Critical Book Report Instalasi Listrik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REPORT

MATA KULIAH
TEKNIK INSTALASI LISTRIK

DISUSUN OLEH :
FRANSISKUS MARCO MANIK (5173331012)
RINI OMEGA LUMBANRAJA (5173331030)
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO – 2018

DOSEN PENGAMPU
Ir. Mustamam

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “ Critical book report”. Dalam
ini diharapkan dapat memberikan informasi perbandingan dua buku yang berasal dari dua
pengarang yang berbeda, namun dengan judul materi yang sama.
Penulis berharap kiranya tugas ini berguna bagi kita dan menambah pemahaman
tentang bagaimana cara mengkritik dan membedakan buku. Sehingga pada saat kita
membutuhkan buku kita sudah tahu membandingkan buku yang mana yang lebih bagus untuk
digunakan. Akhir kata saya ucapkan sekian dan terimakasih.

Medan, April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ............................................................................................................ 1

BAB II IDENTITAS BUKU


2.1 Buku Pertama ..................................................................................................... 2
2.2 Buku Kedua ........................................................................................................ 2

BAB III RINGKASAN BUKU


3.1 Buku Pertama...................................................................................................... 3
3.2 Buku Kedua ........................................................................................................ 3

BAB IV PEMBAHSAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


4.1 Buku Pertama...................................................................................................... 19
4.2 Buku Kedua ........................................................................................................ 19

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................... 20
5.2 Saran ................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kabel listrik adalah media untuk mengantarkan arus listrik ataupun informasi. Bahan
dari kabel ini beraneka ragam, khusus sebagai pengantar arus listrik, umumnya terbuat dari
tembaga dan umumnya dilapisi dengan pelindung. Selain tembaga, ada juga kabel yang
terbuat dari serat ias , yang disebut dengan fiber optic cable. Penghantar atau kabel yang
sering digunakan untuk instalasi listrik penerangan umumnya terbuat dari tembaga.
Penghantar tembaga setengah keras (BCC ½ H = B a r e C o p p e r C o n d u c t o r H a l f
H a r d )  memiliki nilai tahanan jenis 0,0185 ohm mm²/m dengan tegangan ias putus
kurang dari 41 kg/mm². sedangkan penghantar tambaga keras (BCCH =B a r e C o p p e r
C o n d u c t o r H a r d   ), kekuatan tegangan tariknya 41 kg/mm². Pemakaian tembaga sebagai
penghantar adalah dengan pertimbangan bahwa tembaga merupakan suatu bahan yang
mempunyai daya hantar yang baik setelah perak. Penghantar yang dibuat oleh pabrik yang
dibuat oleh pabrik terdapat beraneka ragamnya.

1.2. Tujuan
1. Sebagai pemenuhan salah satu tugas Critical Book Report mata kuliah Profesi Instalasi
Listrik Komersial.
2. Mengetahui buku yang paling tepat yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penjabaran materi tentang Instalasi Listrik.

1.3. Manfaat
1. Menambah wawasan tentang ilmu kependidikan tentang instalasi listrik.
2. Menambah wawasan tentang Instalasi Listrik.
3. Mengetahui cara – cara dalam mendidik anak khususnya anak pada usia Sekolah
Dasar.
BAB II
IDENTITAS BUKU

IDENTITAS BUKU I

Judul buku : Teknik Listrik Instalasi Penerangan

Penulis : F. Suryatmo

Penerbit : PT Asdi Mahasatya.

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2004

Edisi :7

Jumlah Halaman  : 352

IDENTITAS BUKU II

Judul buku : Sistem Pengawatan Dan Pencarian Kesalahan

Penulis : Brian Scaddan

Penerbit : Erlangga.
Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2005

Edisi :3

Jumlah Halaman  : 100

BAB III

RINGKASAN ISI BUKU

A. RINGKASAN BUKU I

BAB VII INSTALASI RUMAH (IKHTISAR PEMASANGAN RUMAH)

gambar instalasi rumah


Denah instalasi rumah

Sekiranya rumah atau pabrik yang akan di buat, maka biasanya dapat lah kita meminta
agar dicetak biru (licht druk) dari arsitek yang membuatnya.

INSTALASI –RUMAH

IKHTISAR PEMASANGAN-RUMAH

Sebagai titik awal (titik Mula) kita ambil bulusan cabang-kabel, seperti halnya lemari
pasang rumah dan pengukur-KWH yang mana dipasang oleh perusahaan listrik. Penghubung
antara KWH-meter dan almari instalasi itu harus sependek mungkin pun pula hrus dipasang
oleh juru instalasi. Sedangkan yang memasang antara peti sekring, bulusan cabang
kabel(moof) dan KWH-meter, serta gambar bagan yang biasa untuk pemasangan instalasi
rumah.

BEBERAPA KETENTUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN TERHADAP EIND


MOF UNTUK KABEL TEGANGAN RENDAH YANG KEDAP MINYAK

1. potonglah kabel menurut ukuran yang tepat, harus diperhitungkan bahwa urat yang berada
disisi luar akan lebih pendek 6mm daripada urat-urat yang ditengah dikarenakan adanya
lengkungan.

2.. Sebelum di kupas, terlebih dahulu harus dibuat lilitanikatan.

3. Lepaskanlah pengaman mekanis dan loodmantel sedemikian rupa sebagian kabel yang
terkupas berada diatas lingkungan.

4. Masukkan eidsluiting melalui urat kabel lalu diturunkan sampai pada bagian yang terkupas.

5. Lepaskn isolasi kertas dari urat-urat kabel tersebut pada bagian urat yang akan dimasukkan
kedalam klem; kemudian diiikat dengan tali rami kecil.

6. Paterilah klem penyambung , kemudian letakkan klem penyambung di dalam tutup


tersebut.
7. kemudian isi lah eid mof dengan suatu cairan yang disebut vulmassa atau minyak label.

Bagian-Bagian Dari Instalasi Rumah Yaitu:

a. Bulusan cabng kabel (moof)


b. Almari pang rumah (peti-sekering)
c. Pengukur KWH
d. Papan-bagi

Komponen-komponen instalasi listrik ada beberapa macam, antara lain :

1. Pengaman, adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi ias i instalasi dari

beban yang melebihi kemampuannya. Biasanya arus yang mengalir pada suatu

penghantar akan menimbulkan panas, baik pada saluran penghantar maupun pada alat

listriknya sendiri.

2. Sakelar, adalah komponen instalasi yang berfungsi adalah untuk memutuskan dan

menghubungkan rangkaian listrik. Sakelar ada kalanya disebut sakelar beban,

memiliki pemutusan sesaat. Pada saat sakelarnya akan membuka untuk memutuskan

rangkaian, sebuah pegas akan diregangkan. Pegas inilah yang menggerakkan

sakelarnya sehingga dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat pendek.

Jadi kecepatan pemutusannya ditentukan oleh pegas dan tidak tergantung pada

pelayanannya. Karena cepatnya pemutusan, kemungkinan timbulnya busur api antara

kontak-kotak pemutusan hanya kecil. Sakelar dapat digunakan untuk memutuskan

rangkaian dalam keadaan berbeban. Sakelar menurut fungsinya dapat dibedakan

sebagai berikut : sakelar tunggal, sakelar kutub dua, sakelar kutub tiga, sakelar seri,

sakelar tukar dan sakelar silang.

3. Kotak perangkat Hubung Bagi (PHB), adalah suatu perlengkapan instalasi listrik yang

dilengkapi alat-alat pengaman sesuai persyaratan yang telah ditentukan. Kotak PHB

harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kukuh (ayat 610

A1). Pada setiap hantaran fasa keluar suatu perlengkapan hubung bagi harus dipasang

pengaman arus (ayat 602 D1). Pada hantaran netral tidak boleh dipasang pengaman
arus, kecuali bila potensial hantaran netralnya tidak selalu mendekati potensial tanah.

Setiap peralatan listrik, kecuali kotak-kontak dengan kemampuan hantar arus nominal

16 A atau lebih, harus merupakan rangkaian akhir tersendiri kecuali jika peralatan

tersebut bagian yang tidak terpisahkan dari suatu unit instalasi (ayat 602 N1).

4. Fitting, adalah tempat memasang bola lampu listrik, dan menurut penggunaannya

dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : fitting duduk, fitting gantung, dan fitting kedap

air.

5. Kotak-kontak, merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan listrik yang

diperlukan untuk benda yang menggunakan listrik (alat-alat elektronik, alat-alat rumah

tangga, dan lain sebagainya). Tegangan Sumber listrik ini diperoleh dari hantaran fasa

dan netral yang berasal dari PLN. Kotak-kontak harus dibuat dari bahan khusus yang

tidak dapat terbakar, tahan lembab dan cukup kuat. Supaya tercapai kontak yang baik,

tabung-tabung kontak dibuat berpegas. Pemasangan kotak-kontak pada rumah

umumnya ditanam di dalam kotak tanam pada dinding. Simbol dan bentuk kotak-

kontak dapat dilihat pada gambar.

6. Kabel penghantar, merupakan suatu bahan yang dapat menghantarkan arus listrik.

Penghantar yang digunakan pada instalasi listrik pada umumnya menggunakan bahan

tembaga dan alumunium.

7. Lampu Penerangan, merupakan alat yang berfungsi sebagai penerang ruangan. Lampu

penerangan beragam jenisnya, antara lain : lampu pijar, lampu Tube Luminescent

(TL), Lampu ias is, dan lain sebagainya.

8. Pipa Instalasi, digunakan untuk pemasangan kabel listrik yang dihubungkan dengan

sakelar, kotak-kontak, kotak hubung bagi dan sambungan listrik lainya, serta untuk

melindungi bahaya listrik terhadap sentuhan langsung dengan manusia. Pipa ini dapat

dibedakan menjadi : pipa baja yang di cat dengan meni, pipa PVC, dan pipa fleksibel.
9. Kotak sambung, penyambungan kabel atau kawat dalam instalasi listrik harus

dilakukan dalam kotak sambung dan tidak boleh dilakukan dalam pipa, sebab

dikhawatirkan akan mengalami putus akibat penarikan, selain itu sambungan listrik

dalam pipa pelat akan memudahkan terjadi kontak listrik dengan pipa sehingga

berbahaya bagi manusia.

10. Lasdop, adalah suatu alat bantu instalasi yang berfungsi menutup sambungan sehingga

aman dari sentuhan luar. Sebelum sambungan ditutup dengan lasdop, terlebih dahulu

sambungan tersebut dibungkus dengan isolasi.

11. Roset kayu, adalah suatu komponen instalasi yang terbuat dari bahan kayu. Komponen

ini digunakan pada pemasangan instalasi rumah kayu. Komponen ini berfungsi

sebagai tempat untuk menempelkan sakelar, fitting, kotak-kontak, dan kotak sambung

pada instalasi rumah kayu.

12. Elbow, digunakan pada pemasangan pipa instalasi di sudut-sudut ruangan. Elbow

terbuat dari bahan yang sama dengan pipa instalasi, yaitu dari bahan PVC dan baja.

Ketentuan Mengenai Penempatan Alat-alat Pemeriksaan

1) Hantaran dalam harus sependek mungkin

2) Alat-alat pemeriksa sedapat mungkin dipasang di luar rumah tetapi harus terlindung

dari hujan dan panas matahari.

3) Pemasangan alat-alat pemeriksa tersebut dapat juga dipasang di beranda paviium.

Setelah menentukan denah rumah yang dipakai, selanjutnya adalah menentukan iluminasi
penerangan berdasarkan kebutuhan ruang.

Kebutuhan Iluminansi berdasarkan aktivitas visual

No Kerja Visual Iluminansi (lux)


1 Penglihatan biasa 100
2 Kerja kasar dengan detail besar 200
3 Kerja umum dengan detail wajar 400
4 Kerja yang lumayan dengan detail kecil (studio, 600
gambar, menjahit)
5 Kerja keras, lama, detail kecil (perakitan barang 900
halus, menjahit dgn tangan)
6 Kerja sangat keras, lama detail sangat kecil 1300-2000
pemotongan batu mulia, tisik halus, mengukur benda
sangat kecil)
7 Kerja luar biasa keras, detail sangat kecil (arloji dan 2000-3000
pembuatan ias ise t kecil)

Contoh standar iluminansi pada bidang kerja:

 50 lux   : jalan
 100 lux  : koridor, kamar ganti, auditorium
 150 lux  : ias obat
 200 lux  : ruang makan
 300 lux  : perpustakaan, ruang olahraga,ruang kuliah
 500 lux  : kantor umum, laboratorium
 750 lux  : ruang gambar
 1000 lux: ruang inspeksi, supermarket

Kita standarkan pada ruangan rumah:

 50 lux             : jalan, taman


 100 lux           : kamar kecil
 150 lux           : ruang tidur, dapur
 200 lux           : dapur
 250 lux           : ruang keluarga, ruang tamu

Lampu watt dan lumens:

 Philips TL 36W                                 : 2500 lumens


 Philips Essentials 23W                 : 1370 lumens
 Philips Essentials 18W                 : 1098 lumens
 Philips Essentials 14W                 :   850 lumens
 Philips Essentials 11W                 :   650 lumens
 Philips Essentials 8W :   430 lumens
Perhitungan iluminasi per ruangan

No Ruangan Luas (m2) Iluminasi (lux) Lampu


1 Ruang tamu 15 3750 Philips TL 36W x 2
2 Ruang keluarga 40 10000 Philips TL 36W x 4
Philips Essentials 14W x
3 Kamar tidur dobel 12 1800
2
4 Kamar tidur single 1 9 1350 Philips Essentials 23W
5 Kamar tidur single 2 9 1350 Philips Essentials 23W
6 Dapur 6 900 Philips Essentials 18W
7 Kamar kecil 4 400 Philips Essentials 8W
Philips Essentials 11W x
8 Halaman depan 21 1050
2
Philips Essentials 11W x
9 Taman belakang 20 1000
2
Total 21600 360 W

Selanjutnya kita tentukan juga stop kontak yang akan dipakai.

1. Stop kontak peralatan kantor diperhitungkan 20 % dari beban lampu.


2. Untuk perumahan, jumlah stop kontak diperhitungkan masing2 satu buah @ 100 watt
pada kamar tidur, ruang tamu dan dapur.
3. Stop kontak dapat menyesuaikan dengan peralatan elektronik apa saja yang akan
dipakai seperti ias ise, kulkas, pompa air dan sebagainya

Kemudian kita buat gambar denah instalasi listriknya

Didalam panel box pembagi, kita pasang 2 MCB. Satu khusus untuk jalur penerangan, dan
satu untuk jalur peralatan listrik. Jalur ini dibedakan agar jika terjadi konsleting, MCB akan
trip dan tidak mengganggu jalur yang lain. Anda dapat menambahkan MCB lain lagi seperti
untuk AC pendingin ruangan.

Berikut kita buat single line diagram:

Setelah selesai membuat single line diagram, hal berikutnya adalah membuat RAB.

Langkah-langkah Perencanaan yang dilakukan adalah :


4. Menentukan Denah tata letak peralatan listrik

Disini libatkanlah konsumen dan kepala tukang dalam menentukan tata letak peralatan
listrik. Jika bangunan belum ada gunakan denah dari tukang bangunan/arsitektur. Disini kita
akan menggabungkan keinginan konsumen, aturan pemasangan instalasi listrik, dan kontruksi
bangunan yang akan dibuat.

5. Menentukan model, merk, maupun jenis peralatan listrik yang akan dipasang.

Tentukan model, jenis dan merk peralatan listrik yang akan digunakan. Tentunya kita
harus ias memberikan gambaran harga, kelas dan kelebihan dari masing-masing model
tersebut. Biasanya banyak larinya ke estetika. Dan yang pasti peralatan tersebut harus standar
seperti SNI atau LMK. 

6. Menggambar titik lampu untuk menentukan jumlah group instalasi serta


besarnya pengaman yang dipakai.

 Disini kita menggambar titik lampu dan saklarnya, titik stop kontak dan PHB.
Menentukan jumlah group instalasi. Untuk aturan 1 group maksimal 10 titik. Dan saya
sarankan untuk stop kontak yang akan digunakan untuk peralatan berat seperti AC atau
Mesin-mesin besar dibuatkan group tersendiri. Disini kita ias menggambar jalur instalasi,
jumlah inti kabel yang digunakan dan letak titik-titik penyambungan. Dan juga menentukan
estimasi beban dari masing-masing group untuk menentukan besarnya pengaman.(MCB).
Cara menghitung kebutuhan bahan untuk pemasangan Instalasi listrik di rumah

Langkah pertama Tentukan ukuran rumah dan ruangan didalamnya.

Sebagai langkah pertama, tentunya anda harus mengetahui terlebih dahulu ukuran
rumah dan ruangan yang ada didalamnya. Untuk lebih memudahkan menghitung kebutuhan
instalasi listriknya, anda dapat membuat gambar denah rumah secara sederhana. Cara
menghitung biaya minimal membangun rumah sederhana

Langkah kedua Sesuaikan instalasi listrik dengan kebutuhan anda


Langkah kedua, anda harus menentukan apa saja perlengkapan listrik yang anda butuhkan
didalam rumah dan ruangan yang ada. Umumnya suatu ruangan pastinya dilengkapi dengan
beberapa lampu penerangan, saklar dan stop kontak.

Lampu Sebagai contoh:

Untuk menentukan jumlah lampu dalam suatu ruangan, anda dapat menghitungnya
sesuai dengan tingkat pencahayaan yang sesuai dengan ruangan tersebut. Untuk cara
menghitungnya, anda dapat melihat artikel sebelumnya di Blog ini mengenai menentukan
kebutuhan lampu dalam suatu ruangan. Dan perlu diingat bahwa masing-masing ruangan
tentunya memiliki kebutuhan tingkat pencahayaan yang berbeda-beda. Cara menentukan
jumlah lampu yang sangat sederhana, bisa anda gunakan rumus:

5 watt / m² luas ruangan.

Jadi jika ruangan kamar tidur anda memiliki ukuran 3m x 3m, berarti luas kamar
tersebut adalah 9 m². Maka lampu yang anda butuhkan dalam kamar tersebut adalah:
9 m² x 5 watt = 45 watt.Anda dapat memasang 1 buah lampu 40 watt, atau dua buah lampu 20
watt di dalam kamar tidur tersebut. Atau anda juga dapat menentukan sendiri sesuai dengan
kebutuhan anda.

Fitting lampu

Jumlah kebutuhan fitting atau gantungan lampu disesuaikan dengan jumlah lampu yang
akan dipasang. Namun jika lampu yang akan dipasang adalah jenis lampu TL, maka tidak
memerlukan fitting.

Saklar
Dan untuk kebutuhan berapa jumlah saklar dapat disesuaikan dengan kebutuhan lampu yang
akan dipasang. Saklar juga memiliki beberapa jenis, ada saklar tunggal, saklar ganda, dan
lainnya, ini tergantung dari kebutuhan anda.

Sebagai contoh:

Jika anda memasang dua buah lampu, namun ingin agar kedua lampu tersebut menyala
dan padam secara bersamaan, dapat menggunakan 1 buah saklar tunggal untuk dua lampu
tersebut. Dengan memasang 1 buah saklar untuk dua buah lampu dapat menghemat biaya
pemasangan instalasi listrik anda. Namun, jika anda ingin agar masing-masing lampu
tersebut dapat menyala dan padam secara terpisah, anda dapat menggunakan 1 buah saklar
tunggal untuk 1 buah lampu, atau 1 buah saklar ganda untuk 2 buah lampu.

Stop kontak

Begitu juga dengan kebutuhan stop kontak, tentunya anda memiliki perencanaan sendiri
mengenai jumlah peralatan listrik yang akan anda gunakan.

Sebagai contoh:

Biasanya di setiap ruangan kita harus menyediakan satu buah stop kontak untuk
berbagai keperluan alat listrik. Bahkan untuk di kamar mandi, sebahagian orang juga ingin
agar dilengkapi dengan stop kontak, jika anda ingin memasang stop kontak di kamar mandi,
tentunya anda harus memilih stop kontak yang berkualitas sangat baik, memiliki penutup,
tidak tembus air dan berbagai pengaman lainnya. Dan yang terpenting, instalasi listrik yang
akan dipasang harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda sendiri. Baca juga: Cara
memilih stop kontak yang bagus dan aman.

Kebutuhan Lampu

 Kamar tidur masing-masing akan dipasangi 1 buah lampu 36 watt, karena ada dua
kamar tidur, maka kebutuhan lampu untuk kamar tidur adalah 2 buah lampu 36 watt.
 Kamar mandi akan dipasangi 1 buah lampu 10 watt.
 Dapur akan dipasangi 1 buah lampu 18 watt.
 Ruang tamu akan dipasangi 1 buah lampu 36 watt.
 Ruang keluarga akan dipasangi 2 buah lampu 18 watt
 Teras akan dipasangi 1 buah lampu 18 watt.
 Belakang rumah akan dipasangi 1 buah lampu 18 watt.
Cara memilih lampu penerangan Kebutuhan Fitting lampu
Karena seluruh lampu menggunakan lampu hemat energi, maka kebutuhan fitting adalah
sama dengan jumlah lampu, yaitu sebanyak 9 buah. Kebutuhan Saklar
Saklar yang ingin digunakan adalah saklar tunggal dan saklar ganda.
saklar ganda digunakan untuk lebih menghemat tempat pemasangan, dan juga menghemat
biaya.

 Kamar tidur dan kamar mandi menggunakan saklar tunggal, maka kebutuhan saklar
tunggal adalah sebanyak 3 buah.
 Lampu ruang tamu dan teras menggunakan saklar ganda
 Lampu ruang keluarga menggunakan saklar ganda
 Lampu dapur dan halaman belakang menggunakan saklar ganda
 Maka kebutuhan saklar ganda adalah sebanyak 3 buah.

Karena saklar akan dipasang didalam tembok beton, maka pilihlah saklar yang khusus
untuk tembok lengkap dengan tedus (box). Kebutuhan Stop kontak
Stop kontak akan dipasang di ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga dan dapur, masing-
masing 1 buah. Maka kebutuhan stop kontak adalah sebanyak 5 buah.
Karena stop kontak akan dipasang didalam tembok beton, maka pilihlah stop kontak yang
khusus untuk tembok lengkap dengan tedus (box). Kotak sambungan kabel (Embodus)
Setiap sambungan kabel harus dilengkapi dengan Kotak sambungan atau Embodus. Kotak
sambungan biasa disebut juga dengan Junction Box. Kita dapat menghitung jumlah kotak
sambungan dengan melihat gambar instalasi, setiap persimpangan kabel tentunya akan ada
sambungan kabel, dan tiap sambungan kabel membutuhkan kotak sambungan.
Jika terdapat 3 cabang, maka dibutuhkan kotak sambungan dengan cabang 3, jika terdapat 4
cabang maka membutuhkan kotak sambungan 4 cabang. Namun, jika ingin lebih mudah
untuk menghitungnya, kita bisa membeli kotak sambungan dengan 4 cabang untuk setiap
persambungan kabel. Kotak sambung dengan 4 cabang juga dapat digunakan jika sewaktu-
waktu kita ingin melakukan penambahan instalasi listrik. Kebutuhan kotak sambungan untuk
instalasi listrik tersebut adalah kotak sambungan 4 cabang sebanyak 6 buah. Kebutuhan
Kabel
Untuk kebutuhan kabel, maka kita dapat membuat gambar instalasi listrik rumah tersebut
secara sederhana. (contoh gambar instalasi bisa dilihat dari gambar diatas)
Kebutuhan kabel suatu instalasi listrik, sebaiknya terdiri dari 3 jenis kabel.
Kabel instalasi listrik rumah:
1. Kabel Phase, kabel NYA berwarna merah (Hitam)
2. Kabel Netral, kabel NYA berwarna hitam (Biru)
3. Kabel Arde, kabel NYA berwarna kuning Hijau

Dari gambar yang dibuat, kita dapat menghitung kebutuhan panjang kabel untuk
instalasi listrik.
Sebagai Contoh dari gambar diatas, Panjang kabel yang dibutuhkan:

 Kabel NYA merah untuk kabel phase sepanjang 50 meter.


 Kabel NYA hitam untuk kabel netral sepanjang 40 meter.
 Kabel NYA kuning untuk kabel arde sepanjang 30 meter.

Berapa ukuran kabel yang dibutuhkan? Untuk menentukan ukuran kabel yang kita
butuhkan harus disesuaikan dengan seberapa besar beban daya atau arus listrik yang akan
digunakan. Untuk pemasangan instalasi rumah, biasanya kita dapat menggunakan kabel NYA
untuk kabel phase dengan ukuran penampang 2,5mm². Cara menentukan ukuran kabel
Berapa arus maksimal yang mampu dihantarkan kabel ukuran 2,5mm²?
Jika dilihat dari tabel kemampuan hantar arus (KHA) kabel dengan ukuran 2,5mm² mampu
menghantarkan arus maksimal sebesar 26 Ampere. Ukuran kabel 2,5mm² sudah sangat cukup
untuk instalasi rumah kita, karena beban arus dirumah biasanya kurang dari 26 Ampere.

Untuk Ukuran kabel Netral, kita dapat menggunakan ukuran kabel yang sama dengan kabel
fasa, yaitu kabel NYA 2,5mm², karena kabel netral dan fasa memiliki beban arus yang sama
besar. Begitu juga dengan kabel Arde kita dapat menggunakan kabel ukuran 2,5mm²
Cara memilih jenis kabel yang benar MCB / ELCB Untuk mengamankan instalasi listrik kita
dari arus lebih atau untuk mengamankan dari terjadinya korsleting (hubungan singkat), maka
dipasang MCB pada sumber listrik sebelum ke instalasi. Beda MCB dengan ELCB
ELCB berguna untuk mengamankan instalasi listrik dan peralatan listrik dari kebocoran arus,
sedangkan MCB hanya untuk mengamankan dari arus lebih dan tidak dapat mengamankan
kita dari kesetrum. Dengan melengkapi ELCB pada instalasi listrik di rumah kita, dapat
mencegah bahaya listrik yang mungkin terjadi kepada kita. ELCB yang berfungsi untuk
keselamatan manusia adalah ELCB dengan sensitifitas < 30 Ma.
Dari uraian diatas, maka dapat kita rincikan kebutuhan untuk memasang instalasi listrik
rumah tipe.36, sebagai berikut:

 Lampu 10 watt sebanyak 1 buah


 Lampu 18 watt sebanyak 5 buah
 Lampu 36 watt sebanyak 3 buah
 Fitting lampu sebanyak 9 buah
 Saklar tunggal (untuk tembok lengkap tedus/box) sebanyak 3 buah
 Saklar ganda (untuk tembok lengkap tedus/box) sebanyak 3 buah
 Stop kontak (untuk tembok lengkap tedus/box) sebanyak 5 buah
 Kabel NYA 2,5mm² warna merah sebanyak 50 meter
 Kabel NYA 2,5mm² warna hitam sebanyak 40 meter
 Kabel NYA 2,5mm² warna kuning sebanyak 30 meter
 ELCB 4 Ampere dengan sensitifitas <30Ma sebanyak 1 buah

Material lain:

 Box MCB / ELCB sebanyak 1 buah


 Pipa PVC 5/8” sebanyak 40 meter (sama dengan panjang kabel Netral)
 Klem pipa 5/8” sebanyak 80 buah (pasang klem setiap 1/2 meter pipa)
 Kotak sambungan (Junction box) 4 cabang sebanyak 6 buah
 Isolasi sesuai kebutuhan

B. RINGKASAN BUKU II

BAB II INSTALASI PENGAATAN

1. Sistem Radial
2. Rangkaian Melingkar (Ring)
Rangkaian ini berawal dari titik satunya, memutar dari titik ke titik dan kembali ke
terminal yang sama dengan asalnya. Rangkaian ini paling popular untuk keperluan rumah
tangga, di mana rangkaian ini diacu sebagai rangkaian akhir meligkar.
4. Sistem Distribusi

System distriusi banyak kita jumpai dan sangat beragam jenisnya, tetapi system ini
sangat mudah dipahami karena system ini cenderung mengikuti konsep-konsep melingkar dan
radial.

Cara kerja sistem starter – Sistem Starter (Starting System) adalah sebuah rangkaian
mekatronika yang berfungsi memutar poros engkol menggunakan energi listrik saat akan
menyalakan mesin. Fungsi utama sistem starter adalah untuk menggantikan fungsi manual
starter atau kick starter pada mesin sepeda motor. Mengapa disebut rangkaian mekatronika ?
karena sistem ini meliputi rangkaian mekanikal untuk memutar flywhel dan rangkaian
elektrikal sebagai tenaga untuk menggerakan motor. Untuk mengetahui rangkaian motor
starter lebih lengkap, simak pembahasan dibawah.

1.1.1 Prinsip Kerja Sistem Starter


Motor starter bekerja dengan mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Proses
ini memanfaatkan kaedah fleming left hand. Yang berbunyi, “apabila terdapat arus listrik
yang mengaliri konduktor, smentara konduktor tersebut terletak didalam medan magnet.
Maka konduktor tersebut akan terdorong sesuai garis gaya magnet yang ditunjukan dengan
kaedah tangan kiri fleming”.

Hubungan antara garis gaya magnet, arus listrik dan gaya dorong ditunjukan dalam tiga
jari. Jari tengah menunjukan arah arus, jari telunjuk menunjukan arah medan magnet,
sedangkan jempol atau ibu jari menunjukan kemana arah gaya dorongan. Dari kaedah
tersebut, kemudian disusun sedemikian rupa agar arah berkebalikan sehingga gaya yang
dihasilkan juga berkebalikan. Karena diletakan pada sebuah poros menyebabkan gaya putar
yang berkesinambungan. Prinsip ini sama dengan prinsip motor starter pada umumnya dan
hampir menyamai prinsip kerja generator namun bedanya, generator mengubah energi
mekanik menjadi listrik sedangkan motor starter bekerja sebaliknya.

1.1.2 Komponen sistem motor starter


Baterai

Baterai merupakan sumber penyuplai energi utama saat akan menghidupkan mesin.
Baterai akan menyediakan suplai arus listrik ke sistem starter. Kapasitas baterai yang
digunakan untuk starter bervariasi tergantung kapasitas mesin tentunya. Namun untuk voltage
atau tegangan, umumnya menggunakan  baterai bertegangan 12 volt pada mobil, dan 24 volt
untuk truk dan bus.

Ignition Coil

Ignition Coil atau kunci kontak berfungsi sebagai saklar yang akan mengaktifkan relay
starter dan menghubungkan arus dari baterai. Dulu, ignition coil merupakan fitur wajib pada
sistem starter. Tapi, saat ini ignition coil tidak secara langsung beperan dalam sistem starter
berkat adanya fitur Start/Stop button.

Starter clutch

Starter clutch atau biasa juga disebut relay starter utama bekerja untuk mengalirkan arus
utama dari baterai langsung ke motor starter. Starer akan aktif saat kunci kontak diposisi
“ST”. Didalam starter clutch terdapat dua buah coil yaitu pull ini coil yang akan mendorong
plunger untuk mengaitkan pinion gear dan hold in coil sebagai penahan pergerakan pull in
coil. Komponen ini terletak menyatu dengan motor starter. Starter clutch memiliki dua
terminal yaitu terminal 30 yang langsung terhubung ke baterai dan terminal 50 yang berasal
dari kumci kontak.

Motor starter

Motor starter merupakan komponen utama dalam sebuah sistem starter. Komponen
inilah yang bekerja sesuai kaedah tangan kiri flemming dengan memanfaatkan hubungan
GGM, arus dan Gaya dorong. Didalam sebuah motor starter terdapat komponen penyusun
antara lain ;

Field coil
Field coil adalah komponen yang fungsinya untuk membangkitkan medan magnet
didalam motor starter. Field coil terbuat dari magnet yang dililit oleh kumparan tembaga
sehingga medan magnet yang dihasilkan besar. Kumparan tembaga ini dihubungkan secara
seri dengan komponen armature coil sehingga saat motor starter belum dinyalakan, tidak ada
kemagnetan didalam motor starter.

Armature Coil

Armatur coil adalah komponen yang bertugas sebagai konduktor yang akan dialiri oleh
arus listrik. Armature coil berbentuk silinder yang berbahan inti besi berbalut lilitan tembaga
sehingga daya hantar listrik pada armature coil sangat baik. Ujung armature coil terdapat
komponen kumutator yang fungsinya menerima arus listrik dari baterai yang akan disalurkan
ke armature coil. Kumutator akan membagi arus agar bisa berlangsung bolak-balik.
Kumutator didesain terpisah tiap lininya sehingga saat arus mengalir melalui brush, tidak
terjadi hubungan pendek arus listrik.

Advertisement

Brush (Sikat)

Brush atau sikat adalah komponen berikutnya yang berbahan tembaga. Fungsi brush
adalah untuk mengalirkan arus listrik ke kumutator. Didalam rangkaian armature coil,
kumutator akan berputar saat poros armature berputar. Brush ini akan mengalirkan arus listrik
ke komponen kumutator yang berputar itu. Brush berbahan tembaga lunak agar gaya gesek
kecil. Namun komponen ini pula yang sering mengalami keausan. Sehingga perlu dilakukan
perawatan rutin. Brush didalam motor starter ada dua, brush arus yang mengalirkan arus dan
brush massa yang akan mensuplai masa atau ground.

Pinion gear dan drive lever

Pinion gear adalah komponen yang berkaitan dengan armature coil di ujung armature
shaft. Fungsi pinion gear ini adalah sebagai roda gigi yang akan meneruskan putaran armature
shaft ke flywheel. Bentuk pinion gear lebih kecil sehingga dapat mereduksi putaran armature
coil untuk menghasilkan momen yang lebih besar,

Sementara drive lever atau plunger, merupakan tuas yang akan menggerakan pinion
gear untuk terkait dengan flywheel dan melepaskan keterkaitan tersebut saat motor starter
berhenti berputar. Drive lever ini digerakan oleh pull in coil di starter clutch saat kunci kontak
berposisi “ST”. Dengan adanya drive lever, flywheel dapat berputar tanpa berkaitan dengan
motor starter

1.1.3 Cara Kerja Sistem Motor Starter

Cara kerja motor starter, dimulai ketika kita memutar kunci kontak.

 Saat kunci kontak berada di posisi “ON” relay utama atau main relay akan terhubung,
menyebabkan arus dari baterai mengalir ke semua sistem kelistrikan mobil.
 Saat kunci kontak diputar pada posisi “ST”, relay starter switch akan terhubung
sehingga arus akan mengalir dari baterai ke terminal 50 pada starter clutch.

Karena terminal 50 dialiri arus listrik, menyebabkan kemagnetan pada pull in coil
sehingga pull in coil bergerak ke arah hold in coil. Dalam hal ini, gerakan pull in coil akan
mendorong drive lever sehingga pinion gear terkait dengan flywheel.

Rangkaian Sistem Starter dengan relay

Pada fase ini, dorongan pull in coil bukan hanya menggerakan pinion. Tetapi juga
menggerakan pull in coil itu sendiri ke arah hold in coil. Akibat dorongan tersebut, hold in
coil juga terdorong ke arah solenoid switch contact. Sehingga arus listrik di terminal 30 motor
starter, akan langsung mengalir kedalam motor starter. Didalam motor starter arus tersebut
dialirkan ke field coil untuk membangkitkan medan magnet, dan mengalir ke armature coil
melalui brush. Karena ada aliran listrik didalam medan magnet, hasilnya armature akan
berputar untuk menggerakan flywheel.

Saat mesin menyala, starter akan berhenti dengan menghentikan arus dari terminal 50.
Sehingga pull in coil terlepas dan kembali ke posisi semula. Dengan kembalinya pull in coil,
pinion gear juga akan lepas kaitannya dengan flywheel dan putaran motor juga terhenti karena
arus listrik pada solenoid switch contact terputus.
Namun pinion gear sebenarnya didesain agar mundur secara otomatis saat putaran
flywheel lebih besar dari putaran starter. Fungsi ini ditunjukan untuk memudahkan proses
keterkaitan dan pelepasan pinion gear dengan roda gigi flywheel.
simak animasi berikut agar lebih jelas.

1.1.4 Jenis- jenis motor starter


Secara umum, ada tiga jenis motor starter. Sistem konvensional, sistem starter reduksi,
dan sistem starter tipe planetary.

7. sistem starter tipe konvensional

sistem starter tipe konvensional, memanfaatkan satu buah pinion gear yang akan
terhubung ke flywheel ketika drive lever digerakan oleh pull in coil. Sistem ini tergolong
memiliki konstruksi yang simple namun memiliki tenaga yang standar.
8. sistem starter tipe reduksi

sistem starter tipe reduksi adalah sistem starter yang memiliki gigi tambahan sebagai
pereduksi putaran. Putaran starter direduksi dengan tujuan menghasilkan momen puntir yang
kuat. Sehingga cocok untuk mesin-mesi yang memiliki kompresi tinggi seperti mesin diesel.
Sistem ini juga didesain lebih kecil dari tipe konvensional.
9. sistem starter tipe planetary

untuk tipe yang ketiga pada prinsipnya sama dengan sistem reduksi, namun perbedaan
terletak pada roda gigi tambahan yang berbentuk planetary atau memutar. Daya reduksi
sistem starter planetary lebih baik sehingga ukuran armature coil dapat diperkecil
Itulah rangkaian sistem motor starter beserta cara kerja lengkap.

BAB IV
PEMBAHASAN

KELBIHAN
BUKU 1

- Pembahasan pada buku ini Lebih jelas dan menarik


- Peletakan grafisnya menarik perhatian
- Buku ini dilengkapi dengan banyak contoh soal dan pembahasannya
- Biografi penulis jelaas dipaparkan pada buku
- Menggunakan bahsa yang mudah di mengerti dan tidak brbeli-belit
- Buku ini dilengkapi dengan referensi
- Dilenggkapi dengan teorema, definisi dan contoh

BUKU II
Menurut kami, kelebihan dari buku ini terdapat pada setiap materi penggunaan jenis
huruf yang baik sehingga pembaca tidak mudah lelah dan jenuh membaca materi. Sampul
buku dan penyusunan materi yang baik sehingga pembaca dengan mudah mendapatkan
materi yang diinginkan .

KELEMAHAN

BUKU I

- Buku ini kurang di lengkapi dengan gambar sehingga menguragi


minat pembaca dalam membaca.
- Sampul pada buku ini kurang menarik karna menggunakan warna
yang tidak menarik

BUKU II
Menurut kami, kekurangan dari buku ini tidak begitu banyak, hanya terdapat
kurangnya pembahasan awal sebagai pembuka materi yang lengkap dari setiap judul pada
materi, selain itu penggunaan jenis huruf dapat membuat pembaca mudah lelah dan jenuh
membacanya.

BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
PHB tertutup merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan
mengendalikan tenaga listrik dimana seluruh komponen PHB berada di dalam suatu tempat
yang tertutup oleh selungkup atau pelindung mekanis maupun pelindung elektris. b.
Konstruksi PHB tertutup terdiri dari MCB, ELCB, Pengaman lebur/fuse, sakelar beban,
penopang rel, rel penyambung, penopang terminal, terminal, rel Omega dan rel C, penutup
akhir, dan alat ukur. c. Jenis - jenis PHB tertutup berdasarkan penempatannya berupa PHB
tertutup pasangan dalam dan PHB tertutup pasangan luar, sedangkan berdasarkan
konstruksinya PHB tertutup dibedakan menjadi konstruksi lemari, konstruksi box, dan
konstruksi meja. d. Aplikasi PHB tertutup banyak digunakan sebagai PHB penerangan daya,
PHB unit konsumen, distribusi saluran penghantar, dan lain-lain.

SARAN
Penulis kedua buku seharusnya membuat soal-soal di akhir bab dan kesimpulan
materi dari setiap bab pada buku tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Suryatmo F, 2004, Teknik Listrik Instalasi Penerangan, Jakarta; PT RINEKA CIPTA.


Scaddan Brian, 2005, Sistem Pengawatan Dab Pencarian Kesalahan, Jakarta; Erlangga

Anda mungkin juga menyukai