B2 - 182210101042 - Ollive Filsa Hawa - Lap Praktikum - Isolasi DNA Plasmid Dan Genom & Elektroforesis DNA
B2 - 182210101042 - Ollive Filsa Hawa - Lap Praktikum - Isolasi DNA Plasmid Dan Genom & Elektroforesis DNA
B2 - 182210101042 - Ollive Filsa Hawa - Lap Praktikum - Isolasi DNA Plasmid Dan Genom & Elektroforesis DNA
ISOLASI DNA KROMOSOM DAN PLASMID DARI BAKTERI SERTA ANALISIS DNA
KROMOSOM DAN PLASMID
Disusun Oleh :
Nama : Ollive Filsa Hawa
NIM : 182210101042
GOL./KEL. : B2/B2-3
TGL.Prak : Kamis, 9 April 2020
Dosen : Endah Puspitasari S.Farm.,M.Sc.,Apt.
2. Dasar Teori
Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan membentuk genom. Genom meliputi
bagian gen yang fungsional maupun non-fungsional dalam sel organisme. DNA genom
meliputi gen dan intergen (Campbell dkk.2004).
Kromosom adalah pembawa gen yang terdapat di dalam inti sel (nukleus).
Kromosom terdiri dari DNA, RNA (asam ribo nukleat) dan protein. Kromosom
homolog (2n) adalah kromosom yang terdapat berpasangan dan memiliki struktur dan
komposisi yang sama. sel yang memiliki 2n kromosom (kromosom homolog) disebut
sel diploid. Bila tidak berpasangan kromosom diberi simbol n kromosom. Sel dengan n
kromosom adalah sel haploid, misalnya sel kelamin jantan saja atau sel kelamin betina
saja.
Plasmid bekteri yang biasanya merupakan molekul DNA untai ganda dengan
ukuran dari 1 kb sampai dengan lebih dari 200 kb. Plasmid ini terdapat dalam berbagai
spesies bakteri dan merupakan satuan genetik tambahan yang bereplikasi dengan tidak
tergantung pada kromosom bakteri dan diturunkan kepada anakan. Akan tetapi, dalam
replikasi dan transkripsi tetap tergantung pada enzim yang terdapat pada sel inang.
Biasanya, plasmid membawa gen yang menjadi enzim yang pada keadaan tertentu
menguntungkan sel inang, di antaranya resisten terhadap antibiotik, produksi antibiotik,
degradasi senyawa organic kompleks, produksi kolkisin, produksi enterotoksin, enzim
restriksi, dan enzim modifikasi (Sudjadi, 2008).
Berbagai tipe plasmid telah ditemukan pada sel bakteri. Distribusi plasmid pada
bakteri bersifat sporadis karena ada bakteri yang mengandung plasmid tetapi ada juga
yang tidak, misalnya pada sel E.coli terdapat plasmid F yang menyebabkan bakteri ini
mempunyai sifat konjugatif tertentu. Plasmid F biasa digunakan sebagai vector untuk
membawa DNA yang akan disisipkan pada genom sel target. Plasmid juga merupakan
alat yang efisien untuk mengamplifikasi klon DNA karena memiliki kopi yang sangat
banyak per selnya.
Isolasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan DNA dari bahan lain
seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Prinsip utama dalam isolasi DNA ada tiga
yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti
selulosa dan protein, serta pemurnian DNA.
Isolasi DNA merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya
ada dua, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk
memisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang
mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul
ringan akan berada pada bagian atas tabung.
Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu
supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah (Campbell dkk. 2002).
Presipitasi merupakan langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu komponen
dari campuran.
Alat :
• Shaker
• Sentrifuge
• Mikropipet
• Vortex
• Pemanas air
• Freezer
• Tabung reaksi
• Lampu Bunsen
• Tip
• Tabung mikrosentrifus 1,5 ml
• Cawan petri
• Sengkelit
• Erlenmeyer
Bahan :
• Bakteri Escherichia coli PET 32b
• Media LB cair
• Buffer STE (10 mM Tris Cl pH 8, 1 mM EDTA, 100 mM NaCl)
• Buffer Lisozim (50 mM Tris HCl pH 8, 10 mM EDTA, 5 mg/ml Lisozim)
• Buffer Lisis (SDS 2%, 200 mM EDTA (dibuat baru))
• PCl (phenol : chloroform : isoamilalkohol (25:24:1))
• Etanol dingin
• Buffer TE
• Air suling steril
Alat :
Bahan :
Alat :
• Neraca analitik
• Erlenmeyer
• Microwave
• Mikropipet dan mikrotip
• Tabung mikrosentrifus
• Cetakan gel
• Mesin elektroforesis
• UV Transilluminator
Bahan :
• Loading dye
• Ekstrak DNA
• DNA ladder 1 kb sebagai marker
• Agarose
• TBE 1 x (tris boric EDTA)
• SYBR Safe
4. Prosedur Kerja
Diambil koloni tunggal bakteri E.coli dari media LB padat dibiakan dalam 5 ml
media LB cair dan diinkubasi selama 18 jam pada suhu 370C dalam incubator
goyang dengan kecepatan 150 rpm.
1 ml biakan bakteri dimasukkan dalam tabung mikrosentrifus 1,5 ml, dan disentrifus
selama 5 menit dengan kecepatan 12000 rpm, supernatant dibuang dengan
melektakkan diatas ertas tissue dengan posisi terbalik. diualng 2x hingga 3 ml
biakan bakteri yang disentrifugasi, untuk mendapatkan pelet sel bakteri.
Pelet sel yang diperoleh disuspensi dengan 1 ml larutan STE dengan vortex,
kemudian di sentrifus dengan kecepatan 7500 rpm selama 5 menit.
Supernatan dibuang dan pelet sel ditambah dengan 200 µl larutan lisozim dengan
vortex dan diinkubasi pada suhu 370C selama 1 jam.
Campuran ditambah dengan 200 µl biffer lisis dan diresuspensi dengan di bolak-
balik (4-6) x.
Campuran ditambah dengan PCl dan diresuspensi dengan di bolak-balik (4-6) x dan
disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm.
Fase air (bagian atas) diambil dengan pipet yang ujungnya lebar dan dimasukkan ke
dalam tabung mikrosentrifus. Perkirakan volume fase airnya.
Kemudian ditambah dengan CI (24:1) sama banyak dengan volume fase air.
Campuran diresuspensi dengan dibolak-balik dan disentrifus dengan kecepatan
10000 rpm suhu 40C selama 10 menit.
Fase air diambil dan ditambah dengan Na Asetat 0,1 volume fase air dan etanol
absolut 2x volume fase air kemudian campuran diresuspensi dan diinkubasi suhu
200C selama 2 jam.
Campuran disentrifus dengan kecepatan 10000 rpm pada suhu 40C selama 10 menit.
Supernatan yang dihasilkan dibuang, dan dalam tabung ditambah 500 µl etanol 70%
diresuspensi perlahan dan disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm 40C selama
10 menit.
Diambil koloni tunggal bakteri E.coli pET 30b diambil dari media LB padat dibiakan dalam 5
ml media LB cair yang telah diberi kanamisin (konsentrasi akhir 25 µg/ml) dan diinkubasi
selama 18 jam suhu 37°C dalam incubator goyang dengan kecepatan 150 rpm.
Sebanyak 1,5 ml biakan bakteri dimasukkan ke dalam tabung mikrosentrifus 1,5 ml, lalu
disentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 12.000 rpm, supernatant dibuang dengan
membalikkan tabung dan diletakkan di atas kertas tisu dengan posisi terbalik.
Prosedur diatas diulangi 2 kali hingga 4,5 ml biakan bakteri yang disentrifugasi, untuk
mendapatkan pelet sel bakteri.
Pelet diresuspensi dengan 100 µl solution I dengan cara memipet naik turun beberapa kali
hingga benar-benar tersuspensi (jika perlu dengan vortex).
Ditambahkan sebanyak 200 µl Solution II (fress solution/rp), lalu dihomogenkan dengan cara
membolak-balikkan tube secara perlahan selama 6-8 kali, kemudian didiamkan selama 5 menit
hingga lisat jerni. Jangan divortex.
Solution III sebanyak 150 µl dihomogenkan dengan cara membolak-balikkan tube secara
perlahan (6-8 kali). Jangan divortex. Simpan dalam es selama 5 menit.
Campuran disentrifugasi 12.000 rpm selama 5 menit 4°C. Sentrifugasi diulangi jika supernatant
tidak jernih.
Supernatan dipindahkan ke tabung mikrosentrifus baru (Hati-hati jangan sampai ada endapan
yang terikut).
Ditambahkan PCI sama banyak dengan volume supernatant, kemudian divoteks 3 menit dan
disentrifugasi 12.000 rpm selama 10 menit.
Lapisan atas diambil dimasukkan pada tabung mikrosentrifus baru dan ditambahkan etanol pa
dan 3 M Na Asetat dengan perbandingan (2,5:0,1) dari volume supernatant. Kemudian
didiamkan pada freezer (-20°C) selama 1 jam untuk mempresipitasi plasmid.
Setelah 1 jam presipitasi, tabung mikrosentrifus disentrifugasi 12.000 rpm, 1 menit suhu 4°C.
Supernatan dibuang dan pelet dicuci dengan 1 ml etanol 70% kemudian disentrifus kembali
dengan kecepatan 12.000 rpm selama 5 menit pada suhu 4°C.
Pelet dikeringkan dan diresuspensi dalam 20 µl buffer TE dan disiapkan pada suhu 4°C untuk
analisis selanjutnya.
Cetakan/tray agarosa disiapkan dengan menutup sisi berlubang cetakan dengan selotip dan
menempatkan sisir elektroforesis untuk membentu sumur.
Setelah gel memadat, penutup cetakan dan sisir dilepaskan, kemudian cetakan ditempatkan
dalam tangki elektroforesis yang berisi buffer TBE 1x.
Sampel 5 µl hasil isolasi (DNA genom/DNA plasmid) yang telah dicampur dengan 2 µl
loading buffer (6x) dimasukkan ke dalam salah satu sumur dan 6 µl marka DNA 1 kb ke
dalam sumur lainnya.
Dibuat garis regresi antara log BM DNA (x) dengan jarak migrasi (y).
Jarak migrasi DNA yang akan ditentukan diukur dan diinterpolasikan ke dalam garis
regresi yang telah dibuat sehingga dapat diketahui bilai log BM dari DNA tersebut.
5. Hasil Pengamatan
5.1. Pembacaan Hasil Elektroforesis Agarosa
Berikut hasil Elektroforesis Agarosa dari DNA plasmid yang diisolasi dari 4 koloni
transforman bakteri yang berbeda, 1 : transforman 1, 2 : transforman 2, 3 : transforman 3,
4 : transforman 4.
Jawab :
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa DNA plasmid yang
diisolasi dari 4 koloni transforman bakteri memiliki ukuran DNA yang berbeda-beda.
a. Plasmid dari transforman 1 : hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam plasmid
tersebut terdapat beberapa molekul DNA (2 DNA) dengan ukuran yang berbeda. Pita
yang dihasilkan cukup tipis, artinya DNA plasmid ini memiliki konsentrasi yang rendah.
Jaraknya pun cukup jauh, menandakan ukuran DNA kecil.
b. Plasmid dari transforman 2 : hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam plasmid
tersebut terdapat beberapa molekul DNA (3 DNA) dengan ukuran yang berbeda. Pita
yang dihasilkan ada yang tipis dan ada yang tebal. Pita yang tebal berarti memiliki
konsentrasi yang tinggi. Jaraknya lebih dekat disbanding plasmid dari transforman 1,
menandakan ukuran DNA cukup besar.
c. Plasmid dari transforman 3 : hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam plasmid
tersebut terdapat beberapa molekul DNA (3 DNA) dengan ukuran yang berbeda. Pita
yang dihasilkan sangat tipis, menunjukkan DNA dalam keadaan yang tidak utuh dan
memiliki konsentrasi yang rendah. Jaraknya cukup jauh. Hal ini berarti ukuran DNA
semakin kecil.
d. Plasmid dari transforman 4 : hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa plasmid dari
transforman 4 tidak terdapat DNA. Hal ini ditunjukkan oleh tidak adanya pita yang
terlihat.
Jawab :
Ukuran marka DNA Jarak migrasi
Jarak migrasi
Pb Log pb (x) sampel
10.000 4 3
6.000 3,8 3,3
5.000 3,7 3,5
3.000 3,5 4 Sampel A = 4
2.500 3,4 4,3 Sampel B = 5,2
2.000 3,3 4,6 Sampel C = 5,6
1.500 3,2 5,2
1.000 3 6
800 2,9 6,5
600 2,8 7
400 2,6 7,9
200 2,3 8,9
Persamaan regresi Y = -3,715x + 17,269
6. Soal Latihan
6.1. Isolasi DNA Kromosom dari Bakteri
a. Pembiakan bakteri
DNA plasmid dipisahkan dari DNA kromosom dengan cara menambahkan detergen
sehingga dapat melisiskan membrane sel. Proses ini dapat membebaskan DNA
kromosom, DNA plasmid, dan komponen lainnya.
PCl berfungsi sebagai pendenaturasi protein. Namun, DNA dan RNA tidak
terdenaturasi karena molekul ini tidak larut dalam pelarut organik, sehingga
dilakukan presipitasi DNA dengan etanol untuk menghilangkan fenol-kloroform.
b. Solution II : Untuk melisiskan sel dengan cara melarutkan membrane sel dan
mendenaturasi DNA kromosom (tidak DNA plasmid).
c. Solution III : Untuk menetralisir pH, menghentikan denaturasi DNA kromosom
sehingga bentuk presipitat DNA kromosomal yang menempel, dan memisahkan
DNA plasmid yang larut.
b. Poliakrilamid
7.2.1. Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu metode pemisahan yang memanfaatkan medan
listrik yang dihasilkan dari elektroda-elektroda untuk memisahkan senyawa-senyawa
yang memiliki muatan berupa kation atau anion. Prinsip kerja elektroforesis adalah
jika semakin besar kekentalan (viskositas) fluida maka akan sulit mengalir atau sulit
bergerak dalam fluida tersebut. Begitu juga pada elektroforesis DNA. Jika molekul
yang digunakan memiliki ukuran yang besar, molekul dengan ukuran yang lebih besar
akan sulit bergerak dibandingkan dengan molekul yang kecil.
Pada elektroforesis, media pemisahnya berupa gel agarosa atau lainnya yang
memiliki tingkat viskositas yang tinggi. Laju dalam elektroforesis sangat bergantung
pada kekentalan medium, ukuran dan bentuk molekul, serta muatan molekul.
Kekuatan asam pada medium juga mempengaruhi besar muatan pada saat ionisasi
berlangsung sehingga diperlukan buffer untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam
elektroforesis, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pemisahan
yaitu: sampel, larutan buffer, dan medan listrik.
Pada praktikum ini, didapatkan hasil data seperti gambar di bawah ini :
Dapat dilihat bahwa hasil dari elektroforesis tersebut kurang baik/kurang bagus.
Hal ini dikarenakan hasil yang diperoleh terdapat beberapa pita yang tipis atau kurang
jelas, yang menunjukkan DNA dalam keadaan yang tidak utuh. Sehingga, DNA
tersebut sulit untuk diamati maupun dihitung ukurannya.
Berdasarkan hasil elektroforesis tersebut, dapat dihitung ukuran DNA tersebut.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh untuk DNA (a)
sebesar 3.730 pb, DNA (b) sebesar 1.773 pb, dan DNA (c) sebesar 1.383 pb. Hasil
ukuran DNA tersebut, merupakan hasil perhitungan dari persamaan regresi antara Log
BM DNA (pb) dengan jarak migrasi DNA.
a. Loading dye
Loading dye berfungsi sebagai penanda pergerakan DNA dalam gel agarosa.
b. Gel Agarosa
Gel agarosa digunakan sebagai matriks penyangga (media pemisah).
c. SYBR Safe
SYBR safe digunakan untuk mewarnai DNA agar dapat diketahui keberadaan DNA
dalam gel agarosa.
d. BE (Tris Boric EDTA)
Tris Boric EDTA digunakan sebagai larutan penyangga atau buffer pada elektroforesis
DNA agar dapat mempertahankan pH di dalam medium pemisah dan sebagai media
penyedia elektrolit pada proses pergerakan aliran listrik.
a. Pembuatan gel agarosa harus dilakukan dengan benar, agar didapatkan konsentasi gel
yang diinginkan dan bagus.
b. Saat memasukkan larutan buffer dan gel agarosa ke dalam tangki elektroforesis harus
cermat, teliti, dan hati-hati.
d. Saat memasukkan sampel ke dalam sumur, harus hati-hati dan jangan sampai
salah/keliru. Agar hasil yang didapatkan bagus.
e. Pada saat menentukan ukuran DNA, perhitungan yang dilakukan harus cermat dan
teliti.
8. Kesimpulan
▪ Isolasi DNA merupakan teknik ekstraksi dan atau purifikasi DNA dari suatu sel
sebagai tahap awal suatu analisis genetik.
▪ Terdapat 3 prinsip utama dalam isolasi DNA yaitu : (1) Penghancuran (lisis), (2)
Ekstraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa atau protein, (3)
pemurnian DNA.
▪ Terdapat beberapa reagen yang digunakan pada isolasi DNA, seperti media LB cair,
EDTA, Solution I, Solution II, Solution III, etanol, dll.
▪ Elektroforesis adalah suatu metode pemisahan yang memanfaatkan medan listrik yang
dihasilkan dari elektroda-elektroda untuk memisahkan senyawa-senyawa yang
memiliki muatan berupa kation atau anion.
▪ Terdapat beberapa reagen yang digunakan pada elektroforesis, seperti loading dye, gel
agarosa, SYBR safe, dan BE.
▪ Berdasarkan hasil yang diperoleh, hasil elektroforesis pada praktikum ini kurang
bagus/kurang baik. Ukuran DNA yang didapatkan juga bervariasi yaitu: DNA (a)
sebesar 3.730 pb, DNA (b) sebesar 1.773 pb, dan DNA (c) sebesar 1.383 pb.
9. Saran
Faatih, Mukhlissul. 2009. Isolasi dan Digesti DNA Kromosom. Jurnal Penelitian Sains
& Teknologi. 10(1): 61-67.
Jusuf. 2001. Genetika I: Struktur dan Ekspresi gen. Jakarta : Sagung Seto.
Khusnuryani, Arifah, Jumailatus Solihah, dan Anif Yuni Muallifah. 2016. Isolasi dan
Analisis Kualitas DNA Plasmid (pGEM®-3Zf(+)) sebagai Sediaan Kebutuhan
Praktikum di Laboratorium Biologi Fakultas Sains dan Teknologi. Integrated Lab
Journal. 4(1): 63-70.
Nurhayati, Betty dan Sri Darmawati. 2017. Biologi Sel dan Molekular. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.