TEKS BIOGRAFI Sby

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

TEKS BIOGRAFI

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Nama Susilo Bambang Yudhoyono atau yang lebih akrab disapa SBY pastinya
sudah dikenal oleh banyak orang, apalagi beliau merupakah salah satu orang
terpenting dalam sejarah di negeri ini. Beliau merupakan mantan presiden ke-
enam Indonesia. Sebagai mantan orang nomor satu di Indonesia beliau memiliki
perjuangan yang cukup panjang sebelum berhasil menjabat sebagai presiden. Nah,
kali ini kita akan mengenal lebih dalam lagi perjalanan hidup dari mantan
presiden ke-enam RI ini melalui biografi SBY.

SBY dikenal sebagai salah satu presiden yang menjabat hingga dua periode secara
berturut-turut, selama 10 tahun. Pembawaannya yang arif, bijaksana, dan juga
tegas membuatnya cukup disegani dan memiliki kharisma tersendiri di mata
rakyatnya. Sebelum menjadi seorang presiden, di dalam biografi SBY, beliau
tercatat sebagai seorang jenderal TNI AD dan juga merupakan ketua dari Partai
Demokrat. Untuk lebih mengenal sosok Susilo Bambang Yudhoyon, maka ada
baiknya kamu menyimak biodata SBY berikut:

Susilo Bambang Yudhoyoni dilahirkan di Kabupaten Pacitan pada 9 September


1949 dari pasangan Raden Soekotjo dan Siti Habibah. Jika dilacak dari silsilah
keluarganya, beliau masih memiliki hubungan darah dengan Hamengkubuowono
II. Hamengkubuowono merupakan gelar untuk raja atau Sultan di Yogyakarta.
Dari biografi SBY semasa kecil, Ayah SBY merupakan seorang salah satu
anggota TNI dan sudah sejak lama berkecimpung di dunia militer. Sehiangga dari
ayahnya lah SBY kecil mengenal dengan dunia militer. Hingga saat lulus SMA,
SBY memutuskan untuk menjadi salah satu anggotaa TNI dan menjadikannya
salah satu jenderal di TNI AD.

Semasa beliau duduk di bangku kelas 5 SD, untuk pertama kalinya Beliau
diperkenalkan dengan Akademi Militer Nasional atau AMN yang ada di
Magelang, Jawa tengah yang kemudian dari AMN ini memang berubah nama
menjadi Akabri. Sesuai yang tertulis dalam perjalanan hidup atau biografi SBY
beliau ini dikenal sebagai sosok yang disiplin keras, sehingga ingin segera
mewujudkan semua cita-citanya. Termasuk diantaranya adalah cita-citanya untuk
bisa masuk kedalam Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau
Akabri setelah berhasil lulus dari bangku SMA.
SBY muda mulai masuk ke Akabri pada tahun 1970 di Magelang, Jawa Tengah
setelah melalui berbagai macam ujian masuk untuk menjadi calon taruna akabri.
Pada saat menjalani pendidikan Akabri inilah kemudian mantan presiden ke 6 RI
ini bertemu dengan istrinya yaitu Ibu Ani Yudhoyono atau yang bernama
Kristiani Herrawati. Ternyata Kristiani Herrawati merupakan anak dari Gubernur
Akabri yaitu Sarwo Edhie Wibowo, yang merupakan komandan militer dan
dulunya juga ikut andil di dalam menumpas para PKI di Indonesia. SBY
memutuskan untuk melamar Ibu Ani Yudhoyono selepas menyelesaikan
pendidikannya di Akabri. Karena kesungguhan niat dan tekad SBY sudah bulat,
bahkan setelah menikah pun beliau tetap melanjutkan pendidikannya kembali.

SBY termasuk dalam lulusan terbaik di akabri. Selama menempuh pendidikan di


militer SBY pernah mendapat julukan sebagai jerapah, hal ini dikarenakan SBY
merupakan sosok yang sangat menonjol dengan tubuhnya yang tegap dan juga
tinggi. Ia merupakan seorang lulusan terbaik di Akabri pada tahun 1973 kala itu ia
menerima lencana Adhi Makasaya.

Setelah melangsungkan pernikahan nyatanya Susilo Bambang Yudhoyono ini


tetap melanjutkan pendidikannya ke Airborne and Ranger Training Brigade
(ARTB) di Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat pada tahun 1976 dan
kemudian beliau melanjutkan pendidikannya ke Infantry Officer Advanced
Course di Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat pada tahun 1982 hingga 1983
dan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama. Mengulas
seputar biografi SBY memang cukup panjang dengan riwayat pendidikannya,
karena beliau tercatat mengenyam pendidikan di beberapa institusi ternama dan
masih banyak lagi.

Jika dilihat dari biodata SBY, beliau sudah menempuh pendidikan di beberapa
universitas ternama, sehingga tak heran jika beliau begitu fasih di dalam
berbahasa asing, hal inilah yang membuat beliau kemudian terpilih untuk
mengikuti pendidikan lintas udara atau airborne dan juga pendidikan pasukan
komando di Pusat Pendidikan Angkatan darat Amerika Serikat, pada tahun 1975.
Sekembalinya dari pendidikan tersebut, beliau langsung memangku jabatan
sebagai Komandan Peleton II Kompi A batalyon linud 305, bahkan juga
memimpin pleton tersebut untuk menjalani operasi di Timor Timor.
Lanjut pada catatan biografi SBY, selepas dari operasi yang dilakukan di Timor
Timor, beliau kemudian dipilih menjadi Komandan Pleton Mortir 81 Yonif Linud
330 Kostrad. Bahkan beberapa kali dipindah tempatkan, setelah bertugas di
Mabes TNI-AD, beliau juga masih disekolahkan lagi ke Amerika Serikat untuk
melanjutkan pendidikan tingkat lanjut.
Setelah beliau selesai menempuh pendidikan di Jungle warfare School Panama
pada tahun 1983 dan juga Antitank Weapon Course di Belgia dan juga Jerman
pada tahun 1984 hingga Kursus Komando Batalyon tahun 1985, secara bersamaan
SBY menjabat sebagai Komandan Sekolah Pelatihan infanteri tahun 1983 sampai
dengan 1985. Begitu panjangnya biodata SBY di dalam menempuh pendidikan,
sehingga beliau kemudian dipercaya sebagai Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana
pada tahun 1986 hingga 1988 dan juga Paban Madyalat Sops Dam IX/ Udayana di
tahun 1988. Dalam catatan biografi SBY beliau juga pernah menjadi Dosen
Seskoad di tahun 1989 hingga 1992, ditempatkan di Dinas Penerangan TNI AD.
Tugas atau pekerjaan beliau di sana adalah untuk membuat naskah pidato KSAD
Janderal Edi Sudrajat.

Beliau juga termasuk orang kepercayaan dari Jenderal Edi Sudrajat. Selepas Edi
Sudrajat menjabat sebagai panglima ABRI, SBY ikut ditarik ke Mabes ABRI
sebagai staf khusus, yaitu Koordinator Staf Pribadi Pangab jenderal Edi Sudrajat
di tahun 1993. Setelah itu baru bertugas di satuan tempur dan diangkat menjadi
Komandan Brigade Infrantri Lintas udara 17 Kujang I/ Kostrad di tahun 1993
hingga 1994.

Tidak begitu lama dari semua jabatan yang pernah diemban, dalam catatan
biodata SBY, tercatat bahwa beliau diangkat untuk menjabat sebagai kepala
Pengamat Militer PBB yang tugasnya adalah untuk mengawasi genjatan senjata di
bekas negara Yogoslavia berdasarkan kesepakatan dari Dayton, Amerika Serikat
antara Serbia, Kroasia, Bosnia, dan Herzegovina. Baru setelah kembalinya dari
Bosnia beliau kemudian diangkat sebagai Kepala Staf Kodam jaya di tahun 1996.
Dalam biografi SBY, kiprah beliau di dunia militer berakhir pada tahun 1999,
sebelumnya di tahun 1996 sampai dengan 1997 beliau diangkat menjadi pangdam
II/ Sriwijaya dan juga sebagai ketua Bakorstanasda hingga Ketua Fraksi ABRI
MPR sebelum kemudian menjabat sebagai kepala Staf teritorial ABRI hingga
tahun 1999. Setelah itu, beliau memutuskan untuk pensiun lebih dini di tahun
2000 dari dunia militer yang sudah membesarkan namanya.

Pada tahun 2000 beliau mulai melangkahkan kaki menuju dunia politik, apalagi
kala itu beliau memilih untuk pensiun lebih dini dari dunia militer dan dipercaya
untuk menjabat sebagai Menteri Pertambangan Dan Energi pada masa
pemerintahan Presiden KH Abruddahman Wahid. Dilihat dari biodata SBY,
jabatan ini sebenarnya tidak begitu lama beliau jalankan, karena setelah itu Gus
Dur mulai meminta beliau untuk menjabat sebagai Menkopolsoskam. Pada titik
ini, SBY mulai mantap meniti karier di dunia politik.
Pada saat memasuki tahun 2001, setidaknya Presiden yang baru saja
menggantikan Gus Dur, yaitu Megawati masih mempercayakan SBY untuk
menduduki jabatan sebagai Menko Polhukam pada Kabinet Gotong Royong.
Hanya saja tidak begitu lama, dilihat dari ulasan biografi SBY ini setidaknya pada
tahun 2004 beliau memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
menteri tersebut. Dengan adanya langkah pengunduran diri inilah yang
membuatnya jadi lebih leluasa untuk terjun ke dunia politik dan membangun
partai Demokrat.

Setelah masa jabatan dari Megawati Soekarno Putri selesai, maka kemudian
dilakukan Pilpres pada tahun 2004, sesuai dengan biografi SBY maka beliau ikut
berpartisipasi untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden. Beliau berpasangan
dengan Jusuf Kalla, dan mereka terpilih sebagai pemenang dalam kontestasi
politik terbesar di Indonesia dan mendapatkan perolehan suara yang cukup telak
yaitu di atas 60 persen.

Melihat biodata SBY lebih dalam, beliau adalah sosok yang penuh dengan karya.
Bahkan banyak sekali hal-hal menarik yang dihasilkannya, jika dilihat pada
pemilu pertama yaitu sekitar tahun 2004 lalu, beliau menarik perhatian
masyarakat Indonesia untuk mendapatkan simpati atau dukungan dengan karya
dalam bentuk lagu. wajib tahu sesuai dengan biodata SBY, beliau memang
menghasilkan cukup banyak karya diantaranya adalah di bidang musik dengan
merilis beberapa lagu seperti Rinduku Padamu, Ku Yakin Sampai di Sana,
Seruling di Lembah Sunyi dan masih banyak lagi.Selain di bidang musik beliau
juga memiliki banyak karya di bidang sastra. Ada beberapa buku yang ditulisnya
dan diterbitkan, seperti diantaranya adalah Mengatasi Krisis, Menyelamatkan
Reformasi, Taman Kehidupan: Kumpulan Puisi dan sebagainya.

Pada 3 Juli 2013, SBY mendapat penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Penghargaan itu diberi saat Kongres
XXI PGRI di Jakarta. Penghargaan tertinggi dari PGRI dipersembahkan pada
tokoh yang memperjuangkan dan memartabatkan guru. SBY dinilai perhatian
pada nasib guru dengan mendeklarasikan bahwa guru adalah jabatan profesi pada
2004. Tahun 2005, disahkan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Juga adanya sertifikasi guru dan tunjangan profesi guru mulai dibayar.

Anda mungkin juga menyukai