Ilmu Dakwah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MATERI KULIAH

ILMU DAKWAH

OLEH :

NUR AWALIYAH RAMADHANI

02320170194

B4, AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI

TAHUN 2020
A. PENGERTIAN DAKWAH
Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata yad‟u (fi‟il
mudhari‟) dan da‟a (fi‟il madli) yang artinya adalah memanggil (to call), mengundang (to
invite), mengajak (to summer), menyeru (to propo), mendorong (to urge) dan memohon
(to prray). Selain kata “dakwah”, al-Qur’an juga menyebutkan kata yang memiliki
pengertian yang hampir sama dengan “dakwah”, yakni kata “tabligh” yang berarti
penyampaian, dan “bayan” yang berarti penjelasan. (Pimay, 2006: 2)
Dakwah dalam pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat al-Qur’an antara lain:Surah
al-Baqarah: 186: Sedangkan pengertian dakwah secara terminologi dapat dilihat dari pendapat
beberapa ahli antara lain:
a. Samsul Munir Amin (2009: 6) menyebutkan bahwa dakwah merupakan bagian yang
sangat esensial dalam kehidupan seorang muslim, dimana esensinya berada pada ajakan
dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima
ajaran agama Islam dengan penuh kesadaran demi keuntungan dirinya dan bukan untuk
kepentingan pengajaknya.
b. Wahidin Saputra (2011: 2) menyebutkan dakwah adalah menjadikan perilaku muslim
dalam menjalankan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang harus didakwahkan
kepada seluruh manusia.
c. Sayid Muhammad Nuh (2011: 4) menyebutkan dakwah adalah bukan hanya terbatas
pada penjelasan dan penyampaian semata, namun juga meliputi pembinaan dan takwin
(pembentukan) pribadi, keluarga, dan masyarakat.
d. M. Munir dan Wahyu Ilaihi (2006: 17) menyebutkan dakwah adalah aktivitas
menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan
mungkar, serta memberi kabar gembira dan peringatan bagi manusia.
e. M. Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha
mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi
maupun masyarakat. (Munir Amin, 2009: 4)
f. Thoha Yahya Omar mengartikan dakwah sebagai usaha mengajak manusia dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan
dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.
Sedangkan menurut peneliti dakwah merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja
dan sadar dengan mengajak orang lain kejalan yang benar, yaitu berbuat baik dan mencegah
perbuatan munkar.
B. TUJUAN DAKWAH
Tujuan merupakan sesuatu yang dicapai melalui tindakan, perbuatan atau usaha. Dalam
kaitannya dengan dakwah, maka tujuan dakwah sebagaimana dikatakan Ahmad Ghasully adalah
membimbing manusia untuk mencapai kebaikan dalam rangka merealisir kebahagiaan.
Sementara itu, Ra’uf Syalaby mengatakan bahwa tujuan dakwah adalah meng-Esakan Allah SWT,
membuat manusia tunduk kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dan intropeksi terhadap
apa yang telah diperbuat. (Pimay, 2006: 9) Tujuan dakwah sebagaimana dikatakan Ahmad
Ghasully dan Ra’uf Syalaby tersebut dapat dirumuskan ke dalam tiga bentuk yaitu:
a. Tujuan Praktis
Tujuan praktis dalam berdakwah merupakan tujuan tahap awal untuk menyalamatkan
umat manusia dari lembah kegelapan dan membawanya ke tempat yang terang-
benderang, dari jalan yang sesat kepada jalan yang lurus, dari lembah kemusyrikan
dengan segala bentuk kesengsaraan menuju kepada tauhid yang menjanjikan
kebahagiaan.
b. Tujuan Realistis
Tujuan realistis adalah tujuan antara, yakni berupa terlaksananya ajaran Islam secara
keseluruhan dengan cara yang benar dan berdasarkan keimanan, sehingga terwujud
masyarakat yang menjunjung tinggi kehidupan beragama dengan merealisasikan ajaran
Islam secara penuh dan menyeluruh.
c. Tujuan Idealistis
Tujuan idealistis adalah tujuan akhir pelaksanaan dakwah, yaitu terwujudnya
masyarakat muslim yang diidam-idamkan dalam suatu tatanan hidup berbangsa dan
bernegara, adil, makmur, damai dan sejahtera di bawah limpahan rahmat, karunia dan
ampunan Allah SWT. (Pimay, 2005: 35-38)
Namun secara umum tujuan dakwah menurut Moh. Ali Aziz (2004: 60-63) dalam
bukunya Ilmu Dakwah yaitu:
a. Dakwah bertujuan untuk menghidupkan hati yang mati.
b. Agar manusia mendapat ampunan dan menghindarkan azab dari Allah.
c. Untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
d. Untuk menegakkan agama dan tidak pecah belah.
e. Mengajak dan menuntun ke jalan yang lurus.
f. Untuk menghilangkan pagar penghalang sampainya ayat-ayat Allah ke dalam
lubuk hati masyarakat.
C. DASAR HUKUM DAKWAH
a. Dasar Hukum Pelaksanaan Dakwah
Urgensi dakwah sebagai sebuah aktivitas yang bersifat wajib di dalam Islam sangat jelas
karena pedoman dasar hukum pelaksanaan dakwah sudah tertera di dalam kitab suci
Alquran dan Hadis
I. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Alquran
Sangat banyak ayat-ayat Alquran yang menerangkan tentang kewajiban umat
Islam untuk berdakwah, dan dalil tentang kewajiban dakwah yang terdapat di
dalam Alquran di antaranya adalah sebagai berikut
QS. An-Nahl (16) : 125,

َ ‫ك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْوعِ َظ ِة ْال َح َس َن ِة َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّتِي ه‬


‫ِي‬ َ ‫ْاد ُع إِلِى َس ِبي ِْل َر ِّب‬
‫ض َّل َعنْ َس ِب ْيلِ ِه َوه َُو أَعْ َل ُ'م ِب ْال ُم ْه َت ِدي َْن‬
َ ْ‫َّك ه َُو أَعْ َل ُم ِب َمن‬
َ ‫أَحْ َسنُ إِنَّ َرب‬
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dalam pelaksanaan pengabdian dalam bentuk dakwah kepada masyarakat,
diperlukan kemampuan untuk berkomunikasi dalam arti lain diperlukannya
metode tertentu yang tepat dalam berdakwah agar pesan yang disampaikan
dapat diterima oleh masyarakat selaku sasaran dalam berdakwah. Surat an-Nahl
ayat 125 tersebut, selain merupakan bentuk perintah yang ditujukan kepada
seluruh umat Islam untuk berdakwah, juga merupakan tuntunan cara dalam
melaksanakan aktivitas dakwah yang dapat relevan dengan petunjuk yang
terdapat di dalam Alquran.
II. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Hadis
Selain di dalam Alquran, dasar kewajiban dakwah juga banyak dianjurkan oleh
nabi Muhammad SAW di dalam beberapa Hadis, di antaranya:
 Hadis riwayat imam Muslim: “dari Abi Sa’id al-Khudariyi ra. berkata: aku
telah mendengar Rasulullah bersabda: barang siapa di antara kamu melihat
kemunkaran, maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya (kekuatan
atau kekuasaan; jika tidak sanggup, maka cegahlah dengan lidahnya; dan
jika tidak mampu, maka cegahlah dengan hati, dan hal tersebut merupakan
selemah-lemah iman.”
 Hadis riwayat imam Tirmiżi: “dari Khużaifah ra. dari nabi SAW bersabda:
demi Żat yang menguasai diriku, haruslah kamu mengajak kepada kebaikan
dan haruslah kamu mencegah perbuatan munkar, atau Allah akan
menurunkan siksa-Nya kepadamu kemudian kamu berdoa kepada-Nya
dimana Allah tidak akan mengabulkan permohonanmu.”
b. Hukum dakwah
Pada dasarnya berdakwah merupakan tugas pokok para Rasul yang diutus untuk
berdakwah kepada kaumnya agar mereka beriman kepada Allah SWT, akan tetapi
dengan berlandaskan kepada Alquran dan anjuran nabi Muhammad kepada umat Islam
di dalam beberapa Hadis tentang keharusan untuk berdakwah, maka dakwah juga
diwajibkan kepada seluruh umat Islam.
Menurut Asmuni Syukir, hukum dakwah adalah wajib bagi setiap muslim, karena
hukum Islam tidak mengharuskan umat Islam untuk selalu memperoleh hasil yang
maksimal, akan tetapi usaha yang diharuskan maksimal sesuai dengan kemampuan dan
keahlian yang dimiliki, sedangkan berhasil atau tidak dakwah merupakan urusan Allah.
hal ini berlandaskan kepada firman Allah di dalam Alquran surah at-Tahrîm (66) : 6,
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Nabi Muhammad SAW mewajibkan kepada semua umat Islam untuk saling
mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran sesuai dengan kemampuannya
masing-masing, sehingga dalam perilaku yang baik sudah termasuk dalam kategori
berdakwah.
Sebagai kesimpulan, hukum berdakwah adalah wajib bagi seluruh umat Islam
yang mampu melaksanakannya, dan wajib hukumnya untuk berusaha memperoleh
kemampuan untuk berdakwah, sehingga dalam berdakwah untuk mencapai
keberhasilan juga diharuskan untuk mempunyai strategi baik berupa metode atau
model yang digunakan agar dakwah dapat diterima oleh masyarakat.
D. ASAS ASAS STRATEGI DAKWAH
Dalam strategi dakwah, ada beberapa asas yang harus diperhatikan agardakwahnya
berjalan efektif dan tepat pada sasaran. Asas-asasnya yaitu sebagai berikut :
a. Asas Fisiologis, yaitu asas ini erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yangakan
dicapai dalam aktifitas dakwah.
b. Asas Sosiologis, yaitu asas ini berbicara tentang masalah yang berkaitandengan situasi
dan kondisi sasaran dakwah.
c. Asas kemampuan dan keahlianda’i,yaitu bagaimana seorangda’imampumelaksanakan
suatu kewajiban baik melalui teori maupun praktek terhadapmasyarakat secara
efektif.
d. Asas Psychologis, yaitu asas ini membahas tentang masalah yang berhubungandengan
kejiwaan manusia.
e. Asas Efektifitas dan Efisiensi, yaitu asas ini maksudnya adalah dalam aktfitasdakwah
nya harus dapat menyeimbangkan antara waktu ataupun tenaga yangdikeluarkan
dengan pencapaian hasilnya.
Berdasarkan asas-asas strategi dakwah di atas, maka seseorangda’iperlumemiliki ilmu-
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan asas-asas tersebut yaituunsur-unsur dakwah seperti
yang telah di bahas pada bab ini bagian kedua. Unsur-unsur dakwah dapat membantu
parada’idalam mnentukan strategi dakwah agardakwahnya berjalan dengan efektif.
E. KEPRIBADIAN SEORANG DA’I BAIK SECARA ROHANIAH DAN JASMANIAH
Kredibilitas dan kepribadian dai, kredibilitas seorang dai tidak tumbuh dengan sendirinya ia
harus dibina dan dipupuk. Kredibilitas erat kaitannya dengan karisma, walau demikian
kredibilitas dapat diditingkatkan sampai batas optimal. Seorang dai yang berkredibilitas tinggi
adalah seorang yang mempunyai kompetensi dibidang yang ia sebarkan, mempunyai jiwa yang
tulus dalam beraktivitas, senang terhadap pesan2 yang ia miliki, berbudi luhur serta
mempunyai status yang cukup walau tidak harus tinggi. Aspek yang membangun kredibilitas
adalah kepribadian, kepibadian dai itu seperti di bawah ini:
Kepribadian dai secara rohaniah yaitu :
1. Iman dan takwa kepada allah dengan sebenar-benarnya,
2. Ihsan, yaitu berbuat baik, secara theology ihsan adalah menyembah allah seolah-olah
melihatnya. Secara sosiologi, ihsan adalah berbuat baik kepada sesame.
3. Amanah, berarti bertanggung jawab atas kepercayaan atau tugas yang diembannya.
4. Istiqamah, bersikap konsisten atau teguh pendirian dalam menegakkan kebenaran.
5. Raja’ dan Hub, raja’, penuh pengharapan dan optimis terhadap rahmat allah, yang
menyebabkan tidak putus asa terhadap hal apapun, Hub adalah mencintai allah di atas
segala-galanya.
6. al Haya, memiliki rasa malu baik oleh allah maupun oleh sesama mahluknya.
7. Ridha menerima segala sesuatu yang diberikan oleh Allah.
8. Tulus ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan diri pribadi.
9. Rendah hati.
10. Jujur dan amanah

Kepribadian yang bersifat jasmani adalah seorang dai harus sehat jasmani serta
berpakainanecis dan pantas (estetis dan etis) yang dipandang baik menurut agama dan
masyarakat.

Kepribadian seorang dai yang bersifat jasmaniyah

a. Sehat jasmani
Dakwah memerlukan akal yang sehat, sedangkan akal yang sehat terdapat pada badan
yang sehat pula. Disamping itu, dengan kesehatan jasmani seorang dai mampu memikul
beban dan tugas dakwah
b. Berpakaian yang sopan dan rapi
Pakaian yang sopan , praktis dan pantas mendorong rasa simpati seseorang pada orang
lain bahkan pakaian berdampak pada kewibawaan seseorang

Anda mungkin juga menyukai