LP Acne

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ACNE VULGARIS

A. Definisi

Akne vulgaris atau yang sering dikenal dengan sebutan jerawat merupakan gangguan inflamatorik
pada kelenjar sebasea dan masalah kulit yang paling umum dialami remaja, namun lesi juga bisa
muncul saat penderita berusia 8 tahun. Walaupun lebih sering terjadi dan lebih parah dialami anak
lelaki daripada anak perempuan, akne (jerawat) yang dialami perempuan biasanya muncul lebih awal
dan cenderung berlangsung lebih lama, kadang-kadang hingga penderita menginjak masa dewasa. Jika
ditangani dengan baik, prognosisnya baik. (William and Wilkins, 2008 hal.1).
Menurut Wikipedia.org (2012), jerawat adalah penyakit kulit yang cukup besar jumlah
penderitanya. Kligmann, seorang peneliti masalah jerawat ternama dunia berpendapat, "Tak ada satu
orang pun di dunia yang melewati masa hidupnya tanpa sebuah jerawat di kulitnya".
Akne vulgaris ( jerawat ) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea ( polikel
rambut ) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Akne
ditandai dengan komedo tertutup ( white head ), komedo terbuka ( black head ), papula, pustul, nodus,
dan kista ( Brunner & Suddarth, 2001 )

B. Epidemiologi

Karena hampir setiap orang pernah mengalami penyakit ini ,maka sering dianggap sebagai
penyakit kulit yang timbul secara fisiologi, umumnya insiden terjadi pada umur 14-17 tahun pada
wanita dan 16-19 tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komedo dan papul
dan jarang terlihat lesi beradang.
Pada seorang gadis akne dapat terjadi premenarkhi.setelah  masa remaja kelainan ini berangsur
berkurang. Namun kadang pada wanita akne ini tetap menetap sampai  dekade umur tiga puluhan atau
lebih. Meskipun pada pria kane vulgaris lebih cepat berkembang, namun dalam penelitian diketahui
bahwa justru gejala akne vulgrais yang berat terjadi pada pria.
Diketahui juga bahwa ras oriental (jepang, cina, korea) lebih jarang menderita akne vulgaris
dibanding dangan ras kaukasia (Eropa, amerika) dan lebih sering terjadi nodulo kistik pada orang kulit
putih daripada orang negro.
C. Etiologi

Penyebab yang pasti dari akne vulgaris ini belum diketahui dengan  jelas tetapi banyak factor
yang berpengaruh yaitu ;
1. Sebum merupakan factor utama penyebab timbulnya akne .Akne yang keras selalu disertai
pengeluaran sebore yang banyak .
2. Bakteri, Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah Corynebacterium
acnes,staphylococcus epidermis,
3. Herediter, Berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar palit ( kelenjar sebasea) Bila orang
tua mempunyai parut bekas acne kemungkinan besar anaknya akan menderita acne.
4. Hormon, Hormon androgen memegang peranan yang penting karena kelenjar palit sangat
sensitive terhadap hormon ini .Hormon androgen berasal dari kelenjar adrenalin yang
menyebabkan kelenjar palit bertambah besar dan produksi sebum meningkat.
5. Iklim, Akne bertambah hebat pada musim dingin sebaliknya kebanyakan membaik pada
musim panas.
6. Psikis, Pada beberapa penderita ,stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi
acne.
7. Kosmetika, Pemakaian bahan kosmetika tertentu ,secara terus menerus dapat menyebabkan
acne ringan.

D. Klasifikasi Akne Vulgaris


1) Jerawat klasik (jerawat biasa): tampilannya mudah dikenali yaitu tonjolan kecil berwarna pink atau
kemerahan , kulit memproduksi minyak yang menjadi tempat berkembang biaknya bakteri akibatnya
pori-pori tersumbat karena terinfeksi oleh bakteri.
2) Cystic acne (jerawat batu) Bentuknya besar dengan tonjolan yang meradang hebat, berkumpul
hampir diseluruh area wajah , ini terjadi karena kelenjar minyak yang over aktif yang
membanjiri pori-pori dengan minyak dan terjadi penyumbatan pada duktus pilosebaseus yang
menyalurkan sebum.
3) Komedo
Terdiri atas 2 jenis:
Komedo yang terbuka (blookhead) terlihat seperti pori-pori yang membesar dan
menghitam (yang berwarna hitam tersebut adalah penyumbatan pori-pori yang berubah warna
karena akumulasi lipid, bakteri serta debris epitel ).
Komedo yang tertutup (whitehead) :adanya penumpukan sebum dibawah kulit
sehingga terlihat seperti tonjolan putih kecil.
Agne dibagi menjadi beberapa derajat :
 Derajat I: memiliki komedo , papula atau pustula yang kurang dari 10 buah pada salah
satu sisi wajah.
 Derajat II: 10 hingga 20 buah komedo, papula atau pustula.
 Derajat III:25 hingga 50
 Derajat IV:lebih dari 50

E. Patofisiologi
Akne terjadi ketika lubang kecil dipermukaan kulit yang disebut pori- pori
tersumbat.Secara normal, kelenjar minyak membantu melumasi kulit dan menyingkirkan sel kulit
mati. Namun, ketika kelenjar tersebut menghasilkan minyak yang berlebihan, pori-pori menjadi
tersumbat oleh penumpukan kotoran dan bakteri. Penyumbatan ini disebut sebagai komedo.
Pembentukan komedo dimulai dari bagian tengah folikel akibat masuknya bahan keratin
sehingga dinding folikel menjadi tipis dan menggelembung, secara bertahap akan terjadi
penumpukan keratin sehingga dinding folikel menjadi bertambah tipis dan dilatasi. Pada waktu
yang bersamaan kelenjar sebasea menjadi atropi dan diganti dengan sel epitel yang tidak
berdiferensiasi. Komedo yang telah terbentuk sempurna mempunyai dinding yang tipis. Komedo
terbuka (blackheads) mempunyai keratin yang tersusun dalam bentuk lamelar yang konsentris
dengan rambut pusatnya dan jarang mengalami inflamasi kecuali bila terkena trauma. Komedo
tertutup (whiteheads) mempunyai keratin yang tidak padat, lubang folikelnya sempit dan sumber
timbulnya lesi yang inflamasi.
Pada awalnya lemak keluar melalui dinding komedo yang udem dan kemudian timbul
reaksi seluler pada dermis, ketika pecah seluruh isi komedo masuk ke dalam dermis yang
menimbulkan reaksi lebih hebat da terdapat sel raksasa sebagai akibat keluarnya bahan keratin.
Pada infiltrat ditemukan bakteri difteroid garm positif dengan bentukan khas Proprionibacterium
acnes diluar dan didalam lekosit. Lesi yang nampak sebagai pustul, nodul, dengan nodul
diatasnya, tergantung letak dan luasnya inflamasi. Selanjutnya kontraksi jaringan fibrus yang
terbentuk dapat menimbulkan jaringan parut.9,10
F. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis akne dapat berupa lesi non inflamasi (komedo terbuka dan komedo
tertutup), lesi inflamasi (papul dan pustul) dan lesi inflamasi dalam (nodul).9,10

1) Komedo
Komedo adalah tanda awal dari akne. Sering muncul 1-2 tahun sebelum pubertas.9
Komedogenic adalah proses deskuamasi korneosit folikel dalam duktus folikel
sebasea mengakibatkan terbentuknya mikrokomedo (mikroskopik komedo) yang
merupakan inti dari patogenesis akne. Mikrokomedo berkembang menjadi lesi non
inflamasi yaitu komedo terbuka dan komedo tertutup atau dapat juga berkembang
menjadi lesi inflamasi2
a) Komedo terbuka

Disebut juga blackhead secara klinis dijumpai lesi berwarna hitam


berdiameter 0,1-3mm, biasanya berkembang waktu beberapa minggu.
Puncak komedo berwarna hitam disebabkan permukaan lemaknya
mengalami oksidasi dan akibat pengaruh melamin2

b) Komedo tertutup

Disebut juga whitehead secara klinis dijumpai lesinya kecil dan jelas
berdiameter 0,1-3mm, komedo jenis inidisebabkan oleh sel-sel kulit mati dan
kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Secara berkala pada kulit terjadi
penumpukan sel-sel kulit mati, minyak dipermukaan kulit kemudian menutup
sel-sel kulit dan terjadilah sumbatan.
2) Jerawat biasa
Jerawat jenis ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau kemerahan. Terjadi
karena terinfeksi dengan bakteri. Bakteri ini terdapat dipermukaan kulit, dapat juga
dari waslap, kuas make up, jari tangan juga telepon. Stres, hormon dan udara lembab
dapat memperbesar kemungkinan infeksi jerawat karena kulit memproduksi minyak
yang merupakan perkembangbiakannya bakteri berkumpul pada salah satu bagian
muka.19
a. Papula

Penonjolan padat diatas permukaan kulit akibat reaksi radang, berbatas tegas
dan berukuran diameter <5mm.9,14Papul superfisial sembuh dalam 5-10 hari
dengan sedikit jaringan parut tetapi dapat terjadi hiperpigmentasi pasca
inflamasi terutama remaja dengan kulit yang berwarna gelap. Papul yang
lebih dalam penyembuhannya memerlukan waktu yang lebih lama dan dapat
meninggalkan jaringan parut.9
b. Pustula

Pustul akne vulgaris merupakan papul dengan puncak berupa pus.9 Letak
pustula bisa dalam ataupun superfisial. Pustula lebih jarang dijumpai
dibandingkan papula dan pustula yang dalam sering dijumpai pada akne
vulgaris yang parah.2
c. Nodul

Nodul pada akne vulgaris merupakan lesi radang dengan diameter 1 cm atau
lebih, disertai dengan nyeri.9
3) Cystic Acne/jerawat Kista (jerawat batu)

Acne yang besar dengan tonjolan-tonjolan yang meradang hebat, berkumpul


diseluruh muka.19 Penonjolan diatas permukaan kulit berupa kantong yang berisi
cairan serosa atau setengah padat atau padat. 12 Kista jarang terjadi, bila terbentuk
berdiameter bisa mencapai beberapa

sentimeter. Jika diaspirasi dengan jarum besar akan didapati material kental berupa
krem berwarna kuning. Lesi dapa menyatu menyebabkan terbentuknya sinus,
terjadi nekrosis dan peradangan granulomatous. Keadaan ini sering disebut akne
konglobata.2 Penderita ini biasanya juga memiliki keluarga dekat yang juga
menderita akne yang serupa.
4) Parut
Jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang.12 Sering
disebabkan lesi nodulokistik yang mengalami peradangan yang besar.2 Ada beberapa
bentuk jaringan parut, antara lain:9
a) Ice-pick scar merupakan jaringan parut depresi dengan bentuk ireguler
terutama pada wajah
b) Fibrosis peri-folikuler ditandai dengan cincin kuning disekitar folikel

c) Jaringan parut hipertrofik atau keloid, sering terdapat didada, punggung, garis
rahang (jaw line) dan telinga, lebih sering ditemukan pada orang berkulit
gelap
G. Pengobatan

Pengobatan akne vulgaris dapat dilakukan dengan cara memberikan obat topical,
sistemik, dan pembedahan.
1. Pengobatan topical
Untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan dan mempercepat
penyembuhan lesi yang terdiri atas :
 Bahan iritan yang dapat mengelupas, misalnya sulfur, peroksida bensoil, asam
salisilat, asam vitamin A, asam aseleat, asam alfa hidroksi (AHA), misalnya asam
glikolat.
 Antibiotika topical yang dapat mengurangi mikroba dalam folikel yang berperan
dalam etiopatogenesis akne vulgaris misalnya, tetrasiklin, eritromisin dan lain-lain.
 Anti peradangan topical, salap atau krim kortokosteroid kekuatan ringan atau
sedang atau suntikan intra lasi kortikosteroid kuat pada lesi nodulokistik.
2. Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktifitas jasad renik
disamping juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum dan
keseimbangan hormonal.
 Anti bakteri sistemik, tetrasiklin , eritromisi, doksiklin dan trimetropin.
 Estrogen antiandrogen sipriteron asetat.
 Vitamin A dan retinoid oral
3. Bedah kulit
Tindakan bedah kulit kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan
parut akibat akne vulgaris yang berat. Tindakan ini dilakukan setelah akne
vulgarisnya sembuh.
 Bedah skapel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol
 Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran
sebum
 Bedah kimia dengan asan triklor asetat untuk meratakan jaringan parut yang 
berbenjol.
 Dermabrasi untuk meratakan jaringan parit yang hipo dan hipertrofi pasca akne
yang lias.
H. Pencegahan

Akne dapat dikendalikan dengan terapi bijaksana  yang diteruskan sampai proses
penyakit menghilang spontan, Ditujukan untuk mencegah pembentukan mikrokomedo,
melalui pengurangan hyperkeratosis folikel dan produksi sebum. Pengendalian awal
memerlukan waktu paling sedikit 4-8 minggu juga penting untuk memperhatikan pengaruh
emosional berat pada akne. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan yaitu :
 Cuci selalu wajah pagi dan malam dengan pembersih mengandung salicylic-acid
untuk mengelupas sel kulit mati. Atau scrub kulit wajah minimal seminggu sekali.
Bawalah selalu kertas penyerap minyak untuk menyerap kelebihan minyak di wajah.
Gunakan juga masker untuk kulit berminyak seminggu sekali.
 Untuk membunuh bakteri penyebab jerawat, gunakan sabun muka yg mengandung
benzoyl-peroxida, atau sabun sulfur. Dan gunakan masker anti bakteri/jerawat
seminggu sekali. Kalau obat-obat jerawat yg dijual bebas tidak mempan, mintalah ke
dokter kulit obat jerawat yg mengandung vitamin A derivatif seperti Retin-A.
 Diet rendah lemak.
 Cukup istirahat.
 Penggunaan kosmetik secukupnya.
 Hindari polusi debu.
 Hindari pemencetan.

I. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan :
Masalah kesehatan/keluhan yang dirasakan (misalnya gatal-gatal atau benjolan dukulit,
pola sehat-sakit, pola pemeliharaan kesehatan, dan pola peran kerabat)
2. Pola kebutuhan dasar
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Klien jarang membersihkan wajah, sering mengonsumsi makanan yang meningkatkan
produksi sebum, menggunakan kosmetik yang tidak cocok dengan kulit karena
berbahan dasar minyak
b. Pola nutrisi metabolik
Tidak ada gangguan dalam metabolik, klien hanya sering mengonsumsi makanan
yang dapat meingkatkan produksi sebum, seperti coklat, cola, gorengan atau produk
susu
3. Pola eliminasi
Dari pola eliminasi tidak mengalami gangguan yang berarti. Pola BAB dan BAK normal
4. Pola aktivitas dan latihan
Walaupun klien mengalami nyeri pada jerawatnya biasanya klien tidak mengalami
gangguan dalam beraktifitas. Aktivitas dapat dilakukan sebagaiana mestinya
5. Pola tidur dan istirahat
Tidak mengalami gangguan dalam pola tidur. Klien dapat tidur nyenyak dan waktu tidur
klien cukup (8 jam/hari)
6. Pola kognitif-perseptual
Klien masih belum mendapatkan informasi yang memadai mengenai jerawat serta cara
penanganannya
7. Pola persepsi diri/konsep diri
Klien merasa tak nyaman dan malu dengan kondisi fisiknya karena terdapat jerawat
dibagian kulit yang dapat dilihat oleh orang lain
8. Pola seksual dan reproduksi
Tidak ada ganggaun dalam pola seksual dan reproduksi klien akibat jerawat yang
dialaminya.
9. Pola manajemen koping stress
Klien mengalami kecemasan terhadap jerawat yang muncul secara berlebih serta
ketakutan akan kerusakan kulit akibat jerawat yang timbul
10. Pola keyakinan nilai
Kaji mengenai agama klien dan kebiasaan beribadah yang dilakukan klien, umumnya
klien tidak mengalami masalah dalam menjalankan ibadahnya. Klien memiliki keyakinan
terhadap kesembuhan dari penyakit yang dialaminya.

J. Pemeriksaan Fisik
1. Acne vulgaris bercirikan komedo, papula, pustula, dan nodul pada distirbusi
sebaceous
2. Komedo dapat berupa whitehend (komdeo tertutup) atau blackhead (komedo
terbuka) tanpa disertasi tanda-tanda klinik dari peradangan apapun.\
3. Papula dan pustula terangkat membenjol (bumps) disertai dengan peradangan nyata
4. Wajah bukan menjadi satu-satunya permukaan kulit yang terserang jerawat, namun
dada, punggung, dan lengan atas juga sering terkena jerawat.
5. Pada acne komedo, tidak ada lesi peradangan. Lesi komode merupakan lesi akne
yang paling awal, sedangkan komedo tertutup merupakan lesi presursor dari lesi
peradangan (nflammatory lesions).
6. Akne peradangan yang ringan bercirikan adanya komedo dan papula peradangan
7. Akne peradangan yang sedang memiliki komedo, papula peradangan, dan pustula.
Akne ini memiliki lebih banyak lesi dibandingkan dengan akne peradangan yang
lebih ringan
8. Akne nodulocystic bercirikan komedo, lesi-lesi peradangan, dan nodul besar yang
berdiamtere lebih dari 5 mm. Seringkali tampak jaringan parut

K. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Penegakan diagnosis acne vulgaris berdasarkan diagnosa klinis
a. Pada pasien wanita dengan nyeri haid atau hirsutisme, evaluasi hormonal
sebaiknya dipertimbangkan. Pasien dengan virilization haruslah diukur kadar
testosteron totalnya. Banyak ahli juga mengukur kadar fress testoteron, DHEA-S,
luteinizing hormone (LH), dan kadar follicle stimulating hormone (FSH).
b. Kultur lesi kulit untuk me-rule out gram-negative folliculitis sangan diperlukan
ketika tidak ada respon terhadap terapi atau saat perbaikan tidak tercapai.
3. Pemeriksaan Histopatologis
Microcomedo dicirikan adanya folikel berdilatasi dengan a plug of loosely arranged
keratin. Seiring kemajuan penyakit, pembukaan folikular menjadi dilatasi dan
menghasilkan suatu komedu terbuka. Dinding follicular tipis dan dapat robek.
Peradangan dan bekteri terlihat jelas, dengan atau tanpa follicular rupture. Follicular
ruputure disertai reaksi badan asing. Peradangan padat menuju dan melalu dermis
dapat berhubungan dengan fobrosis dan jaringan parut.

L. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut (D.0077)
2. Gangguan integritas kulit (D.0129)
3. Ansietas (D.0080)
4. Gangguang citra tubuh (D.0083)
5. Defisit pengetahuan (D.0111)
M. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut (D.0077)
a. Intervensi utama
1) Manajemen nyeri
2) Pemberian analgesik
b. Intervensi Pendukung
1) Edukasi manajemen nyeri
2) Edukasi proses penyakit
3) Manajemen medikasi
4) Pemberian obat oral
5) Pemberian obat topikal
6) Perawataan kenyamanan
2. Gangguan integritas kulit (D.0129)
a. Intervensi utama
1) Perawatan integritas kulit
2) Perawatan luka
b. Intervensi pendukung
1) Edukasi perawatan diri
2) Edukasi perilaku upaya kesehatan
3) Edukasi pola perilaku kebersihan
4) Pemberian obat
3. Ansietas (D.0080)
a. Intervensi utama
1) Redukasi ansietas
2) Terapi relaksasi
4. Gangguang citra tubuh (D.0083)
a. Intervensi utama
1) Promosi citra tubuh
2) Promosi kopinh
b. Intevensi pendukung
1) Dukungan pengungkapan perasaan
2) Edukasi perawatan diri
3) Manajemen stress
4) Promosi kepercayaan diri
5. Defisit pengetahuan (D.0111)
a. Intervensi utama
1) Edukasi kesehatan
b. Intevensi pendukung
1) Edukasi manajemen stress
2) Edukasi nutrisi
3) Edukasi perawatan kulit
4) Edukasi pola perilaku kebersihan
5) Edukasi proses penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Purnama. Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Dengan Derajat Keparahan Akne
Vulgaris. http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/142/jtptunimus-gdl-dewipurnam-
7052-3-babii.pdf. Diakses pada tanggal 01 Maret 2021
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Wikipedia. 2012. Jerawat. Tersedia dalam http://id.wikipedia.
William and Wilkins. 2008. Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta.
Penerbit Indeks
Wiswantara, dkk. 2015. Sistem Integumen Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Acne
Vulgaris. https://www.slideshare.net/utikdesyp/acne-vulgari-buat-utik. Diakses pada
tanggal 01 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai