) 4,2 3,5 – 5,5 mEq/L Normal
Kalsium Ion 5,29 4,5 – 5,6 mg/dL Normal
E. Terapi
1. Dulcolax
2. Ceftiaxone
3. Kaltrofen
4. Asam Mefenamat
F. Analisa Data
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1. DS: Kelemahan Defisit perawatan
- Pasien mengatakan gerah diri: mandi
karena belum mandi
semenjak operasi
sehingga pasien belum
bisa ke kamar mandi
- Pasien mengatakan
belum berganti pakaian
semenjak operasi
DO:
- Kulit terlihat kusam dan
lengket
Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Tindakan Rasional
1 Gannguan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV 1. Untuk
otak berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam mengetahui keadaan umum
penurunan konsentrasi Hb gangguan perfusi serebral pasien pasien sebagai standar dalam
DS: bekurang dengan kriteria hasil: mengkaji kondisi pasien
- Pasien mengaluh nyeri - TD normal 2. Monitor AGD, ukuran 2. Mengukur
kepala secara terus - Menunjukkan konsentrasi dan pupil, ketajaman, kesimetrisan dan status neurologis pasien
menerus seperti ditekan orientasi reaksi 3. Peningkatan
- Baal pada seluruh - Bebas dari kejang 3. Monitor tekanan tekanan intrakranial akan
daerah kepala hingga - Nyeri kepala berkurang intrakranial dan respon neurologis memberikan efek buruk
leher sebelah kiri pada status neurologis
- Sejak 3 bulan yang lalu pasien
pasien mengalami 4. Elevasi
kuping berdengung 4. Pertahankan posisi elevasi kepala 15-30 derajat dapat
terus-menerus kepala 15-30 derajat mengurangi peningkatan
- Pasien pernah pingsan 1 tekanan intrakranial
bulan yang lalu 5. Posisi flexi
DO: 5. Anjurkan posisi kepala leher dapat meningkatkan
- Sensibilitas rasa (+/-) pada posisi netral tekanan intrakranial
- Terdapat abses serebri
- Hb 13, 9 (rendah)
2 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Melakukan pengkajian nyeri 1. Pengkajian nyeri dapat
dengan peningkatan tekanan keperawatan selama 3x24 jam nyeri secara komprehensif termasuk menentukan intervensi yang
intrakranial pasien berkurang dengan kriteria lokasi, karakteristik, durasi, sesuai
DS: hasil: frekuensi, kualitas dan faktor
- Pasien mengaluh nyeri - Pasien mampu mengontrol nyeri presipitasi
kepala secara terus (tahu penyebab nyeri, mampu 2. Kontrol lingkungan yang dapat 2. Lingkungan yang tenang
menerus seperti ditekan menggunakan tehnik mempengaruhi nyeri seperti suhu dapat membuat pasien
- Skala nyeri 6 (skala 0- nonfarmakologi untuk ruangan, pencahayaan dan istirahat tidur untuk
10) mengurangi nyeri, mencari kebisingan mengurangi nyeri yang
DO: bantuan) dirasakan
- Pasien terus memegang - Melaporkan bahwa nyeri 3. Monitor TTV 3. Tanda-tanda vital
kepalanya berkurang dengan menggunakan merupakan acuan untuk
- Pemberian terapi manajemen peningkatan mengetahui keadaan umum
Dexamethasone 5mg tekanan intrakranial klien terhadap respon nyeri
ampul – 3x2 amp IV - Mampu mengenali nyeri (skala, 4. Pertahankan posisi elevasi kepala 4. Elevasi kepala 15-30 derajat
Paracetamol 500mg intensitas, frekuensi dan tanda 15-30 derajat dapat mengurangi
– 3x750mg p.o nyeri) peningkatan tekanan
Codein Tablet 15mg - Menyatakan rasa nyaman intrakranial
– 3x15mg tab p.o setelah nyeri berkurang 5. Anjurkan posisi kepala pada posisi 5. Posisi flexi leher dapat
Dexamethasone 5mg - Tanda vital dalam rentang netral meningkatkan tekanan
ampul – 4x1 amp IV normal intrakranial
- Tidak mengalami gangguan 6. Lakukan kompres dingin pada area 6. Kompres dingin dapat
tidur kepala yang sakit menyebabkan vasokontriksi
pembuluh darah otak
sehingga dapat mengurangi
tekanan pada intracranial
7. Hindari batuk atau mengejan 7. Batuk dan mengejan dapat
meningkatkan tekanan
intrakranial
3 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan perawatan selama 1. Mengkaji kemampuan pasien 1. Menentukan pemilihan
kurang dari kebutuhan tubuh 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan untuk mengunyah, menelan terhadapjenis makanan
berhubungan dengan mual pasien menjadi adekuat dengan sehingga pasien terlindungi
DS: kriteria hasil: dari aspirasi
- Porsi makan pasien
- Tidak terjadi mual muntah 2. Memberi makanan dalam jumlah 2. Meningkatkan proses
menurun semenjak 2
bulan kebelakang, sedikit dan sering pencernaan dan kontraksi
namun semenjak di pasien terhadap nutrisi yang
rawat di RS makan
diberikan dan dapat
normal dan selalu
menghabiskan porsi meningkatkan kerjasama
makanan yang diberikan pasien saat makan
oleh pihak rumah sakit
- Nafsu makan meningkat 3. Menimbang berat badan secara 3. Mengevaluasi keefektifan/
DO:
- BB : 45 kg - BB meningkat berkala kebutuhan mengubah
- TB : 160 cm pemberian nutrisi
- IMT : 17,57 Kurus
4. Kolaborasi dengan ahli gizi 4. Merupakan sumber yang
efektif untuk
mengidentifikasi kebutuhan
kalori/nutrisi
4 Resiko gangguan citra tubuh Setelah dilakukan perawatan selama 1. Kaji dan jelaskan kepada pasien 1. Intervensi awal bisa
berhubungan dengan 1 x 24 jam diharapkan konsep diri tentang keadaan paralisis mencegah distress
hemisperesis pasien meningkat dengan kriteria wajahnya psikologis pada pasien
DS: hasil: 2. Bantu pasien menggunakan 2. Mekanisme koping yang
- Pasien mengeluh baal
- Pasien mmpu menggunakan mekanisme koping yang positif positif dapat membantu
pada seluruh daerah
kepala hingga leher koping yang positif pasien lebih percaya diri,
sebelah kiri lebih kooperatif terhadap
- Kelopak mata kiri
menutup sejak 3 bulan tindakan yang akan
yang lalu dilakukan dan mencegah
- Mata sebelah kiri tidak
terjadinya kecemasan
bisa digerakkan dan
pandangan sebelah kiri tambahan
kabur 3. Libatkan sistem pendukung dalam 3. Kehadiran sistem
- Pasien berbicara pelo
perawatan pasien pendukung meningkatkan
dan mengeluh sulit
untuk mengunyah dan citra diri pasien
menelan makanan
DO :
- Sensibilitas rasa (+/-)
- Reflex menelan dan
mengunyah terganggu
- Saraf II: pengelihatan
mata kiri buram
- Saraf III, IV, VI:
gerakan bola mata kiri
tidak ada gerakan,
kelopak mata kiri
menutup, terdapat
diplopia
- Saraf V: sensasi wajah
(+/-)
- Saraf VII: motoric
patese
I. IMPLEMENTASI
J. EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, I.G. & Panggabean, R. 2016. Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial
pada Stroke. CDK-238/ vol.43 no.3, th. 2016.
BashirA. Saoomro., et al. Analytic Study of Clinical Presentation of
IntracranialSpace-Occupying Lesionin Adult Patients. Pakistan Journal of
Neurological Sciences (PJNS): Vol. 9 : Iss. 3 , Article 2.
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 12. Jakarta: EGC.
Herdman, T.H & Kamitshuru (Eds.) 2014. NANDA International, Inc. NURSING
DIAGNOSES: Definition & Clasification 2015-2017. Oxford: Willey
Blackwell.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Dochterman, J. M., & Bulechek, G. M. 2004. Nursing Interventions Classifcation
(NIC) (5th Ed.). USA: Mosby Elsevier.
Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. 2008. Nursing Outcomes
Classsifcation (NOC) (5th Ed.). USA: Mosby Elsevier.