Sap Narkoba
Sap Narkoba
Sap Narkoba
A. LATAR BELAKANG
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba,
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua
istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai
risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan
untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di
luar batas dosis.
Penyalahguanaan adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara
berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik,
psikis dan gangguan fungsi sosial.
Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis,
sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila
pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat ( withdrawal sympto)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat memahami konsep tentang
bahaya narkoba cara pengobatan serta cara pencegahannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat :
1. Peserta menjelaskan definisi narkoba
2. Peserta menyebutkan penyebab narkoba
3. Peserta menjelaskan tanda dan gejala narkoba
4. Peserta menguraikan cara pengobatan narkoba
5. Peserta menguraikan cara pencegahan narkoba
B. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
D. Materi : Terlampir
E. Pengorganisasian
Moderator : Elisa putri
Uraian tugas :
a. Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
b. Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
c. Menyampaikan kontrak waktu
d. Mengelola jalannya acara dan semua peserta sesuai kontrak
e. Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
F. Setting Tempat
Keterangan:
= Moderator = Fasilitator
= Penyaji = Pembimbing
= Audience/peserta = Observer
H. Kegiatan Penyuluhan
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan kontrak
I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta datang tepat waktu
b. Peserta hadir ditempat penyuluhan
c. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di balai desa
d. Penyuluhan mulai,berjalan,dan berakhir tepat waktu
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi proses
a. Peserta tampak antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Penyuluhan dapat terlaksanakan dengan tertib
d. Peserta dapat tenang dan memperhatikan penyuluhan
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
3. Evaluasi hasil
a. Peserta menjelaskan definisi narkoba
b. Peserta menyebutkan penyebab narkoba
c. Peserta menjelaskan tanda dan gejala narkoba
d. Peserta menguraikan cara pengobatan narkoba
e. Peserta menguraikan cara pencegahan narkoba
MATERI PENYULUHAN
TENTANG BAHAYA NARKOBA
menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti
perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan
cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
1. Narkotika
Adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, juga
dapat mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Contohnya Heroin, Kokain, Ganja.
2. Alkohol
Adalah cairan yang dihasilkan dari proses peragian minuman berkadaralkohol tinggi disebut
sebagai golongan minuman keras dan dilarang diperjualbelikan secara bebas ditempat umum.
3. Psikotropika
Adalah zat atau obat yang berkhasiat psiko aktif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku golongan pshikotropika antara lain :
Amfetamin, Ekstasy, Shabu-shabu Phenogarvital, Diazepam, Pil BK, Pil Koplo.
4. Zat Aktif
Adalah zat atau obat yang berpotensi menimbulkan ketergantungan.
Misalnya :
a. Lem kayu (aibon)
b. Tipp Ex
c. Penyegar Ruangan
1.3 CARA PENGGUNAAN NARKOBA
1. Dihisap
2. Dihirup
3. Ditelan
4. Disuntik
1. Malas
a. Malas mengurus diri
b. Malas makan atau makan sembarangan
c. Malas sekolah atau sering membolos
d. Malas belajar sering terlihat mengantuk
e. Malas berkomunikasi lebih sering menyendiri
3. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
2. Terjadi perubahan fisik, badan jadi kurus dan mata merah
3. Bagi wanita, narkoba dapat berbahaya kerena mengganggu siklus menstruasi, bisa jadi tidak
menstruasi selama memakai narkoba, peranakan (rahim) menjadi kering sehingga bisa
menyebabkan mandul dan menimbulkan kista serta alat reproduksi terganggu, sehingga bisa
melahirkan anak cacat / abortus.
4. Menimbulkan penyakit berbahaya yang sulit untuk disembuhkan, seperti kanker, paru,
HIV/AIDS, hepatitis, jantung, penyakit jiwa bahkan bisa meninggal dunia.
3. Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas) dan
menjadi aib keluarga.
4. Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga
merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
5. Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya pengobatan
dan rehabilitasi.
Jangan mudah tergiur dan terbawa arus teman yang kita anggap tidak baik, jangan pernah
mencoba mencicipi narkoba walaupun hanya sedikit, dan jangan pernah menyentuh, menyium
aromanya apalagi mencoba nenyulut dan mengisap rokok.
Obat jenis lain yang dapat digunakan untuk membantu rehabilitasi narkoba yaitu naltrexone.
Hanya saja obat ini memiliki beberapa efek samping dan hanya diberikan pada pasien rawat
jalan, setelah pengobatan detoksifikasi dilakukan di lokasi rehabilitasi. Naltrexone akan
menghalangi efek narkoba berupa euforia (perasaan senang yang berlebihan dalam hal ini karena
efek obat) dan ketagihan.
Konseling
Salah satu proses yang harus dilakukan konselor pertama kali yaitu meyakinkan penyalahguna
narkoba bahwa ia mengalami kecanduan. Sebab, seorang penyalahguna narkoba yang masih
dalam tahap penyangkalan akan sulit diajak bergabung dalam rehabilitasi untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka.
Konseling yang dilakukan oleh konselor terhadap pengguna narkoba dalam rehabilitasi akan
membantu si pengguna mengenali masalah atau perilaku yang memicu ketergantungan tersebut.
Konseling biasanya dilakukan secara individu. Meski demikian, tak tertutup kemungkinan untuk
melakukan konseling secara berkelompok.
Konseling bertujuan untuk membantu program pemulihan, seperti memulai kembali perilaku
hidup sehat ataupun strategi menghadapi situasi yang berisiko penggunaan narkoba kembali
terulang. Konselor bertanggung jawab untuk mengenali bagaimana kecanduan narkoba pada
seseorang secara keseluruhan, sekaligus memahami lingkungan sosial yang ada di sekitarnya
untuk mencegah terulangnya penyalahgunaan narkoba
B. Bantuan Rehabilitasi
Tahun 2014 lalu, pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Bersama tentang
Penanganan Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga
Rehabilitasi.
Merujuk pada Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan Peraturan Pemerintah
No. 25 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika, inilah dasar hukum
untuk upaya dan langkah menyelamatkan pengguna narkoba.
Para pengguna narkoba itu tidak lagi ditempatkan sebagai pelaku tindak pidana atau kriminal,
dengan melaporkan diri pada Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang diresmikan sejak
tahun 2011. Saat ini, sudah tersedia 274 IPWL di seluruh Indonesia dari berbagai lembaga,
termasuk Puskesmas, Rumah Sakit dan Lembaga Rehabilitasi Medis, baik milik Pemerintah atau
Swasta.
Seluruh IPWL yang tersedia memiliki kemampuan melakukan rehabilitasi medis, termasuk
terapi simtomatik maupun konseling. Untuk IPWL berbasis rumah sakit, dapat memberikan
rehabilitasi medis yang memerlukan rawat inap. Informasi mengenai lebih lanjut mengenai
IPWL dan lokasi IPWL dapat diketahui pada buletin yang dikeluarkan oleh Kementrian
Kesehatan sebagai berikut:
B. Tahap kedua, yaitu tahap rehabilitasi non medis dengan berbagai program di tempat
rehabilitasi, misalnya program therapeutic communities (TC), program 12 langkah dan lain-
lainnya.
C. Kemudian tahap terakhir yaitu tahap bina lanjut yang akan memberikan kegiatan sesuai minat
dan bakat. Selain itu, pencandu yang sudah berhasil melewati tahap ini dapat kembali ke
masyarakat, baik untuk bersekolah atau kembali bekerja.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Masalah penyalahguanaan narkoba khususnya pada remaja adalah ancaman yang sangat
mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu bangsa pada umumnya. Pengaruh narkoba
sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang
ditimbulkannya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan narkoba bukanlah menjadi tugas dari sekelompok
orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba
yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang
penanggulangan tersebut.
Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi
pencegahan penaggulangan terhadap narkoba.
B. Saran
1. Bagi penderita siswa-siswi agar tidak mengkonsumsi narkoba setelah tahu apa saja
kerugiannya.
2. Bagi manusia yang normal hendaknya lebih berhati-hati menjaga kesehatannya.
3. Bagi mahasiswa (khususnya kesehatan) harus memahami apa itu narkoba dan bayahanya dan
bagaimana rencana keperawatan yang akan dilakukan.
4. Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan respon timbale balik demi perbaikan modul ini.
5. Bagi dosen pengajar diharapkan dapat memberikan ilmu tentang narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
Kadarmanta. 2004. Bahaya Narkoba. Edisi: I. Jilid VI. Jakarta: Djambatan.
Mukminin amiril, dkk. 2000. Pemuda dan Narkoba. Edisi: III. Jakarta: Anamnoteworkpress.
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-narkoba-dan-golongan-jenis-narkoba-sebagai-zat-
terlarang
http://infonarkoba.blogspot.com/
http://arsanasv.co.cc/contoh-makalah-lengkap-makalah-narkoba