EVAPRO Uye
EVAPRO Uye
EVAPRO Uye
PENDAHULUAN
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian nutrisi atau makanan pada bayi
dengan hanya menggunakan ASI ibu sejak usia 0-6 bulan tanpa pemberian
makanan atau minuman lain, kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral
tetes (Depkes, 2005). Pemberian ASI eksklusif pada bayi merupakan cara
terbaik untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sejak
dini. Departemen Kesehatan Republik Indonesia menargetkan cakupan ASI
eksklusif selama 6 bulan sebesar 80%. Namun demikian, angka ini sangat
sulit untuk dicapai bahkan trend prevalensi ASI eksklusif dari tahun ke tahun
terus menurun.Hal tersebut sangat memprihatinkan mengingat ASI eksklusif
sangat penting bagi tumbuh kembang bayi.
Tingkat pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Indonesia masih sangat
rendah yaitu 15,3% berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010.
Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuhkembang anak
yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas SDM
secara umum. 80% perkembangan otak anak dimulai sejak dalam kandungan
1
sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas, sehingga sangat
penting untuk mendapatkan ASI yang mengandung protein, karbohidrat,
lemak dan mineral yang dibutuhkan bayi, oleh karena itu diperlukan
pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan dan dapat dilanjutkan hingga
dua tahun (Budiharja, 2011).
2
Bernung. Hal ini menjadi evaluasi bagi program KIA Puskesmas Bernung dan
akan terus dilakukan upaya-upaya perbaikan program untuk dapat
meningkatkan angka pemberian ASI di wilayah tersebut.
3
1.4.2 Manfaat bagi pelayanan kesehatan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Puskesmas
5
secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan Puskesmas mengintegrasikan dan
mengoordinasikan menyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan
lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan
manajemen Puskesmas.
ASI adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat
alamiah,dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyo, 2008). ASI Eksklusif adalah
pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula,
madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat, misalnya pisang,
pepaya, bubur susu, biskuit, atau makanan lain selain ASI (Roesli,2008).
6
Pemberian ASI Eksklusif dianjurkan untuk jangka setidaknya selama 4 bulan,
tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus
mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan
sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli,
2008).
Kolostrum adalah cairan encer dan sering berwarna kuning atau dapat
pula jernih yang kaya zat anti-infeksi (10-17 kali lebih banyak dari susu
matang) dan protein, dan keluar pada hari pertama sampai hari ke-4/ke-7.
Kolostrum membersihkan zat sisa dari saluran pencernaan bayi dan
mempersiapkannya untuk makanan yang akan datang. Jika dibandingkan
dengan susu matang, kolostrum mengandung karbohidrat dan lemak
lebih rendah, dan total energi lebih rendah. Volume kolostrum 150-300
ml/24 jam.
2. ASI transisi/peralihan
ASI peralihan keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang
matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak makin tinggi dan volume akan makin meningkat. ASI ini keluar
sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14.
7
3. ASI matang (mature)
Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya,
komposisi relatif konstan.
Lemak ASI mudah dicerna dan diserap bayi karena mengandung enzim
lipase yang mencerna lemak. Susu formula tidak mengandung enzim,
sehingga bayi kesulitan menyerap lemak susu formula. Lemak utama ASI
adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega-6, DHA, dan asam
arakhidonat) suatu asam lemak esensial untuk myelinisasi saraf yang
penting untuk pertumbuhan otak. Lemak ini sedikit pada susu sapi.
Kolesterol ASI tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan
otak. Kolesterol juga berfungsi dalam pembentukan enzim metabolisme.
8
BAB III
BAHAN DAN METODE EVALUASI
- Sarana : 1 puskesmas, 48
posyandu di 8 desa
3.2 Bahan
Bahan evaluasi didapatkan dari laporan program ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Bernung pada bulan Januari s.d Juni tahun 2019 dan dari
hasil wawancara dengan petugas Puskesmas yang terkait dengan program
tersebut di Puskesmas Bernung.
9
Laporan bulan Januari-Juli Tahun 2019 Program ASI Eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas Bernung.
10
ditentukan. Alternatif pemecahan masalah ini dibuat dengan
memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas.
11
efisienjalan keluar tersebut. Parameter-parameter tersebut diatasi
kemudian ditempatkan dalam table dan dihitung nilai prioritasnya
berdasarkan rumus berikut:
M × I ×V
P=
C
Keterangan:
P : Priority
M : Magnitude
I : Importancy
V : Vulnerability
C : Cost
12
2. Mendorong kelompok untuk berpartisipasi dan memanfaatkan
pengetahuan kelompok tentang proses yang dianalisis
3. Menunjukkan penyebab yang mungkin dari variasi atau perbedaan yang
terjadi dalam suatu proses
4. Meningkatkan pengetahuan tentang proses yang dianalisis dengan
membantu setiap orang untuk mempelajari lebih lanjut berbagai faktor
kerja dan bagaimana faktor tersebut saling berhubungan.
5. Mengenali area di mana data seharusnya dikumpulkan untuk pengkajian
lebih lanjut
1. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang akan
dianalisis
a. Hasil atau akibat di sini adalah karakteristik dari kualitas tertentu,
permasalahan yang terjadi pada kerja, tujuan perencaaan, dan
sebagainya
b. Gunakan definisi yang bersifat operasional untuk hasil atau akibat
agar mudah dipahami
c. Hasil merupakan akibat berupa positif (suatu tujuan, hasil) atau
negative (suatu masalah, akibat). Hasil atau akibat negative yaitu
berupa masalah biasanya lebih mudah untuk dikerjakan. Lebih
mudah bagi kita untuk memahami sesuatu yang telah terjadi
(kesalahan) daripada menentukan sesuatu yang belum terjadi (hasil
yang diharapkan)
d. Kita bisa menggunakan diagram pareto untuk membantu
menentukan hasil atau akibat yang akan dianalisis
13
b. Buat kotak yang mengelilingi hasil atau akibat tersebut
14
6. Menganalisis diagram analisis membantu kita mengidentifikasi
penyebab yang menjamin pemeriksaan lebih lanjut. Diagram fishbone
ini hanya mengidentifikasi kemungkinan penyebab, seperti:
a. Lihat kesinambungan deiagram: Jika ada kelompok yang banyak
item pada suatu area dapat mengindikasikan perlunya pengkajian
lebih lanjut. Jika ada kategori utama dengan sedikit penyebab
minor dapat mengindikasikan perlunya identifikasi lagi penyebab
minornya. Jika ada beberapa cabang kategori utama hanya
memiliki sedikit sub cabang, mungkin kita perlu
mengombinasikannya dalam satu kategori.
b. Cari penyebab yang muncul berulang, mungkin penyebab ini
adalah penyebab akar
c. Cari apa yang biasa diukur dari setiap penyebab sehingga kita dapat
menguantitaskan hasil atau akibat dari setiap perubahan yang
kitalakukan dan yang terpenting, identifikasi penyebab-penyebab
yang dapat diambil tindakan.
15
BAB IV
GAMBARAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERNUNG
16
8 Kurungan Nyawa 490
Jumlah 4039
Sumber : Bendahara Jamkesmas Puskesmas Bernung
Dari data diatas, desa dengan angka KK miskin tertinggi adalah Desa
Wiyono, dengan jumlah 650 KK.
17
Wilayah kerja Puskesmas Bernung terletak di Kecamatan Gedong Tataan
Kabupaten Pesawaran, dengan luas wilayah 73,44 km2, meliputi 8 desa
binaan, yaitu desa Kabagusan, desa Wiyono, desa Taman sari, desa Bernung,
desa Sungai Langka, desa Negeri Sakti, desa Suka Banjar dan desa Kurungan
Nyawa.
18
Gambar 3. Jumlah penduduk wilayah UPT Puskesmas Bernung Tahun
2011-2015
Dari 8 desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bernung tercatat desa yang
paling banyak penduduknya adalah Desa Kebagusan dengan jumlah penduduk
sasaran 7.050 jiwa, sedangkan jumlah penduduk sasaran yang paling sedikit
adalah Desa Suka Banjar yaitu 2.338 jiwa. Kepadatan penduduk tidak merata
atau bervariasi antara 386,9 jiwa per km2 sampai dengan 1230,5 jiwa per km 2.
Tercatat desa yang kepadatan penduduknya paling tinggi adalah Desa Negeri
19
Sakti dan yang kepadatan penduduknya paling rendah adalah Desa Taman Sari.
Penduduk di wilayah Puskesmas Bernung secara garis besar digolongkan
menjadi 2 yaitu penduduk asli (Suku Lampung) dan penduduk pendatang
(Suku Jawa dan Sunda).
20
BAB V
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN
Tolak ukur program pemberian ASI Eklusif bagi wanita menyusui di wilayah
kerja Puskesmas Bernung ditetapkan sebesar 40%. Pada program Pemberian
ASI Eklusif bagi wanita menyusui di wilayah kerja Puskesmas Bernung
didapatkan hasil pencapaian pada periode Januari – Juli 2019 sebesar 27,14%.
Analisis antara tolak ukur program dan pencapaian program dijelaskan pada
tabel 2.
21
Tabel 2. Data laporan pencapaian program pemberian ASI Eksklulsif bagi
(TABEL)
22
BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
23
leaflet dan brosur belum merata, media-media baru tersedia di puskesmas
saja, belum terdistribusi sampai ke posyandu.
24
BAB VII
KESIMPULAN
4.3 Kesimpulan
Asi Eksklusif merupakan hal terpenting bagi status gizi bayi usia 0-6
bulan karena dapat mempengaruhi tumbuh kembang bayi tersebut
Standard yang ditetapkan oleh pemerintah untuk cakupan asi Eksklusif di
Indonesia adalah 80% dari bayi lahir hidup
Cakupan ASI Eksklusif wilayah kerja Puskesmas Berenung pada tahun
2019 sebesar 40% dari pemerintah kabupaten Pesawaran, namun untuk
pencapaiannya hanya sebesar 27,14%
Masalah yang paling sering muncul sebagai hambatan untuk mencapai
cakupan ASI Eksklusif yang tinggi adalah adanya stigma masyarkat yang
salah terhadap bayi yang baru lahir dimana terdapat pengaruh orang tua
atau anggota keluarga lain yang masih memiliki stigma bahwa bayi baru
lahir harus mendapatkan makanan lain selain ASI Eksklusif agar
nutrisinya tercukupi, selain itu karena ibu kembali bekerja setelah
melahirkan serta ASI sulit untuk keluar
2. Saran
Melakukan promosi kesadaran berupa penyuluhan tentang ASI
Eksklusif
Memberikan edukasi, konseling serta pelatihan breast care payudara
pada ibu agar ASI dapat keluar.
Melakukan pembagian poster dan leaflet ASI Eksklusif yang
menarik di tempat umum maupun setiap pusat kesehata
25
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas. 2001. Kinerja Penilaian & Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatatan
FKM UI
26