186 408 1 SM
186 408 1 SM
186 408 1 SM
ABSTRAK
Latar Belakang: Kejang demam yang terjadi berulang akan mengakibatkan efek yang buruk bagi anak, terutama
untuk kecerdasan dan perkembangan otak. Salah satu cara untuk mencegah kejang demam berulang adalah dengan
memberikan edukasi kesehatan kepada ibu. Edukasi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan ibu, sehingga sikap ibu
akan berubah kearah positif. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu
dalam pencegahan kejang demam berulang. Metode: Desain penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan teknik pre
test and post test nonequevalent control group pada 58 responden (kelompok intervensi=29 dan kelompok kontrol=29).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner A, B, C dan media audiovisual. Responden adalah ibu
yang memiliki balita pernah mengalami kejang demam dan pernah dirawat di rumah sakit. Kelompok intervensi diberikan
edukasi kesehatan tentang pencegahan kejang demam berulang dengan media video, sedangkan kelompok kontrol tidak
diberikan intervensi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat dengan uji paired t-test dan
independent t-test dan multivariate dengan MANCOVA. Hasil: ada pengaruh edukasi kesehatan terhadap pengetahuan
(p=0,001) dan sikap (p=0,001). Kesimpulan: Edukasi dapat dimasukkan ke dalam rencana asuhan keperawatan ketika
anak pertama kali dirawat di rumah sakit karena kejang demam, karena terbukti dapat meningkatkan pengetahuan ibu
sehingga ibu dapat mengambil sikap yang positif untuk pencegahan terjadinya kejang demam berulang.
Kata kunci: edukasi kesehatan, pengetahuan, sikap, kejang, demam
The Effect of Health Education on Knowledge and Attitude of Mothers in Preventing the
Recurrent Febrile Seizures
Abstract
The Recurrent Febrile Seizures (RFS) could affect the children intelligence and their brain development. Health education
is one of the ways in order to prevent the RFS. By providing health education among mothers, it might increase their
knowledge and could lead to a positive attitude in preventing the RFS. Aim: This study was aimed at investigating the
effect of health education on knowledge and attitude of mothers in preventing the RFS among hospitalized children.
Method: This was a quasi-experimental study with pre- and post-test nonequivalent control group with total sample
was 58 respondents (intervention group, n=29, and control group, n=29). The instruments used in this study were
questionnaire A, B, C and audiovisual media. Respondents in this determination are mothers who have children who have
experienced febrile seizures and have been hospitalized. The video guidelines on RFS prevention was performed in the
intervention group, while there was no intervention performed in the control group.Data was analysed with univariate
(paired t-test and unpaired t-test) and multivariate with MANCOVA. Result: There was a significant effect of health
education on knowledge (p=0.001), and attitude (p=0.001). Conclusion: Health education should be included in the
nursing care plan when the children with RFS were admitted to the hospital.
Keywords: Health education, knowledge, attitude, febrile, seizures.
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan Kejang Demam
125
JPPNI Vol. 04/no.03/Desember 2019-Maret 2020
126
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan Kejang Demam
Instrumen yang digunakan untuk meng berulang (video) berisi pengertian kejang
ukur pengetahuan ibu adalah kuesioner demam, penyebab tanda gejala, faktor
B yang terdiri dari 27 pertanyaan. Sistem resiko, komplikasi, penatalaksanana dan
skoring yang digunakan yaitu diberikan perawatan serta pencegahan kejang demam
skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika berulang. Setelah pengumpulan responden
jawaban salah. Sedangkan instrumen yang kelompok kontrol selesai, selanjutkan
digunakan untuk mengukur sikap ibu adalah mengumpulkan responden kelompok
kuesioner C yang terdiri dari 22 pernyataan, intervensi.
9 pernyataan positif dan 13 pernyataan Pada kelompok intervensi dilakukan
negatif. Kedua instrumen telah dilakukan uji pre test utuk mengetahui pengetahuan
validitas dan reliabilitas pada 30 ibu yang dan sikap ibu dalam penanganan kejang
mempunyai balita yang anaknya pertama demam berulang menggunakan kuesioner.
kali dirawat di rumah sakit karena kejang Setelah itu diberikan edukasi menggunakan
demam. media video selama 30 menit tentang faktor
Hasil uji validitas kuesioner pengetahuan resiko, komplikasi, penatalaksanaan dan
ada 2 pertanyaan yang tidak valid sehingga perawatan serta pencegahan kejang demam
pertanyaan menjadi 20 pertanyaan dengan berulang. Pada hari ke-7 setelah pemberian
r per item antara 0,406 sampai 0,818, edukasi diukur kembali pengetahuan dan
sedangkan pada kuesioner sikap ada sikap responden dalam pencegahan kejang
2 pertanyaan yang tidak valid sehingga demam berulang.
menjadi 20 pernyataan dengan r per item Data hasil pre test dan post test kedua
0,428 sampai 0,833. Hasil uji reliabilitas kelompok diolah dan dianalisis. Analisis data
kuesioner pengetahuan didapatkan nilai pada penelitian ini menggunakan analisis
Cronbach’s alpha 0,924 sehingga kuesioner univariat, bivariat dan dan multivariat.
pengetahuan dikatakan reliabel. Sedangkan Analisis univariat untuk menjelaskan dan
hasil uji kuesioner sikap didapatkan nilai mendiskripsikan karakteristik setiap variabel
Cronbach’s alpha 0,918 sehingga kuesioner penelitian. Analisis bivariat yang digunakan
sikap dikatakan reliabel. adalah analisis variabel independen (paired
Tahap selanjutnya melakukan pre test t-test), analisis variabel independen dan
pada kelompok kontrol untuk mengetahui dependen (independent t-test). Analisis
pengetahuan dan sikap ibu dalam pena multivariat yang digunakan adalah uji
nganan kejang demam berulang dengan MANCOVA. Penelitian ini telah mendapatkan
menggunakan kuesioner. Post test pada ijin etik dari komite etik Fakultas Ilmu
kelompok kontrol dilakukan pada hari ke- Keperawatan Universitas Indonesia dengan
7. Setelah itu kelompok kontrol diberikan No.107/UN2.F12.D/HKP.02.04/2018.
edukasi pencegahan kejang demam
127
JPPNI Vol. 04/no.03/Desember 2019-Maret 2020
HASIL
Intervensi Kontrol
Total p value
Variabel (n = 29) (n = 29)
n % n % n %
Karakteristik Ibu
Pendidikan
Penghasilan
Keterpaparan Informasi
Karakteristik Anak
Usia 1,000
≤ 60 bulan 29 100% 29 100% 58 100%
> 60 bulan 0 0% 0 0% 0 0%
Jenis Kelamin
128
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan Kejang Demam
Tabel 2. Rata-Rata Perbedaan Skor Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan kejang
demam Berulang Sebelum dan Setelah diberikan Edukasi Kesehatan pada kelompok
Kontrol dan Intervensi di RSUD Grobogan April-Mei 2018 (n=58)
Tabel 2 menunjukkan perbedaan rerata tidak ada perbedaan dengan p value 0,057
skor pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan 0,804. Sedangkan rerata pengetahuan
dan sesudah diberikan edukasi pada dan sikap ibu sebelum dan sesudah edukasi
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. pada kelompok intervensi menunjukkan
Rerata pengetahuan dan sikap ibu sebelum adanya perbedaan dengan p value <0,001.
dan sesudah edukasi pada kelompok kontrol
129
JPPNI Vol. 04/no.03/Desember 2019-Maret 2020
Selisih
Variabel Kelompok n Mean SD p value
mean
130
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan Kejang Demam
Tabel 4. Analisis Mancova Efektivitas Pemberian Edukasi Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Ibu dengan Variabel Perancu dalam Pencegahan Kejang Demam (n=58)
131
JPPNI Vol. 04/no.03/Desember 2019-Maret 2020
Hasil analisis pada Tabel 4 menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara jenis
bahwa terdapat hubungan yang signifikan kelamin dengan kejang pada anak (p=0,024;
antara pemberian edukasi dengan p<0,05).
pengetahuan dan sikap ibu dalam pence Karakteristik ibu yang dikaji dalam
gahan kejang demam berulang setelah penelitian adalah usia ibu, pendidikan dan
dikontrol oleh variabel perancu dengan nilai penghasilan keluarga dan keterpaparan
p=0,001 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan informasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel perancu tidak memengaruhi bahwa mayoritas ibu berusia 31 tahun.
pengetahuan. Namun ada dua variabel Menurut Wawan & Dewi (2010), usia tiga
perancu yang memengaruhi walaupun puluhan adalah usia yang dianggap matang
telah dikontrol yaitu tingkat pendidikan dan untuk menerima dan memutuskan suatu
keterpaparan informasi. tindakan yang tepat. Hal ini sejalan dengan
penelitian Santoso & Ismail (2009) yang
DISKUSI mengatakan bahwa semakin bertambahnya
Gambaran umum karakteristik anak umur seseorang maka kematangan dalam
yang diteliti pada penelitian ini adalah umur berpikir semakin baik, sehingga akan
anak, jenis kelamin, riwayat anak kejang cepat dalam pengambilan suatu keputusan
dan riwayat anak dirawat karena kejang. misalnya ketika anak demam akan segera
Dari segi usia penelitian ini menunjukkan diatasi agar tidak terjadi kejang demam
bahwa anak yang mengalami kejang berulang.
demam terbanyak berusia <32 bulan. Hal Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ini sesuai oleh teori yang dijelaskan oleh mayoritas sebagian besar ibu berpendidikan
Kyle & Carman (2017) bahwa usia kurang dasar, yaitu 41 responden (70,7%). Menurut
dari 2 tahun perkembangan otak anak Maryati & Septikasari (2009), pendidikan
belum matang, sehingga anak lebih rentan seseorang secara tidak langsung dapat
mengalami kejang. berpengaruh terhadap kesehatan. Tingkat
Menurut hasil penelitian Patel, dkk pendidikan dasar termasuk level yang belum
(2015), anak yang berusia di bawah 2 tahun mampu bersikap secara cepat dan tanggap
lebih banyak yang mengalami kejang demam untuk mencari pertolongan dan pergi ke
dibandingkan anak yang berusia lebih dari fasilitas kesehatan. Tingkat pendidikan perlu
dua tahun. Sejalan dengan penelitian Najimi, diidentifikasi karena beberapa penelitian
dkk (2013) yang menjelaskan bahwa kejang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
demam terbanyak terjadi pada usia kurang berpengaruh secara signifikan terhadap
dari 2 tahun. Dari beberapa hasil penelitian tingkat pengetahuan dan sikap orang tua.
di atas dapat disimpulkan bahwa semakin Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hanafi,
muda usia anak, akan semakin berisiko dkk (2014) yang menjelaskan bahwa ada
mengalami kejang demam. hubungan yang bermakna antara pendidikan
Penelitian ini menemukan kejang ibu tehadap peningkatan pengetahuan,
demam lebih banyak terjadi pada anak laki- sikap dan ketrampilan ibu dalam pemberian
laki. Penelitian yang dilakukan Eskandarifar, ASI eksklusif.
dkk (2017) juga menemukan bahwa anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa
laki-laki lebih banyak mengalami kejang mayoritas keluarga berpenghasilan kurang
demam dibandingkan dengan anak dari UMR yaitu 39 responden (67,2%).
perempuan. Hasil ini sesuai hasil penelitian Guttmacher (2005) menjelaskan bahwa
Onji, dkk (2009) yang menemukan bahwa penghasilan dapat mengukur masalah
132
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan Kejang Demam
kesehatan keluarga. Penghasilan perlu p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pen-
diperhatikan karena pada level penghasilan didikan kesehatan secara bermakna dapat
lebih tinggi orang tua mampu mengakses merubah pengetahuan seseorang.
informasi dan fasilitas kesehatan yang lebih Guguen, dkk (2010) menjelaskan tujuan
baik. Sesuai dengan penjelasan Wawan memberikan informasi kesehatan kepada
& Dewi (2010) yaitu semakin tinggi status seseorang adalah untuk memotivasi agar
ekonomi seseorang maka fasilitas akan lebih bergaya hidup ke arah yang positif. Hasil
mudah didapat termasuk fasilitas kesehatan. dari penelitian ini menunjukkan adanya
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan orang tua
lebih dari setengah responden yaitu 31 mengenai demam dan penanganan demam
orang (54,4%) tidak pernah mendapatkan setelah orang tua mendapatkan informasi.
informasi. Menurut Priyoto (2014) salah Arsyad (2013) mengatakan informasi adalah
satu faktor yang dapat memengaruhi sikap salah satu sumber kekuatan keluarga
seseorang adalah pengalaman. Menurut dalam menjaga kesehatan anaknya, maka
penelitian Legg & Newton (2016), orang informasi yang kita berikan harus jelas,
tua yang mempunyai pengalaman pernah akurat dan relevan. Untuk itu pemilihan
mendapatkan informasi tentang kejang dapat media yang tepat pada pendidikan kese
mengurangi faktor risiko terjadinya cedera hatan menjadi penting.
saat anak mengalami kejang demam. Orang Hasil penelitian Lee, Kim & Min (2017)
tua tidak takut dan panik saat menangani menunjukkan bahwa pemberian informasi
anak kejang sehingga penanganan pertama dengan menggunakan smartphone terbukti
anak kejang bisa dilakukan dengan baik. efektif dalam meningkatkan pengetahuan
Pada hasil penelitian ini juga terdapat dan kepecayaan diri orang tua dibandingkan
perbedaan secara bermakna pengetahuan dengan menggunakan media kertas.
ibu pada kedua kelompok setelah pemberian Hal ini sesuai Penelitan Lenzowski, dkk
edukasi dengan nilai p=0,001; (p<0,05). (2017) yang mengemukakan bahwa media
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian audiovisual lebih disukai karena dilengkapi
edukasi kesehatan mempunyai dampak dengan gambar atau foto yang seolah nyata
dalam meningkatkan pengetahuan orang membuat responden lebih mudah faham.
tua. Maulana (2009) menjelaskan bahwa Hasil analisis multivariat dalam penelitian
semakin sering seseorang mendapatkan ini menunjukkan ada pengaruh yang
informasi maka pengetahuan akan semakin signifikan antara pemberian edukasi dengan
meningkat. Peningkatan pengetahuan orang pengetahuan ibu (p<0,001) setelah dikontrol
tua akan memengaruhi sikap orang tua oleh variabel usia ibu, tingkat pendidikan,
kearah yang lebih baik atau positif. penghasilan, keterpaparan informasi, riwa
Hasil penelitian Eze, dkk (2015) tentang yat anak dirawat dan riwayat anak dirawat
efek edukasi kesehatan terhadap penge karena kejang. Namun ditemukan variabel
tahuan, sikap dan pertolongan pertama perancu yang tetap memengaruhi penge
pada epilepsi menunjukkan bahwa setelah tahuan walaupun telah dikontrol yaitu tingkat
diberikan pendidikan kesehatan terdapat pendidikan.
perubahan pengetahuan secara bermakna. Tingkat pendidikan berpengaruh ter
Terdapat peningkatan pengetahuan sebesar hadap pengetahuan ibu tentang pencegahan
25,9% setelah intervensi, dari pengetahuan kejang demam berulang. Peneliti meyakini
yang kurang dan cukup menjadi penge bahwa pengetahuan seseorang tidak hanya
tahauan yang baik, dengan nilai statistik dipengaruhi oleh pemberian edukasi saja
133
JPPNI Vol. 04/no.03/Desember 2019-Maret 2020
akan tetapi banyak faktor yang bisa me Dampak Edukasi Kesehatan Ter
mengaruhi pengetahuan seseorang salah hadap Sikap Ibu dalam Pen ce
satunya adalah tingkat pendidikan. Semakin gahan Kejang Demam Berulang
tinggi tingkat pendidikan seseorang rasa Pada hasil penelitian ini terdapat
ingin tahunya akan semakin besar sehingga perbedaan secara bermakna sikap ibu
orang tersebut akan berusaha mencari pada kedua kelompok setelah pemberian
informasi. Dengan tingkat pendidikan yang edukasi dengan nilai p=0,001; (p<0,05).
lebih tinggi mereka juga akan mam pu Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
mengakses pengetahuan dengan mudah edukasi kesehatan mempunyai dampak
dan cepat salah satunya dengan menggu dalam mengubah sikap orang tua ke arah
nakan internet. yang positif dalam mencegah kejang demam
Hasil ini sejalan dengan penelitian berulang. Semakin banyak informasi yang
Hanafi, dkk (2014) yang menunjukkan didapatkan maka perilaku seseorang
bahwa hasil uji multivariat logistic terhadap kesehatan akan semakin baik.
regression ada pengaruh karakteristik Sesuai dengan hasil penelitian
responden (paritas, cara melahirkan, Eze, dkk (2015) tentang efek edukasi
tingkat pendidikan, status pekerjaan, umur) kesehatan terhadap pengetahuan, sikap
terhadap pengetahuan, sikap dan ketram dan pertolongan pertama pada epilepsi
pilan ibu dalam penanganan demam pada yang menunjukkan bahwa setelah diberikan
anak dengan nilai p<0,05. Namun hasil pendidikan kesehatan terdapat perubahan
penelitian Siriat, Rustina, & Waluyanti (2013) sikap seseorang dari negatif ke arah positif
menunjukkan hasil yang berbeda, hasil uji sebesar 16,4%, dengan nilai statistik
multivariat karakteristik responden (usia, (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan, penghasilan, jumlah pendidikan kesehatan secara bermakna
anak dan keterpaparan informasi) pada dapat merubah sikap seseorang yang
penelitian ini tidak berpengaruh terhadap memandang epilepsi sebagai sesuatu yang
pengetahuan, sikap dan ketrampilan orang negatif menjadi sesuatu yang lebih positif.
tua dalam penanganan demam pada anak Sejalan dengan penelitian Hudayani (2014)
dengan nilai (p>0,05). yang menunjukkan bahwa pemberian
Perbedaan ini kemungkinan disebabkan edukasi dan konseling efektif merubah sikap
pada penelitian Siriat, Rustina, & Waluyanti ibu dalam memberikan nutrisi kepada anak
(2013) rata-rata responden memiliki pen dengan ODHA (p=0,048; p<0,05).
didikan yang sama yaitu SMP dan SMA Parvez, Wiroonpanich, & Naphapunsakul
sedangkan pada penelitian ini tingkat (2010) mengatakan pemberian edukasi
pendidikan responden beragam dari SD kesehatan terbukti efektif dalam merubah
sampai Perguruan Tinggi. Hal ini kemung perilaku ibu dalam merawat anak dengan
kinan yang meyebabkan tingkat pendidikan pneumonia, dengan nilai p=0,001
tetap berpengaruh terhadap pengetahuan (p<0,05). Hasil penelitian Siriat, Rustina, &
setelah edukasi walaupun telah dikontrol. Waluyanti (2013) juga menemukan bahwa
pemberian informasi secara bermakna
memengaruhi sikap orang tua dalam
menangani demam pada anak dengan
nilai (p<0,05). Sulistinadewi, Nurhaeni, &
134
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan Kejang Demam
135
JPPNI Vol. 04/no.03/Desember 2019-Maret 2020
Hanafi, M. I., Abdel, S., Shalaby, H., children with respiratory disease,
Falatah, N., & El-ammari, H. Journal of Pediatric Nursing, 36:
(2014). Impact of health education 13-19, http://dx.doi.org/10.1016/j.
on knowledge of, attitude to pend.2017.04.012.
and practice of breastfeeding Legg, K. T., & Newton, M. (2017).
among women attending primary Counselling adults who experience
health care centres in Almadinah a first seizure. Seizure, 49: 64–
Almunawwarah, Kingdom of Saudi 68. https://doi.or g/10.101 6/j .
Arabia: Controlled pre e post study. seizure.2016.09.012.
Journal of Taibah University Medical Lenzowski, E., Tung-Hahn, E., Higareda, J.,
Sciences, 9(3): 187–193. https://doi. McCormick, C., Markoff, T., Arffa, M.,
org/10.1016/j.jtumed.2013.11.011. … Alam, M. (2017). Video education
Hockenberry, M. J. & Wilson, D. (2009). to improve recognition of common
Wong’s essentials of pediatric benign and malignant cutaneous
nursing (8th ed). St Louis, Missouri: lesions and skin cancer prevention
Mosby Elsevier. in the public. International Journal of
Hudayani, F. (2014). Pengaruh pemberian Women’s Dermatology: 4–6. http://
edukasi dan konseling gizi terhadap doi.org/10.1016/j.ijwd.2017.10.005.
pengetahuan sikap perilaku dan Maulana, H. D. J. (2009). Promosi Kese
berat badan ODHA di UPT HIV hatan. Jakarta: EGC.
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Maryati, D. & Septikasari, M. (2009). Kese
Jakarta (Tesis). Universitas hatan reproduksi teori dan prak
Indonesia, Jakarta, Indonesia. tikum. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kalalang, J. P., Masloman, N. & Mannoppo, Najimi, A., Dolatabadi, N., Esmaeili,
J. I (2016). Profil kejang demam di A., & Sharifirad, G. (2013). The
Bagian ilmu Kesehatan Anak RSUP effect of educational program on
Prof. Dr. R. D. Kandau Manado. knowledge, attitude and practice
Jurnal e-Clinic (eCl), 4, (2), 51-55. of mothers regarding prevention
Kızılay, D. Ö., Kırdök, A. A., Ertan, P., of febrile seizure in children.
Ayça, S., Demet, M. M., & Polat, Journal of Education and Health
M. (2017). Information is power: Promotion, 2(1): 26. http://dx.doi.
An interventional study on parents org/10.4103/2277-9531.112703.
of children with febrile seizures. Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan
Retrieved from https://www. Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
journalagent.com/z4/vi.asp?pdir=jp Cipta.
r&plng=eng&un=JPR-43433. Notoatmodjo S. (2012). Promosi Kesehatan
Kyle, T., & Carman, S. (2017). Essential dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
of pediatric nursing (3 th ed). Rineka Cipta.
Philadelphia: LippincottWilliams & Onji S.H. Hassanpour, M. Ghofrani, N.
Wilkins. Taheri D, & AR Ziaee. (2009).
Lee, J.M., Kim, S.J., & Min, H.Y. (2017). Determining teh Risk Factors of
The Effect of smartphone-based Recurrent to Hazrat-e-Ali Asghar
nebulizer therapy education on Childrens Hospital. Razi Journal of
parent’s knowledge and confidence Mecial Sciences, 16(65).
of performance in caring for
136
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan Kejang Demam
Parvez, M., M., Wiroonpanich, W., & Siriat, N. A. J., Rustina, Y., & Waluyanti,
Naphapunsakul, M. (2010). The F. T. (2013). Pemberian informasi
effects of educational program on meningkatkan pengetahuan, sikap
child care knowledge and behaviors dan ketrampilan orang tua dalam
of mothers of children under five penanganan demam pada anak.
years with pneumonia. Bangladesh Jurnal Keperawatan Indonesia,
Journal of Medical Science, 9(3). 16(2): 101-106.
Patel, N., Ram, D., Swiderska, N., Soundari, E. S., Kokilavani, N., & Kumar,
Mewasingh, L. D., Newton, R. C. S. (2014). A study to assess
W., & Offringa, M. (2015). Febrile the effectiveness of educational
seizures. BMJ: British Medical intervention on knowledge and
Journal (Online), 351. http://dx.doi. attitude of mothers regarding care
org/10.1136/bmj.h42 of children with convulsion disorder
Paul, S. P., Rogers, E., Wilkinson, R., & at melmaruvathur. Asian Journal of
Paul, B. (2015). Management Nursing Education and Research,
of febrile convulsion in children. 4(4): 457-460. Retrieved from
Emergency Nurse (2014), 23(2), https://search.proquest.com/docvie
18-25. doi:http://dx.doi.org/10.7748/ w/1702908679?accountid=17242
en.23.2.18.e1431. Sulistinadewi, N. L. K., Nurhaeni, N., &
Paul, S. P, Blaikley, S., & Chinthapalli, R. Gayatri, D. (2012). Pendidikan
(2012). Clinical update: Febrile kesehatan keluarga efektif
convulsion in childhood. Community meningkatkan kemampuan ibu
Practitioner, 85(7): 36-38. Retrieved dalam merawat anak diare. Jurnal
from https://search.proquest.com/ keperawatan Indonesia, 15(3): 165-
docview/1027219982?account 170.
id=17242. Wawan & Dewi. (2010). Teori & pengukuran
Priyoto. (2014). Teori sikap dan perilaku pengetahuan, sikap, dan perilaku
dalam kesehatan. Yogyakarta: manusia. Yogyakarta: Nuha
Nuha Medika. Medika.
Santoso H & Ismail A. 2009. Memahami Yabanci, N., & Karakus, S. Ş. (2014). The
Krisis Usia Lanjut. Jakarta: Gunung effects of mother ’ s nutritional
Mulia. knowledge on attitudes and
Sadleir, L. G., & Scheffer, I. E. (2007). behaviors of children about nutrition.
Febrile seizures. BMJ: British Procedia – Social and Behavioural
Medical Journal, 334(7588): 307- Sciences, 116: 4477–4481. https://
311. http://dx.doi.org/10.1136/ doi.org/10.1016
bmj.39087.691817.AE.
137