Laporan Observasi Pak Fahmi Intan
Laporan Observasi Pak Fahmi Intan
Laporan Observasi Pak Fahmi Intan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
taufik serta hidayah-Nya sehingga laporan yang berjudul “manajemen kelas di RA
PERWANIDA 2” dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyusunan proposal ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai
referensi. Pada kesempatan yang baik ini tak lupa kami sampaikan pula semoga
laporan yang saya susun ini ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca.
Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan,
kemampuan yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun mengharapkan
adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang
akan datang. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesikannya tugas ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
A. Latar belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHAN.......................................................................................5
A. Profil Sekolah................................................................................................10
BAB V PENUTUP.........................................................................................16
Kesimpulan.............................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan karakter bagi anak usia dini memiliki makna lebih
tinggi dari pendidikan moral karena tidak hanya berkaitan
dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan
kebiasaan (habit) tentang berbagai perilaku yang baik dalam
kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran, dan pemahaman
yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan
kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena karakter
merupakan sifat alami bagi anak usia dini untuk memproses
situasi secara bermoral, harus diwujudkan dalam tindakan nyata
melalui pembiasaan untuk berperilaku baik, jujur, bertanggung
jawab, dan hormat terhadap orang tua.
Dalam asas pendidikan taman siswa, Dewantara ingin
mendidik manusia indonesia secara utuh (kaffah),yang dapat
hidup mandiri, efektif, efisien, produktif, dan akuntabel. Untuk
kepentingan tersebut, masyarakat khususnya peserta didik perlu
dibekali dasar-dasar kehidupan agar memiliki kesadaran,
pemahaman, kepedulian, dan komitmen yang tinggi, menuju
masyarakat yang aman, tertib, dan damai.
B. Rumusan Masalah
A. Apa hakikat pengembangan karakter anak usia dini?
B. Bagaimana mengembangkan karakter anak usia dini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat pengembangan karakter anak
usia dini
2. Untuk mengetahui mengembangan karakter anak usia
dini
3
BAB II
PEMBAHAN
4
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Allah
Tuhan yang Maha Esa , diri sendiri, sesama, lingkungan , maupun
masyarakat dan bangsa secara keseluruhan sehingga menjadi
manusia sempurna sesuai dengan kodratnya.
Pendidikan karakter menuntut keterlibatan semua pihak
(stakeholders) termasuk komponen-komponen yang ada dalam
sistem pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum , rencana
pembelajaran, proses pembelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan
sarana prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga
dan lingkungan sekolah.
Keberhasilan pendidikan karakter bagi anak usia dini sangat
bergantung pada ada tidaknya kesadaran, pemahaman,
kepedulian,dan komitmen berbagai pihak terhadap pendidikan.
Kilpatrick mengemukakan bahwa: “salah satu penyebab ketidak
mampuan seseorang berprilaku baik meskipun telah memilki
pemahaman tentang kebaikan itu (moral understanding)
disebabkan karena tidak telatih untuk melakukannya (moral
doing).Oleh karena itu, pendidikan karakter bagi anak usia dini
sebaiknya direalisasikan melalui berbagai tindakan nyata dalam
pembelajaran, jangan terlalu teoritis, dan jangan bnayak
membatasi aktivitas pembelajran, apalagi hanya sebatas
didalam kelas.
Moral understanding sebagai aspek pertama yang harus
diperhatikan dalam pendidikan karakter bagi anak usia dini
memilki enam unsur,yaitu kesadaran moral( moral awareness),
penegtahuan tentang nilai-nilai moral (knowing about moral
values), sudut pandang (perspective taking), logika moral(moral
resoning), dan pengenalan diri (self knowledge). Enam unsur
tersebut merupakan komponen yang harus ditekankan dalam
5
pendidikan karakter,serta diajarakan kepada peserta didik dan
diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran secara kaffah.
Moral loving/moral feeling merupakan penguatan aspek
emosi peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter.
Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus
dirasakan oleh peserta didik , yaitu kesadaran akan jati diri,
percaya diri, motivasi diri, disiplin diri, kepekaan terhadap
penderitaan oranglain, cinta kebenaran, pengendalian diri dan
kerendahan hati. Jika kedua aspek sudah terwujud dalam
pendidikan anak usia dini, maka moral acting sebagai outcome
akan dengan mudah dilakukan oleh peserta didik.
Berkaitan dengan pendidikan karakter ini, character
education Quality Standards merekomendasikan 11 prinsip untuk
mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, sebagai berikut.
1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter
2. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya
mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.
3. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif
untuk membangun karakter.
4. Menciptakan komunikasi sekolah yang memiliki kepedulian.
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan perilaku yang baik.
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang mengahargai semua pesrta didik,
membangun karakter mereka membantu mereka untuk
sukses.
7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri dari para peserta
didik.
6
8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai sebagai
komunikasi moral yang berbagi tanggung jawab untuk
pendidikan karakter dan setia kepada nilai dasar yang sama
9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas
dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.
10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai
mitra dalam usaha membangun karakter.
11. Mengevaluasikan kkarakter sekolah, fungsi staf sekolah
sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif
dalam kehidupan peserta didik.
7
1. Nilai-nilai universal mengajarkan penghargaan dan
kehormatan tiap-tiap manusia.
2. Setiap murid benar-benar memperhatikan nilai-nilai dan
mampu menciptakan dan belajar dengan positif bila
dibberikan kesempatan.
3. Murid-murid berjuang dalam suasana berdasarkan nilai
dalam lingkungan yang positif , aman dengan sikaf saling
mengahargai dan kasih sayang, murid dianggap mampu
belajar menentukan pilihan-pilihan yang sadra lingkungan.
Adapun nilai-nilai yang dikembangkan untuk anak usia dini
adalah nilai-nilai kedamaian, penghargaan, cinta, tanggung
jawab, kebahagian, kerja sama, kejujuran, kerendahan
hati, tolenransi, kesederhanaan , dan persatuan.
Aktivitas pengembangan diri adalah kegiatan yang mengajak
anak untuk mengeksplorasi nilai dalam kaitannya dengan
pengembangan keterampilan yang berkaitan dengan nilai.
Misalnya anak-anak menggunakan boneka tangan untuk
memperagakan dunianya yang penuh kedamaian . adapun
pengembangan keterampilan sosial ditekankan pada
penyelesaian konflik, yang dilakukan melalui permainan, dan
melibatkan kerja sama.
C. Menanamkan Tanggung Jawab
Dalam bermain dan belajar yang disajikan kepada anak usia
dini, anak-anak harus sudah ditanamkan belajar tanggung jawab.
Tanggung jawab ini harus sudah di tanamkan pada setiap anak,
sejak dini. Guru-guru pada pendidikan anak usia dini harus
berusaha keras untuk menanamkan tanggung jawab kepada
seluruh anak, yang harus dimulai pada minggu-minggu pertama
sekolah dimulai. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan pada setiap kegiatan yang dilakukan anak di sekolah.
Contohnya: setiap selesai bermain dikelas maupun di luar kelas,
8
anak-anak dipandu untuk membereskan serta merapikan
kembali tempat bermain dan alat-alat permainannya. Demikian
halnya ketika anak-anak selesai makan, selesai sholat, dan
setelah melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
Contoh-contoh kegiatan dan layanan yang melibatkan anak-
anak tersebut, dilengkapi dengan hadiah dan pujian yang efektif
dapat membangkitkan berbagai potensi mereka, dan dapat
mendorong kreativitas anak sehingga mereka akan tumbuh
dengan rasa percaya diri karena pujian yang diberikan atas
bantuan dan jerih payahnya.
9
BAB III
HASIL OBSERVASI
A. Profil Sekolah
1. Lokasi Lembaga
2. Sejarah Lembaga
10
berhubungan dibawah Yayasan Dhamawanita Sub Unit PGAN Palembang dengan
nama TK Tunas Perwanida II”. Dikarenakan lembaga pendidikan ini bercirikan
islam berdasarkan keputusan kepala kantor Departemen Agama Kota Palembang
nomor : KPTS/Kd.06.07/4/PP.00.4/1729/2009 tanggal 01 juli 2009 berubah
menjadi “ RA PERWANIDA 2” dengan nomor statistic (NSRA) 101216710002
dengan status Terdaftar.
a. Visi
Unggul dalam prestasi, Akhlakulkarimah dalam prilaku serta bebas
buat baca hurup AL Quran.
b.Misi
a) Menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif
b) Menanamkan nilai-nilai moraldan agama pada anak sejak dini
c) Mengenalkan dan memberikan pembelajaran iqro pada anak
d) Meningkatakan dan mengembangkan kegiatan ekstra kulikuler dan
keagamaan
c. Tujuan
a) Terciptanya suaana yang menyenangkan dalam proses bermain
sambil belajar.
b) Terbentuknya Akhlakulkarimah pada anak.
c) Anak mampu membaca dan menulis huruf Al Quran.
d) Menghasilkan lulusan yang berkualitas, berpengetahuan, rajin
ibadah, cerdas, produktif, jujur, adil, berdisiplin, bertoleransi
(Tsasamuh) berakhlakul karimah dan bertaqwa keapadabAllah
Subhanallahta’ala.
Kepala RA : Rosalina,S.Pd
11
Ketua komite : Mis Arnata
Guru Kelompok A : Isti Tri Juni Arisandi
: Bella
Guru Kelompok B1 : Basilah, S.Pd
: Putri,S.Pd
Guru kelompok B2 : Evi Wahyuni,S.Pd.I
: Muliana, S.Pd
Guru Kelompok B3 : Nava Urbach
: Mita Fitriani, S.Pd.I
Guru Kelompok B4 : Dewi Andriani
: Pintaria, S.Pd
Guru Kelompok B5 : Eldamiati, S.Pd.I
: Dewi Kartika, S.Pd.I
Guru Kelompok B6 : Mahdaniati, S.Pd.I
: Nyimas Fitri Lisnawati, S.Pd.I
Guru TPA/Agama : Nunung Nuraini
Guru B.Inggris : Dewi Kartika,S.Pd
Penjaga Lembaga RA : Harianto
12
pendidikan berikutnya / dasar”. Program Kegiatan Belajar di RA Perwanida 2
Palembang di bagi menjadi 2 (dua) yaitu :
13
- Kegiatan hari besar Islam : Maulid Nabi Muhammad SAW, Tahun
Baru Islam 1 Muharram, Pesantren Kilat di bulan Ramadhan, Idul
Adha.
- Kegiatan Hari Besar Nasional : HUT RI, Hari Kartini.
- Kegiatan lain-lain: Porseni, Penyemprotan DBD, Raport, UKS.
- Khusus untuk Kelompok B: Manasik Haji
14
tetap mendorong semangat mereka, memberi pujian dengan
penuh kasih sayang.
Pujian yang wajar atau kata penghargaan yang diucapkan
dengan tepat akan mempunyai peranan penting bagi anak usia
dini. Anak usia dini pada umumnya sangat senang atau lebih
menyukai kegiatan menggambar bebas yang tidak
membosankan baginya. Adapun hasilnya ada yang bagus karena
memang berbakat, ada juga yang gambarannya coret-coret, tak
berbentuk. Namun, itu akan melegakan jiwanya dan pribadinya
akan lebih terbuka.
Jika kita banyak menggunakan perkataan yang mendorong
semangat, pujian, dan penghargaan menggantikan kata-kata
kritikan, maka sebagai guru pasti akan melihat perkembangan
yang menggembirakan dalam kehidupan anak itu. Lalu,
kehidupan anak itu akan selalu berada dalam suasana yang
sangat menyenangkan.
15
Beberapa indikator di atas tidak bisa muncul begitu saja,
tetapi guru, kepala sekolah, pengawas, bahkan komite sekolah
pun harus member contoh yang baik dan menjadi suri tauladan
anak dalam perilaku sehari-hari. Sehingga pendidikan karakter
tidak hanya dijadikan ajang pembelajaran, tetapi menjadi
tanggung jawab lingkungan. Bukan hanya tanggung jawab
sekolah semata, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak,
baik orang tua, masyarakat sekitar bahkan pemerintah. Untuk itu
di perlukan jalinan kerjasama antara sekolah, orang tua,
masyarakat, dan pemerintah.
16
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
17