Rotasi Dan Revolusi Bumi Serta Pengaruhnya
Rotasi Dan Revolusi Bumi Serta Pengaruhnya
Rotasi Dan Revolusi Bumi Serta Pengaruhnya
Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi merupakan
akibat tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi, selain
perputaran bumi pada porosnya atau disebut rotasi bumi.
Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari. Bumi
berevolusi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan miring dengan arah
yang sama membentuk sudut 23,50 terhadap matahari, sudut ini diukur dari garis imajiner
yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan sumbu rotasi.
3. Perubahan Musim
Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat musim itu adalah
musim semi, musim panas, musim gugur,, dan musim dingin. Berikut ini adalah tabel
musim pad waktu dan daerah tertentu di belahan bumi
5. Kalender Masehi
Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada
tiap tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap
empat tahun. Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih
panjang sehari ini disebut tahun kabisat. Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih
sebagai tahun kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah
1984,2000, dan lain-lain
Android
MATERI 3-7
o Science
o Matematika
o IT
o Bhs. Inggris
o Bhs. Indonesia
o Seni
MATERI 8-12
o Science
o Matematika
o IT
o Bhs. Inggris
o Bhs. Indonesia
o Seni
MATERI 13-15
o Science
o Matematika
o IT
oBhs. Inggris
oBhs. Indonesia
oSeni
MATERI 16-18
o Science
o Matematika
o IT
o Bhs. Indonesia
o Seni
o Olahraga
DAFTAR ISI
Leave a comment
Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Gerak ini dapat dimisalkan ketika
seseorang naik kereta api yang sedang melaju. Jika orang itu melihat keluar maka pohon,
tiang telepon, rumah dan lain-lain disekitar jalan kereta api akan tampak seolah-olah
bergerak mendekat kemudian menjauh terhadap pengamat. Demikian pula halnya dengan
gerak rotasi bumi. Pengamat yang berada di bumi sesungguhnya mengalami gerak rotasi
dari barat ke timur seperti halnya dengan orang berada diatas kereta api yang sedang
berjalan, sehingga benda-benda diluar bumi (matahari, bulan dan bintang) kelihatan
bergerak dari timur ke barat.
Waktu yang diperlukan bumi untuk melakukan satu kali rotasi adalah 23 jam 56 menit
4,09 detik atau satu hari.
Benda-benda langit yang terlihat setiap hari (terutama malam hari) seolah-olah
melintas dari timur ke barat. Pergerakan ini selanjutnya disebut peregrakan semu
harian benda langit. Pergerakan ini bukan disebabkan oleh gerakan benda-benda
langit terhadap bumi tetapi disebabkan adanya rotasi bumi pada porosnya.
Peristiwa siang dan malam, Rotasi bumi meyebabkan bagian-bagian bumi yang
berhadapan secara langsung dengan matahari akan mendapat sinar, sedang bagian
sebaliknya tidak mendapat sinar. Bagian bumi yang mendapat sinar matahari akan
terjadi siang, sedang bagian yang tidak terkena sinar matahari akan mengalami
malam. Perbubahan siang dan malam berlangsung secara perlahan sehingga
daerah-daerah yang berada pada posisi lebih timur dari daerah lain akan
mengalami siang lebih dahulu.
Perbedaan waktu, Gari Bujur adalah garis khayal yang digunakan untuk
menentukan waktu waktu di permukaan bumi dan di dasarkan pada kota
Greenwich di Inggris. Kota Greenwich ditetapkan garis bujurnya 0 o. Daerah
disebelah timur disebut bujur timur, sedang daerah disebelah barat disebut bujur
barat. Selanjutnya daerah barat dan timur masing-masing dibagi menjadi 180o
Pembelokan arah angin, Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Meskipun demikian arah angin tidak sama persis dengan arah
gradien tekanan, hal ini disebabkan adanya efek gaya Coriolis pada angin. Gaya
Coriolis adalah gaya semu yang timbul akibat efek dua gerakan yaitu gerak rotasi
bumi dan gerak benda relatif terhadap bumi.
Pembelokan arah angin akibat efek Coriolis
Pembelokan arus laut, Arus laut pada umumnya disebabkan oleh angin yang
bertiup dipermukaannya. Seperti halnya arah angin, arah arus laut juga
disimpangkan oleh adanya rotasi bumi. Arus laut dipaksa membelok ketika sampi
di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan
Perbedaan percepatan gravitasi bumi, Benda yang berputar/berrotasi akan
menyebabkan terjadinya gaya sentripetal. Semakin besar jari-jari rotasi akan
semakin besar juga gaya sentripetal yang timbul.
Gaya sentrifugal ini akan mengakibatkan bumi pepat di bagian kutub (garis
tengah bumi bagian kutub lebih kecil dibanding garis tengah bumi bagian
katulistiwa). Perbedaan garis tengah ini mengakibatkan percepatan gravitasi bumi
berbada, sesuai hukum Newton tentang gravitasi.
Matahari yang terbit setiap pagi tidak selalu muncul ditempat yang sama, tetapi bergesar
sedikit demi sedikit mulai dari atas katulistiwa sampai garis balik utara dan garis balik
selatan.
Pergeseran titik terbit matahari mengikuti garis edar matahari, yaitu mulai dari
katulistiwa ke garis balik utara kemudian ke garis balik selatan dan kembali lagi ke
katulistiwa. Pergeseran ini berlangsung selama satu tahun
Gambar matahari terbit diambil dari tempat yang sama berturut-turut dari kiri ke kanan
pada tanggal 10, 11 dan 12 Februari 1970. Pada gambar terlihat jelas titik terbit matahari
bergeser ke kiri
REVOLUSI BUMI
Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi merupakan
akibat tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi, selain
perputaran bumi pada porosnya atau disebut rotasi bumi.
Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari. Bumi
berevolusi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan miring dengan arah
yang sama membentuk sudut 23,50 terhadap matahari, sudut ini diukur dari garis imajiner
yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan sumbu rotasi.
Kutub selatan lebih dekat mendekati matahari, sedangkan kutub utara lebih
menjauhi matahari.
Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan
bumi utara.
Panjang siang dibelahan bumi selatan lebih lama daripada belahan bumi utara.
Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam 24 jam dan ada daerah
di sekitar kutub selatan mengalami siang 24 jam.
Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke selatan.
Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan matahari pada tanggal 22
Desember. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser
23,5o ke selatan.
3. Perubahan Musim
Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat musim itu adalah
musim semi, musim panas, musim gugur,, dan musim dingin. Berikut ini adalah tabel
musim pad waktu dan daerah tertentu di belahan bumi
Ketika bumi berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang
yang berada di sebelah timur matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita
hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari. Akibat
adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi selalu berubah.
5. Kalender Masehi
Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada
tiap tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap
empat tahun. Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih
panjang sehari ini disebut tahun kabisat. Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih
sebagai tahun kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah
1984,2000, dan lain-lain
Tabel periodik unsur
1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal
lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri
dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi
seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC.
Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km
dinamakan litosfer.
1. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan
kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km, mencakup sekitar 80% total
isi bumi, dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut
bumi mencapai 3.000 oC.
Berdasarkan konstruksi kimia atau materialnya, mantel bumi dibedakan sebagai berikut.
1. Mantel luar, jauh lebih tipis dari mantel dalam. Mantel luar berada sekitar 10-300
km di bawah permukaan bumi. Temperaturnya sekitar 1.400-3.0000C dan berat
jenisnya 3,4-4,3 g/cm3.
2. Mantel dalam, berada diantara 300-2.890 km di bawah permukaan bumi.
Temperaturnya sekitar 3.0000C. Batuannya tidak selalu cair karena tekanan yang
tinggi. Berat jenisnya 4,3-5,4 g/cm3.
Berdasarkan arus atau gerakan lapisannya, mantel bumi dibedaka menjadi litosfer dan
astenosfer. Astenosfer adalah bagian cair yang liat dari mantel luar. Litosfer adalah
bagian kental dari kerak dan mantel luar. Litosfer mengapung di atas astenosfer, seperti
halnya es di atas air.
1. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam
besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200
km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam.
1. Inti luar
1. Inti dalam
Berada 5.150-6.370 km di bawah permukaan bumi. Inti dalam yang menjadi pusat bumi
bersifat padat dan ketebalannya sekitar 1.250 km. Inti dalam tersusun dari unsur utama
besi, nikel, dan unsur ringan seperti sulfur, karbon, oksigen, silikon, dan potasium.
Temperatur bagian inti dalam sekitar 5.000-6.0000C. Tekanan yang sangat kuat
menyebabkan inti bumi bersifat padat meskipun temperaturnya sangat panas. Berat jenis
inti dalam sekitar 15 gr/cm3. Perputaran bumi menyebabkan inti luar berputar
mengelilingi inti dalam dan bumi menjadi magnetis.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian
padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri
dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara
(atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh
berbagai jenis organisme (biosfer).
Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam
siklus biogeokimia dari berbagai unsur kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan
perpindahan materi padat.
1. A. ATMOSFER
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan
ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena
adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini
akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan
udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.
B. HIDROSFER
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi
H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang
menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.
C. LITHOSFER
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya
lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan
dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang
berupa batuan padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung,
yang tebalnya 50 – 100 km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat
menimbulkan pergeseran benua.
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan
alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan
metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga
lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km. Kerak bumi ini terbagi
menjadi dua bagian yaitu :
a. Kerak benua, kerak bumi paling tebal yang berada di bawah benua dengan ketebalan
30-40 km dan ketebalan maksimum 70 km. Umurnya lebih tua dari kerak samudra
dengan batuan berumur 3,8 miliar tahun. Tersusun atas batuan induk dan terbagi atas dua
lapisan, dengan bagian atas dari batuan granit dan bagian bawah dari batuan basal dan
diorit. Berat jenis sekitar 2,7 gram/cm3.
b. Kerak samudera, berada di bawah samudra dengan ketebalan sekitar 6-11 km.
Umurnya sangat muda dibanding kerak benua dengan umur tidak lebih dari 200 juta
tahun. Material pembentuk sebagian besar batuan basal, yang berwarna gelap, halus,
berpasir, dan lebih berat. Kerak samudra terbentuk dari lava sangat cair yang mendingin
cepat. Berat jenisnya sekitar 3 gram/cm3.
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh
logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini
mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi
dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan
bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
Lithosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan
memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Lithosfer bagian atas
merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman.
D. Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem
yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang berinteraksi
dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.
2. BATUAN SEDIMEN/ENDAPAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan
(sedimentasi). Butir-bitir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui
proses pelapukan, baik pelapukan oleh angin maupun air. Butiran-butiran hasil pelapukan
atau pengikisan tersebut mengnedap secara berlapis yang makin lama makin tebal dan
padat. Padatnya lapisan itu disebabkan adanya tekanan atau beban yang terlalu berat.
Tekanan yang terlalu lama membentuk agregat batuan yang padat. Karena pemadatan dan
sedimentasi itulah endapan-endapan berangsur-angsur berubah menjadi batuan sedimen.
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut
Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung
Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butitan yang bersudut
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar
Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16
mm
Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai
1/256 mm
Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256
mm
Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu menurut tenaga yang
mengendapkan, tempat pengendapan, dan cara pengendapan.
a). Menurut Tenaga yang Mengendapkannya
1) Batuan Sedimen Akuatis, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan
butiran- butiran batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan.
2) Batuan Sedimen Aerolis (Aeris), yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan
butir-butir batuan oleh angin.
3) Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butiran-
butiran batuan oleh gletser.
1. Batuan Sedimen Kimiawi, yaitu batuan sedimen yang diendapkan secara kimiawi.
Pada proses pembentukan batuan ini terjadi perubahan susunan kimianya.
Contohnya batu kapur.
2. Batuan Sedimen Organik, yaitu batuan sedimen yang diendapkan melalui
kegiatan organik. Contohnya terumbu karang.
3. Batuan Sedimen Piroklastik, yaitu batuan sedimen hasil erupsi gunung api berupa
abu/debu. Contohnya tufa
Batuan yang terbentuk dari proses perubahan batuan asal (batuan beku maupun sedimen),
baik perubahan bentuk/struktur maupun susunan mineralnya akibat pengaruh tekanan
dan/atau temperatur yang sangat tinggi, sehingga menjadi batuan yang baru.
SIKLUS BATUAN
Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi
batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua
batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-
pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan
juga bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan
beku. Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau Rock Cycle.
Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab
pelapukan tersebut ada 3 macam:
1. Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat
batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan
yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut
dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
2. Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan
batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping.
Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh
yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan
secara kimia.
3. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan
dan kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara
biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan
dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu
membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi
bagian yang lebih kecil lagi.
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian
yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari
partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa
cara:
1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada
bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing
sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah.
2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat
mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu
contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut
pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.
3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan
yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di
Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya.
Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga
glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan
terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses
pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang
berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan
dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang
sering kita lihat di batuan sedimen saat ini.
Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang
paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan
tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari
lapisan batuan yang ada. Proses ini sering disebut kompaksi. Pada saat yang bersamaan
pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya semen seperti
lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-partikel yang ada membuat partikel tersebut
menyatu membentuk batuan yang lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi.
Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan
sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis.
Batuan sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari
batuan lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu
akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan
dan fosil mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama.
Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi
tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam
batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat
mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang terjadi tergantung
dari:
1. Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.
2. Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.
3. Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.
Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada
melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang
sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma yang
terbentuk lebih kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut akan mencoba
kembali ke permukaan menembus kerak bumi yang ada. Magma juga terbentuk di bawah
kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan berusaha menerobos kerak bumi
untuk kemudian berkumpul dengan magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan
selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi untuk membentuk batuan beku baik itu
plutonik ataupun vulkanik.
Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk
magma chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang
terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak
mengalami proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan yang
relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral yang akhirnya membentuk batuan
beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk pluton.
Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap dengan jelas adalah batholit seperti yang
ada di Sierra Nevada – USA yang merupakan batholit granit yang sangat besar. Gabbro
juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini
tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku intrusif
memperlihatkan cirri-ciri berikut:
1. Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi
mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral
yang ada sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat
berkembang.
2. Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan
angular interlocking.
Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan datang.
Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di bumi
b. Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka
kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terkadi pengendapan sedimen
oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan
tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan -
lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang
luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.
Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa
oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus
panjang di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal.
Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
c. Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya
terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut,
bahan bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai.
Akibatnya, terbentuk suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang
tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih
tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut
tanggul alam.
2) Pengendapan oleh Air Laut
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan
oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam
hasil pengendapan oleh air laut, Antara lain pesisir, spit, tombolo, dan
penghalang pantai.
Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya
terdiri dari material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat
berfariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus
laut. Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika
terjadi perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material
material ke laut yang dalam. ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi
pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang
ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu Disebut spit. Jika arus
pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit
terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach).
Apabila di sekitar spit terdapat pulam, biasanya spit akhirnya
tersambung
dengan daratan, sehingga membentuk tombolo.
3) Pengendapan oleh angin
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam
hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk
pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila
terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin
mengangkut dan mengedapkan Pasir di suatu tempat secara bertahap
sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.
4) Pengendapan oleh gletser.
Ssedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang
alam hasil Pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula
berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh
gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan
juga menuruni lereng dan mengendap di lemah. Akibatnya, lembah yang
semula berbentuk V menjadi berbentuk U.
C. Dampak Perubahan Lithosfer Terhadap Kehidupan
Perubahan lithosfer yang akan dibahas di sini adalah perubahan yang
mengarah kepada kerusakan di muka bumi yang dinamakan juga sebagai
degradasi. Degradasi di sini artinya penurunan kwalitas maupun perusakan
lahan. Penebangan hutan yang semena - mena penyebab utama degradasi
lahan. Selain itu tidak terkendali dan tidak terencananya penebangan hutan
secara baik merupakan bahaya Ekologis yang paling besar. Ada beberapa
faktor penyebab terjadinya degradasi yaitu:
- Erosi
- Pestisida
- bahan radio aktif
- pupuk kimia
- deterjen
- sampah organic (terutama dari derah perkotaan )
- wabah dan penyakit (baik bagi manusia, hewan maupun pertumbuhan) dan
penyebaran organisma yang menyebabkan infeksi,
- limbah industri anorganik (berbentuk gas, cair dan padat.
Dampak erosi yaitu:
Erosi mempunyai beberapa akibat buruk. Penurunan kesuburan tanah. Kedua
menurunnya produksi sehingga akan mengurangi pendapatan petani.Erosi
tanah dapat terjadi karena adanya curah hujan yang tinggi, vegetasi penutup
lahan yang kurang, Kemiringan lereng, dan tata guna lahan yang kurang tepat.
Pendangkalan sungai untuk mengalirkan air juga berkurang dan menyebabkan
bahaya banjir. Pendangkalan saluran pengairan mengakibatkan naiknya ...,
mengurangi luas lahan pertanian yang mendapat aliran irigasi. Kerusakan
sumber daya air selain banjir dan erosi adalah kekeringan dan pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Kerusakan sumber daya
tanah dan air merupakan masalah yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena
sebagai sumber daya alam, tanah mempunyai peranan yang sangat penting
Sebagai sumber unsur bagi tumbuhan dan sebagai media akar tumbuhan
berjangkar dan tempat air tanah tersimpan.
Masalah tanah dan air merupakan salah satu masalah yang kini
menonjol di Daerah Aliran Sungai DAS, yang diorientasikan kepada segi- segi
pemgawetan tanah dan air dengan titik berat kepada peningkatan
kesejahteraan masyarakat harus dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat.
Dampak degradasi lahan terhadap lingkungan Degradasi lahan dapat terjadi di
lingkungan kota maupun pedesaan.
a. Kerusakan Lingkungan Kota
Migrasi penduduk merupakan salah satu mekanisme untuk menjaga
agar kepadatan penduduk tidak melampaui daya dukung lingkungan. Salah
satu migrasi yang banyak terjadi aalah migrasi dari desa ke kotayang disebut
urbanisasi. Proses urbanisasi itu umumnya makin kuat seiring dengan makin
meningkatkan fasilitas suatu kota.
Kebiasaan yang membuang sampah di mana dilakukan di kota. Di kota
tidak ada daur ulang sampah padahal pelayanan sanitasi di kata bertambah
danbahkan menurun. Penurunan fungsi sanitasi dan tidak tersedianya
airminum yang bersih mengakibatkan terjadinya ledakan penyakit kolera
secara berkala. Bentuk kerusakan lingkungan kota yang lain adalah terjadinya
banjir, kenaikan jumlah Penduduk dan kesadaran lingkungan. Hal ini
mengakibatkan permukaan tanah yang kedap terhadap air bertambah.
Sehingga sedikit air hujan yang dapat meresap ke dalam tanah. Di samping
kerusakan sosial budaya, orang desa yang bermigrasi ke kota banyak yang
mempunyai pendidikan yang rendah dan tidak terampil. Oleh sebab itu,
mereka kesukaran mendapatkan pekerjaan yang layak.
b. Kerusakan Lingkungan Desa
Usaha untuk menaikan daya dukung lingkungan dengan menambah luas
lahan yang digunakan untuk pertanian merupakan reaksi terhadap kenaikan
kepadatan penduduk. Reaksi tersebut merupakan kekuatan yang disebut
tekanan penduduk. Tekanan penduduk terhadap lahan semakin diperbesar
oleh bertambah sempitnya lahan pertanian karena digunakan untuk
kepentingan lain, misalnya permukiman, jalan, dan pabrik. Kerusakan hutan
membawa banyak akibat. Hutan mempunyai fungsi perlindungan terhadap
tanah.Tetesan air hujan dengan energinya memukul permukaan tanah
mengakibatkan mengelupasnya butir-butir tanah. Proses ini disebut dengan
erosi percikan (splash erosion
LITOSFER dan PEDOSFER
A.Pengertian litosfer
B. Struktur lapisan litosfer