Tam1-Sikp-Puskesmas Nambo-Keompok 10

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN MODUL IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAMBO


BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS

Tutor : dr. Safrina Dwiyunarti

Disusun Oleh:

Kelompok 10

K1A1 17 055 WA ODE ARINAH MUSFIRAH


K1A1 17 056 ADELLYA FEBRIYANI HADINI
K1A1 17 058 ALFATH AKBAR J. DUNDU
K1A1 17 059 ALFIYYAH HASTARI SYAF
K1A1 17 060 ANDY RAFDI AL BAGIZ
K1A1 17 061 DHEA ANISSA KIRANA
K1A1 17 062 DIAN RAHMA SARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

i
LAPORAN TUTORIAL 2020
UNIVERSITAS HALU OLEO

PENGESAHAN LAPORAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

1. Judul Laporan : Laporan Tutorial Modul 3 Penyakit Akibat Kerja Blok


Kedokteran Komunitas
2. Nama Anggota Kelompok 10 :

K1A1 17 055 WA ODE ARINAH MUSFIRAH


K1A1 17 056 ADELLYA FEBRIYANI HADINI
K1A1 17 058 ALFATH AKBAR J. DUNDU
K1A1 17 059 ALFIYYAH HASTARI SYAF
K1A1 17 060 ANDY RAFDI AL BAGIZ
K1A1 17 061 DHEA ANISSA KIRANA
K1A1 17 062 DIAN RAHMA SARI

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Kendari, 14 April 2020

Dokter Pembimbing

dr. Safrina Dwiyunarti

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa yang


telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan modul 1 tentang identifikasi masalah
kesehatan.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah agar mahasiswa
mampu melakukan penilaian masalah kesehatan di suatu wilayah kerja
contohnya di Puskesmas Nambo sebagai bentuk pembelajaran dalam
mengidentifikasi masalah kesehatan menggunakan Metode Hanlon
Kuantitatif dan Metode Pohon Masalah untuk menyelesaikan masalah.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan
ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Kendari, 14 April 2020

Kelompok 10

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ii

KATA PENGANTAR.............................................................................. iii

DAFTAR ISI........................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG............................................................................ 1

2. RUMUSAN MASALAH...................................................................... 2

3. TUJUAN............................................................................................. 2

4. MANFAAT.......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA PUSKESMAS

1. PENGERTIAN.................................................................................... 4

2. TUJUAN............................................................................................. 5

3. FUNGSI............................................................................................. 5

4. PRINSIP............................................................................................. 6

5. AZAS.................................................................................................. 7

6. MANAJEMEN.................................................................................... 8

TINJAUAN TOPIK MASALAH............................................................... 9

TINJAUAN ANALISIS MASALAH.......................................................... 10

BAB III METODE PELAKSANAAN

iv
1. SOSIO-DEMOGRAFIS...................................................................... 13

2. SOSIO-GEOGRAFIS......................................................................... 15

3. STRUKTUR ORGANISASI................................................................ 16

4. SUMBER DAYA KESEHATAN.......................................................... 17

5. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT.......................................... 20

6. REALISASI PEMBIAYAAN KESEHATAN......................................... 22

7. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN............................................ 24

BAB V IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

1. IDENTIFIKASI MASALAH................................................................. 27

2. ANALISIS MASALAH........................................................................ 29

3. PLAN OF ACTION............................................................................. 52

BAB VI PENUTUP

1. KESIMPULAN.................................................................................... 54

2. SARAN............................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 56

LAMPIRAN............................................................................................. 57

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sehat adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Dimana kesehatan seseorang dipengaruhi oleh keturunan,
lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku Faktor yang paling besar
pengaruhnya adalah lingkungan dan perilaku. Selain itu juga kesehatan dapat
diartikan sebagai kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial,
dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dikatakan sehat
secara fisik adalah orang tersebut tidak memiliki gangguan apapun secara
klinis.
Dalam setiap hal di dunia, termasuk kesehatan, pasti memiliki maslah-
masalah tertentu Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai
psychosocio somatic health well being, merupakan resultant dari empat faktor
yaitu Environment atau lingkungan, Behaviour atau perilaku, antara yang
pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance. Heredity atau
keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya, Health care service berupa program kesehatan yang bersifat
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka dilakukan Upaya
pelayanan kesehatan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat tidak
lepas dari peran puskesmas. Di Indonesia puskesmas merupakan tulang
punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama Pelayanan kesehatan
merupakan faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena
keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan
pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan.
Oleh karena itu kegiatan kunjungan puskesmas/mencari data mengenai
puskesmas ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam

1
mata kuliah kedokteran komunitas , hal ini dilakukan dalam rangka tutorial
mengenai identifikasi masalah kesehatan yang ada pada setiap kecamatan
khususnya kecamatan nambo . kegiatan yang dilakukan ini diharapkan
membantu mahasiswa dapat mengidentifikasi serta memecahkan masalah
yang telah ditentukan dalam tutorial kedokteran komunitas

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana hasil identifikasi masalah kesehatan komunitas di
Puskesmas Nambo?
2) Bagaimana hasil analisis masalah kesehatan komunitas di Puskesmas
Nambo?
3) Bagaimana POA (Plan of Action) dari analisis masalah kesehatan
komunitas yang didapatkan di Puskesmas Nambo?

C. Tujuan
Tujuan Umum
Menyusun perencanaan program kesehatan di puskesmas secara
sistematis berdasarkan permasalahan yang ada di puskesmas.

Tujuan Khusus
a. Diketahui analisis masalah, prioritas penyebab dan alternatif
pemecahan masalah yang ada.
b. Tersusunnya Plan of Action (POA) puskesmas dalam upaya
mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan
masyarakat yang ada.
c. Menjelaskan dan mengetahui hasil identifikasi masalah kesehatan
komunitas di Puskesmas Nambo
d. Menjelaskan dan mengetahui hasil analisis masalah kesehatan
komunitas di Puskesmas Nambo

2
e. Menjelaskan dan mengetahui POA (Plan Of Action) dari analisis
masalah kesehatan komunitas yang di dapatkan di Puskesmas
Nambo

D. Manfaat
1. Dapat menganalisis dan menentukan prioritas terkait masalah yang ada
pada Puskesmas,
2. Dapat membuat Plan of Action sebagai upaya agar dapat menyelesaikan
masalah yang ada pada Puskesmas, serta
3. Membantu Puskesmas untuk melanjutkan program kesehatan dan
menangani masalah kesehatan yang terjadi di Puskesmas.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Puskesmas


1. Pengertian
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
A. Unit Pelaksana Teknis Sebagai unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia.
B. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
C. Penanggungjawab Penyelenggaraan Penanggungjawab
utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab
hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan kemampuannya.
D. Wilayah Kerja Secara nasional, standar wilayah kerja
puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka
tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan
atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara

4
operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. (KMK NO.128 tahun 2004)
2. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal
di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat
2010 (KMK NO.128 tahun 2004)
3. Fungsi
 Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya,sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya
yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
 Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu
berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaannya,serta ikut menetapkan, menyelenggarakan
dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

5
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan
situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
 Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:
1. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan
perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan
untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut
antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
(KMK NO.128 tahun 2004)
4. Prinsip
a. Paradigma sehat : Puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat

6
b. Pertanggungjawaban wilayah : Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya
c. Kemandirian masyarakat : Puskesmas mendorong kemandirian
hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
d. Pemerataan : Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan
status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan
e. Teknologi tepat guna : Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang
sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan
tidak berdampak buruk bagi lingkungan
f. Keterpaduan dan kesinambungan : Puskesmas mengintegrasikan
dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas
program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan
yang didukung dengan manajemen Puskesmas

5. Azas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan
puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas
tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari
setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud
adalah:

1. Azas pertanggungjawaban wilayah Azas penyelenggaraan


puskesmas yang pertama adalah pertanggungjawaban
wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab

7
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya
2. Azas pemberdayaan masyarakat Azas penyelenggaraan
puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan masyarakat.
Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan,
keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam
penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk ini, berbagai
potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukkan
Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
3. Azas keterpduan Azas penyelenggaraan puksesmas yang
ketiga adalah keterpaduan. Untuk mengatasi keterbatasan
sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal,
penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari
tahap perencanaan.
4. Azas rujukan Azas penyelenggaraan puskesmas yang
keempat adalah rujukan. Sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh
puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan
kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus
ditopang oleh azas rujukan. (KMK NO.128 tahun 2004)

6. Manajemen
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yangbekerja
secara sistematik untuk menghasilkan luaranPuskesmas yang efektif
dan efisien.Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh
Puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi manajeman. Ruang lingkup
Pedoman ManajemenPuskesmas meliputi:

8
a) perencanaan;
b) penggerakkan dan pelaksanaan;
c) pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja;
d) dukungandinas kesehatan kabupaten/kota dalam manajemen
Puskesmas.

A. Tinjauan pustaka topik masalah


Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem
kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat
dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna
mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan
pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif
(pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan
dalam kandungan sampai tutup usia.
Sejak 20 tahun terakhir, citra pelayanan kesehatan dasar melalui
puskesmas sudah semakin terpuruk di mata masyarakat, sementara
pembangunan Rumah Sakit sangat didorong maju oleh banyak
pihak.Akhirnya kesenjangan rujukan pelayanan kedokteran semakin
melebar dan masyarakat menjerit karena mahalnya biaya pelayanan
kedokteran. Sementara itu, sudah banyak dana yang dimanfaatkan
untuk mengembangkan puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan

9
kesehatan, tetapi hasilnya malah kontraproduktif. Puskesmas semakin
ditinggal oleh masyarakat dan tidak menjadi pilihan utama mereka
mendapatkan pelayanan kesehatan.Masyarakat menganggap
pelayanan puskesmas di wilayahnya kurang bermutu. Kondisi ini juga
terkait dengan jam kerja unit pelayanan Puskesmas yang terbatas
hanya sampai pukul 12.00, peralatan dan jenis pelayanan puskesmas
kurang memadai, dan kinerja staf yang sangat kurang profesional.
Semua kondisi tersebut sangat erat terkait dengan rendahnya insentif
yang diterima staf, lemahnya leadership dan keterampilan manajerial
pimpinan dan staf puskemas serta lemahnya pembinaan puskesmas
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota (Muninjaya, 2006). Selain itu
Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat
terhadap pelayanan puskesmas, seperti pelayanan yang terkesan
seadanya, artinya puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat dari sarana
dan prasarananya maupun dari tenaga medis serta kurang ramahnya
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan ditambah lagi
kurang disiplinnya petugas kesehatan puskesmas sehingga pasien
masih harus menunggu lama dalam menerima pelayanan.
B. Tinjauan pustaka analisis masalah
Masalah kesehatan adalah kesenjangan antara target yang sudah
ditentukan dalam pelayanan kesehatan dibandingkan dengan hasil
pencapaian pelayanan kesehatan
Prinsip penyelenggaraan pelayanan kesehatan Puskesmas
adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan dari para pengguna jasa
pelayanan kesehatan dimana pasien mengharapkan suatu
penyelesaian dari masalah kesehatannya.Oleh karena itu Puskesmas
harus mampu memberikan pelayanan medik sebagai upaya
penyembuhan/ pemulihan dan tindakan ringan yang memenuhi
standar kualitas. (Gozali, 2012)
Prinsip Standar Pelayanan Minimal berdasarkan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia adalah : (1) Merupakan kebutuhan

10
dasar bagi setiap individu secara universal, (2) Pemenuhan kebutuhan
dasar dapat dipenuhi sendiri oleh warga Negara, atau oleh pemerintah
daerah, (3) Merupakan pelayanan dasar yang menjadi kewenangan
daerah provinsi maupun Kabupaten/Kota, (4) Merupakan kewajiban
bagi pemerintah daerah provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk
menjamin setiap warga Negara memperoleh kebutuhan dasarnya, (5)
Tanggung jawab Pemda berlaku secara Nasional. (Kemenkes RI,
2017

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Metode Kualitatif
1. Sumber data
Sumber data :profil yankes dinkes kendari, dan profil Puskesmas Nambo

2. Cara pengumpulan
Cara pengumpulan :dengan cara melakukan studi literature untuk mencari
jawaban dari permasalahan yang ada

3. Teknik analisis
Teknik analisis :menggunakan analisis metode Hanlon

B. Metode Kuantitatif
1. Sumber data
Sumber data : data profil dinkes kendari dan baruga dalam angka (bps )
2. Cara pengumpulan
Cara pengumpulan :dengan cara melakukan studi literature untuk mencari
jawaban dari permasalahan yang ada

3. Teknikanalisis
Teknik analisis : menggunakan statistik

12
BAB IV
ANALISIS MASALAH

1. Sosio-Demografis

Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Nambo pada tahun 2018 sebanyak
11.489 jiwa dengan rincian sebanyak 5.860 jiwa penduduk laki-laki dan
5.629 jiwa penduduk perempuan. Sementara itu apabila dilihat dari
banyaknya rumah tangga ada sebanyak 2.250. Sedangkan apabila
dihitung secara rata-rata maka setiap rumah tangga beranggota 5 orang.
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara banyaknya
penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan pada suatu daerah
dalam waktu tertentu. Rasio jenis kelamin biasanya dinyatakan dalam
banyaknya penduduk laki laki per 100 penduduk perempuan. Pada tahun
2018 Sex Rasio di Kecamatan Nambo sebesar 104.

13
Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Sarana Pendidikan (PT Negeri / Swasta) dan Sarana Ibadah
NO KELURAHAN SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH
. TK SD MTSn SMA SMK MASJID SURAU/
/ SMP
MUSHOLLAH

1. Tobimeita 1 2 2 -

14
2. Petoaha 1 1 3 -

3. Nambo 1 2 1 1 1 2

4. Sambuli 2 1 2 1

5. Tondonggeu 1 1 -

6. Bungkutoko 2 1 3 -

Jumlah 3 10 2 1 1 12 3

(Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Kendari)


Mata pencaharian terbesar penduduk adalah petani/nelayan (62
%) pedagang/industri (11 %). Selebihnya adalah PNS/ABRI (9 %), dan
sisanya buruh, sopir dan pekerja lainnya (18 %).
Masyarakat terdiri dari berbagai macam suku. suku Bugis, Muna,
Tolaki, Buton, Jawa, Bajo dan Makassar. Sebagian besar memeluk
agama Islam. Agama lain yang dianut adalah Kristen, Katolik dan Hindu.

2. Sosio-Geografis
Secara astronomis, Kecamatan Nambo terletak antara 3º58’33’’-
4º3’06’’ Lintang Selatan, serta antara 122º34’56 ‘’-122º39’02’’ Bujur
Timur.
Sekilas tentang letak wilayah kerja Puskesmas Nambo :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Konda
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Kendari
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo Utara
Kabupaten Konawe Selatan
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Abeli
e. Wilayah Kerja Puskesmas Nambo terletak dibagian Timur Kota
Kendari dan Seluruh wilayah berada didaratan Pulau Sulawesi.
f. Luas wilayah menurut kelurahan sangat beragam, Kelurahan
Bungkutoko merupakan Kelurahan yang paling luas, kemudian
menyusul Kelurahan Nambo, Kelurahan Sambuli, Kelurahan Petoaha
dan Kelurahan Tondonggeu.

15
3. Struktur Organisasi

Bagan Organisasi Puskesmas Kawasan Perkotaan

Permenkes No. 43 tahun 2019

 Kepala Puskesmas
 Kepala Tata Usaha
Membawahi koordinator tim manajemen puskesmas system informasi
puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, keuangan

16
 Penanggung jawab UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat
Pelayanan promosi kesehatan (UKS, Pelayanan Kesehatan
Lingkungan, Keluarga Berencana, Gizi, Pencegahan dan Pelindungan
Penyakit, Perawatan Kesehatan Masyarakat)
 Penanggung jawab UKM Pelayanan Pengembangan
Pelayanan Kesehatan Jiwa, Gizi Masyarakat, Kesehatan Tradisional
Komplementer, Olahraga, dll)
 Penanggung jawab UKP Farmasi dan Laboratorium
Pelayanan Pemeriksaan Umum, Gigi dan Mulut, Keluarga Berencana,
Gawat Darurat, Gizi-UKP, Persalinan, Rawat Inap, Kefarmasian,
Laboratorium
 Penanggung jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Praktik Bidan Desa dan
Sosial
 Penanggung jawab Bangunan Sarana dan Prasarana Puskesmas
 Penanggung jawab Mutu
4. Sumber Daya Kesehatan

Pelayanan Penunjang
Puskesmas Nambo terletak di Kelurahan Nambo dimana wilayah
kerja Puskesmas Nambo terdapat 2 jenis sarana kesehatan yaitu sarana
kesehatan pemerintah dan sarana kesehatan bersumber daya
masyarakat, dengan rincian sebagai berikut:

17
a. Puskesmas Induk
Puskesmas induk Nambo terletak di Kelurahan Nambo
Kecamatan Abeli dan mempunyai ruangan berjumlah 13 ruangan.
Dari seluruh ruangan tersebut difungsikan sebagai Ruangan
Kepala Puskesmas, Ruangan Tata Usaha, Ruangan Poli Umum,
Ruangan Poli Gigi, UGD, Ruangan Kartu, Ruangan
Kesling/Promkes, Ruangan Gizi, Ruangan P2M, Ruangan Apotik,
Ruangan KIA/KB, Ruangan Rapat, dan Ruangan Gudang Obat.
b. Puskesmas Pembantu
Di Puskesmas Nambo terdapat 4 (empat) buah Pustu yaitu
Puskesmas Pembantu Petoaha, Sambuli, Bungkutoko dan
Tandonggeu
c. Posyandu
Posyandu yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Nambo
secara keseluruhan termasuk dalam kategori Posyandu Pratama,
Puskesmas Madya, Posyandu Purnama. Terdapat 11 (sebelas)
buah posyandu yang tersebar di 5 (lima) Kelurahan. Setiap
Posyandu dibina oleh beberapa orang petugas dari Puskesmas.
Pembina Posyandu diwajibkan hadir setiap ada Posyandu di
kelurahan binaannya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
tabel berikut:

18
1. Tenaga Kesehatan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas Nambo memiliki beberapa staf sebagai pelaksana
tugasnya, yang masing-masing bekerja sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing

BELUM ADA JUMLAHNYA

2. Sarana Dan Prasarana

3. Transportasi Dan Komunikasi


Puskesmas Nambo terletak di Kelurahan Nambo kecamatan Abeli.
Sarana transportasi yang dimiliki Puskesmas Nambo saat ini terdiri
dari 6 (enam) unit kendaraan roda dua dan 2 (dua) unit kendaraan
roda empat. Sarana komunikasi Telekomunikasi baik, tetapi jaringan
internet masih susah.

4. Derajat Kesehatan Masyarakat


A. MORTALITAS
Gambaran situasi derajat kesehatan masyarakat kerap
dipaparkan dengan berbagai indicator yang secara garis besar

19
terdiri dari 2 aspek yaitu mortalitas dan morbiditas. Pada bab ini
kondisi derajat kesehatan juga digambarkan melalui dua aspek
tersebut.
1. Angka kematian Bayi ( AKB )
Infan Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan indicator yang lazim digunakan untuk menentukan
derajat kesehatan masyarakat, baik dalam tatanan provinsi
dan nasional. selain itu, program-program kesehatan di
Indonesia banyak yang menitik beratkan pada upaya
penurunan AKB. Angka kematian bayi merujuk kepada jumlah
bayi yang meninggal pada pase antara kelahiran hingga bayi
belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup.
Diwilayah kerja Puskesmas Nambo untuk tahun 2017 tidak
ada Kematian Bayi, kecendrungan penurunan AKB dapat
dipengaruhi oleh pemeratan pelayanan kesehatan berikut
fasilitasnya. Pendapatan masyarakat yang meningkat juga
dapat berperan melalui perbaikan gizi yang pada gilirannya
mempengaruhi daya tahan terhadap serangan penyakit.
2. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian Balita atau AKABA menggambarkan
peluang untuk meninggal pada fase antara kelahiran dan
sebelum umur 5 tahun. Di wilayah puskesmas Nambo jumlah
angka kematian balita (AKABA) berjumlah 0 orang.
3. Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI )
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk
mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah
satunya yaitu Angka Kematian Ibu (AKI), AKI merupakan
salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan
aksesibilitas pasiltas pelayanan kesehatan.
Dalam Upaya penurunan angka kematian ibu, puskesmas
Nambo, pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab
untuk menjamin setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan

20
kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil,
pertolongan persalinan dari tenaga kesehatan terlatih,
perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan
khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, memperoleh cuti
hamil dan melahirkan, serta akses terhadap keluarga
berencana. Disamping itu, pentingnya melakukan intervensi
lebih kehulu yakni kepada kelompok remaja dan dewasa
muda dalam upaya percepatan penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI). Di wilayah puskesmas Nambo jumlah angka
kematian ibu Maternal (AKI) berjumlah 0 orang.
4. Angka Kematian Kasar ( AKK )
Angka kematian di wilayah kerja Puskesmas Nambo pada
tahun 2017 telah membuahkan hasil yang memuaskan, dalam
arti tingkat kematian pada tahun 2017 ini menurun dibanding
tahun sebelumnya Angka Kematian Kasar : ………. / 1000
Penduduk
5. Umur Harapan Hidup ( UHH )
Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh
pada kenaikan umur harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Angka
Kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan dengan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan
derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan
kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir.
B. MORBIDITAS
Angka Kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal
dari masyarakat (community based data) yang dapat diperoleh
dengan melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik
dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data ) yang
diperoleh melalui system pencatatan dan pelaporan Dalam
meningkatkan dan lebih meratakan upaya pelayanan kesehatan
maka dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari penyakit-penyakit
utama yang didapatkan dalam kurun waktu 1 tahun pelaksanaan

21
program. Adapun 10 besar penyakit yang ditemukan pada tahun
2017 pada Puskesmas Nambo adalah sebagai berikut:

6. Realisasi Pembiayaan
1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
Untuk mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat
resolusi WHA ke-58 tahun 2017 dijenewa yang mengiginkan
setiap Negara mengembangkan Universal Health Coverage
(UHC) bagi seluruh penduduk, maka pemerintah bertanggung
jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat
melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Usaha kearah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah
dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan social
dibidang kesehatan, diantaranya melalui PT Askes dan PT
Jamsostek yang melayani antara lain pegawai negeri sipil
penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk
masyarakat miskin dan tidak mampu pemerintah pusat
memberikan jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) dan pemerintah daerah dengan
Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian,
skema-skema tersebut masih terfragmentasi, terbagi-bagi
sehingga biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit
terkendali.

22
Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2004
dikeluarkan undang-undang nomor 40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). undang-undang
nomor 40 tahun 2004 mengamanatkan bahwa program
jaminan social wajib bagi seluruh penduduk termasuk program
jaminan kesehatan melalui satu badan penyelenggara
Jaminan Sosial. Badan penyelenggaraan social telah diatur
dengan Undang-Undang Nomor. 24 tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang terdiri dari
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenaga kerjaan yang
implementasinya sudah dimulai sejak 1 Januari 2014. Program
tersebut selanjutnya disebut sebagai Program JKN.
Di wilayah kerja Puskesmas Nambo sampai dengan
Desember 2017 Jumlah yang terdaftar sebagai peserta BPJS
FKTP Puskesmas Nambo baik dari BPJS Kesehatan/mandiri,
BPJS Ketenaga Kerjaan dan Jamkesmas yang sekarang
menjadi Kartu Indonesia Sehat (KIS) berjumlah 4.873 Jiwa
masih sangat sedikit dari jumlah penduduk yang ada diwilayah
ini, selain karena ke tidak tahuan masyarakat akan pentingnya
BPJS, karena kurangnya sosialisasi dari Pihak BPJS
kesehatan juga karena masih banyaknya penduduk kurang
mampu yang tidak terdaftar sebagai penerima Kartu Indonesia
Sehat (KIS).

7. Cakupan pelayanan Kesehatan : UKP,UKM, PENUNJANG ,


PENGEMBANGAN

1) Kesehatan lingkungan
a. Pengawasan sarana air minum
b. Jamban Sehat STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
c. TTU ( Tempat-Tempat Umum)

23
d. TPM (Tempat Pengelolaan Makanan)
d. Air minum berkualitas (layak)
e. Pengawasan sarana air minum

2) KIA-KB
a. Cakupan K1
b. Cakupan K4
c. Persalinan ditolong tenkes
d. Persalinan di fasayankes
e. Pelayanan KF 1
f. Pelayanan KF 2
g. Pelayanan KF 3 (Nifas 3)
h. Pemberian Vit. A pada Ibu Hamil
i. Imunisasi Td1 pada Ibu
j. Hamil Imunisasi Td2 pada Ibu Hamil
k. Imunisasi Td3 pada Ibu Hamil
l. Imunisasi Td4 pada Ibu Hamil
m. Imunisasi Td5 pada Ibu Hamil
n. Imunisasi Td2+ pada Ibu Hamil
o. Pelayanan KB
p. Pelayanan Komplikasi Kebidanan
q. Cakupan neonatus dengan komplikasi
r. Cakupan neonatus (KN,)
s. Cakupan kunjungan neonatus (KN,) KN lengkap
t. Cakupan pelayanan bayi

3) Imunisasi
a. HB 0
b. BCG
c. DPT-Htb 1
d. DPT-Htb 2
e. DPT-Htb 3

24
f. Polio 1
g. Polio 2
h. Polio 3
i. Polio 4
j. Campak

4) Gizi
a. Pemberian tablet tambah darah
b. Pemantaun pertumbuhan balita
c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
d. Pemantauan pertumbuhan pada anak sekolah
e. Pemberian vitamin A pada balita
f. Pemantauan asi eksklusif
g. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada anak SD

5) P2M
a. Cakupan penanganan diare
b. Pelayanan pada lanjut usia
c. Pelayanan penderita hipertensi
d. Pelayanan penderita DM
e. Pelayanan orang dengan gangguan jiwa berat

25
BAB V

IDENTIFIKASI UPAYA PELAYANAN

1. Identifikasi masalah
Analisis masalah di Puskesmas Nambo pada tahun 2019 terdiri dari 42
indikator dengan terbagi atas 5 upaya kesehatan wajib,yaitu Program
Kesehatan Promosi Kesehatan (Promkes),Pemberantasan Penyakit
Menular (P2M) - Imunisasi, Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
(KIA/KB), Kesehatan Lingkungan (Kesling), dan Gizi. Adapun yang akan
dianalisis pada laporan ini adalah masalah upaya Program Wajib di
Puskesmas Nambo. Upaya Wajib Puskesmas Nambo memiliki 5 indikator
yaitu Program Kesehatan Promosi Kesehatan (Promkes),Pemberantasan

26
Penyakit Menular (P2M) - Imunisasi, Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana (KIA/KB), KesehatanLingkungan(Kesling),danGizi.

Tabel .Analisis masalah Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Nambo Tahun


2019

No Sasaran Selisih
Indikator Program Cakupan (%)
(%) (%)
Promosi Kesehatan
1 Imunisasi Td Pada Wanita
100 21,92 78,11
Usia Subur
2 Pelayanan Kesehatan Gigi
100 92,61 7,39
Dan Mulut
3 Pelayanan Kesehatan Usia
100 100 0
Produktif
4 Pelayanan Kesehatan Usia
100 98,32 1,68
Lanjut
5 Pelayanan Kesehatan
100 63,23 36,77
Penderita Hipertensi
6 Pelayanan Kesehatan
100 81,93 18,07
Penderita Diabetes Melitus
P2M
7 Pneumonia 34 71 0
8 Diare 19,9 45,58 0
9 TBC 40 10 30
10 Malaria 25 25 0
Kesehatan Ibu Anak Dan Keluarga Berencana
11 K1 100 98,66 1,34
12 K4 100 90,18 9,82
13 Ibu Hamil Dengan Imunisasi 100 184,10 0
14 Ibu Hamil Yang Mendapat
100 90,18 9,82
Tablet Tambah Darah 90
15 Persalinan Ditolong Tenaga
100 98,13 1,87
Kesehatan
16 Persalinan Ditolong Tenaga
100 98,13 1,87
Kesehatan Di Fasyankes
17 Pelayanan Ibu Nifas 100 98,13 1,87
18 Peserta KB Aktif 100 179,11 0
19 Peserta KB Pasca
100 68,69 31,31
Persalinan

27
20 Penanganan Komplikasi
100 95,69 4,31
Neonatal
21 Bayi Baru Lahir Ditimbang 100 100 0
22 Pelayanan Kesehatan Bayi 100 100 0
23 Pelayanan Kesehatan Balita 100 100 0
Imunisasi
24 Hb0 100 100 0
25 Bcg 100 100 0
26 Dpt-Hb 100 99,51 0,49
27 Polio 4 100 92,65 7,35
28 Campak 100 94,12 5,88
29 Imunisasi Dasar Lengkap 100 87,25 12,75
Kesehatan Lingkungan
30 Sanitasi Yang Layak
100 100 0
(Jamban Sehat)
31 TPM 100 64,71 35,29
32 Desa Sanitasi Total
100 100 0
Berbasis Masyarakat
33 TTU 100 48 52
Gizi
34 Pemberian Vitamin A Pada
100 76,19 23,81
Bayi Dan Balita
35 Ibu Nifas Mendapat Vit. A 100 98,13 1,87
36 Bayi Yang Diberi ASI
100 66,67 33,33
Eksklusif
37 Bayi Mendapat Vitamin A 100 59,52 40,48
38 Anak Balita Mendapat
100 82,06 17,94
Vitamin A
39 Pelayanan Kesehatan Balita 100 80,69 19,31
40 Balita Ditimbang (D/S) 100 80,69 19,31
41 Balita Gizi Kurang 0 2,02 0
42 Balita Pendek 0 0,71 0

2. Analisis Masalah
Analisis SWOT

S (strengths) = Puskesmas Nambo cukup mempunyai fasilitas yang


bagus dan menjalankan fungsinya dengan baik

W (weaknesses)= Kurangnya petugas kesehatan dalam melakukan


pelayanan yang ada di Puskesmas Nambo

28
O(opportunities) = Menjalin kerja sama yang baik antara pihak Puskesmas
Nambo kepada Dinas Kesehatan Kota Kendari dan melakukan koordinasi
bersama Lurah dan camat
T (threats) = Kurang pedulinya masyarakat mengenai informasi atau
kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh puskesmas Nambo
Prioritas Masalah
Dalam penentuan prioritas masalah kita harus melalui beberapa
tahap yaitu menilai besar masalah, kegawatan masalah, kemudahan
penanggulangan dan PEARL faktor.Dalam Analisa Penyebab Masalah
dilakukan analisis secara individu oleh seorang dokter muda.
a. Besar Masalah (Kriteria A)
Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval
menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Kelas N = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 42

= 1 + 3,3 (1,62)

= 1 + 5,34

= 6,34

=6

a. Interval = ( nilai tertinggi – nilai terendah )


Jumlah kelas

= (78,11 - 0) / 6

= 78,11 / 6

= 13,01

Tabel . Kriteria A (Besar Masalah)

Besar masalah terhadap pencapaian


program
Interval

29
0- 13,0 26,04 39,06 52,08 65,1
N Indikator Program 13,0 2- - -52,7 - 0- Nilai
O 1 26,0 39,05 65,09 78,1
3
Nilai
1,67 3,34 5,01 6,68 8,35 10
Promosi Kesehatan
1 Imunisasi Td Pada X 10
Wanita Usia Subur
2 Pelayanan X 1,67
Kesehatan Gigi
Dan Mulut
3 Pelayanan X 1,67
Kesehatan Usia
Produktif
4 Pelayanan X 1,67
Kesehatan Usia
Lanjut
5 Pelayanan X 5,01
Kesehatan
Penderita
Hipertensi
6 Pelayanan X 3,34
Kesehatan
Penderita Diabetes
Melitus
P2M
7 Pneumonia X 1,67
8 Diare X 1,67
9 TBC X 5,01
10 Malaria X 1,67
Kesehatan Ibu Anak Dan Keluarga Berencana
11 K1 X 1,67
12 K4 X 1,67
13 Ibu Hamil Dengan X 1,67
Imunisasi
14 Ibu Hamil Yang X 1,67
Mendapat Tablet

30
Tambah Darah 90
15 Persalinan X 1,67
Ditolong Tenaga
Kesehatan
16 Persalinan X 1,67
Ditolong Tenaga
Kesehatan Di
Fasyankes
17 Pelayanan Ibu X 1,67
Nifas
18 Peserta KB Aktif X 1,67
19 Peserta KB Pasca X 5,01
Persalinan
20 Penanganan X 1,67
Komplikasi
Neonatal
21 Bayi Baru Lahir X 1,67
Ditimbang
22 Pelayanan X 1,67
Kesehatan Bayi
23 Pelayanan X 1,67
Kesehatan Balita
IMUNISASI
24 Hb0 X 1,67
25 Bcg X 1,67
26 Dpt-Hb X 1,67
27 Polio 4 X 1,67
28 Campak X 1,67
29 Imunisasi Dasar X 1,67
Lengkap
KESEHATAN LINGKUNGAN
30 Sanitasi Yang X 1,67
Layak (Jamban
Sehat)
31 TPM X 5,01
32 Desa Sanitasi X 1,67
Total Berbasis
Masyarakat
33 TTU X 6,68

31
GIZI
34 Pemberian Vitamin X 3,34
A Pada Bayi Dan
Balita
35 Ibu Nifas X 1,67
Mendapat Vit. A
36 Bayi Yang Diberi X 5,01
ASI Eksklusif
37 Bayi Mendapat X 6,68
Vitamin A
38 Anak Balita X 3,34
Mendapat Vitamin
A
39 Pelayanan X 3,34
Kesehatan Balita
40 Balita Ditimbang X 3,34
(D/S)
41 Balita Gizi Kurang X 1,67
42 Balita Pendek X 1,67

b. Kegawatan Masalah

Keganasan Biaya Urgensi

Sangat ganas
5 Sangat murah 5 Sangat 5
mendesak

Ganas
4 Murah 4 Mendesak 4

Cukup 3 Cukup murah 3 Cukup 3


berpengaruh mendesak
Kurang ganas 2 Mahal 2 Kurang 2
mendesak
Tidak ganas 1 1 Kurang 1
Sangat mahal
mendesak

32
Tabel . Kriteria B (Kegawatan Masalah)

Tingkat Biaya yang


No Masalah kesehatan Keganasan Nilai
Urgensi dikeluarkan
Promosi Kesehatan
1 Imunisasi Td Pada
3 2 2 7
Wanita Usia Subur
2 Pelayanan
Kesehatan Gigi Dan 5 5 3 13
Mulut
3 Pelayanan
Kesehatan Usia 5 5 3 13
Produktif
4 Pelayanan
Kesehatan Usia 5 5 3 13
Lanjut
5 Pelayanan
Kesehatan 5 5 3 13
Penderita Hipertensi
6 Pelayanan
Kesehatan
5 5 3 13
Penderita Diabetes
Melitus
P2M
7 Pneumonia 4 5 3 12
8 Diare 3 3 4 10
9 TBC 5 4 4 13
10 Malaria 4 4 3 11
Kesehatan Ibu Anak Dan Keluarga Berencana
11 K1 3 3 5 11
12 K4 3 3 5 11
13 Ibu Hamil Dengan
3 4 5 12
Imunisasi
14 Ibu Hamil Yang
Mendapat Tablet 5 5 5 15
Tambah Darah 90
15 Persalinan Ditolong 5 5 5 15

33
Tenaga Kesehatan
16 Persalinan Ditolong
Tenaga Kesehatan 5 5 5 15
di Fasyankes
17 Pelayanan Ibu Nifas 5 5 5 15
18 Peserta KB Aktif 3 2 4 9
19 Peserta KB Pasca
3 2 4 9
Persalinan
20 Penanganan
5 5 3 13
Komplikasi Neonatal
21 Bayi Baru Lahir
5 2 5 12
Ditimbang
22 Pelayanan
5 5 5 15
Kesehatan Bayi
23 Pelayanan
5 5 5 15
Kesehatan Balita
Imunisasi
24 Hb0 5 5 5 15
25 Bcg 5 5 5 15
26 Dpt-Hb 5 5 5 15
27 Polio 4 5 5 5 15
28 Campak 5 5 5 15
29 Imunisasi Dasar
5 5 5 15
Lengkap
Kesehatan Lingkungan
30 Sanitasi Yang Layak
4 1 3 8
(Jamban Sehat)
31 TPM 3 2 3 8
32 Desa Sanitasi Total
Berbasis 3 3 3 9
Masyarakat
33 TTU 3 2 3 8
Gizi
34 Pemberian Vitamin
A Pada Bayi Dan 5 5 5 15
Balita
35 Ibu Nifas Mendapat
5 5 5 15
Vit. A
36 Bayi Yang Diberi
5 5 5 15
ASI Eksklusif

34
37 Bayi Mendapat
5 5 5 15
Vitamin A
38 Anak Balita
5 5 5 15
Mendapat Vitamin A
39 Pelayanan
5 5 5 15
Kesehatan Balita
40 Balita Ditimbang
3 1 5 9
(D/S)
41 Balita Gizi Kurang 5 5 3 13
42 Balita Pendek 5 5 3 13

c. Penilaian Kemudahan Penanggulangan (Kriteria C)

Sangat sulit : 5 Mudah :2

Sulit :4 Sangat mudah :1

Netral :3

Tabel . Kriteria C (Kemudahan Penanggulangan)

Kemudahan Nilai Rata-


No Indikator Program
Penanggulangan Rata
Promosi Kesehatan
1 Imunisasi Td Pada Wanita Usia 2+2+1+1+1+1+1/7 1,28
Subur
2 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan 1+4+2+2+1+3+1/7 2
Mulut
3 Pelayanan Kesehatan Usia 1+2+3+1+2+1+2/7 1,71
Produktif
4 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 1+1+2+1+1+1+1/7 1,14
5 Pelayanan Kesehatan Penderita 1+2+1+2+1+2+1/7 1,42
Hipertensi
6 Pelayanan Kesehatan Penderita 1+2+1+1+2+1+1/7 1,28
Diabetes Melitus
P2M
7 Pneumonia 1+1+1+1+2+1+1/7 1,14
8 Diare 1+1+1+1+1+1+1/7 1
9 TBC 1+2+3+2+1+2+4/7 2,14
10 Malaria 1+1+1+1+1+1+2/7 1,14

35
Kesehatan Ibu Anak Dan Keluarga Berencana
11 K1 1+2+1+1+1+1+1/7 1,14
12 K4 1+1+1+1+2+1+1/7 1,14
13 Ibu Hamil Dengan Imunisasi 1+1+1+1+1+1+1/7 1
14 Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet 1+1+1+1+1+1+1/7 1
Tambah Darah 90
15 Persalinan Ditolong Tenaga 1+1+1+1+1+1+1/7 1
Kesehatan
16 Persalinan Ditolong Tenaga 1+1+2+1+1+1+1/7 1,14
Kesehatan Di Fasyankes
17 Pelayanan Ibu Nifas 1+1+1+1+1+1+1/7 1
18 Peserta KB Aktif 1+1+1+1+1+1+2/7 1,14
19 Peserta KB Pasca Persalinan 1+3+1+2+2+1+1/7 1,57
20 Penanganan Komplikasi Neonatal 1+1+1+1+1+1+1/7 1
21 Bayi Baru Lahir Ditimbang 1+1+1+1+1+1+1/7 1
22 Pelayanan Kesehatan Bayi 1+1+1+1+1+1+1/7 1
23 Pelayanan Kesehatan Balita 2+1+1+1+1+1+1/7 1,14
Imunisasi
24 Hb0 1+1+1+1+1+1+1/7 1
25 Bcg 1+1+1+1+2+1+1/7 1,14
26 Dpt-Hb 1+1+1+1+1+1+1/7 1
27 Polio 4 1+1+1+1++1+2/7 1,14
28 Campak 1+2+1+1+1+1+1/7 1,14
29 Imunisasi Dasar Lengkap 1+1+1+1+1+1+1/7 1
Kesehatan Lingkungan
30 Sanitasi Yang Layak (Jamban 1+1+1+2+1+1+1/7 1,14
Sehat)
31 TPM 1+2+1+1+2+1+3/7 1,57
32 Desa Sanitasi Total Berbasis 2+1+1+1+1+2+1/7 1,28
Masyarakat
33 TTU 1+2+1+2+1+1+1/7 1,28
Gizi
34 Pemberian Vitamin A Pada Bayi 1+1+1+2+1+1+1/7 1,14
Dan Balita
35 Ibu Nifas Mendapat Vit. A 1+3+1+2+1+1+1/7 1,42
36 Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif 2+1+1+2+2+1+1/7 1,42
37 Bayi Mendapat Vitamin A 2+1+3+2+1+1+2/7 1,57
38 Anak Balita Mendapat Vitamin A 1+2+1+1+1+2+1/7 1,28
39 Pelayanan Kesehatan Balita 1+1+2+1+1+1+1/7 1,28
40 Balita Ditimbang (D/S) 1+1+1+2+1+1+1/7 1,14
41 Balita Gizi Kurang 1+1+1+2+1+1+1/7 1,14
42 Balita Pendek 1+1+1+2+1+1+1/7 1,14

36
d. Penilaian PEARL FAKTOR (Kriteria D)
Kriteria D (PEARL Faktor)
Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan yaitu :

a. Propriety : Kesesuaian dengan program daerah/ nasional/


dunia
b. Economy : Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya
c. Acceptability : Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan
lembaga terkait
d. Resources : Tersedianya sumber daya
e. Legality : Tidak melanggar hukum dan etika

Skor yang digunakan yaitu:


Setuju :1
Tidak Setuju : 0

Tabel . Faktor PEARL

INDIKATOR
NO P E A R L Nilai
MASALAH
Promosi Kesehatan
1 Imunisasi Td Pada 1 1 1 1 1 1
Wanita Usia Subur
2 Pelayanan Kesehatan 1 1 1 1 1 1
Gigi Dan Mulut
3 Pelayanan Kesehatan 1 1 1 1 1 1
Usia Produktif
4 Pelayanan Kesehatan 1 1 1 1 1 1
Usia Lanjut
5 Pelayanan Kesehatan 1 1 1 1 1 1
Penderita Hipertensi
6 Pelayanan Kesehatan 1 1 1 1 1 1
Penderita Diabetes
Melitus
P2M
7 Pneumonia 1 1 1 1 1 1

37
8 Diare 1 1 1 1 1 1
9 TBC 1 1 1 1 1 1
10 Malaria 1 1 1 1 1 1
Kesehatan Ibu Anak Dan Keluarga Berencana
11 K1 1 1 1 1 1 1
12 K4 1 1 1 1 1 1
13 Ibu Hamil Dengan 1 1 1 1 1 1
Imunisasi
14 Ibu Hamil Yang 1 1 1 1 1 1
Mendapat Tablet
Tambah Darah 90
15 Persalinan Ditolong 1 1 1 1 1 1
Tenaga Kesehatan
16 Persalinan Ditolong 1 1 1 1 1 1
Tenaga Kesehatan Di
Fasyankes
17 Pelayanan Ibu Nifas 1 1 1 1 1 1
18 Peserta KB Aktif 1 1 1 1 1 1
19 Peserta KB Pasca 1 1 1 1 1 1
Persalinan
20 Penanganan 1 1 1 1 1 1
Komplikasi Neonatal
21 Bayi Baru Lahir 1 1 1 1 1 1
Ditimbang
22 Pelayanan Kesehatan 1 1 1 1 1 1
Bayi
23 Pelayanan Kesehatan 1 1 1 1 1 1
Balita
Imunisasi
24 Hb0 1 1 1 1 1 1
25 Bcg 1 1 1 1 1 1
26 Dpt-Hb 1 1 1 1 1 1
27 Polio 4 1 1 1 1 1 1
28 Campak 1 1 1 1 1 1
29 Imunisasi Dasar 1 1 1 1 1 1
Lengkap
Kesehatan Lingkungan
30 Sanitasi Yang Layak 1 1 1 1 1 1
(Jamban Sehat)
31 TPM 1 1 1 1 1 1
32 Desa Sanitasi Total 1 1 1 1 1 1

38
Berbasis Masyarakat
33 TTU 1 1 1 1 1 1
Gizi
34 Pemberian Vitamin A 1 1 1 1 1 1
Pada Bayi Dan Balita
35 Ibu Nifas Mendapat 1 1 1 1 1 1
Vit. A
36 Bayi Yang Diberi ASI 1 1 1 1 1 1
Eksklusif
37 Bayi Mendapat Vitamin 1 1 1 1 1 1
A
38 Anak Balita Mendapat 1 1 1 1 1 1
Vitamin A
39 Pelayanan Kesehatan 1 1 1 1 1 1
Balita
40 Balita Ditimbang (D/S) 1 1 1 1 1 1
41 Balita Gizi Kurang 1 1 1 1 1 1
42 Balita Pendek 1 1 1 1 1 1

5. Nilai Prioritas Masalah


Setelah kriteria A, B, C, dan D ditetapkan, nilai tersebut dimasukkanke dalam
rumus :

Nilai Prioritas Dasar (NPD) =(A+B)xC

Nilai Prioritas Total (NPT) =(A+B)xCxD

Tabel . Prioritas Masalah Dengan Rumus NPD dan NPT

No Masalah kesehatan A B C D NPD NPT

Promosi Kesehatan
1 Imunisasi Td Pada 10 7 1,28 1 21,76 21,76
Wanita Usia Subur
2 Pelayanan 1,67 13 2 1 29,34 29,34
Kesehatan Gigi Dan
Mulut

39
3 Pelayanan 1,67 13 1,71 1 25,08 25,08
Kesehatan Usia
Produktif
4 Pelayanan 1,67 13 1,14 1 16,72 16,72
Kesehatan Usia
Lanjut
5 Pelayanan 5,01 13 1,42 1 25,57 25,57
Kesehatan Penderita
Hipertensi
6 Pelayanan 3,34 13 1,28 1 20,91 20,91
Kesehatan Penderita
Diabetes Melitus
P2M
7 Pneumonia 1,67 12 1,14 1 15,58 15,58
8 Diare 1,67 10 1 1 11,67 11,67
9 TBC 5,01 13 2,14 1 38,54 38,54

10 Malaria 1,67 11 1,14 1 14,44 14,44


Kesehatan Ibu Anak Dan Keluarga Berencana
11 K1 1,67 11 1,14 1 14,44 14,44
12 K4 1,67 11 1,14 1 14,44 14,44
13 Ibu Hamil Dengan 1,67 12 1 1 13,67 13,67
Imunisasi
14 Ibu Hamil Yang 1,67 15 1 1 16,67 16,67
Mendapat Tablet
Tambah Darah 90
15 Persalinan Ditolong 1,67 15 1 1 16,67 16,67
Tenaga Kesehatan
16 Persalinan Ditolong 1,67 15 1,14 1 19 19
Tenaga Kesehatan di
Fasyankes
17 Pelayanan Ibu Nifas 1,67 15 1 1 16,67 16,67
18 Peserta KB Aktif 1,67 9 1,14 1 12,16 12,16
19 Peserta KB Pasca 5,01 9 1,57 1 21,99 21,99
Persalinan
20 Penanganan 1,67 13 1 1 14,67 14,67
Komplikasi Neonatal

40
21 Bayi Baru Lahir 1,67 12 1 1 13,67 13,67
Ditimbang
22 Pelayanan 1,67 15 1 1 16,67 16,67
Kesehatan Bayi
23 Pelayanan 1,67 15 1,14 1 19 19
Kesehatan Balita
Imunisasi
24 Hb0 1,67 15 1 1 16,67 16,67
25 Bcg 1,67 15 1,14 1 19 19
26 Dpt-Hb 1,67 15 1 1 16,67 16,67
27 Polio 4 1,67 15 1,14 1 19 19
28 Campak 1,67 15 1,14 1 19 19
29 Imunisasi Dasar 1,67 15 1 1 16,67 16,67
Lengkap
Kesehatan Lingkungan
30 Sanitasi Yang Layak 1,67 8 1,14 1 11,02 11,02
(Jamban Sehat)
31 TPM 5,01 8 1,57 1 20,42 20,42
32 Desa Sanitasi Total 1,67 9 1,28 1 13,65 13,65
Berbasis Masyarakat
33 TTU 6,68 8 1,28 1 18,79 18,79
Gizi
34 Pemberian Vitamin A 3,34 15 1,14 1 20,90 20,90
Pada Bayi Dan Balita
35 Ibu Nifas Mendapat 1,67 15 1,42 1 23,67 23,67
Vit. A
36 Bayi Yang Diberi ASI 5,01 15 1,42 1 28,41 28,41
Eksklusif
37 Bayi Mendapat 6,68 15 1,57 1 34,03 34,03
Vitamin A
38 Anak Balita 3,34 15 1,28 1 23,47 23,47
Mendapat Vitamin A
39 Pelayanan 3,34 15 1,28 1 23,47 23,47
Kesehatan Balita
40 Balita Ditimbang 3,34 9 1,14 1 14,06 14,06
(D/S)
41 Balita Gizi Kurang 1,67 13 1,14 1 16,72 16,72
42 Balita Pendek 1,67 13 1,14 1 16,72 16,72

41
Urutan prioritas masalah

Berdasarkan tabel urutan prioritas masalah, didapatkan urutan masalah


di Puskesmas Nambo sebagai berikut :

Tabel . Urutan prioritas masalah

1. TBC
2. Bayi mendapat vitamin A
3. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
4. Bayi yang diberi asi eksklusif
5. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
6. Pelayanan kesehatan usia produktif
7. Ibu nifas mendapat vitamin A
8. Anak balita mendapat vitamin A
9. Pelayanan kesehatan balita
10. Peserta KB pasca persalinan
11. Imunisasi Td pada wanita subur
12. Pelayayan kesehatan penderita DM
13. Pemberian vitamin A pada bayi dan balita
14. TPM
15. Persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasyankes
16. Pelayayan kesehatan balita
17. BCG
18. Polio 4
19. Campak
20. TTU
21. Pelayanan kesehatan usia lanjut
22. Balita gizi kurang
23. Balita pendek
24. Ibu hamil yang mendapat tabel tambah darah 90
25. Persalinan ditolong tenaga kesehatan
26. Pelayanan ibu nifas
27. Pelyanan kesehatan bayi
28. Hb0
29. DPT-Hb

30. Imunisasi dasar lengkap

31. Pneumonia

32. Malaria

33. Penanganan komplikasi neonatal

42
34. K1

35. K4

36. Balita ditimbang (D/S)

37. Ibu hamil dengan imunisasi

38. Bayi baru lahir ditimbang

39. Desa sanitasi lokal berbasis masyarakat


40. Peserta KB aktif

41. Diare

42. Sanitasi yang layak

Adapun yang menjadi prioritas masalah pada puskesmas nambo tahun 2019,
yaitu pencegahan dan pengendalian TBC

Identifikasi Penyebab Masalah dengan Prioritas Tertinggi


Analisis masalah dilakukan untuk menentukan kemungkinan
penyebab masalah dengan metode pendekatan sistem (input, proses,
lingkungan, dan output). Pendekatan input meliputi 5M (Man, Money,
Methode, Material, Machine). Berikut dibawah ini penjelasannya :
Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis

Tabel .Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Pemberantasan Penyakit


Tuberkulosis

KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB


Input Man 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai penyakit Tuberkulosis
Money Tidak ada masalah
Material 1. Kurangnya media informasi terhadap

43
masyarakat terkhusus penderita TB
Metode 1. Kurangnya kegiatan sosialisasi pada
masyarakat tentang penyakit TB
Marketing 1. Kurangnya penyuluhan ataupun sosialisasi
dalam bentuk poster publik yang menarik
dan mudah dipahami oleh masyarakat
tentang Tuberkulosis
Lingkunga 1. Kurangnya dukungan dari keluarga
n terdekat kepada penderita TB dalam
proses penyembuhan
2. Sifat acuh dari masyarakat dalam
memeriksakan kesehatan dipuskesmas
Proses P1 1. Kurangnya kerjasama antar sektor untuk
(Perencanaan menjalankan program
)
P2 1. Penyuluhan yang tidak optimal karena
(Pelaksanaan) kurangnya partisipasi masyarakat

P3 1. Kurangnya tindak lanjut terhadap


(Pengawasan) program pemberatasan penyakit tuberculosis
.

1. Prioritas Penyebab Masalah

Penyebab Masalah
Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka penyebab masalah yang
ditetapkan sebagai berikut :

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Tuberkulosis


b. Kurangnya media informasi terhadap masyarakat terkhusus penderita
TB
c. Kurangnya kegiatan sosialisasi pada masyarakat tentang penyakit TB

44
d. Kurangnya penyuluhan ataupun sosialisasi dalam bentuk poster publik
yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat tentang
Tuberkulosis
e. Kurangnya dukungan dari keluarga terdekat kepada penderita TB dalam
proses penyembuhan
f. Sifat acuh dari masyarakat dalam memeriksakan kesehatan
dipuskesmas
g. Kurangnya kerjasama antar sektor untuk menjalankan program
h. Penyuluhan yang tidak optimal karena kurangnya partisipasi masyarakat
i. Kurangnya tindak lanjut terhadap program pemberatasan penyakit
tuberculosis

Analisa prioritas penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan


tabel Paired comparison yaitu membandingkan tiap masalah yang telah
ditentukan untuk menentukan mana diantaranya yang lebih penting dan
lebih memungkinkan untuk diselesaikan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
agar penyelesaian masalah lebih efektif dan efisien disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada di Puskesmas Nambo.

Tabel.Paired comparison

A B C D E F G H I Total

A A A D A F A H A 5

B C D B F B H B 3

C C E C G C I 3

D D D D H I 3

E F E H E 2

F F H I 1

G G G 2

H H 1

45
I 0

Total 0 0 1 2 1 3 1 5 3
Horizonta
l

Total 5 3 3 3 2 1 2 1 0
Vertikal

Total 5 3 4 5 3 4 3 6 3 36

Tabel kumulatif

Masalah Total Rumus Presentasi Kumulatif


H 6 (6/36) 100% 16,7% 16,7%
A 5 (5/36) 100% 13,9% 30,6%
D 5 (5/36) 100% 13,9% 44,5%
C 4 (4/36) 100% 11,1% 55,6%
F 4 (4/36) 100% 11,1% 66,7%
B 3 (3/36) 100% 8,3% 75%
E 3 (3/36) 100% 8,3% 83,3%
I 3 (3/36) 100% 8,3% 91,6%
G 3 (3/36) 100% 8,3% 100%

Berdasarkan hasil dari penilaian kumulatif, didapatkan ada tiga penyebab


yang belum mencapai 100%, yaitu :
1. Penyuluhan yang tidak optimal karena kurangnya partisipasi masyarakat
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Tuberkulosis
3. Kurangnya penyuluhan ataupun sosialisasi dalam bentuk poster publik
yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat tentang Tuberkulosis
4. Kurangnya kegiatan sosialisasi pada masyarakat tentang penyakit TB
5. Sifat acuh dari masyarakat dalam memeriksakan kesehatan dipuskesmas
6. Kurangnya media informasi terhadap masyarakat terkhusus penderita TB
7. Kurangnya dukungan dari keluarga terdekat kepada penderita TB dalam
proses penyembuhan
8. Kurangnya tindak lanjut terhadap program pemberatasan penyakit
tuberculosis

46
Alternatif Pemecahan Masalah
1. Melakukan penyuluhan secara menarik terkait penyakit TB
2. Melakukan edukasi secara menyeluruh tentang penyakit TB dan
penyebarannya di masyarakat
3. Membuat poster public tentang penyakit TB lalu mensosialisasikannya ke
masyarakat
4. Melakukan kegiatan sosialisasi terkait penyakit tiba tiap satu bulan
5. Melakukan penyuluhan tentang penyakit TB dan bahaya yang di dapat jika
dibiarkan berkembang dalam masyarakat agar masyarakat lebih peduli
untuk memeriksakan diri
6. Membuat poster, video, pamphlet, dan media informasi lain tentang
penyakit TB
7. Memberi edukasi kepada keluarga agar lebih simpati terhadap penderita TB
8. Mengajak masyarakat ikut serta dalam pemberantasan penyakit TB

Tabel . Kriteria Mutlak

Kriteri Input Keteran


Man Money Material Metode Marketting Output
a gan
A 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakuka
n
B 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakuka
n
C 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakuka
n
D 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakuka
n
E 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakuka

47
n
F 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakuka
n
G 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakuka
n
H 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakuka
n

3. Plan of Action

Tabel . Pembuatan Plan of Action

No. Tujuan Kegiatan Sasaran Target Tempat Waktu Personil Biaya


1. Meningkatk Pembuata Masyarak Seluruh Puskes Tiap Petugas Biaya
an n video at masyar mas Bulan Puskesm pembuatan
kemampuan edukasi (khususn akat atau as video
masyarakat tentang ya Balai Rp.250.00
tentang TB pentingnya penderita Desa 0,-
dan mengetahu TB) di
bagaimana i tentang wilayah
cara TB dan kerja
penularanny penyebara Puskesm
a nnya di as
masyaraka Nambo
t
2. Meningkatk Penyuluha Masyarak Seluruh Puskes Tiap Petugas Percetaka
an rasa n dan at masyar mas Bulan Puskesm n brosur :
kepedulian edukasi (khususn akat atau as 150 lembar
bersama mengenai ya balai x Rp 2.000
terhadap TB penderita Desa x 12 bulan
paenderita bagaimana TB dan = Rp
TB dan cara keluargan 3.600.000

48
meningkatk pemberant ya) di
an antusias asannya wilayah
masyarakt dan kerja
untuk bagaimana Puskesm
bersama cara as
memberant meningkat Nambo
as penyakit kan rasa
TB kepedulian
kepada
pasien TB
JUMLAH TOTAL PENGELUARAN BIAYA Rp
3.850.000

BAB VI

PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil nalisis masalah di Puskesmas Nambo pada
tahun 2019 terdiri dari 42 indikator dengan terbagi atas 5 upaya kesehatan
wajib,yaitu Program Kesehatan Promosi Kesehatan
(Promkes),Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) - Imunisasi, Ibu dan
Anak serta Keluarga Berencana (KIA/KB), Kesehatan Lingkungan
(Kesling), dan Gizi.
Berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan, yang menjadi
prioritas masalah pada puskesmas nambo tahun 2019, yaitu pencegahan
dan pengendalian TBC.

49
Plan of action yang bertujuan untuk Meningkatkan kemampuan
masyarakat tentang TB dan cara penularannya, serta meningkatkan rasa
kepedulian bersama terhadap penderita TB dan meningkatkan antusias
masyarakat untuk bersama memberantas penyakit TB, yaitu:

 Pembuatan video edukasi tentang pentingnya mengetahui tentang TB


dan penyebarannya di masyarakat
 Penyuluhan dan edukasi mengenai TB bagaimana cara
pemberantasannya dan bagaimana cara meningkatkan rasa
kepeduliankepada pasien TB.

2. Saran
Adapun saran sebagai alternative pemecahan masalah, yaitu:
1. Mengkoordinasikan segera dengan pihak dinas kesehatan mengenai
cakupan program kegiatan.
2. Meningkatkan peran aktif petugas kesehatan dalam mengunjungi
kegiatan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan dalam pelayanan
orang dengan penyakit TB.
3. Membangun jalur kerjasama dengan dokter spesialis Paru sebagai
konsulen dalam menghadapi pelayanan terhadap orang dengan
penyakit TB.

50
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2019. Kecamatan Kendari Barat Dalam Angka. Kendari,
Sulawesi Tenggara

Denas Symond.2013.Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas


Jems Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan Disuatu Wilayah. Jumal
Kesehatan Masyarakat Vol, 7, No. 2

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 128 tahun 2004 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat

51
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.2016. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik IndonesiaNomor 44 Tahun 2016Tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan.

Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 82 Tahun


2016 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
Kesehatan, Serta Sarana Dan Prasarana Penunjang Subbidang Sarpras
Kesehatan Tahun Anggaran.

LAMPIRAN

Grafik 1. Grafik PWS Kesehatan lingkungan

52
40

35

30

25
% komulatif
20 %bln ini
% bln lalu
15

10

0
petoaha nambo Bungkutoko sambuli Tondonggeu

Garfik 2. Grafik PWS KIA-KB

90

80

70

60

50 % komulatif
% bln ini
40 % bln lalu
30

20

10

0
Petoaha Nambo Bungkutuko Sambuli Tondonggeu

53
54

Anda mungkin juga menyukai