Proposal Penelitian Met
Proposal Penelitian Met
Proposal Penelitian Met
Disusun oleh:
Nur Syara Yuniansyah
NIM. 3311171144
Dosen Pembimbing:
Soraya Riyanti, S.Si., M.Si., Apt.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan proposal penelitian yang berjudul “Uji Kualitas
Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung
Barat dengan Metode Most Probable Number (NPM)” ini sesuai dengan rencana.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal
ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya maka kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan. Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat kepada
kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Konsumsi dari air minum isi ulang kini semakin meningkat. Kehadiran
Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) pada satu sisi mendukung upaya
mewujudkan masyarakat sehat karena memperluas jangkauan konsumsi air bersih,
tetapi pada satu sisi yang lain DAMIU menjadi cenderung bermasalah ketika
dihadapkan dengan kepentingan bisnis. Apalagi jika persaingan antara depo–depo
air minum isi ulang cukup ketat, akibatnya tidak jarang kualitas air minum
menjadi tidak diperhatikan lagi sehingga banyak dilakukan penelitian terkait
dengan pengujian kualitas bakteriologis air minum isi ulang tersebut secara
mikrobiologi untuk mencegah resiko yang dapat membahayakan kesehatan
masyarakat yang dapat disebabkan oleh bakteri patogen yang mungkin ada.
Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa pada tahun 2010 presentase
kematian penderita diare di provinsi Lampung, mencapai 33%. Berdasarkan data
situasi epidemiologi kasus diare perkecamatan di kota Bandar Lampung Januari
sampai dengan juli 2013 menunjukan distribusi kasus diare tertinggi terjadi di
kecamatan Sukabumi dengan total kasus 2101 kasus dari 8375 kasus diare yang
terjadi (Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung,2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Umiati et al tahun 2010 di
wilayah kerja puskesmas Nagosari Kabupaten Boyolali diketahui ada hubungan
bermakna antara kejadian diare dengan jenis sumber air minum dimana hasil
penelitian menunjukkan 61,7% pasien diare berasal dari keluarga dengan sumber
air minum tidak terlindung (Umiati dkk., 2010).
Untuk menjamin kesehatan lingkungan dengan tersedianya air berkualitas
baik, pemerintah menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(Permenkes RI), yang menyatakan air yang harus diminum adalah air yang sehat
yang harus memenuhi persyaratan parameter wajib dan parameter tambahan
dimana di dalamnya dsebutkan bahwa parameter yang berhubungan langsung
dengan kesehatan, yaitu parameter mikrobiologi berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No:492/Menkes/Per/IV/2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air minum, dimana untuk nilai Most Probable Number (MPN) yaitu 0 /
100 ml contoh air yang dianalisis.
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan. Pemeriksaan
secara mikrobiologi baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat dipakai
sebagai pengukuran derajat pencemaran air secara mikrobiologi, umumnya
ditunjukkan pada kehadiran bakteri Coliform. Bakteri Coliform adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Semakin sedikit kandungan bakteri
Coliform artinya kualitas air semakin baik (Nisak dkk, 2012).
Metode penelitian yang sering digunakan untuk pengujian ini adalah metode
Most Probable Number (MPN).
Berdasarkan penelitian Uji Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di
Kabupaten Blora yang dilakukan oleh Lidya Ayu (2010), terdapat 96% air produk
depo air minum isi ulang tidak terkontaminasi bakteri coliform sedangkan 4%
terkontaminasi bakteri coliform sehingga dapat disimpulkan bahwa air minum isi
ulang di Kabupaten Blora masih layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat sekitar.
Hasil dari sanitasi dan higienitas depo air minum isi tersebut menunjukkan 24
depo air minum dengan hasi uji bakteriologis baik sudah memenuhi syarat sanitasi
dan higienitas sedangkan 1 depo air minum isi ulang, belum memenuhi syarat dari
sanitasi dan higienitas depo air minum. Sanitasi dan higienitas dari depo air
minum isi ulang, dapat berpengaruh terhadap ada tidaknya bakteri coliform dalam
air minum isi ulang.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Riri Novita di sekitar Kampus UIN
Raden Fatah Palembang (2016), menunjukkan bahwa semua sampel tidak layak
dikonsumsi karena terdapat bakteri Escherichia coli dan Coliform non fekal.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adanya kontaminasi bakteri coliform
dalam air minum isi ulang, diantaranya:
1. Lamanya waktu penyimpanan air dalam tempat penampungan sehingga
mempengaruhi kualitas sumber air baku yang digunakan.
2. Kurang memperhatikan pentingnya sanitasi lingkungan yang baik.
3. Adanya kontaminasi selama memasukkan air ke dalam tangki pengangkutan.
4. Tempat penampungan kurang bersih.
5. Proses pengolahan kurang optimal.
6. Adanya kontaminasi dari galon yang tidak disterilisasi.
7. Kurang memperhatikan kebersihan di sekitar Depot Air Minum Isi Ulang
(DAMIU).
8. Kurang memperhatikan dan rutin membersihkan peralatan depo air minum
9. Tidak adanya uji rutin untuk memeriksakan kelayakan produksi air minum isi
ulang.
Parameter kualitas air minum tidak hanya selalu berdasarkan ada tidaknya
bakteri coliform karena terdapat pula penelitian yang menggunakan parameter
lain.
Seperti penelitian Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Sukolilo
Surabaya Ditinjau dari Perilaku dan Pemeliharaan Alat yang dilakukan oleh
Manuel Deddy (2013), yaitu dengan menggunakan batasan parameter Total
Dissolve Solid (TDS), kekeruhan, warna dan Total Coliform. Dalam penelitian ini
analisa kekeruhan dilakukan dengan menggunakan alat turbidimeter dan aquadess
sebagai blanko dalam pengujian. Analisa warna dilakukan dengan menggunakan
Spektrofotometer dengan panjang gelombang 390 nm dan aquadess sebagai
blanko pada saat pengujian. Sedangkan analisa total coliform pada penelitian ini
dilakukan dengan metode Most Probable Number (MPN). Hasilnya, terdapat 4
depot dengan kriteria baik dalam perilaku dan pemeliharaan alat dan telah
memenuhi parameter TDS, kekeruhan, warna, dan total coliform sesuai
PERMENKES No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Sedangkan terdapat 6 depot dengan kategori cukup dalam perilaku dan
pemeliharaan alat. Diantara keenam depot, 2 depot telah memenuhi semua
parameter yang diuji dan 4 depot belum memenuhi parameter total coliform.
Perilaku dan pemeliharaan alat yang baik pada depot air isi ulang akan
mempengaruhi kualitas air produksi yang baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
Lidya, Siti, Dewi. 2014. Kajian Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di
Kabupaten Blora. Unnes J Life Sci 3 (1) (2014).
Manuel Deddy, Bowo. 2013. Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di Kecamatan
Sukolilo Surabaya Ditinjau dari Perilaku dan Pemeliharaan Alat. Jurnal
Teknik POMITS Vol.2 No.2
Riri Novita Sunarti. 2016. Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di Sekitar
Kampus UIN Raden Fatah Palembang. Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1
Januari 2016.
Sarah, Apriliana, Soleha. Uji Most Probable Number (MPN) Bakteri Koliform
pada Sumber Air Minum Rumah Tangga di Kecamatan Sukabumi
Bandar Lampung.