Downloadfile 2
Downloadfile 2
Downloadfile 2
Disusun oleh :
NIM : 20090340022
2012
Halaman Pengesahan Laporan KOMUDA
Disusun Oleh :
NIM : 20090340022
Mengetahui,
HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i
DAFTAR TABEL………………………………………………………. V
DAN MULUT
I. PENDAHULUAN………………………………………….. . 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………. 1
B. Sasaran Survei…………………………………………… 3
C. Tujuan Survei……………………………………………. 4
II. METODE SURVEI…………………………………………. 5
A. Lokasi dan Populasi……………………………………… 5
B. Pengambilan Sampel…………………………………….. 5
C. Pengumpulan Data………………………………………. 5
D. Pelaksanaan Survei………………………………………. 5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………….. 6
A. Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)……….. 6
B. Survei Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut…………. 10
IV. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………….. 12
I. PENDAHULUAN………………………………………….. . 14
II. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH………………….. . 15
III. PENETAPAN PRIORITAS JALAN KELUAR……………. . 16
IV. RENCANA PEMECAHAN MASALAH………………….. . 21
KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………. 23
A. KESIMPULAN……………………………………………… 23
B. SARAN………………………………………………………. 23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 25
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Permasalahan……………………………………………………. 9
Mulut…………………………………………………………… . 11
Tabel VIII. Tingkat Kepercayaan Responden Tentang Kesehatan Gigi dan
Mulut…………………………………………………………… . 11
Tabel IX. Matriks Permasalahan Kesehatan Umum dengan Parameter….. . 15
Tabel X. Matriks Permasalahan Kesehatan Lingkungan dengan
Parameter………………………………………………………. . 15
Tabel XI. Penentuan Alternatif Jalan Keluar Kesehatan Umum…………. . 16
Tabel XII. Penentuan Alternatif Jalan Keluar kesehatan Lingkungan…….. 17
Tabel .XIII. Prioritas Jalan Keluar Kesehatan Umum……………………….. 18
Tabel XIV. Prioritas Jalan Keluar Kesehatan Lingkungan………………….. 20
BAB I
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan visi dari Indonesia Sehat
2010, visi ini mengajak masyarakat yang mandiri serta memotivasi
masyarakat untuk hidup sehat dan penyelenggara pelayanan kesehatan
untuk mengubah pola pikir dari sudut pandang sakit menjadi sudut
pandang sehat, yang disebut dengan Paradigma Sehat. Paradigma sehat
adalah pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan yang
bersifat promotif dan preventif. Adapun inti dari paradigma sehat
mencakup tiga prinsip pokok, yaitu : Pembangunan nasional yang
dilaksanakan harus berwawasan kesehatan, upaya kesehatan yang lebih
diutamakan adalah upaya promotif dan preventif, kelompok sasaran yang
lebih diutamakan adalah kelompok masyarakat sehat (Wibowo, 2010).
Kebijakan Indonesia sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu
lingkungan sehat, perilaku sehat, dan pelayanan kesehatan bermutu adil
dan merata. Yang dimaksud dengan lingkungan sehat adalah lingkungan
yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang
bebas polusi, tersedia air bersih, sanitasi lingkungan memadai, perumahan
dan pemukiman sehat, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan, dan
kehidupan masyarakat saling tolong menolong. Perilaku Sehat adalah
perilaku proaktif untuk memelihara dan meingkatkan kesehatan, mencegah
resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit,
berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Untuk mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010 telah
ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan Keputusan Mentri
Kesehatan No. 131/Menkes/SK/II/2004. Kebijakan Nasional Promosi
kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan
Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan Keputusan Mentri
Kesehatan RI No. 1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Untuk melaksanakan program promosi kesehatan di
daerah telah di tetapkan Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1114/Menkea/SK/VIII/2005 (DepKes RI, 2007).
B. Sasaran Survei
0-5 thn 1 9% 0 0% 1 9%
1. PNS 0 0%
3. Wiraswasta 2 18%
4. Pensiunan PNS dan
0 0%
swasta
5. Tidak bekerja 7 64%
Keterangan tabel : Proporsi mata pencaharian terbanyak terdapat pada
mata pencaharian wiraswasta dan karyawan swasta yaitu masing-masing
sebesar 18%. Prosentase terbanyak adalah warga yang tidak memiliki
pekerjaan yaitu sebanyak 64%.
Tabel III.Data sosial budaya sampel
No Indikator Ya Tidak
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
Jumlah menyikat gigi dalam sehari 0 3
Sarapan Pag 3 0
Dana Sehat 3 0
Sikat gigi sebelum tidur 0 3
Cuci tangan 3 0
Kesehatan lingkungan
Penduduk menggunakan jamban sehat 3 0
Penduduk menggunakan sarana air bersih 3 0
Terdapat tempat pembuangan sampah 3 0
Terdapat SPAL (system Pembuangan 3 0
AirLimbah)
Kepadatan penduduk 1 33,3% 2 66,6%
Keterangan tabel :
1. Yang merokok dari semua keluarga ada 4 orang yaitu 1 orang dari
keluarga 1, 2 orang dari keluarga 2, dan 1 orang dari keluarga 3.
2. Semua keluarga melakukan sarapan setiap pagi.
3. Semua keluarga memilki asuransi kesehatan, dan semua keluarga
menggunakan asuransi JAMKESMAS.
4. Semua keluarga tidak menyikat gigi sebelum tidur.
5. Semua keluarga mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah makan, dan
sesudah buang air.
6. Semua penduduk sudah menggunakan jamban.
7. Penduduk sudah menggunakan sarana air bersih yaitu dari PAM dan air
sumur untuk keperluan sehari-hari.
8. Penduduk menggunakan keranjang sampah sebagai tempat pembuangan
sampah, dan sampah tersebut selalu diambil oleh petugas kebersihan
setempat setiap hari.
9. Di lingkungan tempat tinggal penduduk belum terdapat sistem
pembuangan air limbah yang sesuai dengan ketentuan, dikarenakan letak
tempat tinggal warga yang saling berdekatan.
10. Hanya ada satu keluarga yang tidak memiliki kesesuaian antara luas
bangunan atau rumah dengan jumlah penghuni, yaitu pada keluarga
pertama. Hal ini dikarenakan rumah sangat kecil dan kotor walaupun
hanya di isi oleh dua orang saja.
Kondisi
No. Jenis Masalah Ya Tidak Tidak Tahu
𝚺 % 𝚺 % 𝚺 %
1. Pernah mendapatkan perawatan gigi - - 3 100% - -
2. Merasakan kelaianan pada gigi dan mulut 2 66,6% 1 33,3% - -
3. Melakukan perawatan gigi di puskesmas 2 66,6% 1 33,3% - -
Keterangan tabel : Semua responden tidak melakukan perawatan gigi pada satu
tahun terakhir dengan prosentase 100%. Responden yang mengalami kelainan
pada gigi dan mulut dengan prosentase sebanyak 66,6%. Responden yang
melakukan perawatan di puskesmas dengan prosentase sebanyak 66,6%, dan yang
tidak melakukan perawatan di puskesmas dengan prosentase sebanyak 33,3%.
Kondisi
Tidak
No Jenis Masalah Ya Tidak
Tahu
𝚺 % 𝚺 % 𝚺 %
1. Percaya gigi bisa dipertahankan sampai tua 2 66,6% 1 33% - -
2. Percaya pencabutan gigi menyebabkan
2 66,6% - - 1 33,3%
kebutaan
Keterangan tabel : Proporsi terbanyak adalah responden yang percaya bahwa
gigi dapat dipertahankan sampai tua dengan prosentase sebanyak 66,6%, dan
proporsi terbanyak adalah responden yang percaya pencabutan gigi menyebabkan
kebutaan dengan prosentase sebanyak 66,6%.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
I. PENDAHULUAN
Setelah melakukan survei warga di RW 02 dusun Ledok Macanan,
kelurahan Suryatmajan, kecamatan Danurejan, terdapat beberapa masalah
yang harus di cari perioritas jalan keluarnya. Untuk menentukan prioritas jalan
keluar, sebelumnya kita harus menetapkan prioritas masalah. Penentuan
prioritas masalah ini disusun berdasarkan kebutuhan dan kesesuaian dengan
visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Masalah yang diprioritaskan adalah
masalah dasar yang dihadapi dan maslah yang dapat menghambat suatu tujuan
tertentu. Pemahaman terhadap masalah sangat dibutuhkn untuk mengambil
keputusan dan menentukan prioritas jalan keluar bagi masalah yang
diprioritaskan.
Dalam menentukan prioritas masalah ada beberapa indikator yang sering
dipergunakan yaitu:
1. Importancy yaitu pentingnya masalah, terdiri atas :
a. Prevalence : besarnya masalah (semakin besar masalah,
semakin besar prevalensinya).
b. Severity : akibat yang ditimbulkan dari suatu masalah.
c. Rate of increase : kenaikan besarnya masalah.
d. Degree of unmeet need : derajat keinginan masalah yang tidak
terpenuhi.
e. Social benefit : keuntungan social karena terselesaikannya
masalah.
f. Public concern : rasa prihatin masyarakat terhadap masalah.
g. Political climate : suasana politik.
2. Technical feasibility yaitu kelayakan teknologi yang tersedia.
3. Resources availability yaitu semakin tersedianya sumber daya yang dapat
digunakan untuk menyelesaikannya masalah, semakin diprioritaskan
(Azwar, 1996).
II. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
adalah:
sangat rendah
Yogyakarta.
Keterangan :
Nilai 1 : untuk kriteria masalah yang paling tidak efektif / paling tidak
efisien
Nilai 2 : untuk kriteria masalah yang tidak efektif / tidak efisien
Nilai 3 : untuk kriteria masalah yang cukup efektif / cukup efisien
Nilai 4 : untuk kriteria masalah yang efektif / efisien
Nilai 5 : untuk kriteria masalah yang paling efektif / efisien
Berdasarkan tabel XIII dapat diperoleh pilihan jalan keluar terbaik untuk
kader dan petugas kesehatan turut berperan aktif untuk memotivasi warga dan
Melalui sosialisa yang baik dari kader dan tenaga kesehatan akan lebih efektif
setiap rumah, sehingga menhetahui keluhan dan hal apa saja yang di alami
oleh warga.
Tabel XIV. Prioritas Jalan Keluar Kesehatan Lingkungan Warga RW 02
Dusun Ledok Macanan.
Efektifitas Efisiensi Jumlah
No. Alternatif Jalan Keluar MxIxC
M I V C
C
1. Petugas kesehatan dan masyarakat
bersama-sama melakukan pembuatan 4 4 4 4 16
SPAL terpadu.
2. Penyuluhan tentang pentingnya
kesehatan lingkungan dan bahaya
SPAL yang tidak memadai, serta
mengaktifkan kader-kader 3 2 2 2 6
masyarakat dan petugas kesehatan
agar mempromosikan penggunaan
SPAL terpadu.
3. Petugas kesehatan dan kader
masyarakat turut berperan aktif untuk
3 3 2 2 9
memotivasi warga dalam penggunaan
fasilitas SPAL terpadu.
Keterangan :
Magnitute (M) : besarnya masalah yang dapat diatasi.
Importancy (I) : pentingnya jalan keluar.
Venerability (V) : seberapa cepat masalah dapat diselesaikan.
Cost (C) : biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah.
Keterangan :
Nilai 1 : untuk kriteria masalah yang paling tidak efektif / paling tidak
efisien
Nilai 2 : untuk kriteria masalah yang tidak efektif / tidak efisien
Nilai 3 : untuk kriteria masalah yang cukup efektif / cukup efisien
Nilai 4 : untuk kriteria masalah yang efektif / efisien
Nilai 5 : untuk kriteria masalah yang paling efektif / efisien
Berdasarkan tabel XIV dapat diperoleh pilihan jalan keluar terbaik untuk
permasalahan sistem pembuangan air limbah (SPAL) yang tidak baik tadalah
2. Strategi pendekatan
2. Strategi pendekatan
A. KESIMPULAN
Prioritas masalah kesehatan umum pada masyarakat adalah
pengetahuan masyarakat yang rendah tentang kesehatan, dengan prioritas
jalan keluar adalah dengan kader dan petugas kesehatan turut berperan
aktif untuk memotivasi warga dan aktif memberikan ilmu pengetahuan
tentang kesehatan kepada warga. Prioritas masalah kesehatan lingkungan
adalah sistem pembuangan air limbah (SPAL) yang tidak baik, dengan
prioritas jalan keluar adalah dengan pembuatan jamban terpadu oleh
petugas kesehatan setempat dan masyarakat, agar kesahatan lingkungan
menjadi lebih baik.
B. SARAN
Astuti, Dwi Wahyu. 2010. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam
Rumah Tangga Ibu Hamil dan Ibu Pernah Hamil di Indonesia. Dari
http://dinkeslebong.net/wp-content/uploads/pdf_files/phbs_ibu_rt.pdf
Manda, S., Nurahmi, dan Wahida. 2006. Pedoman Pengembangan atau Kota
Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Makasar :
Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kesehatan Makasar. Diakses
tanggal 1 Oktober 2011, dari http://dinkes-
sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf