Critical Jurnal Review PPW
Critical Jurnal Review PPW
Critical Jurnal Review PPW
Oleh :
NIM : 3173131019
KELAS : C 2017
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “Critical Journal Review” tepat
pada waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut serta
membantu penulisan makalah ini terutama kepada Dr. Darwin Parlaungan Lubis S.Si, M.Si
selaku dosen pembimbing mata kuliah perencanaan dan pengembangan wilayah, sekaligus
pembimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini yang telah memberikan arahan,
bimbingan, serta masukan dan koreksi terhadap penulisan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga
dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
(KANISIUS SIHOTANG)
IDENTITAS JURNAL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mengingat pengembangan perdesaan di negara berkembang sering menekankan
pengembangan agropolitan sebagai kunci pengembangan. Agropolitan dipandang sebagai
strategi penting dalam mengurangi kemiskinan melalui akselerasi pertumbuhan ekonomi
perdesaan berdasarkan industri pertanian. Agropolitan merupakan ssalah satu strategi
pengembangan perdesaan yang menekankan integrasi antara komponen industri pertanian ke
dalam wilayah pertanian yang terintegrasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan struktur spasial dari pengembangan
agropolitan di Tomohon Timur dan untuk mengidentifikasi komponen yang krusial bagi
pengembangan agropolitan.
RINGKASAN JURNAL
Area agropolitan di Tomohon Timur terdiri dari beberapa elemen yaitu permukiman,
hutan, perkebunan, perkebunan buah, semak belukar, dan sawah. Area agropolitan di Tomohon
Timur didominasi oleh perkebunan dengan luas 2.623,22 m2 atau setara dengan 40,74% dari luas
wilayah Tomohon Timur.
Permukiman yang ada didominasi oleh rumah-rumah petani. Sebagian besar dari
masyarakat yang ada bekerja pada bidang pertanian. Infrastruktur dasar sudah tersedia, termasuk
jalan perdesaan. Masyarakat lokal memiliki hubungan keterikatan tradisional yang disebut
Mapalus, semacam perkumpulan untuk bekerja bersama dalam komunitas. Hasil pertanian
langsung dijual ke pasar.
Di wilayah agropolitan Tomohon Timur terdapat hutan lindung yang merupakan bagian
dari Gunung Mahawu dan Gunung Masarang. Hutan ini dikelola oleh Dinas Kehutanan Kota
Tomohon. Perkebunan yang mendominasi wilayah agropolitan Tomohon Timur kebanyakan
merupakan perkebunan cengkeh dan kelapa. Keberadaan perkebunan terutama terletak di
Rurukan dan Kumelembuai. Perkebunan Tomohon Timur juga terdapat tanaman aren yang
diolah menjadi gula.
Di wilayah agropolitan Tomohon juga terdapat kebun buah dan sayur. Hasil panen
utamanya berupa jagung, bawang merah, cabe, tomat, dan kubis. Selain itu, kebun buah dan
sayur Tomohon juga menghasilkan sawi, terung, bayam, dan mentimun. Tanaman-tanaman
tersebut ditanam di lembah dengan kemiringan lereng lebih besar dari 8% hingga lebih besar dari
40%.
Kekurangan dari Pengembangan Agropolitan di Tomohon Timur, Sulawesi Utara
Potensi sumber daya alam agropolitan Tomohon sangat melimpah, namun dalam
pengembangannya kurang memperhatikan aspek keberlanjutan. Hal ini ditandai dengan belum
adanya integrasi antara ketiga elemen keberlanjutan di Tomohon. Masing-masing aspek masih
bergerak sendiri. Lemahnya integrasi ini menyebabkan penurunan fungsi dan tujuan dari
pengembangan agropolitan.
Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota Tomohon, Tomohon Timur direncanakan
sebagai kota agropolitan berdasarkan potensi industri agrikulturnya. Namun pada kenyataannya
hingga saat ini masih belum ada perusahaan di Tomohon yang bergerak di bidang industri
agrikultur, sehingga produk-produk agrikultur di Tomohon tidak memiliki nilai tambah karena
hasil panen langsung dijual di pasar tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu.
Keberadaan hutan di Tomohon Timur juga masih diabaikan dalam perancangan wilayah
agropolitan. Padahal hutan memiliki peran penting terhadap siklus air dalam wilayah
agropolitan. Selain itu, hutan juga merupakan rumah bagi penyerbuk alami yang memberikan
keuntungan bagi penyerbukan tanaman dalam memproduksi buah.
Konsep Agropolitan dan Karakteristiknya
Menurut Departemen Pertanian (2002), agropolitan terdiri dari kata agro dan politan
(polis). Agro berarti pertanian dan politan berarti kota. Dengan demikian agropolitan dapat
didefinisikan sebagai kota pertanian atau kota di daerah lahan pertanian atau pertanian di daerah
kota. Sedang yang dimaksud dengan agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan
berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong,
menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (Agribisnis) di wilayah sekitarnya. Lebih
jauh Departemen Pertanian menjelaskan bahwa kota agropolitan berada dalam kawasan sentra
produksi pertanian (selanjutnya kawasan tersebut disebut sebagai kawasan Agropolitan. Kota
pertanian dapat merupakan Kota Menengah, Kota Kecil, Kota Kecamatan, Kota Perdesaan atau
kota nagari yang berfungsi sebagi pusat pertumbuhan ekonomi yang mendorong pertumbuhan
pembangunan pedesaan dan desa-desa hinterland di wilayah sekitarnya.
Kawasan agropolitan yang telah berkembang memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Deptan,
2002):
d. Pola kehidupan masyarakatnya sama dengan kehidupan kota karena prasarana dan sarana
yang dimilikinya tidak berbeda dengan di kota.
Pasar (pasar untuk hasil pertanian, sarana pertanian, pasar jasa pelayanan, dan gudang
Lembaga keuangan (perbankan dan non perbankan).
Kelembagaan petani (kelompok tani, koperasi dan asosiasi) yang berfungsi sebagai
Sentra Pembelajaran dan Pengembangan Agribisnis (SPPA).
dan sebagainya)
5) Kelestarian lingkungan hidup (sumber daya alam, sosial budaya dan keharmonisan
EVALUASI JURNAL
KEUNGGGULAN
Keunggulan pada jurnal utama ini menurut saya sudah sangat baik, dimana pada jurnal
ini penggunaan tata bahasa nya juga baik dan tidak terdapat kata yang sulit dipahami oleh para
pembaca. Metodologi yang digunakan dalam penelitian yang dibahas pada jurnal ini juga cukup
baik, penelitian yang dilakukan langsung pada lapangan untuk mensurvey keadaan bentuk lahan.
Lalu, hal yang membuat jurnal ini unggul adalah dimana hasil penelitian yang dilakukan itu
dikembangkan dan dibahas lebih lanjut dengan menggunakan media tambahan seperti buku dan
informasi lain yang dapat dipercaya. Hal yang penting dalam pembuatan suatu jurnal adalah
metodologi penelitian yang dilakukan, dan pada jurnal utama ini sudah sangat bagus dalam hal
penggunaan metodologi penelitiannya. Dan pada jurnal ini, penulis juga menambahkan beberapa
diagram, ini cukup baik untuk menerangkan lebih lanjut apa yang ingin penulis sampaikan.
KELEMAHAN
Menurut saya pada jurnal ini, kelemahan yang saya temukan paling awal
adalah didalam jurnal ini tidak terlalu menjelaskan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Hal ini membuat kurang mengerti dan memahami hasil penelitian.
BAB IV
BAB IV
KESIMPULAN
Kawasan agropolitan Tomohon Timur masih bisa dikatakan sebagai kawasan agropolitan
yang berkembang seutuhnya. Sesuai dengan persyaratan kawasan agropolitan dari Departemen
Pertanian, ada beberapa persyaratan yang belum terpenuhi oleh agropolitan Tomohon Timur
yang membuat wilayah agropolitan ini kurang berkembang.
SARAN