Persepsi individu lebih mempengaruhi perilaku daripada lingkungan sebenarnya. Manajer harus memahami bagaimana karyawan mempersepsikan pekerjaan mereka agar dapat memengaruhi produktivitas. Ketidakhadiran, perputaran, dan kepuasan kerja merupakan reaksi terhadap persepsi individu, sehingga manajer perlu memahami persepsi setiap karyawan dan membenahi perbedaan persepsi yang berdampak negatif. Pembuatan keput
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
510 tayangan2 halaman
Persepsi individu lebih mempengaruhi perilaku daripada lingkungan sebenarnya. Manajer harus memahami bagaimana karyawan mempersepsikan pekerjaan mereka agar dapat memengaruhi produktivitas. Ketidakhadiran, perputaran, dan kepuasan kerja merupakan reaksi terhadap persepsi individu, sehingga manajer perlu memahami persepsi setiap karyawan dan membenahi perbedaan persepsi yang berdampak negatif. Pembuatan keput
Persepsi individu lebih mempengaruhi perilaku daripada lingkungan sebenarnya. Manajer harus memahami bagaimana karyawan mempersepsikan pekerjaan mereka agar dapat memengaruhi produktivitas. Ketidakhadiran, perputaran, dan kepuasan kerja merupakan reaksi terhadap persepsi individu, sehingga manajer perlu memahami persepsi setiap karyawan dan membenahi perbedaan persepsi yang berdampak negatif. Pembuatan keput
Persepsi individu lebih mempengaruhi perilaku daripada lingkungan sebenarnya. Manajer harus memahami bagaimana karyawan mempersepsikan pekerjaan mereka agar dapat memengaruhi produktivitas. Ketidakhadiran, perputaran, dan kepuasan kerja merupakan reaksi terhadap persepsi individu, sehingga manajer perlu memahami persepsi setiap karyawan dan membenahi perbedaan persepsi yang berdampak negatif. Pembuatan keput
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2
Ringkasan dan Implikasi untuk Manajer
Persepsi. Individu berperilaku tidak didasarkan pada lingkungan eksternal mereka
tetapi lebih pada apa yang mereka lihat atau yakini. Dasar untuk perilaku adalah persepsi karyawan mengenai suatu situasi. Apakah seorang manajer merencanakan dan mengatur pekerjaan para karyawan dengan berhasil dan benar-benar membantu mereka menyusun kerja mereka dengan lebih efisien dan efektif, tidaklah begitu penting bila dibandingkan bagaimana karyawan mengartikan usaha-usaha manajer tersebut. Demikian pula, persoalan persoalan seperti bayaran yang adil untuk kerja yang diberikan, validitas penilaian kinerja, dan kecukupan kondis kerja tidak dinilai oleh karyawan dalam cara yang menjamin persepsi- persepsiumum pun kita bisa yakin bahwa individus-individu tersebut akan menginterpretasikan kondisi-kondisi pekerjaan mereka dalam cara yang lebih baik. Oleh karena itu, agar bisa memengaruhi produktivitas, perlu untuk menilai bagaimana para mengartikan pekerjaan-pekerjaan mereka. Ketidakhadiran, perputaran karyawan dan kepuasan kerja juga merupakan reaksi terhadap persepsi-persepsi individu. Ketidakpuasan dengan kondisi kerja atau kurangnya peluang promosi dalam organisasi adalah penilaian-penilaian yang didasarkan pada usaha untuk mendapatkan arti dari pekerjaan seseorang. Kesimpulan seorang karyawan bahwa suatu pekerjaan adalah baik atau buruk merupakan sebuah interpretasi. Para manajer harus menghabiskan waku untuk memahami bagaimana setiap individu menginterpretasikan kenyataan dan, ketika terdapat perbedaan yang signifikan antara apa yang dilihat dan apa yang ada, berusahalah menghilangkan penyimpangan. Kegagalan untuk menangani perbedaan ketika individu mengartikan suatu pekerjan dalam bentuk yang negatif dapat mengakibatkan peningkatan ketidakhadiran dan penurunan perputaran karyawan serta rendahnya kepuasan kerja.
Pembuatan Kepuasan Individual. Individu-individu berpikir dan membuat pertimbangan
sebelum mereka bertindak. Oleh karena itu, pemahaman mengenai bagaimana individu membuat keputusan dapat bermanfaat dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku mereka. Dalam beberapa situasi keputusan, individu-individu mengikuti model pembuatan keputusan rasional. Tetapi bagi sebagian besar individu dan sebagian besar keputusan tidak rutin, barangkali ini lebih merupakan pengecualian daripada peraturan. Beberapa keputusan penting cukup sederhana dan tidak ambigu untuk penerapan asumsi-asumsi model yang rasional. Jadi kita menemukan individu-individu yang mencari solusi-solusi yang minimal dari pada yang optimal, memasukkan berbagai bias dan prasangka ke dalam proses keputusan dan mengandalkan intuisi. Dengan bukti yang telah kita deskripsikan tentang bagaimana sebenarnya keputusan dalam organisasi dibuat, apa yang bisa dilakukan oleh manajer untuk memperbaiki pembuatan keputusan mereka ? Terdapat lima saran : 1. Menganalisi situasi. Sesuaikan pendekatan pembuatan keputusan dengan kultur nasional di mana anda beroperasi dan dengan kriteria yang dievaluasi dan dihargai oleh organisasi anda. 2. Waspadalah akan bias. Kemudian, berusahalah meminimalisasi pengaruh hal ini, Fokus pada tujuan. Tanpa tujuan anda tidak bisa rasional, tidak tahu informasi dibutuhkan. Mencari informasi yang melemahkan keyakinan anda. Dengan aktif mencari informasi yang bertentangan dengan keyakinan dan asumsi anda. Jangan berusaha mengartikan peristiwa yang tidak sengaja. Pikiran yang berpendidikan telah dilatih untuk mencari hubungan-hubungan sebab dan akibat. Perbanyak pilihan. Tidak peduli berapa banyak pilihan yang telah anda identifikasi, pilihan terakhir bisa jadi tidak lebih baik dari kumpulan pilihan yang telah anda pilih. 3. Kombinasikan analisis rasional dengan intuisi. Ini bukan pendekatan-pendekatan yang bertentangan dengan pembuatan keputusan. Dengan menggunakan keduanya, anda bisa benar-benar meningkatkan efektivitas pembuatan keputusan. Ketika mendapatkan pengalaman manajerial, anda seharusnya merasa percaya diri dalam menempatkan proses-proses intuitif anda di atas analisis rasional. 4. Berusahalah untuk meningkatkan kreativitas anda. Secara terbuka, carilah solusi- solusi baru untuk menyelesaikan berbagai masalah, berusahalah melihat masalah- masalah dalam cara-cara baru dan gunakan analogi. Selain itu berusahalah menghilangkan rintangan –rintangan kerja dan organisasional yang mungkin menghalangi kreativitas anda.
Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Dan Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Pemerintah Kabupaten Tabalong Di Tanjung Kalimantan Selatan