Makalah Kelompok 10 Tentang Kategori Pengukuran Kinerja
Makalah Kelompok 10 Tentang Kategori Pengukuran Kinerja
Makalah Kelompok 10 Tentang Kategori Pengukuran Kinerja
MATA KULIAH
PENGUKURAN KINERJA
DOSEN PENGAJAR
DISUSUN OLEH :
Kelompok 10
JURUSAN AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sebagai penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
atas limpahan rahmat dan karunianya kepada penulis,sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KATEGORI PENGUKURAN
KINERJA” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengasuh matakuliah pengukuran
kinerja yaitu ibu Agnes Kidi Beda Mudamakin,SE,M,Acc makalah ini ditulis
dari hasil pengumpulan data-data berupa materi yang penulis peroleh dari
sumber yang berkaitan dengan manajemen berbasis kinerja.Tidak lupa kami
sebagai penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pengajar mata kuliah
pengukuran kinerja atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Kami harap,dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua,dalam hal menambah wawasan kita mengenai kategori pengukuran
kinerja khususnya bagi penulis,memang makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju rah yang lebih baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
a) LATAR BELAKANG.......................................................................................4
b) RUMUSAN MASALAH ..................................................................................5
c) TUJUAN.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6
a) KESIMPULAN......................................................................................................11
b) SARAN..................................................................................................................11
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
C.TUJUAN
PEMBAHASAN
Expectation gap merupakan kesenjangan yang terjadi karena adanya perbedaan antara
harapan masyarakat dengan apa yang sebenarnya menjadi pedoman mutu manajemen suatu
organisasi yang menyediakan layanan publik. Hal ini sebagai akibat dari belum adanya
sistem pengukuran kinerja formal yang dapat menginformasikan tingkat keberhasilan suatu
instansi pemerintah. Para pengelola pemerintahan sering mempunyai anggapan bahwa ukuran
keberhasilan suatu instansi pemerintah ditekankan pada kemampuan instansi tersebut dalam
menyerap anggaran. Jadi, suatu instansi dinyatakan berhasil jika dapat menyerap 100%
anggaran pemerintah walaupun hasil maupun dampak yang dicapai dari pelaksanaan program
tersebut masih berada jauh di bawah standar. Keberhasilan ini hanya ditekankan pada aspek
input tanpa melihat tingkat output maupun dampaknya. Sementara masyarakat mengharapkan
keberhasilan instansi pemerintah adalah tindakan nyata yang bisa meningkatkan
kesejahteraan mereka.
Pada era reformasi saat ini, fenomena pengukuran keberhasilan yang hanya menekankan pada
input seperti di atas banyak mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dipertimbangkan untuk memperbaiki indikator keberhasilan suatu instansi pemerintah agar
lebih mencerminkan kinerja sesuangguhnya. Dalam modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dijelaskan bahwa tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah
harus memperhatikan seluruh aktivitas. Tingkat keberhasilan harus diukur tidak semata-mata
kepada input dari program instansi tetapi lebih ditekankan kepada output, proses, manfaat,
dan dampak dari program instansi tersebut bagi kesejahteraan masyarakat. Melalui suatu
pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat dari
kemampuan instansi tersebut berdasarkan sumber daya yang dikelolanya untuk mencapai
hasil sesuai dengan rencana yang telah dituangkan dalam perencanaan strategis.
Dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah sangat dibutuhkan
adanya indikator yang jelas oleh stakeholders. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitaif dan /
atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung
dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik
dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai dan
berfungsi. Dengan demikian, tanpa adanya indikator kinerja, sulit bagi kita untuk menilai
tingkat keberhasilan dan ketidakberhasilan kebijaksanaan maupun program suatu
instansi pemerintah. Dengan indikator kinerja, suatu organisasi mempunyai wahana yang
jelas bagaimana dia akan dikatakan berhasil atau tidak berhasil di masa yang akan datang.
Indikator kinerja suatu organisasi hendaknya dapat dipahami secara sama baik oleh
manajemen maupun stakeholders. Dengan indikator yang sama dan persepsi yang sama maka
penilaian keberhasilan diharapkan menggunakan kriteria yang sama sehingga lebih obyektif.
Indikator kinerja instansi pemerintah semestinya tidak hanya dipahami pejabat atau aparatur
instansi pemerintah, namun juga penting bagi pihak lain seperti legislatif, investor, kreditur,
institusi internasional, pengamat, dan juga masyarakat umum. Jadi dengan adanya indikator
yang jelas diharapkan akan menciptakan konsensus berbagai pihak baik internal maupun
eksternal untuk menghindari kesalahan interpretasi selama pelaksanaan program dan dalam
menilai keberhasilan suatu instansi pemerintah.
Dari berbagai aspek dan perspektif dalam pengukuran kinerja sebagaimana dipaparkan di
atas, maka dapat dirinci berbagai kategori sebagai tolok ukur penilaian kinerja organisasi
sektor publik. Kategori-kategori ini dapat diterapkan pada setiap jenis organisasi sektor
publik dengan modifikasi sesuai dengan karakteristik dan keunikan organisasi yang
bersangkutan.
1. Ukuran-ukuran finansial
a. Ukuran Biaya
1. Kemampuan untuk mencapai pengurangan biaya yang telah dianggarkan (budgeted cost
reductions)
b. Ukuran Pendapatan
• Kemampuan untuk mencapai tingkat surplus atau income tertentu sebagai ditargetkan.
• Kemampuan untuk mencapai return on asset (ROA), return on investment (ROI), dan
return on equity (ROE).
• Peningkatan harga pasar saham organisasi jika organisasi yang bersangkutan go public
melalui pasar modal.
2. Ukuran Produktivitas
• Jumlah output yang bisa dihasilkan untuk setiap pegawai atau setiap jam kerja efektif.
• Jumlah output yang bisa dihasilkan untuk setiap unit bahan mentah (input).
• Proporsi waktu menganggur (idle time) dari total jam kerja efektif.
3. Ukuran Kualitas
• Persentase produk tidak sempurna (defective products) misalnya produk rusak, cacat,
kembali, dan / atau layanan yang tidak memenuhi standar pelayanan minimum (SPM).
• Jumlah biaya yang digunakan untuk mengganti (warranty costs) atau membayar kembali
(reimbursements) atas produk atau pelayanan yang tidak memadai.
• Jumlah biaya-biaya kualitas yang dikeluarkan dalam penerapan sistem manajemen mutu
terpadu (total quality management system).
• Penilaian pelanggan (masyarakat sebagai direct users) atas kualitas layanan atau produk.
4. Ukuran Pelayanan
• Kepuasan pelanggan (masyarakat sebagai direct users) atas kualitas layanan atau produk
yang disediakan.
• Penilaian pihak ketiga (misalnya LSM, YLKI, atau auditor independen) atas tingkat
kepuasan pelanggan.
• Jumlah keluhan atau komplain pelanggan (masyarakat sebagai direct users) setiap
periode tertentu misalnya hari, minggu atau bulan.
6.Ukuran Inovasi
• Jumlah produk atau jenis layanan baru yang berhasil disediakan setiap periode.
• Prosentase penyediaan produk atau layanan yang digunakan untuk pengembangan pasar
baru.
7.Ukuran Personalia
Ukuran-ukuran kinerja tersebut tidak mutlak sama antara organisasi sektor publik.
Penggunaan ukuran-ukuran kinerja tersebut sangat tergantung pada karakteristik organisasi
dan jenis pendekatan pengukuran kinerja yang digunakan .
Sementara itu untuk melakukan penilaian yang objektif anda harus mempertimbangkan 6
elemen dibawah ini:
Data aktual
Perilaku karyawan yang positif dan negatif
Keberanian atau ketegasan anda
Sistem penilaian yang terstruktur
Formulir yang tidak rumit
Kemampuan menilai
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
B.SARAN
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam makalah ini jauh dari kata
sempurna.maka kami berharap kiranya ibu dosen dan teman-teman sebagai
pembaca agar juga dapat mencari tambahan materi sebagai pelengkap dari
kekurangan materi dari dalam makalah ini,ataupun penyangga apabila terjadi
kesalahan dalam penulisan makalah ini.kritik dan saran mengenai makalah ini
kami terima dengan sepenuh hati dan kami sangat menghargai itu.
DAFTAR PUSTAKA
Jones,Rowan and Maurice Pendlebury.(2000). Public Secktor Accounting.
UGM,2006