LabMania Teknik Sampling Air Berbasis Kompetensi PDF
LabMania Teknik Sampling Air Berbasis Kompetensi PDF
LabMania Teknik Sampling Air Berbasis Kompetensi PDF
Berbasis Kompetensi
CdDr. Novi Fitria S,Si, M.T
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) dengan Jabatan Kerja
Pengambil Contoh Uji Air
KODE UNIT :
M.712020.001.01
JUDUL UNIT :
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Lingkungan (K3L)
DESKRIPSI UNIT :
Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam menerapkan K3L.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengidentifikasi 1. Pelaksanaan prosedur Keselamatan,
potensi bahaya Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
dan kondisi darurat termasuk potensi bahaya risiko dan kondisi
darurat yang mungkin terjadi diidentifikasi.
2. Alat Pelindung Diri (APD) disiapkan.
Inhalasi (menghirup):
Dengan bernapas melalui mulut atau hidung,
zat beracun dapat masuk ke dalam paru-paru.
Seorang dewasa saat istirahat menghirup
sekitar lima liter udara per menit yang
mengandung debu, asap, gas atau uap.
Beberapa zat, seperti fiber/serat, dapat
langsung melukai paru-paru. Lainnya diserap ke
dalam aliran darah dan mengalir ke bagian lain
dari tubuh.
BAHAYA FAKTOR KIMIA
Pencernaan (menelan):
Bahan kimia dapat memasuki tubuh jika makan
makanan yang terkontaminasi, makan dengan
tangan yang terkontaminasi atau makan di
lingkungan yang terkontaminasi.
Zat di udara juga dapat tertelan saat dihirup,
karena bercampur dengan lendir dari mulut, hidung
atau tenggorokan.
Zat beracun mengikuti rute yang sama sebagai
makanan bergerak melalui usus menuju perut.
BAHAYA FAKTOR KIMIA
Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasif:
Beberapa di antaranya adalah zat melewati kulit
dan masuk ke pembuluh darah, biasanya melalui
tangan dan wajah. Kadang-kadang, zat-zat juga
masuk melalui luka dan lecet atau suntikan
(misalnya kecelakaan medis).
Simbol Bahaya GHS
(Global Harmonization
Systems)
Simbol baru
Ikuti petunjuk yang tertulis di
label
Siapkan SDS sebagai
penyerta
ANTISIPASI RESIKO
Mencari sumber bahaya pada saat bekerja di
lapangan
Menyiapkan APD yang sesuai
Menghantisipasi jika terjadi kerusakan
kendaraan atau kecelakaan
Mencegah paparan bahan kimia seperi asam,
sampel yang beracun, dan lingkungan yang
berbahaya
ANTISIPASI RESIKO
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, atau peraturan penggantinya
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut,
atau peraturan penggantinya
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, atau
peraturan penggantinya
CEK LIST
Peralatan pendukung
Komponen yang diperhatikan pada
proses persiapan wadah contoh uji
Mudah
di cuci
Tidak
Volume bereaksi
sesuai dengan
Peralatan
contoh
contoh
Tidak Aman
mudah untuk
bocor dibawa
Menghindari kontaminasi pada wadah dan
peralatan pengambilan contoh di lab
Di laboratorium
Pemakaian di
lapangan
Menghindari kontaminasi pada wadah dan
peralatan pengambilan contoh di lapangan
Apabila digunakan
Pemakaian pada lokasi lain ,
di lapangan bilas terlebih
dahulu dengan air
contoh
Bilas
dengan air
contoh Kecuali untuk
parameter VOC,
minyak dan lemak,
Pengambila mikroorganisme
n contoh
pH
Debit
DO Tambahan
air parameter salinitas
Peralatan
pendukung
untuk sampling
dilaut
Chlor untuk
parameter lapangan
Suhu DHL di air limbah
KETERAMPILAN
Melakukan uji kinerja peralatan
SIKAP KERJA
• Integritas
• Teliti dan cermat
PERALATAN Water Quality Checker
(WQC)
Terkalibrasi
Bebas kontaminasi
1. SUHU
Kalibrasi suhu dilakukan dengan menggunakan
kalibrator temperatur yang bersertifikat
Point
sampler
Air
permukaan
Gabungan
kedalaman
Alat Automatic
pengambil sampler
contoh
Sumur bor Bailer
Grab
sample
Composit
kedalaman
Teknik Composite
sampling air sample
Composit
waktu
Intregrated
sampel
Penentuan lokasi sampling disesuaikan
dengan tujuan sampling
Aspek Kritis
Botol gelas
Sumur bor dengan
pemberat
Sumur Pantau
Sumur
Produksi
Untuk parameter mikrobiologi
Lokasi sampling air tanah
Sumur di sebelah hulu dan hilir dari lokasi
penimbunan sampah
Sumur sebelah hilir daerah pertanian
Sumur di daerah pantai untuk intruksi air laut
Sumur produksi PDAM
Sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah
Sumur observasi air tanah
Sumur-sumur lainnya
Titik sampling air tanah
Untuk sumur gali , contoh air diambil pada
kedalaman 20 cm dari permukaan air
Untuk sumur bor dengan pompa tangan atau
pompa listrik, contoh air diambil dari kran /mulut
pompa , setelah air di buang beberapa waktu ( 5
menit)
Pengambilan contoh di lakukan pada kedalaman
tertentu untuk studi tertentu.
Penentuan koordinat dan elevasi titik lokasi GPS
Lokasi sampling di instalasi
pengolahan air minum
Kontinyu, Grab
1 saluran sampling
Kontinyu, Grab
Tidak ada > 1 saluran sampling
IPAL Batch, 1 Grab
saluran sampling
Komposit
Berfluktuasi
waktu
Kontinyu, 1
saluran
Tdk Grab
berfluktuasi sampling
Komposit
debit
tempat
Tdk
Berfluktuasi
Grab
sampling
Kontinyu, > 1
saluran
Waktu dan
Tidak ada IPAL Komposit
tempat
Berfluktuasi
Komposit
waktu
Batch, 1 Komposit
Berfluktuasi proposional
saluran waktu
Komposit
Berfluktuasi waktu dan debit
Batch, > 1 tempat
saluran
Tdk Komposit
berfluktuasi waktu
Pengambilan contoh uji di Air Laut
Penentuan lokasi dan titik pengambilan contoh
air laut lebih rumit dan memerlukan ketelitian
ekstra, karena dipengaruhi oleh :
Suhu
Salinitas
PERATURAN :
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 6 TAHUN 2009
STANDAR :
SNI ISO/IEC 17025, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi
Sebelum menyusun laporan, Aspek – aspek
yang perlu diperhatikan adalah:
Mampu menghasilkan
keakurasian
Peralatan
Sesuai SNI, US-EPA, APHA,
JIS, ASTM
Metode Pengujian
Mengukur
Presisi
Di bawah •Disahkan
dan
/di atas deberikan ke
baku mutu pelanggan
Dalam laporan pengambilan contoh uji
berdasarkan SKKNI minimal memiliki :
Identitas Identitas
pelanggan contoh
Jenis
contoh