Penyuluhan Seksual Pada Remaja
Penyuluhan Seksual Pada Remaja
Penyuluhan Seksual Pada Remaja
Disusun Oleh:
Ali Mahmud Fera Patmawati Shertia Maharani S
AKADEMI KEPERAWATAN
RSP TNI AU
JAKARTA
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang remaja dan pendidikan seks pra nikah
pada remaja selama 30 menit, diharpakan remaja di SMP dapat mengetahui dan
memahami tentang bahaya seks pra nikah pada remaja.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sekelompok remaja
dapat:
1. Perserta dapat menjelaskan ciri-ciri remaja
2. Perserta dapat menjelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
3. Perserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual
dini
4. Perserta dapat menjelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan sekssual
dini
5. Perserta dapat menjelaskan akibat hubungan sekssual dini
6. Perserta dapat menjelaskan macam-macam penyalahgunaan seks.
C. MATERI :
Terlampir.
D. MEDIA :
Power point.
E. METODE :
Ceramah, Demonstrasi dan Tanya Jawab.
F. TABEL KEGIATAN :
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam kepada 2. Mendengarkan penyuluh
sasaran menyampaikan topik dan tujuan
3 2. Menyampaikan topik dan tujuan 3. Menyetujui kesepakatan waktu
Pembukaa Penkes kepada sasaran pelaksanaan Penkes
n 3. Kontrak waktu untuk kesepakatan
Menit
pelaksanaan Penkes dengan
sasaran
G. EVALUASI :
1. Mengajukan pertanyaan lisan :
a. Jelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini?
b. Jelaskan ciri-ciri remaja?
c. Jelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini?
d. Macam-macam penyalahgunaan seksual
e. Evaluasi tetang sejauh mana pengetahuan tentang sesksual dini pada remaja!
2. Observasi
Respon kelompok kerja saat di beri pertanyaan:
a. Apakah kelompok remaja diam atau aktif menjawab.
b. Kelompok remaja antusias atau tidak.
c. Kelompok remaja mengajukan pertanyaan atau tidak.
H. Hasil Evaluasi
Dari kegiatan penyuluhan tentang kesehatan reproduks dengan bahaya seksual dini
pada kelompok remaja SMP, dapat di mengerti dan menyebutkan pengertian, tujuan,
manfaat dan bahaya seksual dini pada remaja pra nikah.
MATERI PENYULUHAN
PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL DINI PADA REMAJA
Hubungan seksual dini adalah hubungan seksual yang dilakukan di usia untuk
menyalurkan dorongan hubungan seksual. Oleh karna itu remaja perlu mendapatkan
pendidikan seks. Pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang
dapat dan mengubah anggapan negatif tentang seks.
2. Ciri-ciri remaja
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya, masa
(rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir
yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk, 2009).
3. Faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
Kolodny, Master dan Johnson (1979) menyatakan bahwa keinginan seksual beragam
diantaranya individu, sebagian orang menginginkan dan menikmati seks setiap hari. Sementara
yang lainnya menginginkan seks hanya sekali satu bulan dan yang lainnya lagi tidak memiliki
keinginan seks sama sekali dan cukup merasa nyaman dengan fakta tersebut.
Keinginan seksual menjadi masalah jika klien semata-mata menginginkan untuk
melakukannya pada beberapa norma kultur atau jika perbedaan dalam keinginan seksual dari
pasangan menyebabkan konflik.
a. Faktor Fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Aktivitas
seksual dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Bahkan hanya membayangkan bahwa
seks dapat menyakitkan sudah menurunkan keinginan seks. Penyakit minor dan keletihan adalah
alasan seseorang untuk tidak merasakan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama jika
diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat
menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.
b. Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan
seks. Setelah kemesraan hubungan telah mundur, pasangan mungkin mendapati bahwa mereka
dihadapkan pada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau gaya hidup mereka. Keterampilan
seperti ini memainkan peran yang sangat penting ketika menghadapi keinginan seksual dalam
berhubungan. Penurunan minat dalam aktifitas seksual dapat mengakibatkan ansietas hanya
karena harus mengatakan kepada pasangan perilaku seksual apa-apa yang diterima atau
menyenangkan.
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah sebagai berikut:
1) Mampu menerima keadaan fisiknya.
2) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4) Mencapai kemandirian emosional.
5) Mencapai kemandirian ekonomi.
6) Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk
melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
7) Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
8) Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia
dewasa.
9) Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10)Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
6. Penyalahgunaan Seks
Selain terdapat kegunaan seks dapat pula kita temukan penyalahgunaan seks yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:
a. Seks sebagai alat pencari kepuasan
Sebagian besar orang mengalami gabungan antara kegembiraan, kesukaan dan ketakutan dalam
pengalaman seksual awalnya yang menimbulkan rasa kewaspadaan. Mereka lapar akan
pengalaman seksual dan menggunakan seks sebagai cara untuk mencapai tujuan melalui
hubungan seks di luar perkawinan, seks terlarang seperti pedhofilia, atau antar anggota keluarga
yang merusak kepercayaan serta nilai-nilai moral dalam keluarga. Bila seks terlepas dari kontrol
sosial konvensional, seks menjadi pemuas, yang bagi beberapa orang menimbulkan kesenangan
sedang bagi orang lain menimbulkan ketakutan.
b. Seks digunakan sebagai ekspresi kemarahan
Sering kita dengar tindak pemerkosaan yang merupakan tindak kekerasan dan mencerminkan
tindak kemarahan terhadap wanita. Wanita juga dapat mengekspresikan kemarahannya dalam
tingkah laku seksual dengan menggunakan teknik yang lebih tersamar. Mereka dapat menolak
pasangannya dengan cara yang lebih tersamar, tidak memberiakn respon, ataupun mencela gaya
hubungan seksual yang dilakukan.
c. Seks sebagai kekuatan
Seks dapat dilakukan salah satu bentuk kekuatan dalam hubungan yang tidak sehat. Beberapa
orang dapat mengeksploitasi pasangannya dalam cara yang manipulatif seperti pada wanita yang
cacat, wanita lemah bahkan seks dapat dipakai hadiah untuk tingkah laku pasangan ynag
menyenangkan.
d. Eksploitasi komersial
Masyarakat masih terus dibanjiri dengan iklan-iklan untuk mengubah pemahaman biologi
tentang seks dan daya tarik seksual dalam berbagai media massa.
DAFTAR PUSTAKA
http://warungbidan .blogspot.com/satuan-acara-penyuluhan-sap-pendidikan.html?m=1