PEPMA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyusunan dan Evaluasi

Program Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis


Dosen Pengampu : Bapak Prof. Dr. Ir. H. Luthfi Fatah, MS

Oleh:
ZULFA DHIYA ULHAQ
2010514220013

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena telah
memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan
paper ini dengan judul …………. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari
Bapak Prof. Dr. Ir. H. Luthfi Fatah, MS pada mata kuliah Penyusunan dan
Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis. Selain itu, penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Luthfi
Fatah, MS selaku dosen mata kuliah Penyusunan dan Evaluasi Program
Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis karena tugas yang telah diberikan sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Banjarbaru, 24 Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Tanah Laut merupakan salah satu kabupaten yang berada di
wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, yang didirikan pada tahun 1965
berdasarkan Undang-Undang No. 08 Tahun 1965 tanggal 2 Desember 1965,
dengan Ibu Kota Kabupaten di Pelaihari.
Secara letak geografis, Kabupaten Tanah Laut terletak di antara
114o30'20'' BT – 115o23'31'' BT dan 3o30'33'' LS - 4o11'38'' LS. Luas
wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah 3.631,35 km2 (SK. Gubernur) atau
hanya 9,71% dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.
Kabupaten Tanah Laut terdiri atas 11 kecamatan yaitu Kecamatan
Pelaihari, Bajuin, Takisung, Batu Ampar, Panyipatan, Jorong, Kintap, Tambang
Ulang, Bati-Bati, Kurau dan Bumi Makmur serta, 135 desa dan kelurahan yang
tersebar didalam Kabupaten Tanah Laut. Adapun batas administrasi wilayah
Kabupaten Tanah Laut adalah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banjar dan Kabupaten
Kotabaru.
- Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa.
- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tanah Bumbu.
- Sebelah barat berbatasan dengan Laut Jawa
Keadaan wilayahnya terdiri dari dataran tinggi dan bergunung-gunung,
dataran rendah, serta pantai dan rawa. Jenis tanahnya sangat beragam yaitu latosol
(29,17 %), podsolik (32,98 %), alluvial (32,26 %) dan organosol (5,59 %). Dari
segi pemanfaatannya, lahan tersebut terdiri dari pemukiman, persawahan, tegalan,
kebun campuran, perkebunan, alang- alang/semak dan hutan.
Luas zona perairan laut, sepanjang 3 mil dari garis pantai pada saat
pasang tertinggi sepanjang 200 km. Bila luas daratan Kabupaten Tanah Laut
ditambah dengan luas zona perairan lautnya, maka total luas wilayah menjadi
449.730 Ha atau 4.497,3 km.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini yaitu untuk dapat menganalisis prospek dari
perkembangan sektor pertanian padi di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut.
BAB II
DASAR TEORI

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun yang berasal


dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Penanaman padi
sendiri sudah dimulai sejak Tahun 3.000 sebelum masehi di Zhejiang, Tiongkok
(Purwono dan Purnamawati, 2007). Hampir setengah dari penduduk dunia
terutama dari negara berkembang termasuk Indonesia sebagian besar menjadikan
padi sebagai makanan pokok yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan
pangannya setiap hari (Rahmawati, 2006). Hal tersebut menjadikan tanaman padi
mempunyai nilai spiritual, budaya, ekonomi, maupun politik bagi bangsa
Indonesia karena dapat mempengaruhi hajat hidup banyak orang (Utama, 2015).
Indonesia adalah salah satu negara penghasil padi terbesar di dunia
(6.905.612.600 ton dengan luas panen 1.344.552.400 Ha), berdasarkan kontribusi
terhadap produksi nasional terdapat sepuluh provinsi utama penghasil padi yaitu
Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Sumatera Utara,
Lampung, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan (data BPS
2014). Padi merupakan bahan pangan utama yang digunakan oleh masyarakat
indonesia setelah jagung dan ubi, sehingga ketersediaannya cukup terjamin.
Padi merupakan tanaman yang mudah hidup hampir disetiap daerah di
Indonesia. Padi tahan terhadap cuaca kemarau ataupun hujan, tahan terhadap
hama penyakit, mudah dikembangbiakkan (satu batang padi dapat menghasilkan
delapan batang padi) dan relatif cepat (umur empat bulan). Hampir setiap provinsi
di Indonesia memiliki luas panen padi yang mampu mencukupi kebutuhan
masyarakatnya.
Padi pada umumnya merupakan tanaman semusim dalam pertumbuhannya
tanaman padi memerlukan unsur hara, air dan energi. Hara adalah unsur
pelengkap dari komposisi asam nukleik, hormon dan enzim yang berfungsi
sebagai katalis dalam merombak fotosintat atau respirasi menjadi senyawa yang
lebih sederhana. Air diperoleh tanaman dari tanah, dan energi di dapat dari hasil
fotosintesis dengan bantuan sinar matahari.
Produksi padi merupakan salah satu hasil bercocok tanam yang dilakukan
dengan penanaman bibit padi dan perawatan serta pemupukan secara teratur
sehingga menghasilkan suatu produksi padi yang dapat dimanfaatkan. Padi
tersebut kemudian diproses menjadi beras, yang mana beras itu sendiri akan
diolah menjadi nasi.
Hingga saat ini beras merupakan makanan pokok Indonesia dengan alasan-
alasan bahan komsumsi penting baik dari segi pengeluaran rumah tangga, sebagai
sumber kalori, maupun sumber protein, menjadi sumber pendapatan dan
kesempatan kerja bagi sebagian besar penduduk, merupakan komuditas politis
(Mears, 1982).
Padi sebagai sumber karbohidrat utama karena padi memiliki kelebihan
sifat tanaman bila dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lainnya,
antara lain yaitu memiliki sifat produktivitas tinggi, dapat disimpan lama, dan
lahan sawah relatif tidak mengalami erosi (Taslim dan Fagi, 1988).
BAB III
PEMBAHASAN

Bupati Tanah Laut H. M. Sukamta mengungkapkan , salah satu potensi


cukup besar dimiliki Kabupaten Tanah Laut ada di sektor pertanian. Sektor
tersebut bisa menjadi salah satu bagian penting dalam mewujudkan kebutuhan
pangan bagi pembangunan Ibu Kota Negara.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tanah Laut
Ir. M.Faried Widyatmoko mengatakan luas lahan baku sawah petani di Tanah
Laut tahun 2021 dari data Kementrian Pertanian 29.313 hektare. Namun, pada
tahun 2022 terjadi kenaikan menjadi 39.000 hektare.
Saat ini sebanyak 67 persen masyarakat Tanah Laut bergantung kehidupan
ekonominya bersumber dari sektor pertanian dalam arti luas. Pemkab terus
berupaya keras untuk mengurangi beban masyarakat tani diantaranya, menjalin
kerjasama dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat termasuk
Kementan untuk mengembangkan perekonomian di Tanah Laut.
Perbaikan infrastruktur pertanian di Kabupaten Tanah Laut menjadi
perhatian Pemerintah Kabupaten Tanah Laut (Pemkab Tala), karena dengan
membaiknya infrastruktur tersebut dapat membantu meningkatkan produksi hasil
pertanian di Kabupaten Tanah Laut. Potensi hasil pertanian di kabupaten tersebut
sangat menjanjikan, namun harus ditunjuang dengan infrastruktur memadai, salah
satunya jalan usaha tani.
Sumber pangan yang ada di Kabupaten Tanah Laut apabila tidak
diperhatikan akan berpengaruh kehidupan masyarakat di daerah tersebut. Untuk
itu pemerintah Kabupaten Tanah Laut terus melakukan perbaikan jalan pertanian
setiap tahunnya, dan tentunya perlu bantuan dari pemerintah provinsi maupun
pemerintah pusat.
Banyak peningkatan yang dilakukan untuk mendukung sektor pertanian.
Hal yang nampak dirasakan adalah perbaikan ataupun pembangunan berbagai
infrastruktur pertanian seperti jalan usaha tani, jalan produksi, saluran tabat
termasuk juga dukungan berbagai alat mesin pertanian seperti hand tractor,
perontok padi dari yang kecil hingga besar, alat tanam, perotok jagung yang
nilainya tidak sedikit.
BAB IV
FORMAT PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

4.1 Keadaan

Anda mungkin juga menyukai