Laporan Tutorial 4 Skenario 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Tutorial 4

Blok Eye
Skenario 1

Kelompok :

1. Dwi Nonita Nugraheni J500170046


2. Nurjihan Nabilah J500170047
3. Anita Arum Wijayatri J500170049
4. Celina Rizki Annisa J500170052
5. Rahmi kurniasih J500170053
6. Nadya dwi puspitasari J500170054
7 Andra Cahya wulandari djohar .J500170055
8.J Saskia Sabrina J500170056
9 Anindya Atiqah ristanti. J500170057
10. Anisah Adilah J500170058

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
REFRAKSI ANOMALI

Bapak A-43 tahun- dan putranya datang


ke rumah sakit dengan sakit kepala sebagai
keluhan utama. Keluhan sudah terjadi sejak tiga
hari lalu. Mr A merasakan sakit kepala di sore
hari, meningkat saat membaca, dan dilepaskan
ketika beristirahat atau tidur. Sejak 23 tahun
lalu, pasien memiliki kacamata. Sejak lima bulan
lalu, dia mengeluh bahwa dia harus mendapatkan
koran yang jauh agar dapat dibaca. Putranya
selalu duduk di depan kelas agar bisa dibaca.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan
sebagai berikut: Tuan A: tekanan darah 110/80
mmHg, bola matanya normal, kornea dan lensa
bening / transparan. Pemeriksaan visus
menemukan: OD: 6/15 OS: 6/30 dengan lubang
jarum, visus menjadi 6/6. Hasil koreksi: OD: C
1,00; sumbu 75 ° dan OS: S -1,5 C -1,75, sumbu
105 °. Putranya: OD: 6/9 OS:6/12, dengan lubang
jarum, visus menjadi 6/6. Hasil koreksi: OD: S0,5
dan OS: S-0,75.
Dokter menjelaskan bahwa pasien
mendapat refraksi anomali dan presbiopia.
Kemudian pasien diberi resep kacamata. Dokter
juga mengedukasi pasien tentang kondisi mereka.
Silakan tulis resep kacamata di bawah ini!
STEP 1
1. cornea = bagian anterior mata yg transparan
2. presbiopi = mata tua/ kondisi mata yang perlahan-lahan berkurang dikarenakan
usia.
3. refcartion anomali = Kelainan mata yang terbanyak adalah anomali refraksi atau
bahasa awamnya mata minus, plus dan silinder.
4. Pinhole = sebuah layar hitam dengan lubang kecil di tengah yang dipasang
di depan mata yang diperiksa.
5. Visus = penglihatan
6. s-05 = lensa sferis 0,5
7. axis = orientasi dari silinder, ditunjukkan dari angka 0-180 derajat
8. OS = oculus sinistra (mata kiri)
9. OD = oculus dextra (mata kanan)
10. C-1.75 = lensa silindris 1.75
11. Lensa = benda bening yang dibatasi oleh 2 buah bidang lengkung.
12. Bifokus = Memiliki 2 titik fokus yang dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan mata presbiopi (mata tua). Kegunaannya untuk melihat jauh
dan dekat dengan 1 lensa
13. prescription = resep

STEP 2
1. Mengapa pasien mengalami sakit kepala ?
2. Jelaskan hasil pemeriksaan vusus pada skenario?
3. Mengapa pasien mr. a tidak dapat melihat dengan jelas, harus dengan jarak jauh?
4. Apakah penyakit di skenario merupakan penyakit keturunan
5. Bagaimanakah interpretasi dari pemeriksaan fisik tersebut?
6. Apa kelainan refraksi yg dialami anaknya ?
7. Apa diagnosis pada skenario?
8. Apa penyebab kelainan yg dialami pasien?
9. Mengapa sakit kepalanya meningkat saat menbaca dan mereda saat beristirahat?
10. mengapa pasien diresepkan kacamata lgi pdahal sebelumnya sudah memakai kacamata?
11. Apakah kelainan yg dialami pasien bisa sembuh dan kembali normal?
12. Macam-macam kelainan refraksi
13. mengapa pasien tidak bisa membaca koran dengan jarak dekat?
14. apakah ada hubungan usia pasien dengan keluhan?
15. Apa itu Autosomal domina dan resesif ?

STEP 3
1. Mengapa pasien mengalami sakit kepala ?
JAWAB :
Bisa karena ketika membaca, mata bekerja terlalu keras, sehingga otot-otot bola mata
akan mengalami kelelahan dan mengakibatkan sakit kepala. Sakit kepala juga bisa disebabkan
karena adanya perubahan cahaya yang dapat merangsang saraf pda daerah mata, sakit kepala juga
bisa disebabkan karna banyak bermain gadget yang lama ditambah postur tubuh yang birul
2. Jelaskan hasil pemeriksaan vusus pada skenario?
JAWAB :
Pada pemeriksaan visus anaknya didapatkan: OD 6/9 berarti pada mata kanan dpt melihat
huruf pada jarak 6 meter yg oleh orng normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 9 meter. OS
6/12 berarti pada mata kiri dapat melihat huruf pd jarak 6 meter yg pada orng normal dapat dilihat
pada jarak 12 meter.Setelah dilakukan pemeriksaan dg pinhole didapatkan hasil mata kanan - 0,5
dan mata kiri - 0.75
#Mr.A, Pemeriksaan didapatkan
- OD 6/15 : artinya dapat melihat huruf dalam jarak 6 m sedangkan pada orang normal dapat
dilihat pada jarak 15 m, didapatkan juga lensa silindris -1.00 dan axis 75
- OS 6/30 : dapat melihat huruf pada jarak 6 m, sedangkan pada orang normal dapat dilihat
pada jarak 30 m. Didapatkan juga lensa sferis -1.5 + lensa silindris -1,75 dan axis 105
#Anaknya
- Pada pemeriksaan visus anaknya didapatkan: OD 6/9 berarti pada mata kanan dpt melihat
huruf pada jarak 6 meter yg oleh orng normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 9 meter.
- OS 6/12 berarti pada mata kiri dapat melihat huruf pd jarak 6 meter yg pada orng normal
dapat dilihat pada jarak 12 meter.
- Setelah dilakukan pemeriksaan dg pinhole didapatkan hasil mata kanan - 0,5 dan mata kiri -
0.75

3. Mengapa pasien mr. a tidak dapat melihat dengan jelas, harus dengan jarak jauh?
JAWAB :
Karena pasien mengalami kelainan dimana pasien tidak fapat melihat jarak yang dekat
sehingga pasien lebih jelas melihat dalam jarak jauh

4. Apakah penyakit di skenario merupakan penyakit keturunan?


JAWAB :
Ya karena , Faktor genetik memegang peranan penting pada terjadinya anomali refraksi.
Faktor genetik dapat menurunkan sifat kelainan refraksi ke keturunannya, baik secara autosomal
dominan maupun autosomal resesif. Anak dengan orang tua yang mengalami kelainan refraksi
cenderung mengalami kelainan refraksi.

5. Bagaimanakah interpretasi dari pemeriksaan fisik tersebut?


JAWAB :
td : 110/80 rendah (N:120/80)
bola mata: normal
Kornea : jernih
lensa : transparan
Jadi untuk pemeriksaan fisiknya normal tapi untuk sistoliknya sedikit ada penurunan

6. Apa kelainan refraksi yg dialami anaknya ?


JAWAB :
Mengalami Miopi karena tidak bisa melihat pada jarak jauh dan pd skenario jg dia selalu
duduk di dpn. Ditambh dg pemeriksaan visus yg menunjukkan hasil mata kanan -0,5 dan mata
kiri-0.75

7. Apa diagnosis pada skenario?


JAWAB :
- # Mr. A
Mengalami Presbiophi dan silindris karena tidak bisa melihat/membaca pada jarak dekat
seperti pd skenario.

- # Anaknya
Mengalami Miopi karena tidak bisa melihat pada jarak jauh dan pd skenario jg dia selalu
duduk di dpn. Ditambh dg pemeriksaan visus yg menunjukkan hasil mata kanan -0,5 dan
mata kiri-0.75

8. Apa penyebab kelainan yg dialami pasien?


JAWAB :
Presbiopi: lensa mata akan mengalami perubahan menjadi lebih keras dan mulai
kehilangan kelenturannya, hal ini terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Akibat kehilangan
kelenturannya inilah lensa mata menjadi sulit untuk memfokuskan cahaya yang ada dan sebagai
akibatnya gambar yang dihasilkan menjadi tidak fokus/kabur.
Miopi: kondisi ini terjadi karena mata yang tidak dapat memfokuskan cahaya pada tempat
yang semestinya, yaitu pada retina mata.
9. Mengapa sakit kepalanya meningkat saat menbaca dan mereda saat beristirahat?
JAWAB :
Bisa karena ketika membaca, mata bekerja terlalu keras, sehingga otot-otot bola mata
akan mengalami kelelahan dan mengakibatkan sakit kepala. Sakit kepala hilang ketika istirahat
karena mata tidak bekerja terlalu keras seperti saat membaca.

10. Mengapa pasien diresepkan kacamata lgi pdahal sebelumnya sudah memakai kacamata?
JAWAB :
Karena menurut diagnosis dokter terbaru pasien mengalami retraksi anomali, dimana
kondisi sebelumnya berbeda dengan keluhan yang sekarang. Jadi dokter membuat resep kacamata
yg baru agar kualitas hidup pasien meningkat krn keluhan berkurang.

11. Apakah kelainan yg dialami pasien bisa sembuh dan kembali normal?
JAWAB :
Menurut sumber yg saya baca, bisa disembuhkan dengan operasi, namun harus atas saran
dokter

12. Macam-macam kelainan refraksi


JAWAB :
- Minus (miopia) atau rabun jauh. Mata sulit memfokuskan bayangan benda yang terletak jauh.
Dikoreksi dengan kacamata negatif.
- Hipermotria atau rabun dekat. Terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. mata dengan
kekuatan lensa positif yang kurang, sehingga sinar sejajar tanpa akomodasi difokuskan di
belakang retina
- Astigmatisma (silindris) Timbul akibat kelainan kecembungan kornea, yaitu pada bagian
transparan di depan bola mata
- Presbiopia ,Lebih dikenal dengan “mata tua” karena mereka yang mengalami gangguan ini
berusiabiasanya 40 tahun ke atas, Kemampuan mata untuk membaca dekat, akan berkurang.
Dikoreksi dengan kacamata berlensa rangkap.yang penting adalah khususnya pada anak anak,
apabila tidak diberi kacamata maka syaraf mata tidak berkembang dengan baik. Istilahnya
mata malas (ambliopia) kalau sudah ambliopia, maka walaupun diberi kacamata penglihatan
tidak akan maksimal.
13. mengapa pasien tidak bisa membaca koran dengan jarak dekat?
JAWAB :
Pada pasien tidak dapat membaca koran dengan jelas pada jarak dekat/normal bisa jadi
dikarenakan adanya cacat mata hipermetropi. Cacat mata rabun dekat terjafi karena fokus lensa
memiliki jarak yang terlalu panjang. Titik dekat (punctum proximum) pada penderita letaknya
lebih jauh dari titik dekat mata normal yaitu lebih dari 25cm dan titik jauh berjarak tak terhingga,
karena bayangan yang terbentuk jatuh dibelakang retina.

14. apakah ada hubungan usia pasien dengan keluhan?


JAWAB :
Ya, ada hubungannya, karena pasien mengalami presbiopia. Dimana keluhan ini biasanya
dialami oleh orang-orang berumur lebih dari 40 tahun. Keluhan ini disebabkan oleh hilangnya
elastisitas lensa mata yang menyebabkan pasien sulit untuk melihat pada jarak yang dekat

15. Apa itu Autosomal domina dan resesif ?


JAWAB :
salah satu dari beberapa cara yang sifat atau gangguan yang dapat diturunkan melalui
keluarga.  Autosomal dominan juga bisa diartikan sebagai Pola pewarisan di mana seorang
individu yang terkena memiliki satu salinan gen mutan dan satu gen normal pada sepasang
kromosom autosomal. Berhubungan dgn faktor genetik teesebut, cara penurunan dapat secara
autosomal dominan, autosomal resesif dan sex linked. Derajat kelainan refraksi (miopia)
yang diturunkan juga bervariasi.

STEP 4
Untuk Mr. A, beliau menderita presbiopi, dilihat dari usia dan keluhan beliau seperti sulit
membaca dalam jarak yang dekat. Sedangkan anaknya, menderita myopi yaitu ketidakmampuan
membaca/melihat dalam jarak yang jauh.

STEP 5
1. Menjelaskan Konsep dasar mata anatomi, dan histology
2. Menjelaskan Konsep dasar fisiologi biokimia
3. Menjelaskan jenis kelainan refraksi definisi, etiologi dan faktor resiko
4. Menjelaskan jenis jenis/kelompok kelainan refraksi
5. Menjelaskan patofisiologi jenis kelainan refraksi
6. Menjelaskan manifestasi klinis, anamnesis dan pemeriksaan fisik kelainan refraksi
7. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dan diagnosis banding kelainan refraksi
8. Menjelaskan penatalaksanaan komprehensif kelainan refraksi
9. Membuat resep kaca mata dan cara membaca gambar di skenario
10. Menjelaskan komplikasi dan prognosis kelainan refraksi
11. Melakukan pencegahan kelainan refraksi
12. Menjelaskan aturan Alquran dan sunnah tentang penggunaan mata dan menundukan kepala

STEP 6
Pembahasan secara kelompok di kost masing masing.
STEP 7
1. Menjelaskan Konsep dasar mata anatomi, dan histology
JAWAB:

Berikut ini bagian-bagian mata dan fungsinya, yaitu:

 Sklera: Bagian putih mata untuk melindungi mata


 Pupil: Titik hitam di tengah mata adalah lubang dimana cahaya masuk ke mata.
 Iris: Bagian mata yang mengelilingi pupil untuk mengontrol intensitas cahaya yang
masuk dengan cara merubah ukuran pupil.
 Kornea: Lapisan bening di depan mata yang melindungi iris dan pupil.
 Lensa Bening: Terletak di bagian pupil yang berfungsi untuk fokus cahaya ke retina.
 Retina: Lapisan dalam di bagian belakang mata dengan 10 lapisan sel lain, bagian
mata paling penting.
Bagian dari refraksi mata, yaitu:

 Pupil adalah bagian gelap di tengah mata yang bertugas untuk merespon cahaya yang
masuk. Saat keadaan terang, pupil akan menutup sekitar 1 mm untuk melindungi
retina dari cahaya yang sensitif.Saat keadaan gelap, pupil akan terbuka sekitar 10 mm
agar cahaya bisa masuk dan terlihat lebih jelas. Cara kerja pupil seperti aperture atau
bukaan kamera.
 Iris mata adalah bagian di sekeliling pupil yang bertugas untuk mengontrol ukuran
pupil dan intensitas cahaya yang dapat masuk ke retina.
 Lensa mata berbentuk cembung transparan. Cahaya masuk ke pupil lalu mencapai
lensa. Lensa bertugas untuk memfokuskan cahaya ke retina. Fokus lensa mata akan
berkurang seiring bertambahnya usia.
 Otot siliaris melekat pada lensa, bertugas sebagai akomodasi lensa untuk mengatur
bentuk lensa dalam pemrosesan cahaya.
 Kornea adalah lapisan transparan yang melindungi pupil, iris mata, bilik mata depan
(anterior chamber) atau area yang dipenuhi cairan di antara kornea dan iris mata.
Kornea mata berfungsi sebagai sistem fokus mata utama.Kornea terdiri dari saraf-
saraf penting yang sangat sensitif. Kornea adalah pertahanan pertama mata terhadap
benda asing dan resiko cedera. Kornea harus dalam kondisi jernih untuk membiaskan
cahaya.
Terdapat dua cairan di mata sebagai nutrisi mata, yaitu :

 badan bening (Vitreous Fluid) merupakan cairan mata seperti gel di belakang mata
 (Aqueous humor) merupakan cairan berlendir transparan serupa plasma.

Retina adalah anatomi mata selanjutnya, yaitu lapisan mata paling dalam yang terdiri atas
120 juta sel fotoreseptor yang mendeteksi cahaya lalu mengubahnya jadi impuls listrik untuk
dikirim ke otak lalu diproses. Berikut ini adalah saraf-saraf mata penting lainnya, yaitu:

 Sklera adalah bagian putih pada mata Anda yang berfungsi melindungi bola mata.
Sklera memiliki tekstur berserat untuk menjaga bentuk mata.
 Konjungtiva adalah selaput transparan yang berbentuk tipis untuk menutupi sebagian
besar sklera dan bagian dalam kelopak mata Anda. Konjungtiva berfungsi sebagai
pelumas mata dan melindungi mata dari mikroba.
 Koroid adalah lapisan jaringan ikat yang menghubungkan antara retina dan sklera.
Koroid mengandung pembuluh darah dengan konsentrasi tinggi yang ketebalannya
0,5 mm. Koroid juga mengandung sel-sel pigmen penyerap cahaya untuk mengurangi
pantulan di retina.

2. Menjelaskan Konsep dasar fisiologi biokimia


JAWAB :
Mata merupakan salah satu organ yang penting dalam tubuh manusia. Mata dapat
dibedakan menjadi tiga lapisan. Lapisan terluar adalah kornea dan sklera yang masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda. Kornea berfungsi sebagai pelindung mata dari infeksi dan
kerusakan struktural serta membiaskan cahaya ke lensa dan retina. Sklera merupakan mantel atau
pelindung mata agar tetap mempertahankan bentuknya saat ada tekanan dari internal maupun
eksternal. Sklera tertutup oleh selaput transparan yang disebut dengan konjungtiva. Kornea dan
sklera dihubungkan oleh limbus. (Willoughby CE, 2010). Lapisan kedua terdiri dari iris, badan
siliar dan koroid. Iris berfungsi dalam pengaturan akomodasi pupil agar cahaya yang masuk dapat
tersampaikan ke retina dengan baik. Badan siliar berfungsi dalam memproduksi aqueous humor
dan terletak antara iris dan koroid (Borges, AS, 2013).
Koroid berfungsi dalam memasok oksigen dan nutrisi ke bagian luar dan dalam retina.
Fungsi lain dari koroid adalah menyerap cahaya, termoregulasi dengan menghilangkan panas dari
mata, dan juga mengatur tekanan intraokuler dengan mengontrol vasomotor aliran darah (Nickla,
DL, 2010). 6 Lapisan terdalam dari mata adalah retina. Retina merupakan bagian mata yang peka
terhadap cahaya, mengandung sel-sel kerucut dan sel batang. Bila sel batang dan sel kerucut
terangsang, sinyal akan dijalarkan melalui sel saraf pada retina itu sendiri, ke serabut saraf
optikus dan diinterpretasikan oleh korteks serebri (Guyton,2013).

3. Menjelaskan jenis kelainan refraksi definisi, etiologi dan faktor resiko


JAWAB :
 MYOPIA (Rabun Jauh)
- Miopia dibagi berdasarkan beberapa karakteristik sebagai berikut :
o Menurut jenis kelainannya, Vaughan membagi miopia menjadi :
 Miopia aksial, dimana diameter antero-posterior dari bola
mata lebih panjang dari normal.
 Miopia kurvatura, yaitu adanya peningkatan curvatura
kornea atau lensa.
 Miopia indeks, terjadi peningkatan indeks bias pada cairan
mata.
o Menurut perjalanan penyakitnya, miopia di bagi atas (Ilyas, 2005) :
 Miopia stasioner yaitu miopia yang menetap setelah dewasa.
 Miopia progresif, yaitu miopia yang bertambah terus pada
usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata.
 Miopia maligna, yaitu keadaan yang lebih berat dari miopia
progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan
kebutaan.
- Definisi : Kesulitan melihat jauh dengan jelas . sinar sejajar yang masuk ke
mata jatuh di depan retina pada mata yang istirahat (tanpa akomodasi).
- Etiologi : belum diketahui secara pasti. Ada beberapa keadaan yang dapat
menyebabkan timbulnya miopia seperti alergi, gangguan endokrin,
kekurangan makanan, herediter, kerja dekat yang berlebihan dan kekurangan
zat kimia (kekurangan kalsium, kekurangan vitamin) (Desvianita cit Slone,
1997).
- Faktor Risiko :Faktor-faktor yang mempengaruhi progresifitas miopia antara
lain : (Mangunkusumo, 1986; Rahman, 1992) :
o Usia, makin muda usia anak semakin besar pertumbuhan anatomis
bola matanya.
o Penyakit pada mata.
o Kerja dekat
o Intensitas cahaya.
o Posisi tubuh.
o Berdasarkan penyebab miopia, menurut Sidarta Ilyas :
 Miopia refraktif adalah bertambahnya indeks bias media
penglihatan, seperti pada katarak.
 Miopia aksial adalah akibat panjangnya sumbu bola mata,
dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.
 PRESBIOPIA (Rabun Dekat Usia Lanjut)
- definisi : Suatu perubahan fisiologis yang terjadi pada usia ≥40 tahun dimana
daya akomodasi berkurang, hingga kemampuan melihat dekat atau membaca
berkurang
- etiologi : Lensa mata dikelilingi otot yang bersifat elastis, sehingga bisa
mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan cahaya. Namun seiring
bertambahnya usia, otot di sekitar lensa mata akan kehilangan elastisitasnya
dan mengeras. Kondisi mengerasnya otot-otot lensa itu lah yang
menyebabkan presbiopi. Lensa menjadi kaku dan tidak bisa berubah bentuk,
membuat cahaya yang masuk ke retina tidak fokus.
- Faktor Risiko :
o Usia. Hampir semua orang akan mengalami gejala presbiopi setelah
usia 40 tahun.
o Obat-obatan. Beberapa obat seperti antihistamin, antidepresan, dan
diuretik dihubungkan dengan gejala presbiopi prematur, yaitu
presbiopi pada individu di bawah usia 40 tahun.
o Penyakit. Diabetes, multiple sclerosis, atau penyakit jantung dan
pembuluh darah dapat meningkatkan risiko presbiopi prematur.

 HIPERMETROPI (Rabun Dekat)


- Definisi : Kesulitan melihat dekat dengan jelas
- Etiologi : Hipermetropi terjadi akibat cahaya yang masuk ke mata tidak
terfokus ke tempat yang semestinya (retina), tetapi terfokus ke belakangnya.
Hal ini disebabkan oleh bola mata yang terlalu pendek, atau bentuk kornea
maupun lensa mata yang tidak normal.
- Faktor risiko :
- Memiliki orang tua yang menderita hipermetropi.
- Berusia di atas 40 tahun.
- Menderita diabetes, kanker di sekitar mata, gangguan pada pembuluh
darah di retina, atau sindrom mata kecil (micropthalmia).
-
 ASTIGMATISM (Silindris)
- Definisi : Yaitu distorsi penglihatan akibat kelengkungan Kornea dan Lensa
yang tidak sama di berbagai meridian. Astigmatisme merupakan gangguan
penglihatan yang disebabkan oleh cacat pada lengkungan lensa atau kornea.
Kondisi ini dapat mengakibatkan pandangan menjadi terdistorsi atau kabur.
Astigmatisme umumnya muncul saat lahir, tetapi bisa juga disebabkan oleh.
cedera yang dialami oleh mata di kemudian hari atau sebagai komplikasi dari
operasi mata.
- Etiologi :
Berdasarkan penyebabnya, astigmatisme dibedakan menjadi dua jenis:
o Astigmatisme yang disebabkan oleh cacat pada kornea mata disebut
astigmatisme korneal.
o Astigmatisme yang disebabkan oleh cacat pada lensa mata disebut
astigmatisme lentikular.
Berdasarkan jenis kerusakannya:
o Astigmatisme regular adalah ketika satu sisi kornea mata lebih
melengkung dari sisi lainnya. Kondisi ini adalah kondisi yang umum
ditemui dan dapat diobati dengan bantuan kacamata atau lensa mata.
o Astigmatisme irregular adalah ketika kornea mata tidak rata tidak
hanya di satu sisi, tetapi di seluruh permukaan kornea. Kondisi ini
terjadi karena adanya cedera yang meninggalkan luka pada kornea.
Kondisi ini bisa diobati dengan menggunakan bantuan lensa mata
dan bukan dengan kacamata.

4. Menjelaskan jenis jenis/kelompok kelainan refraksi


JAWAB
Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan cahaya sehingga bayangan tidak fokus tepat di
retina mata yang mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.
Ada beberapa macam kelainan refraksi :
 MYOPIA (RABUN JAUH) =
tidak mampu melihat melihat obyek jauh dengan tanpa disertai adanya gangguan
penglihatan dekat. melihat obyek jauh dengan menyipitkan mata adalah khas dari
MYOPIA. Myopia terbagi 2 :
o Myopia Axial : jarak fokus media refrakta normal/panjang bola mata normal
(22,6 mm), panjang sumbu orbeta >22,6 mm  bola mata lebih panjang dari
ukuran normal.
o Myopia Refrakif : jarak fokus refrakta < 22,6 m, panjang suhu orbeta normal.
 HYPERMETROPIA
merupakan suatu keadaan dimana sinar sejajar yang memasuki bola mata dibiaskan oleh
media refrakta di belakang retina. Hypermetropia terbagi 2 yaitu :
o Hypermetropia Absolut : besar derajat refraksi anomali tidak dapat
dikompensasi oleh akomodasi (dibantu oleh kaca mutlak).
Akomodasi pada anak-anak masih sangat hebat. Akomodasi berlebihan
menyebabkan mata berkeja juga secara berlebihan sehingga mata cepat lelah 
ASTENOPIA (nyeri kepala, mata berair)  sering pada dewasa
o Hypermetropia Fakultatif : besar derajat refraksi anomalsi masih dapat
dikompensasi oleh akomodasi  masih bisa jadi normal.
o Hypermetropia Axial : bola mata pasien kecil. Ukuran dari lengkung cornea –
mata belakang.
o Hypermetropia Refraktif : bola mata besar dan titik fokus tidak bisa persis
jatuh di tengah.
 ASTIGMATISME
suatu gambaran yang bentuknya tidak fokus menjadi satu (bayangan double).
o Mata normal : sinar yang masuk tepat di point of focus
o Atigmatisme : sinar berhamburan, ada yang di depan, belakang (bias tidak
sempurna).
o gejala Astigmatisme : melihat tulisan menjadi miring, lihat orang menjadi double
o Jenis Astigmatisme terbagi menjadi 2 :
- Irregulers  pembiasan cahaya yang terjadi di dalam bola mata tidak
beraturan.
- Regularis  pembiasan cahaya yang terjadi di dalam bola mata
beraturan.

 PRESBIOPIA = berkurangnya kemampuan melihat dekat yang berhubungan dengan


proses penuaan. Biasanya terjadi pada usia > 40th.

5. Menjelaskan patofisiologi jenis kelainan refraksi


JAWAB
- PRESBIOPIA : Presbiopi adalah keadaan berkurangnya daya akomodasi pada usia
lanjut
Patofisiologi : Akibat kelemahan otot akomodasi dan lensa mata yang  berkurang
elastisitasnya menyebabkan sinar yang datang kearah mata di biaskan di belakang retina,
sehingga bayangan tidak jatuh tepat di retina sehingga penderita tidak mampu melihat
benda dengan jelas.
- Miopia : Miopi adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar
yang berlebihan  sehingga sinar sejajar yang dating dibiaskan di depan retina
Patofisiologi : Diameter anterior posterior bola mata yang lebih panjang, kurvatura
kornea dan Lensa yang lebih besar, dan perubahan indeks refraktif menyebabkan sinar
yang datang sejajar kearah mata dibiaskan di depan retina, sehingga bayangan kabur pada
retina.
- Hipermetropia : Keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh
tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina.
Patofisiologi : Diameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek, kurvatura
kornea dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif menyebabkan sinar
sejajar yang datang dari objek terletak jauh tak terhingga di biaskan di belakang retina.
- Astigmatisma : Astigmatisma adalah suatu keadaan dimana berkas sinar tidak
difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina akan tetapi pada 2 garis titik api yang
saling tegak lurus yang terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.
Patofisiologi : Perbedaan diameter anterior posterior bola mata, kurvatura kornea dan
lensa serta indek bias kedua mata menyebabkan sinar sejajar tidak dibiaskan secara
seimbang pada seluruh meridian.

6. Menjelaskan manifestasi klinis, anamnesis dan pemeriksaan fisik kelainan refraksi


JAWAB:
Manifestasi klinis:
1. Myopia:
- Penderita miopia akan mengatakan melihat jelas dalam jarak dekat atau pada jarak
tertentu dan melihat kabur jika pandangan jauh
- Penderita miopia mempunyai kebiasaan mengernyitkan mata untuk mencegah aberasi
sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil)
- Timbulnya keluhan yang disebut astenopia konvergensi karena pungtum remotum (titik
terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam keadaan
konvergensi. Bila hal di atas menetap, maka penderita akan terlihat juling ke dalam atau
esotropia
2. Hipermetropia:
- Bila 3 dioptri atau lebih, atau pada usia tua, pasien mengeluh penglihatan jauh kabur
- Penglihatan dekat lebih cepat buram, akan lebih terasa lagi pada keadaan kelelahan, atau
penerangan yang kurang
- Sakit kepala biasanya pada daerah frontal dan dipacu oleh kegiatan melihat dekat jangka
panjang. Jarang terjadi pada pagi hari, cenderung terjadi setelah siang hari dan bisa
membaik spontan kegiatan melihat dekat dihentikan
- Eyestrain
- Sensitive terhadap cahaya
- Spasme akomodasi, yaitu terjadinya cramp M. Ciliaris diikuti penglihatan buram
intermiten
3. Astigmatisme
- Penglihatan buram
- Head tilting
- Menengok untuk melihat jelas
- Mempersempit palpebral
- Memegang bahan bacaan lebih dekat
4. Presbiopi
- Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan yang halus/kecil
- Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai
kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama
- Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan punggungnya karena
tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa
- Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari
- Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca
- Sulit membedakan warna

Anamnesis:
1. Umum: identitas (nama, umur, jenis kelamin, alamat, jenis pekerjaan)
2. Khusus:
- Keluhan utama: penglihatan kabur, penglihatan kembar, rasa tidak enak, sakit, rasa
berpasir, ada kotoran, pusing-pusing dll
- Gambaran klinik lain  berhubungan dengan keluhan utama: onset, progresifitas,
lamanya, kekambuhan, adanya air mata, tahi mata, gangguan gerakan bola mata, riwayat
trauma, riwayat penyakit sistemik, dll

Pemeriksaan Fisik
1. Tajam Penglihatan
2. Lapangan Pandang
3. Gerakan Mata
4. Struktur Mata Interna dan Eksterna
5. Pemeriksaan Oftalmoskopi

7. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dan diagnosis banding kelainan refraksi


JAWAB :
Diagnosis banding yang perlu dipikirkan adalah adanya retinopati, glaukoma, distrofi
konus, atau adanya penyakit distrofi pada retina dan makula. Adanya riwayat diabetes, hipertensi,
dan glaukoma pada keluarga meningkatkan kemungkinan adanya suatu kelainan retinopati atau
komplikasi okular lainnya.

8. Menjelaskan penatalaksanaan komprehensif kelainan refraksi


JAWAB :
A. Miopia
Koreksi
 Lensa konkaf (lensa negatif).
 Lensa kontak : soft lens, hard lens.
 Untuk miopia yang agak berat , dapat dilakukan koreksi dengan :
o LASEK ( Laser Epithelial Keratomileusis)  koreksi miopia 6.00 D
sampai 8.0 D. Kekurangan prosedur ini adalah nyeri pasca operasi.
o LASIK (Laser In Situ Keratomileusis)  koreksi miopia 8.00 D,
umumnya sampai 10.0 D. Komplikasi post-operasi adalah dry-eye sebab
saraf kornea terpotong.
 Miopia yang berat dapat dilakukan clear lens extraction (CLE) yang diikuti
penanaman lensa intraokuler .
 Implanted contact lens (ICL)
B. Hipermiopia
Koreksi
 Lensa cekung atau konveks untuk membiaskan sinar lebih kuat ke dalam mata.
Koreksi hipermiopia manifest dimana ukuran lensa positif maksimal yang
memberikan visus normal dan diperoleh tanpa pemberian siklopegik.
 Bila terdapar juling ke dalam (esotropia) diberikan kacamata hipermiopia total.
 Bila terdapar juling ke luar (eksoforia) diberikan kacamata koreksi positif kurang.
C. Astigmatisma
 Lakukan pemeriksaan tajam penglihatan dengan kartu snellen .
 Periksa kelainan refraksi miopia atau hipermiopia.
 Tentukan aksis dan kekuatan koreksi astigmatisma.
D. Presbiopia
 +1.0 D untuk usia 40 tahun
 +1.5 D untuk usia 45 tahun
 +2.0 D untuk usia 50 tahun
 +2.5 D untuk usia 55 tahun
 +3.0 D untuk usia 60 tahun

9. Membuat resep kaca mata dan cara membaca gambar di skenario


JAWAB :
Pada kolom dan baris paling kiri, biasanya tertulis OD dan OS atau R dan L. OD
merupakan singkatan dari Oculus Dextra yang merupakan istilah Latin untuk mata kanan, OS
merupakan singkatan dari Oculus Sinistra, yaitu istilah Latin untuk mata kiri. OU yang
merupakan singkatan dari Oculus Uterque dan mempunyai arti kedua mata.
 SPH = Merupakan singkatan dari “sphere”. Ini menunjukkan jumlah kekuatan lensa
yang dibutuhkan oleh mata Anda, bisa lensa plus atau lensa minus. Jika angka yang
dituliskan dalam kolom tersebut memiliki tanda minus (-), artinya Anda rabun jauh.
Jika angka yang dituliskan dalam kolom diikuti dengan tanda plus (+), artinya Anda
rabun dekat. Semakin besar angka yang dituliskan (terlepas dari tanda minus atau
plus), maka semakin tebal juga lensa yang dibutuhkan mata Anda.
 CYL = Merupakan singkatan dari “cylinder”. Ini menunjukkan apakah Anda
mempunyai mata silinder atau tidak, beserta dengan jumlah kekuatan lensa untuk
silinder. Jika tidak ada angka dituliskan dalam kolom ini, artinya Anda tidak
mempunyai mata silinder atau silinder Anda sangat sedikit sehingga Anda tidak perlu
menggunakan kacamata dengan lensa silinder. Jika dalam kolom ini dituliskan angka
yang diikuti dengan tanda minus (-), artinya kekuatan lensa untuk silinder rabun jauh.
Dan, jika angka diikuti dengan tanda plus (+) artinya untuk silinder rabun dekat.
 AXIS = Merupakan orientasi dari silinder, yang ditunjukkan dari angka 0 sampai
180 derajat. Jika mata Anda silinder, nilai axis juga harus dituliskan dengan
mengikuti kekuatan silinder. Biasanya nilai axis dituliskan dengan didahului oleh
“x”. Contoh: x120, artinya sudut kemiringan lensa silinder adalah 120 derajat untuk
mengoreksi mata silinder.
 ADD = Merupakan kekuatan pembesar yang ditambahkan di bagian bawah lensa
multifokal untuk mengoreksi presbiopia (rabun tua) atau untuk kebutuhan baca.
Angka yang dituliskan dalam kolom ini selalu dalam kekuatan plus (walaupun
mungkin tidak dituliskan tanda plus). Umumnya berkisar antara +0,75 sampai +3.
Dan, biasanya kekuatannya sama pada setiap mata.
 PRISM = Ini menunjukkan jumlah koreksi yang mungkin diperlukan pada
beberapa orang untuk menyelaraskan mata sehingga penglihatan terlihat lurus. Bila
ada, jumlah prism akan dituliskan dalam pecahan atau desimal dan diikuti dengan
arah prism. Terdapat empat singkatan arah prism, yaitu BU (base up= atas), BD
(base down= bawah), BI (base in= ke arah hidung pemakai), dan BO (base out= ke
arah telinga pemakai).

 Gambar dalam scenario adalah formulir resep kacamata yang biasa digunakkan,
formulir kosong yang belum di isi. Kita dapat mengisinya sesuai dengan pemeriksaan
mata yang telah dituliskan dalam scenario.

10. Menjelaskan komplikasi dan prognosis kelainan refraksi


JAWAB:
Gangguan refraksi merupakan bentuk gangguan mata yang berdampak pada buruknya
penglihatan dan memiliki implikasi yang serius pada keadaan sosioekonomi jika tidak terkoreksi.
Apabila kelainan refraktif tidak dikoreksi, hal ini akan menimbulkan gangguan atau penurunan
pada kualitas hidup bagi banyak orang. Gangguan refraksi dapat menimbulkan penurunan
penglihatan bahkan kebutaan. Pada anak-anak, adanya gangguan refraktif yang tidak terkoreksi
dapat mengganggu kemampuan belajar anak pada masa sekolah.
Penyulit yang dapat timbul pada pasien dengan myopia adalah terjadinya ablasio retina
dan strabismus. Strabismus yang terjadi biasanya juling ke dalam (esotropia) akibat mata
berkonvergensi terus menerus. Pada pasien dengan hipermetropia juga dapat ditemukan adanya
esotropia akibat mata terus-menerus berakomodasi melakukan konvergensi.
Gangguan refraksi apabila segera didiagnosis dan ditatalaksana memiliki prognosis yang
baik. Gangguan refraksi yang progresif dan tidak terkoreksi dapat menimbulkan kebutaan.

11. Melakukan pencegahan kelainan refraksi


JAWAB :
 Membaca dalam posisi duduk dengan penerangan cukup, jarak antara mata dengan buku
minimal 30 cm.
 Mengistirahatkan mata setelah 1-2 jam beraktivitas dengan mata (membaca, menonton
televisi, menggunakan komputer, dan lain-lain)
 Mengkonsumsi makanan yang sehat dan gizi seimbang.

12. Menjelaskan aturan Alquran dan sunnah tentang penggunaan mata dan menundukan kepala
JAWAB :
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah
kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya.” (QS. an-Nur [24]: 30-31)
LAMPIRAN
1. Step 1

2. Step 2
3. Step 3
4. Step 4
5. Step 5

6. Step 7

Anda mungkin juga menyukai