Optimalisasi Posbindu PTM Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 52

AKTUALISASI

LATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN II ANGKATAN II PEMERINTAH
KOTA PALEMBANG TAHUN 2019

OPTIMALISASI POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR


SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS
TAMAN BACAAN KOTA PALEMBANG
TAHUN 2019

OLEH :
RIAN HADI WARMAN, A.Md. Kep
NDH : 25

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN VI
DI KOTA PALEMBANG
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN

OPTIMALISASI POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK


MENULAR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN
PADA PUSKESMAS TAMAN BACAAN
KOTA PALEMBANG
TAHUN 2019

OLEH
RIAN HADI WARMAN, A.Md. Kep
NDH : 25

Telah Diseminarkan dan disetujui pada:

Hari/Tanggal : Sabtu/ 06 Juli 2019


Tempat : Balai Pendidikan dan Pelatihan
Penerbangan

Coach Mentor

Drg. Erminda
Ir. Nuraini Arsianty, M.Si
Pembina
Widyaiswara Ahli Madya NIP. 196312091992032003
NIP. 196307091990032006

Diketahui/Disetujui Oleh:
Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan
Penerbangan Palembang

M.Andra Adityawarman
Pembina TK.I (IV/b)
NIP. 196807291996031001

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa kita haturkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
Laporan Rancangan Aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular Sebagai Upaya
Peningkatan Kesehatan Pada Puskesmas Taman Bacaan Kota
Palembang Tahun 2019”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang
membantu terlaksananya penyusunan Rancangan Aktualisasi ini. Ucapan
terima kasih ini saya sampaikan kepada:
1. Drg. Erminda selaku Kepala Puskesmas Taman Bacaan Kota
Palembang sekaligus Mentor pada penyusunan Laporan Rancangan
Aktualisasi.
2. Ibu Ir. Nuraini Arsianty, M.Si selaku Coach pada penyusunan Laporan
Rancangan Aktualisasi.
3. Teman-teman di Puskesmas Taman Bacaan yan telah memberikan
dukungan pada penyusunan Rancangan Aktualisasi.
4. Widyaiswara yang sudah memberikan materi dengan tulus dan ikhlas
kepada kami.
5. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan baik
moril maupun material.
6. Teman seperjuangan Latsar Golongan II Angkatan VI yang telah
memberikan semangat dan inspirasi selama membuat Laporan
Rancangan Aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa laporan Rancangan Aktualisasi ini masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, Penulis meminta masukan demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Palembang, 04 Juli 2019
Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat.............................................................................3
C. Ruang Lingkup.....................................................................................4

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI....................................................5

A. Deskripsi Organisasi............................................................................5
1. Profil Organisasi..............................................................................5
2. Visi, Misi, Motto dan Nilai-nilai Organisasi......................................8
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik......................................................10
C. Analisis Isu.........................................................................................14
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih.......................................16
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS.............................................................17
F. Matriks Rancangan............................................................................31
G. Jadwal Kegiatan................................................................................40
H. Kendala dan Antisipasi......................................................................41

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................42

BIODATA...............................................................................................vii

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskripsi Isu /Situasi Sistematik...............................................13


Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu AKPK............................14
Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK...................................14
Tabel 4. Tabel Analisis Isu Menggunakan USG.....................................16
Tabel 5. Matrik Rancangan Aktualisasi ..................................................32
Tabel 6. Jadwal Kegiatan.........................................................................40
Tabel 7. Kendala Dan Antisipasi..............................................................41

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang fungsi Aparatur Sipil


Negara yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan
perekat dan pemersatu bangsa. Sedangkan Peraturan LAN Nomor 12
tahun 2018 mengenai Pelatihan Dasar CPNS ASN wajib diberikan
Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan.
Adapun agenda pelatihannya meliputi sikap perilaku ASN, nilai-nilai
ASN, kedudukan dan peran ASN dalam NKRI, habituasi dan aktualisasi.
Dalam pelatihan ini memungkinkan peserta mampu untuk
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) dan merasakan manfaatnya.
Setiap ASN harus memiliki nilai-nilai ANEKA dalam dirinya yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Untuk
mencapainya diperlukan upaya kesehatan dimana setiap kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan
oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

1
Berdasarkan Undang-Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014
disebutkan bahwa Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Pelayanan keperawatan merupakan suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik
sehat maupun sakit. Ada empat indikator atau kategori yang dilakukan
oleh seorang tenaga kesehatan khususnya perawat dalam melakukan
pelayanan kepada pasien untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal, diantaranya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Hal ini
juga tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 836/Menkes/SK/VI/2005 tentang Pedoman Pengembangan
Manajemen Kinerja Perawat Dan Bidan.
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang seringkali
tidak terdeteksi karena tidak bergejala dan tidak ada keluhan. Biasanya
ditemukan dalam tahap usia lanjut sehingga sulit disembuhkan dan
berakhir dengan kecacatan atau kematian dini. Untuk mencegah angka
tersebut maka pemerintah mencanangkan program pos pembinaan
terpadu (posbindu) penyakit tidak menular (Kemenkes RI, 2009).
Posbindu PTM ini merupakan salah satu suatu unit terkecil dari kegiatan
puskesmas dimana dapat dilakukan pemeriksaan/pelayanan berkala
setiap satu bulan sekali atau lebih. Pelaksanaan posbindu PTM
memerlukan pedoman sebagai acuan bagi para pemangku kepentingan
maupun pengelola program di berbagai tingkatan administrasi untuk
memfasilitasi terselenggaranya Posbindu PTM di masyarakat (Kemenkes
RI, 2012)
Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM adalah peran serta
masyarakat dalam melakukan kegiatan dini dan monitoring terhadap
faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara
terpadu, rutin dan periodik. Pelaksanaan tindaklanjutnya dalam bentuk

2
konseling dan rujukan ke fasilitas kesehatan dasar. Upaya
pengembangan program posbindu PTM sedang gencar dilakukan dan
diharapkan kedepan Posbindu PTM dapat dijadikan kendaraan program
pengendalian penyakit tidak menular di masyarakat. Agar upaya ini dapat
berjalan baik, benar dan tepat sasaran, perlu disusun satu pedoman untuk
melaksanakannya sehingga implementasi dari Posbindu PTM mempunyai
daya ungkit dalam pengendalian faktor risiko PTM (Panduan Posbindu
PTM, Kemenkes 2012).
Selama ini, masyarakat malas untuk pergi ke puskesmas dengan
alasan yang bermacam-macam, ada yang karena jarak tempuh yang jauh
dari puskesmas, ada yang takut kalau berobat di puskesmas karena
meski memakai BPJS mereka kadang tak percaya diri untuk berobat
kesana, belum lagi melalui prosesdur yangg berbelit-belit, antrian yang
cukup panjang sehingga tambah membuat mereka lebih malas. Dengan
adanya posbindu PTM ini diharapkan sangat benar-benar membantu di
masyarakat khususnya yang jauh dari pelayanan kesehatan (puskesmas).
Pembinaan posbindu oleh tenaga kesehatan (perawat) terhadap
masyarakat sangatlah penting dalam upaya peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang bahayanya penyakit tidak menular. Kinerja tenaga
kesehatan dapat optimal dalam kegiatan pembinaan, bila ada ikutserta,
peran dan kontribusi dari masyarakat setempat. Jadi, dalam hal ini, untuk
terwujudnya peningkatan kesehatan masyarakat yang lebih optimal,
efektif dan efisien di wilayah kerja puskesmas taman bacaan, maka
diperlukan optimalisasi posbindu PTM sebagai upaya peningkatan
kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas taman bacaan.

B. Tujuan Dan Manfaat


1. Tujuan

3
1. Mampu mengidentifikasikan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS, Peran
dan Kedudukan PNS dalam NKRI dalam aktualisasi.
2. Mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan posbindu
PTM di Puskesmas Taman Bacaan.
3. Mengoptimalkan proses pelaksanaan pemeriksaan posbindu PTM
di Puskesmas Taman Bacaan.

2. Manfaat

1. Terbentuknya pribadi ASN yang sesuai dengan nilai-nilai ANEKA.


2. Terpenuhinya mutu pelayanan kesehata masyarakat di Puskesmas
Taman Bacaan.
3. Terlaksananya usaha kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) dalam pelaksanaan posbindu PTM di Puskesmas Taman
Bacaan

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup rancangan aktualisasi ini termasuk dalam bentuk


pelayanan publik yang meliputi optimalisasi posbindu PTM. Sasarannya
ditujukan pada petugas dan masyarakat di Puskesmas Taman Bacaan.
Kegiatan yang dilakukan untuk tercapainya tujuan aktualisasi yaitu
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di Puskemas Taman
Bacaan. Dan akan dilaksanakan pada bulan juli-agustus tahun 2019.

4
5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)

A. Deskripsi Organisasi

1. Profil Organisasi

Puskesmas Taman Bacaan dahulunya adalah sebuah Puskesmas


Pembantu yang merupakan cabang Puskesmas Ld. Plaju. Puskesmas ini
cukup ramai dikunjungi oleh masyarakat yang membutuhkannya. Dengan
semakin ramainya pengunjung dan semakin luasnya kebutuhan
kesehatan masyarakat sekitar Puskesmas maka Puskesmas ini
dikembangkan menjadi sebuah Puskesmas induk yang dikelola oleh
Dinas Kesehatan Kota Palembang.

Sehingga semenjak tanggal 2 Mei 1987, Puskesmas Pembantu 16


Ulu cabang Puskesmas Ld Plaju ini diserahkan pengelolaannya kepada
Pemerintah Daerah Kota Palembang yang pelaksanaannya diserahkan
kepada Dinas Kesehatan Kota Palembang yang diberi nama Puskesmas
16 Ulu. Oleh karenanya sejak saat itu dalam pelaksanaan kegiatannya
Puskesmas selalu dalam pengawasan Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Berdasarkan SK Walikota Palembang tertanggal 1 April 1997,
nama Puskesmas 16 Ulu diganti menjadi PUSKESMAS TAMAN BACAAN
PALEMBANG. Puskesmas Taman Bacaan terletak di Jl. KHA. Azhari
Kelurahan Tangga Takat Kecamatan Seberang Ulu II. Letak Puskesmas
ini tepatnya dilorong Taman Bacaan dan mudah dijangkau oleh
masyarakat. Wilayah kerja Puskesmas Taman Bacaan meliputi Kelurahan
Tangga Takat, 16 Ulu, dan Kelurahan Sentosa dengan jumlah penduduk
60.636 jiwa (data terbaru tahun 2018).

5
LETAK DEMOGRAFI

Puskesmas Taman Bacaan terletak di Jl. KH. Azhari Kelurahan


Tangga Takat Kecamatan Seberang Ulu II. Letak Puskesmas ini tepatnya
di Lorong Taman Bacaan dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Wilayah
kerja puskesmas meliputi 3 kelurahan yaitu Kelurahan Tangga Takat, 16
Ulu dan Kelurahan Sentosa, dengan luas wilayah kerja ± 987 Ha.

1. Kelurahan Tangga takat 275 Ha


2. Kelurahan 16 Ulu 475 Ha
3. Kelurahan Sentosa 237 Ha

Wilayah Kerja Puskesmas Taman Bacaan ini berbatasan dengan :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Musi

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan 8 Ulu

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan 14 Ulu

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Plaju Ulu

 Kondisi geografi terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa.

6
STRUKTUR ORGANISASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT TAMAN BACAAN PALEMBANG TAHUN 2019
KEPALA PUSKESMAS

drg.Erminda

KASUBAG TATA USAHA

Rita Arina Siregar, S.K.M

Sistem Informasi KEPEGAWAIAN/ADM RUMAH TANGGA Bendahara Bendahara Bendahara


Medis Puskesmas Pengeluaran Penerimaan Box

Indira Utami, SKM,Rini Rahmawati,,Ria Apriyanti, Lusiana Am Moriskha AMAK. Indira Utami, Heni Yusnita
AMd.PK.Rahman,Nur A .W Amd,Sofi Fariasti AMd Keb, Keb,Alri SKM SKM AMG

PENANGGUNG JAWAB UKM UKP,KEFARMASIAN,UNIT LABORATORIUM PENANGGUNG JAWAB JEJARING PELAYANAN PUSKESMAS
JARINGAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Indira Utami SKM dr.Sisca Yulistianan,
dr. Sisca Yulistiana

UKM ESSENSIAL UKM KEPERAWATAN UKM PERKEMBANGAN


KESEHATAN MASYARAKAT Pelayanan Pemeriksaan Umum

Pelayanan Kesehatan Gigi


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
PUSKESMAS PEMBANTU
Pelayanan Promosi Kesehahatan
PERKESMAS Pelayanan Kesehatan Tradisional Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
termasuk UKS
Komplementer
Pustu Talang banten
Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Pelayanan Kesehatan jiwa Masyarakat
Pustu Mega Mendung
Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
Pelayanan Kesehatan Olahraga dan
Pelayanan Gizi Yang Bersifat UKM
Rujukan Poskeskel
Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan Kesehatan Indera Jejaring Fasilitas Pelayanan kesehatan


Pelayanan Pencegahan dan
Pelayanan Laboratorium
Pengendalian Penyakit
Pelayanan Kesehatan Lansia

Pelayanan Kesehatan Kerja


7
Pelayanan kesehatan PTM
2. Visi, Misi, Nilai Organisasi dan Tupoksi

Visi
Tercapainya masyarakat wilayah kerja puskesmas Taman Bacaan
sehat yang optimal dengan bertumpu pada pelayanan yang prima dan
pemberdayaan masyarakat.

Misi
 Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan perseorangan sesuai
standar
 Meningkatkan profesionalitas dan kualitas SDM
 Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang bermutu
prima
 Meningkatkan pemberdayaan dan peran serta masyarakat

Motto: Kesehatan anda keutamaan pelayanan kami

Nilai Organisasi
1. Beretika : Berbudi pekerti
2. Bersemangat : Bekerjasama secara optimal untuk mencapai
hasil yang terbaik
3. Bekerjasama : Usaha bersama orang perorang untuk
mencapai tujuan bersama
4. Profesional : Menjalankan profesi sesuai dengan keahlian

Tupoksi
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Fungsi pokok
puskesmas secara umum, yaitu: 
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya 
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

8
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014, dalam melaksanakan tugas


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi sebagai
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum Di Lingkungan
Kementerian Kesehatan. Tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Perawat
Terampil di Puskesmas Taman Bacaan:

Uraian Tugas :

1. Melaksanakan pengkajian lanjutan keperawatan pada individu


2. Melaksanakan analisis kompleks untuk merumuskan diagnosa
keperawatan pada individu
3. Melaksanakan evaluasi keperawatan sederhana pada masyarakat
dan keperawatan kompleks pada individu
4. Menerima konsultasi evaluasi keperawatan sederhana pada
kelompok dan masyarakat
5. Melaksanakan pengelola pelayanan keperawatan sebagai Ketua tim
Perawatan serta Penanggung Jawab dan coordinator Puskesmas
6. Melaksanakan tugas jaga, tugas siaga, tugas khusus dan tugas
kunjungan
7. Menyusun Draft laporan kegiatan;
8. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas;
9. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas lain-lain.
10. Menginput data pasien di e-puskesmas
11. Menghadiri pertemuan (Mini Lokakarya)

9
Tanggung Jawab :
1. Kelengkapan dan kerahasiaan data dan rekam medis pasien
2. Kebersihan peralatan dan perlengkapan kerja
3. Kesehatan pasien dalam perawatan
4. Kesesuaian pelaksanaan tugas terhadap penugasan pimpinan

Wewenang :
1. Menilai kelengkapan data/informasi/bahan kerja yang diterima
2. Menggunakan perangkat kerja yang tersedia

B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik

Pengertian isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah


masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus.
Dalam menetapkan isu, penulis menggunakan landasan teoritis dari
agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI (Manajemen ASN, Whole
of Government dan Pelayanan Publik) dengan ditambah pemahaman
tentang substansi tuntutan pekerjaan dan lingkungan tempat kerja. Selain
itu, untuk menjaga relevansi dengan kondisi nyata tempat kerja, dilakukan
juga proses konsultasi dengan atasan di lingkungan kerja sehingga isu
yang disampaikan valid dan reliabel.
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu yang ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu Puskesmas Taman
Bacaan Kota Palembang. Isu yang diidentifikasi ini berupa problematika di
Puskesmas Taman Bacaan yang ingin dioptimalisasi kinerjanya agar hasil
yang diperoleh menjadi lebih efektif dan efisien.
Isu utama (Core Issue) yaitu “Kurang optimalnya pelayanan
masyarakat di Puskesmas Taman Bacaan”. Selain itu, terdapat beberapa
identifikasi isu lainnya yang ada di Puskesmas Taman Bacaan yang

10
berkaitan dengan manajemen ASN, pelayanan publik dan whole of
government diantaranya sebagai berikut:
a. Kurang optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas.
Setiap keluhan dan catatan medis pasien harus di catat di rekam
medis pasien sebagai dokumentasi sehingga pelayanan yang
dilakukan untuk fase selanjutnya (bila pasien kontrol ulang), tenaga
kesehatan mampu menganalisa kembali atau melakukan pendidikan
dan rencana keperawatan yang lebih optimal dari sebelumnya.
Namun, pada kenyataannya, hanya catatan dokter yang ada di
rekam medis pasien, sedangkan catatan keperawatan tidak
ada/minim. Sehingga pengoptimalan untuk pelayanan yang prima
pada pasien belum terlaksana dengan maksimal.
b. Kurangnya promosi kesehatan tentang penyakit hipertensi pada
pasien di Puskesmas Taman Bacaan.
Pengetahuan masyarakat tentang penyakit kurang menjadi perhatian
bagi petugas kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan yang
optimal. Hal ini berkaitan dengan prinsip pelayanan kesehatan, yaitu
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sebelum adanya penyakit
tersebut, seharusnya tenaga medis melakukan promosi kesehatan
yang optimal dan maksimal agar terciptanya pemerataan dan
peningkatan derajat kesehatan yang prima.
c. Kurang optimalnya pelayanan lansia.
Banyaknya pasien lansia yang berkunjung ke puskesmas
menjadikan tenaga kesehatan tidak optimal dalam melakukan
pemberian pelayanan. Lansia yang telah berumur lebih dari 70 tahun
seharusnya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Hal ini
dikarenakan fisik dan jasmani lansia telah mengalami penurunan sel
dan melemah, sehingga tidak mampu bila menunggu terlalu lama.
Bila perlu, tenaga kesehatan yang menhampiri pasien dan

11
melayaninya untuk meminimalisir angka kejadian tak diharapkan dan
angka cidera pada lansia.
d. Kurangnya promosi kesehatan tentang kepatuhan pasien dalam
melakukan pemeriksaan berkala di Puskesmas Taman Bacaan.
Pasien yang telah berobat ke puskesmas, haruslah kontrol ulang
kembali untuk memastikan bahwa derajat kesehatan masyarakat
memang benar-benar optimal. Banyaknya pasien yang tidak kembali
karena kurangnya pendidikan dari tenaga kesehatan dan
pengetahuan masyarakat tentang penyakit yang diderita tersebut
untuk melakukan kontrol ulang secara berkala dan periodik. Secara
teoritis, misalnya pada pasien dengan hipertensi, pasien yang
berobat harus dilakukan pemeriksaan berkala dan pengobatan yang
tepat agar tercapai kesehatan yang optimal.
e. Kurang optimalnya pos pembinaan terpadu PTM di Puskesmas
Taman Bacaan.
Masyarakat sekitar banyak belum mengetahui tentang keberadaan
posbindu PTM. Hal ini terjadi, karena kurang sosialisasinya tenaga
kesehatan kepada masyarakat mengenai program pemerintah
dengan gerakan CERDIK. Program ini sebenarnya telah lama
dicanangkan dan dilaksanakan oleh pemerintah sebagai upaya
peningkatan kesehatan yang merata dengan metode pendekatan
kepada masyarakat. Karena kurang optimalnya kegiatan ini,
sehingga perlu kerja sama dan kerja keras tenaga kesehatan agar
tercipta pemerataan derajat kesehatan masyarakat.

Adapun 5 (lima) isu diatas akan dijelaskan secara ringkas pada tabel
dibawah ini :

No. Identifikasi Isu/ Kondisi Ideal Keterkaitan Identifikasi Akar


Kondisi Sekarang Dengan Permasalahan

12
Tabel 1. Deskripsi Isu / Situasi Problematik

Materi
1. Kurangnya promosi Adanya Pelayanan Media yang
kesehatan tentang penyuluhan Publik digunakan untuk
penyakit hipertensi dan penyuluhan
pendidikan terbatas
kesehatan
secara berkala
dalam
menginformasi
kan masalah
kesehatan.
2. Kurang optimalnya Adanya Whole of Posbindu dalam
pos pembinaan pemeriksaan Government lingkup kerja
terpadu PTM di secara masih sedikit dan
Puskesmas Taman
periodik di masyarakat
Bacaan
posbindu PTM kurang
mengetahui
3. Kurang optimalnya Pelayanan Pelayanan Rekam medis
pelayanan lansia prima dan Publik pasien yang
optimal pada masuk dahulu
pasien lansia yang di panggil
berdasarkan
klasifikasi usia
4. Kurangnya promosi Pasien Pelayanan Jarak tempuh
kesehatan tentang kembali dalam Publik untuk berobat ke
kepatuhan pasien waktu yang puskesmas
dalam melakukan terlalu jauh
telah di
pemeriksaan
berkala di tentukan untuk
Puskesmas Taman melakukan
Bacaan pemeriksaan
kembali.
5. Kurang optimalnya Dalam rekam Manajemen Keterbatasan
pendokumentasian medik pasien ASN waktu dalam
asuhan harus ada melakukan
keperawatan pada
asuhan pelayanan
Puskesmas Taman
Bacaan keperawatan

C. Analisis Isu

13
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu.
Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria isu. Terdapat dua alat
analisis kriteria isu yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan alat
analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan) dan alat
analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Alat analisa dengan menggunakan AKPK (kriteria isu)
1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga
perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan: masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Berikut ini tabel penetapan kriteria kualitas Isu metode AKPK dan tabel
analisis isu menggunakan AKPK.
Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK


A K P K
NO ISU JML PERINGKAT
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
Kurangnya promosi
1. kesehatan tentang 5 4 3 4 16 III
penyakit hipertensi

Kurang optimalnya pos


pembinaan terpadu
2. 4 5 5 4 18 I
PTM di Puskesmas
Taman Bacaan

3. Kurang optimalnya 4 3 3 4 14 V

14
pelayanan lansia

Kurangnya promosi
kesehatan tentang
kepatuhan pasien dalam
4. 4 4 4 3 15 IV
melakukan pemeriksaan
berkala di Puskesmas
Taman Bacaan

Kurang optimalnya
pendokumentasian
5. asuhan keperawatan 4 5 4 4 17 II
pada Puskesmas
Taman Bacaan

Berdasarakan hasil analisis AKPK, terdapat tiga isu yang menjadi


prioritas yaitu:
a. Kurangnya promosi kesehatan tentang penyakit hipertensi
b. Kurang optimalnya posbindu PTM di Puskesmas Taman Bacaan
c. Kurang optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan pada
Puskesmas Taman Bacaan
Dari ketiga kriteria isu diatas yang mendapat rangking tiga besar,
kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat
analisis USG.
USG (Kualitas Isu)
a. Urgency; seberapa mendesak isu itu harus dibahas,dianalisis dan
ditindaklanjuti.
b. Seriousness; seberapa serius isu itu harus dibahas diakitkan dengan
akibat yang ditimbulkan
c. Growth; seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan rentang nilai
1 s/d 5. Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut sangat
urgent dan sangat serius untuk segera ditangani.

15
Tabel 4. Tabel Analisis Isu Menggunakan USG
U S G
NO ISU JML PERINGKAT
(1-5) (1-5) (1-5)
Kurangnya promosi
1. kesehatan tentang 3 4 4 11 II
penyakit hipertensi

Kurang optimalnya pos


pembinaan terpadu
2. 4 5 5 14 I
PTM di Puskesmas
Taman Bacaan

Kurang optimalnya
pendokumentasian
3. asuhan keperawatan 3 3 3 9 III
pada Puskesmas
Taman Bacaan

Berdasarkan penentuan kualitas isu dengan menggunakan alat


analisis USG, maka tergambar rangking tertinggi yang merupakan isu final
yang perlu dicarikan pemecahan masalah yaitu “kurang optimalnya pos
pembinaan terpadu PTM di Puskesmas Taman Bacaan”. Karena, perlu
pengoptimalan lebih lanjut terhadap posbindu PTM agar masyarakat
menjadi lebih tahu, mau dan mampu untuk datang melakukan
pemeriksaan di posbindu PTM sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan pada masyarakat yang diberikan.

D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih


Dengan makin banyaknya penderita penyakit tidak menular pada
masyarakat dan meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang berkualitas maka Puskesmas diharapkan dapat
mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan
yang dapat mendekatkan tenaga kesehatan kepada masyarakat sehingga
masyarakat akan lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan.

16
Peningkatan pelayanan posbindu yang baik dan optimal dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja petugas pelayanan kesehatan.
Karena dengan baiknya pelayanan posbindu maka akan mempermudah
petugas puskesmas dalam hal mencegah dan mengobati pasien dengan
kesadaran masyarakat tentunya. Namun, dengan kurang optimalnya
pelayanan posbindu maka akan memperlambat dan menghambat kinerja
petugas puskesmas pada saat pemberian pelayanan pada pasien.
Jadi, untuk mengatasi hal ini penulis mengajukan gagasan
pemecahan isu yaitu dengan cara melakukan sosialisasi tentang posbindu
melalui senam sehat ataupun skrining di Puskesmas Taman Bacaan.

E. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS

Nilai-nilai yang harus ada di dalam diri seorang Apartur Sipil Negara
yaitu ANEKA. ANEKA merupakan singkatan dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Indikator-
indikator dari nilai-nilai dasar tersebut yaitu :

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakn kewajiban untuk menyampaikan
pertanggung jawaban /untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang kepada pihak yang meminta pertanggung jawaban.
Akuntabilitas sering disamakan dengan responbilitas. Namun pada
dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Setiap individu, kelompok atau institusi wajib untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara
lain adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik;
2. Menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;

17
3. Adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI (2015:8),
aspek-aspek tersebut terdiri dari:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus
memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya.
Bofens (dalam LAN RI, 2015:10) menyatakan bahwa akuntabilitas
publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional);
2. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, menurut LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki
tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan yaitu
akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok,
akuntabilitas organisasi dan akuntabilitas stakeholder.
Menurut Widita (2015) dalam menciptakan lingkungan kerja
yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar
akuntabilitas yang harus diperhatikan yaitu kepemimpinan,
transparansi, integritas,tanggung jawab, keadilan, kepercayaan,
keseimbangan, kejelasan dan konsistensi.

2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan

18
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa
lain sebagaimana mestinya. Keadaan seperti ini sering disebut
chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1).
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi
ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik
diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani
publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang profesional.
ASN diharapkan mampu mengaktualisasikan wawasan
kebangsaan dan jiwa nasionalisme yang kuat dalam menjalankan
profesinya sebagai pelayanan publik yang berintegritas.
Jadi indikator Nasionalisme yang harus dimiliki aparatur sipil
Negara adalah berwawasan kebangsaan yang kuat, memahami
pluralitas, beroientasi kepublikan yang kuat, serta mementingkan
nasional di atas segalanya.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus
memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan
kode etik perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN.
Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-
pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat
luas.

3. Etika Publik
Etika adalah refleksi atas nilai tentang benar/salah, baik/buruk
atau pantas tidak panas yang harus dilakukan. Dalam kaitannya
dengan pelayan publik, etika publik adalah standar/norma yang

19
menentukan baik buruk, benar salah prilaku tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN,
2015:9).
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut:
1. Jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
2. Cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
5. Melaksanakan perintah atasan sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik
harus berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari wewenang
menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan publik adalah
amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia
namun juga di akhirat.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri sendiri untuk bekerja
sesuai kompetensi agar dapat menjaga mutu kinerja. Mutu merupakan
persepsi pengguna layanan terhadap kemampuan suatu organisasi
dalam menjawab kebutuhan dan harapan pelanggan.
Untuk mewujudkan sistem pelayanan publik yang bermutu
harus memerlukan komitmen. Komitmen untuk melakukan perubahan

20
melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan inovatifi
guna meningkatkan mutu pelayanan. Inovasi kemudian muncul
karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Mutu bersifat dinamis, sehingga setiap organisasi dituntut untuk
memperbaiki kinerjanya. Berikut metode yang sering digunakan untuk
perbaikan mutu yaitu
1. Metode Plan Do Check Act (PDCA)
Metode ini digunakan untuk membantu organisasi dalam
melakukan perbaikan secara terus menerus. Metode ini terdi dari
empat langkah yaitu plan (perencanaan), Do (melaksanakan), Check
(pemeriksaan), dan Act/Action (tindakan).
2. Diagram sebab dan akibat
Merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi
berbagai faktor yang menjadi akar permasalahan yang dianggap
menjadi masalah dalam mutu.
Jadi target utama kinerja ASN dalam komitmen mutu yaitu
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan.Mutu
kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
dewasa ini masih banyak yang tidak mengindahkan peraturan
perundang-undangan.

5 . Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi adalah
perilaku pejabat publik, baik politikus maupun pegawai negeri yang
secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya
mereka yang dekat dengan dirinya, dengan cara menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

21
Indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu Jujur, Peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab,
kerja keras, sederhana, berani serta adil.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai
manusia di muka bumi dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan
waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat
menjadi benteng kuat untuk antikorupsi. Tanggung jawab spiritual
yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk
memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat
untuk melakukan proses atau usaha terbaik danmendapatkan hasil
terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.

Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
beba dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi,
maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN.

1. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri


Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). PNS merupakan seseorang yang diangkat sebagai

22
pegawai ASN secara tetap. Sedangkan PPPK adalah seseorang
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan
perjanjian.
2. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat
luas.
b. Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI.

Hak dan kewajiban ASN


Hak adalah suatu kewenangan yang diberikan oleh hukum,
suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi
maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang
patut atau layak diterima. Agar melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya dengan baik , dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejateraan ASN dan akuntabel, maka

23
setiap SN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur dalam
UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan
pasal 70 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa
setiap pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 pemerintah
juga wajib memberikan perlindungan berupa:
1. Jaminan kesehatan;
2. Jaminan kecelakaan kerja;
3. Jaminan kematian;
4. Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan
yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah
suatu yang sepatutnya diberikan.Pegawai ASN berdasarkan UU
No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:
a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan;
d. menaati peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

24
Kode etik dan kode perilaku ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan
bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan
kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku pegawai ASN
1. jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
2. cermat dan disiplin;
3. hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
5. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang berwenang;
6. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
7. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
8. memberikan informasi secara benar;
9. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
10. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
11. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

Whole of Government
A. Pengertian Whole of Government (WoG)

25
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

B. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam


pelayanan terintegrasi

a. Praktek Whole of Government (WoG)


Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat
dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun
informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh beberapa
negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
1. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-
lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable.Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka
koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang
bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementrian
adalah salah satu cara melakukan WoG.
3. Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi
yang dilakukan di luar struktur formal, yang tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya agar sumber daya yang
terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari

26
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses
koordnasi tadi.
4. Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga,tanpa perlu mebentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi.

b. Tantangan dalam praktek Whole of Government (WoG)

Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG


di tataran praktek sebagai berikut:
1) Kapasitas SDM dan institusi
Perbedaan kapasitas bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya mendorong terjadinya merger atau
akuisisi kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM
dengan kualifikasi yang berbeda.
2) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi
upaya kolaborasi sama dengan kelembagaan.
3) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam
pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai
dan buadaya organisasi serta meramu SDM yang tersedia
guna mencapai tujuan yang diharapkan.

c. Praktek Whole of Government (WoG) dalam pelayanan publik


Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan
publik. Jenis pelayanan publik yang dikenail dapat didekati oleh
pendekatan WoG sebagai berikut:

27
(1) Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan
publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen
resmi yang dibutuhkan warga masyarakat.
(2) Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, perhubungan dan lain-lain.
(3) Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan
jenis barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti
jalan, jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air
bersih, dan lain-lain.
(4) Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan
hukuman dan peraturan perundang-undangan.
Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga dapat
dibedakan dalam lima macam pola pelayanan sebagai
berikut:

(1) Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola


pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi
pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan
kewenangannya.
(2) Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan secara terpadu pada suatu instansi pemerintah
yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing.
(3) Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah
berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja
pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan.
(4) Pola pelayanan terpusat, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak
selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah

28
lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat
yang bersangkutan.
(5) Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan elektronik
yang dilakukan menggunakan teknologi infromasi dan
komunikasi.

Pelayanan Publik
A. Konsep pelayanan publik
1. Pengertian pelayanan publik
Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui,
yaitu melayani dan pelayanan. Pengertian melayani adalah
membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan
seseorang". Sedangkan pengertian pelayanan adalah "usaha
rnelayani kebutuhan orang lain" (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1995).
Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut menghasilkan
suatu produk yang berupa pelayanan, kemudian diberikan kepada
pelanggan. Pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok
(Gonroos, 1990), yaitu :
1. Coreservice adalah pelayanan yang ditawarkan kepada
pelanggan,yang merupakan produk utamanya. Misalnya untuk
pelayanan pembuatan KTP.
2. Facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan
kepada pelanggan,misalnya terkait dengan pelayanan
administrasi kependudukan (KTP, aktekelahiran, dll), maka
pemerintah menyediakan layanan satu atap.
2. Pelayanan prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah
"Excellent Service" yang secara harfiah berarti pelayanan yang
sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik. Karena sesuai

29
dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi
yang memberikan pelayanan. Jadi pelayanan prima dalam hal ini
sesuai dengan harapan pelanggan
Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang
dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan atau masyarakat
serta memberikan fokus pelayanan kepada pelanggan.
Pelayanan prima kepada masyarakat didasarkan pada tekad
bahwa "pelayanan adalah pemberdayaan". Pelayanan prima yang
diberikan kepada masyarakat pada dasarnya tidaklah mencari
untung, tetapi memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat secara sangat baik atau terbaik.
Nilai-nilai dasar pelayanan publik
Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan kepada
masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa pedoman,
antara lain adalah Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 yang
mengemukakan tentang prinsip-prinsip pelayanan publik sebagai
berikut: kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi,
keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana,
kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan, keramahan dan
kenyamanan.

30
F. Matrik Rancangan

Unit Kerja : Puskesmas Taman Bacaan


Core Issue : “Kurang optimalnya pelayanan kesehatan di
Puskesmas Taman Bacaan”.

Identifikasi Isu :
1. Kurangnya promosi kesehatan tentang penyakit hipertensi
2. Kurang optimalnya pos pembinaan terpadu PTM di Puskesmas
Taman Bacaan
3. Kurang optimalnya pelayanan lansia
4. Kurangnya promosi kesehatan tentang kepatuhan pasien dalam
melakukan pemeriksaan berkala di Puskesmas Taman Bacaan
5. Kurang optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan pada
Puskesmas Taman Bacaan

Isu yang diangkat : Kurang optimalnya pos pembinaan terpadu PTM di


Puskesmas Taman Bacaan

Gagasan pemecahan Isu :


1. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang Posbindu PTM kepada
masyarakat di Puskesmas Taman Bacaan.
2. Pelaksanaan senam sehat PTM sebagai pendekatan konseling.
3. Melakukan skrining kesehatan PTM di Posbindu PTM.
4. Melakukan pemeriksaan lanjutan di Puskesmas Taman Bacaan pada
pasien teridentifikasi PTM sebagai rujukan setelah skrining posbindu.
5. Pelaksanaan kunjungan rumah (Homevisit) sebagai upaya
peningkatan kesehatan pada pasien yang tidak mau dan mampu ke
Puskesmas

31
Berikut ini tabel penjelasan matrik rancangan aktualisasi :

32
Tabel 5. Matrik Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Kontribusi Kontribusi


substansi Mata Kegiatan Pencapaian
Output/
No. Kegiatan Tahapan Pelatihan Pencapaian Penguatan
Hasil
Visi dan Misi Nilai-Nilai
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Pelaksanaan 1. Menghadap mentor 1. Mendapatkan Akuntabilitas: Adanya bentuk Dalam
penyuluhan tentang perencanaan persetujuan Adanya tanggung koordinasi dan pelaksanaan
aktualisasi sekaligus dari mentor jawab, wewenang peningkatan penyuluhan
kesehatan
penyuluhan posbindu tentang dan peran perawat pengetahuan kesehatan,
tentang Posbindu PTM pelaksanaan sebagai edukator kesehatan terdapat nilai
PTM kepada 2. Mencari bahan materi aktualisasi. untuk memberikan serta derajat semangat dan
penyuluhan 2. Masyarakat pendidikan kepada kesehatan profesionalitas
masyarakat di
3. Menyusun rencana sadar akan pasien. yang optimal dalam
Puskesmas kegiatan penyuluhan pentingnya kepada melakukan
Taman Bacaan. 4. Melakukan posbindu Nasionalisme: masyarakat pelayanan
pelaksanaan PTM serta Wujud pelaksanaan sebagai kepada
penyuluhan posbindu mau dan butir pancasila perwujudan visi masyarakat
PTM. mampu kemanusiaan yang dan misi
5. Evaluasi hasil berpartisipasi adil dan beradab organisasi
penyuluhan kepada dalam dalam memberikan (profesionalitas
masyarakat kegiatan dan mengingatkan dalam
posbindu perihal pelayanan
meningkatkan masyarakat
derajat kesehatan dan

30
yang optimal pemberdayaan
peran serta
Etika Publik: masyarakat)
Wujud pelaksanaan
kebijakan dan
program
pemerintah yakni
program Posbindu
PTM dengan
gerakan CERDIK

Komitmen Mutu:
Wujud memberikan
layanan kepada
publik secara
santun untuk
mendapatkan hasil
guna dan daya
guna yang optimal

Anti Korupsi:
Wujud peduli dan
tanggung jawab
terhadap pelayanan

31
kepada
masyarakat.
2. Pelaksanaan 1. Menghadap mentor 1. Mendapatkan Akuntabilitas: Adanya bentuk Adanya
senam sehat dalam hal kegiatan persetujuan Adanya tanggung koordinasi profesionalitas
senam sehat PTM dari mentor jawab, wewenang antar lini dan semangat
PTM sebagai
2. Persiapan sarana perihal dan peran perawat petugas dalam dan kerjasama
pendekatan dan prasarana serta pelaksanaan sebagai konselor pelaksanaan kinerja dalam
konseling. instruktur. senam sehat untuk memberikan kegiatan dan pelaksanaan
3. Menyusun rencana PTM konseling kepada peningkatan kegiatan demi
kegiatan senam 2. Masyarakat pasien. derajat meningkatkan
sehat PTM rutin kesehatan standar
4. Menginformasikan melakukan Nasionalisme: yang prima pelayanan
kepada masyarakat aktivitas fisik Wujud pelaksanaan sehingga yang prima.
bahwa akan (olahraga) butir pancasila memberikan
diadakannya senam minimal satu kemanusiaan yang penguatan
sehat PTM minggu sekali adil dan beradab pada visi dan
5. Pelaksanaan senam 3. Masyarakat dalam misi organisasi
sekaligus konseling sadar akan meningkatkan (pemberdayaa
PTM pentingnya derajat kesehatan n dan peran
kesehatan yang optimal serta
jasmani Etika Publik: masyarakat
Wujud untuk
pelakasanaan dari peningkatan
komunikasi, kesehatan
konsultasi dan yang prima)

32
kerjasama yang
baik antarelemen
kegiatan

Komitmen Mutu:
Wujud pelaksanaan
dari komitmen dan
konsisten untuk
tetap melakukan
senam sehat setiap
minggu minimal
satu kali.

Anti Korupsi:
Wujud pelaksanaan
dari nilai tanggung
jawab dan kerja
keras sebagai
perawat untuk
meningkatkan
kesehatan
masyarakat
3. Melakukan 1. Menghadap mentor 1. Mendapatkan Akuntabilitas: Adanya Adanya sikap
skrining untuk pelaksanaan persetujuan Adanya tanggung pelayanan beretika, kerja
skrining kesehatan dari mentor jawab, wewenang kesehatan sama dan

33
kesehatan PTM di posbindu PTM perihal dan peran perawat yang merujuk profesional
Posbindu PTM. 2. Berkoordinasi dengan pelaksanaan sebagai care giver untuk dalam
bidan desa dalam hal skrining untuk memberikan mendekatkan melakukan
menginformasikan kesehatan asuhan pada pasien kegiatan.
kepada masyarakat posbindu keperawatan dan dengan
tentang pelaksanaan PTM pelayanan kepada kesesuaian
skrining kesehatan 2. Petugas pasien. pada program
posbindu PTM kesehatan pemerintah
3. Menyiapkan jadwal, mampu sehingga dapat
alat dan tenaga mendeteksi Nasionalisme: menguatkan
kesehatan untuk dini PTM Merupakan wujud nilai visi dan
kegiatan. pada dari butir nilai misi organisasi.
4. Pelaksanaan masyarakat / pancasila sila ke-4 (meningkatkan
kegiatan posbindu Resiko tinggi yakni musyawarah profesional dan
PTM PTM dan non dengan mentor, kualitas SDM
5. Evaluasi dari hasil Resti tenaga kesehatan dalam
kegiatan dengan 3. Masyarakat dan bidan desa pelayanan)
adanya data hasil aktif dalam pelaksanaan
pemeriksaan berpartisipasi posbindu PTM
untuk
melakukan Etika Publik:
pemeriksaan Merupakan wujud
secara dari nilai
berkala di pelaksanaan
posbindu kebijakan dan

34
PTM program
pemerintah tentang
posbindu PTM
dengan gerakan
CERDIK.

Komitmen Mutu:
Merupakan wujud
bentuk program
kerja jangka
panjang yang
berbasis mutu.

Anti Korupsi:
Merupakan
perwujudan nilai
perduli, kerja keras
dan kejujuran dari
tim tenaga
kesehatan dalam
melaksanakan
tugas.
4. Melakukan 1. Menghadap mentor 1. Mendapatkan Akuntabilitas: Adanya Penguatan
pemeriksaan untuk kegiatan persetujuan Merupakan nilai pelayanan pencapaian
pemeriksaan lanjut dari mentor dari koordinasi, prima yaitu nilai etika,

35
lanjutan di (rujukan posbindu) di perihal tanggung jawab, untuk semangat dan
Puskesmas Puskesmas pelaksanaan keseimbangan dan mencapai visi kerjasama
2. Berkoordinasi dengan pemeriksaan kejelasan tugas dengan serta
Taman Bacaan
dokter dalam lanjut pasien bersama dengan memberikan profesional
pada pasien pemeriksaan lanjut resti dokter. kualitas dalam
teridentifikasi 3. Melakukan 2. Masyarakat pelayanan organisasi
pemeriksaan resiko tinggi Nasionalisme: kesehatan
PTM sebagai
penunjang (bila perlu) PTM dapat Merupakan nilai perorangan
rujuk lanjut 4. Menyusun ditangani integritas dalam sesuai standar
setelah skrining penatalaksanaan dengan tepat melaksanakan
pengobatan bersama dan optimal tugas pokok dan
posbindu.
dokter 3. Masyarakat fungsi sebagai
5. Edukasi dan evaluasi mengetahui perawat
pengobatan sebagai tingkat
upaya peningkatan keparahan
perihal PTM penyakit yang Etika Publik:
diderita. Merupakan nilai
yang
mengutamakan
pencapaian hasil
dan mendorong
kinerja pegawai
serta profesional
dalam melakukan
pelayanan yang

36
optimal kepada
pasien

Komitmen Mutu:
Merupakan nilai
efektif, efisien,
kolaborasi dan
berorientasi pada
mutu.

Anti Korupsi:
Merupakan nilai
mandiri dan
tanggung jawab
sebagai perawat.
5. Pelaksanaan 1. Menghadap mentor 1. Mendapatkan Akuntabilitas: Adanya Terdapat
kunjungan rumah untuk melakukan persetujuan Merupakan nilai profesionalitas penguatan nilai
kunjungan rumah dari mentor dari integritas dan dan Integritas profesional
(Homevisit)
(homevisit) pada perihal tanggung jawab dalam dan semangat
sebagai upaya pasien terdeteksi pelaksanaan sebagai perawat pencapaian dalam
peningkatan PTM kunjungan untuk tetap pelaksanaan pelaksanaan
2. Persiapan alat dan rumah pada melaksanakan kegiatan kegiatan.
kesehatan pada
tenaga kesehatan pasien resti tugas. sesuai dengan
pasien yang tidak yang akan melakukan 2. Tenaga visi dan misi
mau dan mampu kunjungan rumah. kesehatan Nasionalisme: organisasi.

37
ke Puskesmas 3. Mencari data pasien dan Merupakan wujud (profesional
resiko tinggi yang masyarakat dari butir pancasila dan
akan dikunjungi menjadi lebih sila ke-2 dengan meningkatkan
4. Menentukan tanggal dekat tetap memberikan kualitas
kunjungan 3. Masyarakat pelayanan kepada pelayanan
(homevisit) mampu pasien meski harus perseorangan
5. Melakukan kunjungan meningkatka berkunjung yang prima)
kepada pasien n derajat kerumah pasien
dengan resti kesehatan untuk dapat
sekaligus edukasi yang optimal meningkatkan
dan evaluasi. 4. Masyarakat derajat kesehatan
resti masih yang optimal.
bisa diberikan Etika Publik:
pengobatan, Merupakan nilai
meskipun tugas secara
pasien malas profesional dan
ke mempertanggung
puskesmas jawabkan kinerja
pada publik

Komitmen Mutu:
Merupakan nilai
dari pemberian
pelayanan kepada
publik secara jujur,

38
tanggap, cepat,
tepat, akurat
berdayaguna,
berhasilguna dan
santun.

Anti Korupsi:
Merupakan nilai
tanggung jawab,
adil dan perduli
pada pasien.

G. Jadwal Kegiatan

Adapun jadwal rencana pelaksanaan habituasi dimulai tanggal 08 Juli – 10 Agustus 2019 yang dapat dilihat pada tabel.

Tabel 6. Jadwal Kegiatan

Bulan dan Minggu ke-


NO KEGIATAN JULI AGUSTUS
2 3 4 1 2
Pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang Posbindu
1. PTM kepada masyarakat di Puskesmas Taman 8-13 Juli
Bacaan.
2. Pelaksanaan senam sehat PTM sebagai pendekatan 11-12 18-19 25-26 1-2 8-9

39
konseling. Juli Juli Juli Agustus Agustus
3. Melakukan skrining kesehatan PTM di Posbindu PTM. 15-20
Juli
Melakukan pemeriksaan lanjutan di Puskesmas Taman
4. Bacaan pada pasien teridentifikasi PTM sebagai rujuk 22 Juli-3 Agustus
lanjut setelah skrining posbindu.
Pelaksanaan kunjungan rumah (Homevisit) sebagai
5-10
5. upaya peningkatan kesehatan pada pasien yang tidak
Agustus
mau dan mampu ke Puskesmas

40
H. Kendala dan Antisipasi

Berikut adalah kendala-kendala yang mungkin akan terjadi saat


aktualisasi nilai-nilai pada saat habituasi dan antisipasinya.

Tabel 7. Kendala dan Antisipasi

NO. KENDALA ANTISIPASI


1. Waktu kerja dengan kegiatan Menjalin komunikasi yang baik
aktualisasi bersamaan terhadap pimpinan serta rekan
sesama tenaga medis.
Pengaturan jadwal yang
memungkinkan
terselesaikannya semua
kewajiban dan tugas.
2. Membutuhkan bantuan dari Meminta bantuan kepada
rekan satu kerja atasan untuk membantu
koordinasi dengan rekan kerja
lainnya
3. Adanya biaya yang harus Berkoordinasi dengan mentor
dikeluarkan untuk pembuatan
leaflet pada saat aktualisasi

4. Penyelesaian kegiatan yang Pelaksanaan harus sesuai


tidak sesuai jadwal/target jadwal tanpa menunda-nunda

41
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes RI.2012. Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan


Masyarakat. (http://ika.fkunpad.org/)diakses tanggal 5 Mei 2019.
Permenkes RI.2014. Pusat Kesehatan Masyarakat.
(http://www.depkes.go.id/) diakses tanggal 10 Mei 2019.
Kepmenkes.2007. Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan.(http://
www.pdpersi.co.id/). Diakses tanggal 10 Mei 2019.
Lembaga Administrasi Negara. 2008. Aktualisasi. Modul Penelitian
Dasar Calon PNS Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2008. Akuntabilitasi. Modul 1 Penelitian
Dasar Calon PNS Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2008. Anti Korupsi. Modul 1 Penelitian
Dasar Calon PNS Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2008. Etika Publik. Modul 1 Penelitian
Dasar Calon PNS Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2008. Komitmen Mutu. Modul 1
Penelitian Dasar Calon PNS Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2008. Manajemen ASN. Modul 2
Penelitian Dasar Calon PNS Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2008. Nasionalisme. Modul 1 Penelitian
Dasar Calon PNS Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2008. Pelayanan Publik. Modul 2
Penelitian Dasar Calon PNS Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2008. Whole of Goverment. Modul 2
Penelitian Dasar Calon PNS Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

42
BIODATA

Nama : Rian Hadi Warman


NIP : 19960724 201902 1 002
Tempat, Tanggal Lahir : Kemang Indah (OKI), 24 Juli 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status dalam Keluarga : Anak ke 1 dari 3 bersaudara
Alamat : Dusun I RT 001/RW 000 Desa Kemang Indah
Kecamatan Mesuji Raya Kabupaten OKI
No. Telepon/ HP : 0857-6903-4066 / 0812-7424-8045
Pendidikan :
1. Sekolah Dasar Negeri 1 Kemang Indah Lulus tahun 2008
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mesuji Raya Lulus tahun 2011
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kayuagung Lulus tahun 2014
4. STIK Siti Khadijah Palembang Jurusan Diploma III Keperawatan Lulus
tahun 2017

Nama Orang Tua :


Ayah : Suharso
Ibu : Suaibah
Alamat : Dusun I RT 001/RW 000 Desa Kemang Indah
Kecamatan Mesuji Raya Kabupaten OKI

vi

Anda mungkin juga menyukai