LP KMB Psoriasis Vulgaris
LP KMB Psoriasis Vulgaris
LP KMB Psoriasis Vulgaris
PSORIASIS VULGARIS
Oleh:
(2017.01.017)
BANYUWANGI
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Banyuwangi, ……………………
Mahasiswa
Mengetahui,
( ) ( )
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
PSORIASIS VULGARIS
I. Tinjauan Teori
A. Definisi
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Plak atau bercak merah pada kulit dengan sisik tebal berwarna perak
2. Kulit yang menebal
3. Lapisan kering, tipis, dan berwarna putih keperakan yang menutupi plak
4. Paling sering muncul di kulit kepala, siku, lutut, dan punggung bawah
5. Kulit kering dan pecah-pecah hingga berdarah
6. Rasa gatal dan terbakar pada area yang terkena
E. KLASIFIKASI
Berdasarkan gambaran klinisnya psoriasis dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa bentuk antara lain (Gudjonsson dan Elder, 2012):
1. Psoriasis vulgaris Lesi khas dijumpai pada area predileksi psoriasis pada tipe
ini. Meskipun demikian variasi ukuran dan bentuk lesi menyebabkan lesi ini
sering kali disebut dengan nama yang berbeda-beda seperti psoriasis
geografika (menyerupai peta), psoriasis girata (gabungan beberapa plak),
psoriasis anularis (menyerupai cincin), psoriasis rupioid (menyerupai kerucut)
dan psoriasis ostrasea (menyerupai kulit kerang).
2. Psoriasis gutata Dicirikan oleh munculnya plak berukuran kecil (diameter 0,5-
1,5 cm) pada bagian proksimal badan dan ekstremitas yang terjadi secara
akut. Psoriasis gutata umumnya dijumpai pada usia dewasa muda,
dihubungkan dengan HLA-Cw6 dan didahului oleh infeksi tenggorokan yang
disebabkan oleh streptokokus.
3. Psoriasis plak kecil Dibedakan dengan psoriasis gutata oleh onsetnya yang
terjadi pada usia tua, sifatnya yang kronis serta ukuran lesi yang lebih besar
(diameter 1 sampai 2 cm). Selain itu lesi juga lebih tebal dan lebih berskuama.
4. Psoriasis inversa/fleksural Sesuai namanya, lesi psoriasis inversa/fleksural
umumnya dijumpai pada lipatanlipatan utama tubuh seperti aksila,
genitokrural dan leher. Skuama biasanya sangat sedikit atau tidak ada dan lesi
menunjukkan eritema mengkilap berbatas jelas.
5. Psoriasis eritroderma Psoriasis eritroderma merupakan bentuk psoriasis
generalisata yang mengenai seluruh tubuh termasuk wajah, tangan, kaki,
kuku, badan dan ekstremitas. Meskipun gejala klasik psoriasis dapat dijumpai,
pada tipe ini eritema adalah gejala yang paling dominan.
6. Psoriasis pustulosa Gejala utama psoriasis pustulosa ialah dijumpainya pustul
multipel steril yang menyebar di atas kulit yang eritema. Terdapat beberapa
varian klinis psoriasis, antara lain psoriasis pustulosa generalisata (tipe von
Zumbusch), psoriasis pustulosa anularis, impetigo herpetiformis dan psoriasis
pustulosa lokalisata yaitu pustulosis palmaris et plantaris dan akrodermatitis
kontinua Hallopeau.
7. Sebopsoriasis Sebopsoriasis ditandai oleh plak eritema dengan skuama
berminyak terlokalisir pada daerah-daerah seboroik seperti kulit kepala,
lipatan nasolabial, perioral, presternal dan intertriginosa.
8. Psoriasis popok Psoriasis popok biasanya terjadi pada usia 3 sampai 6 bulan.
Lesi awalnya muncul pada area popok sebagai eritema multipel yang
berkonfluen, kemudian diikuti oleh munculnya papul eritema kecil. Papul ini
memiliki skuama putih psoriasis yang tipikal.
9. Psoriasis linearis Bentuk ini merupakan bentuk psoriasis yang sangat jarang
dijumpai. Lesi yang dijumpai berbentuk linear dan berlokasi di
ekstremitas.Selain pada kulit, lesi psoriasis juga dapat dijumpai pada sendi,
kuku dan lidah. Empat puluh persen penderita psoriasis mengalami artritis
yang disebut dengan artritis psoriatik.
F. PHATOFISIOLOGI
Pembentukan lesi
PSORIASIS VULGARI
MK : Gangguan
Citra Tubuh
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam menegakkan
diagnosis psoriasis vulgaris terdiri dari pemeriksaan darah, pemeriksaan
histopatologi. Pemeriksaan darah lengkap bersifat tidak spesifik dan berbagai
penanda inflamasi seperti C-reactive protein (CRP), makroglobulin a2 dan laju
endap darah menunjukkan peningkatan. Albumin serum biasanya menurun
akibat hilangnya stratum korneum sementara profil lipid menunjukkan
peningkatan. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya hiperkeratosis
jenis parakeratosis, akantosis, papilomatosis, dilatasi pembuluh darah,
spongiform pustules of Kogoj maupun mikroabses Munro. (Gudjonsson dan
Elder, 2012).
I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan psoriasis vulgaris menurut (Kurnia & Hana, 2017)
1. Terapi topikal terdiri dari emolien, glukokortikoid, analog vitamin D, asam
salisilat, dithranol, tazaroten dan tar. Fototerapi terdiri dari narrow-band
ultraviolet B (NB-UVB), broad-band ultraviolet B (BB-UVB), psoralen
yang dikombinasikan dengan sinar ultraviolet A (PUVA), laser excimer dan
klimatografi. Terapi sistemik terdiri dari metotreksat, asitretin, agen biologis
(alefacept, etanercept, adalimumab, infliximab, ustekinumab), siklosporin
A, hidroksiurea, 6-tioguanin, celcept dan sulfasalazin.
3. Fototerapi
J. KOMPLIKASI
Menurut (Budiastuti,2017).
1. Hipertensi
2. diabetes tipe 2
4. penyakit ginjal
1. Identitasklien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak badan
sebagian , bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakitsekarang
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak.
Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang
sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separuh
badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
4. Riwayat penyakitdahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung,
anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama,
obat-obat adiktif dan kegemukan.
5. Riwayat penyakitkeluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi
ataupun diabetes militus.
6. Riwayatpsikososial.
7. Pola fungsikesehatan.
a. Polapersepsi
Stroke.
b. Pola nutrisi danmetabolisme
c. Polaeliminasi
Data eliminasi untuk buang air besar (BAB) pada klien stroke
buang air kecil (BAK) akan dijumpai jumlah urin tidak terlalu
sampai sakit saat ini. Sering muncul perasaan tidak enak efek dari
e. Polaaktivitas
latihanfisik.
f. Nilai dankeyakinan
1. Status kesehatanumum
2. Kepala
di kepala.
3. Mata
pada mata.
4. Hidung
atauinfeksi.
6. Mulut dangigi
kebersihan mulut.
7. Leher
tiroid
konsistensi,nyeri
8. Thorax danparu
a) Thorax
tractile fremituse.
b) Paru
sisi dengan satu sisi lain pada tinggi yang sama dengan
berjenjang sisi ke sisi)
9. Abdomen
semua kuadran
10. Genetalia
11. Muskuluskeletal
12. Integumen
kuku
a) Pemeriksaan darah
b) Pemeriksaan histopatologi
B. Diagnosa Keperawatan
inflamasi
Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan/ batasan
Keperawatan Intervensi
Kriteria hasil
1. Gangguan integritas setelah dilakukan Perawatan
kulit berhubungan tindakan keperawatan Integritas Kulit
selama 3x 24 jam 1. Identifikasi penyebab
dengan lesi dan diharapkan gangguan gangguan integritas
reaksi inflamasi pada kulit membaik kulit (perubahan
dengan keteria : sirkulasi, perubahan
1. Kerusakan status nutrisi,
lapisan kulit penurunan
menurun pelembaban)
2. Perfusi jaringan 2. Ubah posisi setiap 2
meningkat
jam jika tirah baring
3. Bersihkan perineal
dengan air hangat
4. Anjurkan klien
menggunakan
pelembab
5. Anjurkan minum air
yang cukup
6. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
7. Anjurkan menghindari
terpapar suhu extrem
3. Ansietas yang
Setelah dilakukan REDUKSI ANSIETAS
berhubungan
dengan perubahan tindakan keperawatan 1. Identifikasi saat
status kesehatan selama 3x 24jam tingkat anxietas
diharapkan ansietas
sekunder akibat berubah (mis.
hilang dengan kriteria
penyakit psoriasis Kondisi, waktu,
1. Tingkat stressor)
kecemasan 2. Monitor tanda
menurun anxietas (verbal
dan non verbal)
3. Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
4. Temani pasien
untuk mengurangi
kecemasan
5. Pahami situasi
yang membuat
ansietas
6. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang
memicu
kecemasan
7. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialam
8. Anjurkan keluarga
untuk tetap
bersama pasien
D. Implementasi