Analisis Dampak Lingkungan
Analisis Dampak Lingkungan
Analisis Dampak Lingkungan
(AMDAL)
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis dan Sebagai
Penunjang Presentasi Kelompok
i
2
2020
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kehadirat-Nya yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga tugas mata kuliah
Studi Kelayakan Bisnis tentang “Analisis Dampak Lingkungan Hidup” dapat
selesai tepat waktu.
Makalah ini telah disusun secara maksimal dengan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah ini. Terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, disadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Kritik dan
saran dari pembaca akan diterima dengan tangan terbuka karena dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah tentang “Analisis Dampak Lingkungan
Hidup” dapat memberikan inspirasi dan bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
C. Pengertian Pasar.......................................................................................7
A. Simpulan.................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang paling penting untuk
ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Untu telaah yang
dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi
jadi dilakuka baik itu dampak yang negaif maupun positif. Dampak yang
ditimbulkan ini ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan adapula
yang baru terlihat beberapa waktu setelah kegiatan dilaksanakan.
PEMBAHASAN
Menurut PP No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dmapak besar dan penting suatu rencana usahah dan
kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan adalah Teknik untuk
menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan
lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan alternative
pencegahannya.
Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus meliputi dampak lingkungan
disekitarnya, baik di dalam usaha atau proyek maupun diluar suatu proyek
yang idjalankan.
Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara
maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau
Environmental Impact Assesment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL
diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok,
yaitu :
1. Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.
Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang
kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan
keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak
samping yang timbul.
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek-proyek industri. Manusia dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan melakukan
aktivitas yang makin lama makin mengubah lingkungannya. Pada awalnya
perubahan lingkungan itu belum menjadi masalah, tapi setelah perubahan
itu menjadi di luar ambang batas, maka manusia tidak dapat mentolerir
lagi perubahan yang merugikan itu.
Pemrakarsa proyek harus membuat AMDAL dengan konsekuensi
ia harus mengeluarkan biaya. Tanggung jawab penyelenggaraan Amdal ini
bukan berarti harus diemban pemrakarsa proyek itu sendiri. Ia dapat
menyerahkan penyelenggaraan ini kepada konsultan swasta atau pihak lain
atas dasar saran dari pemerintah. Namun, pemrakarsa proyek tetap sebagai
pihak yang bertanggung jawab, bukan pihak konsultan swasta pembuat
AMDAL tersebut.
2. Kegunaaan AMDAL
AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian
dari proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting, menyeluruh dan
utuh dari perusahaan dan lingkungannya, sehingga AMDAL dapat dipakai
untuk mengelola dan memantau proyek dan lingkungannya dengan
menggunakan dokumen yang benar.
Kegunaaan dilaksanakan studi AMDAL adalah:
a. Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola usaha dana
pembangunan wilayah
b. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan kegiatan usaha.
c. Memberi masukan untuk penyusunan desain terperinci teknis
dari usaha atau kegiatan.
d. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha atau kegiatan.
c. Sosial
a. Demografi:
- struktur penduduk menurut kelompok umur, jrnis kelamin, pendidikan,
agama
- tingkat kepadatan penduduk
- pertumbuhan penduduk ( angkat kelahiran, kematian, pola migrasi)
- tenaga kerja ( tingkat partispasi angkatan kerja, pengangguran)
b. Ekonomi:
- Ekonomi rumah tangga (Tingkat pendapatan)
- Ekonomi sumber daya alam ( polaa pemilikan dan penguasaan sumber
daya, penggunaan lahan)
- Perekonomian local dan regional ( kesempatan kerja, nilai tambah dan
proses manufaktur dll)
c. Budaya:
- adat istiadat, nilai dan norma
- proses social seperti kerja sama, asosiatif, disosiatif, akulturasi,
asimilasi
- pranata social masyarakat dibidan ekonomi
- warisan budaya ( cagar alam dansitus purbakal)
- adaptasi ekologis.
- Lapisan social berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan dan
kekuasaan.
d. Kesehatan Masyarakat
- Kondisi sanitasi lingkungan
- Status gizi masyarakat
- Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran
penyakit
- Potensi bersar dampak timbulnya penyakit
Hal lain yang perlu diketahui adalah, prakiraan dampak sangat terkait dengan
dimensi ruang dan waktu berlangsungnya dampak. Sehingga dapat dikatakan
dampak lingkungan suatu rencana usaha/kegiatan bersifat unik dan khas,
yakni hanya berlaku untuk ruang dan waktu tertentu akibat aktivitas tertentu
dari rencana usaha/kegiatan.
Sehingga dalam konteks prakiraan dampak aspek sosial harus dapat
dianalisis:
a. Siapa yang terkena dampak (who are going to be aff ected). Siapa
menunjuk pada berapa orang yang terkena, ciri-ciri mereka
bagaimana (umur, pekerjaan, tingkat kerentanan dan sebagainya).
Siapa disini juga bisa menunjukkan satuan analisa: individu, keluarga
atau masyarakat.
b. Dalam bentuk apa (in what way) mereka terkena dampak. Misalnya,
penduduk yang tinggal disepanjang rute menuju ke proyek, akan
terkena dampak dari aktivitas transportasi peralatan. Aktivitas ini
akan menimbulkan bising dan debu.
c. Berapa lama dampak itu berlangsung. Dampak bising dan debu akan
berlangsung selama masa konstruksi. Penyusun studi bisa menghitung
berapa lama masa konstruksi itu berjalan.
2. Evalusi Analisis Dampak Lingkungan Hidup
Evaluasi dampak sering diartikan sebagai penilaian terhadap sesuatu
perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas tersebut dapat bersifat
alamiah baik kimia, fisik maupun biologi.
Dampak dapat dievaluasi secara informal dan formal:
a) Metode Informal
Metode Informal yang sederhana ialah dengan memberi nilai variabel,
misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah dengan memberi skor,
misalnya dari 1 (satu) sampai 5 (lima) tanpa patokan yang jelas. Namun
metode ini tidak memberi pegangan cara untuk mendapatkan nilai penting
dampak. Karena itu disinipun terjadi fluktuasi yang besar antara anggota tim
dan pemberian nilai. Kadar subyektivitas evaluasi itu tinggi. Misalnya,
seorang pejabat Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam
(PHPA) akan cenderung untuk memberikan nilai penting yang lebih tinggi
untuk dampak margasatwa daripada seorang pejabat Direktorat Jenderal
Industri Dasar.
b) Metode Formal
Metode formal dapat dibedakan dalam:
1). Metode Pembobotan
Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode yang
ditentukan secara eksplisit. Sebuah contoh ialah sistem pembobotan
menurut Battelle utnuk pengembangan sumberdaya air (Dee.el.al.1973).
Dalam sistem Battelle ini lingkungan dibagi dalam empat kategori utama,
yaitu ekologi, fisik/ kimia, estetik, dan kepentingan manusia/ sosial.
Masing-masing kategori terdiri atas komponen. Misalnya, komponen
dalam katergori ekologi ialah jenis dan populasi teresterial. Selanjutnya
komponen dibagi dalam indikator dampak. Contoh indikator dampak
dalam komponen jenis dan populasi teresterial ialah tanaman pertanian dan
vegetasi alamiah. Masing-masing kategori, komponen dan indikator
dampak dinilai pentingnya relatif terhadap yang lain dengan menggunakan
angka desimal antara 0 dan 1.
· 2). Metode Ekonomi
Metode ini mudah diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang.
Untuk dampak yang mempunyai nilai uang penerapan metode ini masih
mengalami banyak kesulitan. Cara yang umum dipakai ialah untuk
memberikan harga bayangan (shadow price) pada dampak tersebut. Harga
bayangan itu didasarkan pada kesediaan orang atau pemrintah untuk
membayar / untuk menerima biaya ganti rugi untu lingkungan yang
terkena dampak tersebut. Misalnya pemerintah mengalokasikan anggaran
belanja tertentu untuk penjagaan dan pemeliharaan cagar alam dan taman
nasional. Demikian pula orang bersedia untuk mengeluarkan biaya untuk
mengunjungi suatu cagar alam atau taman nasional. Besarnya anggaran
belanja atau biaya perjalanan tersebut merupakan harga bayangan cagar
alam, yaitu nilai yang diberikan oleh pemerintah/ orang kepada cagar alam
itu.
Dalam hal lingkungan yang tercemar biaya deperlukan untuk
membersihkan lingkungan dari pencemaran, biaya itu makin tinggi,
dengan demikian tingginya tingkat kebersihan yang dikehendaki
masyarakat.
Pada prinsipnya dampak pada manusia dapat pula diberi harga
bayangan. Misalnya, harga bayangan untuk dampak kesehatan dapat
dihitung berdasarkan upah yang hilang dan atau biaya pengobatan.
Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk dampak
kesehatan dapat dihitung berdasarkan upah yang hilang dan atau biaya
pengobatan. Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk
pelayanan kesehatan, misalnya vaksinasi, dapat disebut pula sebagai harga
membayar perlindungan jiwa dari kematian. Banyak tantangan masih
diberiklan terhadap pemberian nilai uang pada lingkungan terutama pada
jiwa dan kesehatan manusia, tantangan itu terutama berkaitan dengan
masalah etik.
Evalusai Sifat Penting Dampak
Evaluasi terhadap sifat penting dampak merupakan hal yang lebih
subyektif dibanding prakiraan (besar) dampak. Sebab dampak lingkungan
yang berskala besar (big magnitude of impact), belum tentu mengakibatkan
perubahan yang mendasar atau penting (importance) pada aspek-aspek
tertentu dari kehidupan. Sebaliknya, dampak lingkungan yang berskala kecil
(little magnitude of impact) dapat saja merubah secara mendasar kehidupan
sosial, ekonomi, budaya dan ekologi di sekitarnya.
Hal tersebut tidak lain karena penilaian atas pentingnya dampak merujuk
pada pengertian sejauh mana dampak lingkungan yang timbul bersifat
mendasar atau penting bagi stabilitas dan kepulihan ekosistem (ecological
importance), serta bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat
(social importance). Setiap kelompok masyarakat memberi nilai penting yang
berbeda-beda terhadap perubahan stabilitas dan kepulihan ekosistem, serta
kehidupan sosial ekonominya. Perbedaan ini muncul karena adanya perbedaan
dalam latar belakang budaya, serta perbedaan ruang dan waktu. Dengan
demikian “nilai penting” ini bersifat dinamis, sesuatu yang dipandang penting
saat ini oleh suatu kelompok masyarakat dapat berubah menjadi tidak penting
pada beberapa tahun mendatang, demikian pula sebaliknya. Disamping faktor
budaya, penting tidaknya dampak pada kehidupan sosial juga dapat berbeda-
beda tergantung pada lapisan sosial (misal kaya, menengah atau miskin), dan
golongan sosial yang terkena dampak (misal, kalangan pemerintah,
masyarakat sekitar proyek, kalangan pakar, kalangan LSM). Misalnya, suatu
rencana usaha/kegiatan diduga akan menimbulkan dampak penting positif
terhadap pendapatan dikalangan penduduk yang memiliki ketrampilan yang
menunjang kegiatan proyek, namun dampak penting positif ini tidak berlaku
bagi lapisan sosial masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan.
Dalam evaluasi sifat penting, besar dampak lingkungan yang akan timbul
--termasuk dalam hal ini aspek sosial-- dievaluasi secara cermat sejauh mana
perubahan tersebut membawa pengaruh yang mendasar terhadap tatanan
kehidupan sosial dan ekologi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
seperangkat kriteria tertentu yang bersifat legal, yakni Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting, yang dikukuhkan melalui Keputusan Kepala
Bapedal. Dalam Pedoman tersebut secara formal ditetapkan batasan dan
criteria dampak yang bersifat penting yang berlaku untuk aspek fisika kimia,
biologi, dan sosial.
Agar pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai persepsi dan kriteria
yang sama tentang dampak penting, beberapa peraturan perundang-undangan
yang diterbitkan telah memuat beberapa ketentuan tentang faktor-faktor
penentu dan tolok ukur dampak penting. Dalam UU No. 23 tahun 1993 dan PP
No. 27 Tahun 1997 dimuat enam faktor yang menentukan dampak lingkungan
dapat bersifat penting, yakni :
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Untuk mengukur sejauh mana perubahan lingkungan bersifat mendasar, telah
diterbitkan ketentuan tentang tolok ukur dampak penting, yakni Keputusan
Kepala BAPEDAL No. KEP-056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting. Keputusan tersebut menyatakan bahwa ukuran
dampak penting terhadap lingkungan ditetapkan dengan mempertimbangkan
hal-hal berikut:
- Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan berkaitan
secara relatif dengan skala usaha (besar kecilnya), hasil guna, dan daya
guna dari rencana usaha atau kegiatan.
- Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan dapat pula
didasarkan pada dampak usaha atau kegiatan tersebut terhadap salah
satu aspek lingkungan, atau juga terhadap kesatuan dan kaitannya
dengan aspek-aspek lingkungan lain dalam wilayah studi yang telah
ditentukan.
- Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan, baik yang
bersifat positif atau negatif, tidak boleh dipandang sebagai faktor yang
berdiri sendiri-sendiri, melainkan harus diperhitungkan
keseluruhannya sebagai satu kesatuan untuk keperluan pengambilan
keputusan.
Wilayah studi Lingkup wilayah studi mencakup pada penetapan wilayah studi
yang digariskan dalam cuan untuk AMDAL dan hasil pengamatan di lapangan.
Batas wilayah studi AMDAL dimaksud digambarkan pada peta dengan skala yang
memadai. Pelingkupan wilayah studi
Lingkup wilayah studi AMDAL ditetapkan berdasarkan pertimbangan batas-batas
ruang,sbb:
1. Batas proyek
2. Batas ekologis
3. Batas social
4. Batas administrative
5. Batas ruang lingkup studi AMDAL
Metode pengumpulan dan analisis data Perlunya dilakukan metode pengumpulan
dan analisis data yang ilmiah dengan pertimbangan mengingat studi AMDAL
merupakan telaahan mendalam atas dampak besar dan penting usaha dan/atau
kegiatan terhadap lingkungan hidup.
1. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer maupun skunder harus
bersifat sahih dan dapat dipercaya (reliable) yang diperoleh melalui
metode atau alat yang bersifat sahih.
2. Metode pengumpulan data, metode analisis atau alat yang digunakan,serta
lokasi pengumpulan data berbagai komponen lingkungan hidup yang
diteliti.lokasi pengumpulan data agar dicantumkan pada peta dengan skala
memadai.
3. Pengumpulan data dan informasi untuk demografi social ekonomi,sosial
budaya, pertahanan dan keamanan dan kesehatan masyarakat
menggunakan kombinasi dari tiga atau lebih metode agar diperoleh data
yang realibitasnya tingggi
F. SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir & Jakfar.2014. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenadamedia Group.
Syarifudin,. 2015. Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan(Amdal) Terhadap Usaha/Kegiatan Yang Berdampak Bagi
Lingkungan Hidup. Amdal – Unihaz. 15(1): 6.
Umar, H. (2015). Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama