LabMania Teknik Sampling Air Berbasis Kompetensi PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 94

Teknik Sampling Air

Berbasis Kompetensi
CdDr. Novi Fitria S,Si, M.T
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) dengan Jabatan Kerja
Pengambil Contoh Uji Air
KODE UNIT :
M.712020.001.01
JUDUL UNIT :
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Lingkungan (K3L)
DESKRIPSI UNIT :
Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam menerapkan K3L.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengidentifikasi 1. Pelaksanaan prosedur Keselamatan,
potensi bahaya Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
dan kondisi darurat termasuk potensi bahaya risiko dan kondisi
darurat yang mungkin terjadi diidentifikasi.
2. Alat Pelindung Diri (APD) disiapkan.

2. Melaksanakan 1. Prosedur K3L dilakukan mempertimbangkan


prosedur K3L jenis pekerjaan dan kondisi tempat kerja.
2. Penanganan terhadap kondisi darurat yang
terjadi dilakukan sesuai dengan prosedur.
3. Setiap kejadian yang membahayakan K3
didokumentasikan sebagai bahan evaluasi.
PENGETAHUAN
Prosedur Safety Induction di tempat kerja
perusahaan
Bahaya dan risiko K3L di tempat kerja
Komunikasi kebahayaan (hazard
communication)
Sistem manajemen K3L
Sifat dan karakteristik bahan berbahaya
dan beracun (B3) dan perlindungan K3L
nya
Safety Data Sheet (SDS)
KETERAMPILAN

Menggunakan APD disesuaikan dengan


bahaya dan risiko K3 di tempat kerja
Melindungi diri dari bahaya dan keadaan
darurat
SIKAP KERJA
 Cermat dalam mengidentifikasi kondisi
darurat yang mungkin terjadi
 Disiplin dalam mengutamakan
keselamatan kerja dan melaksanakan
prosedur K3L
Definisi Potensi Bahaya dan Risiko

 Potensi Bahaya adalah sesuatu yang


berpotensi untuk menjadi insiden yang
berakibat pada kerugian
 Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu
kejadian yang berbahaya dan peluang
terjadinya kejadian tersebut
Potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja
didasarkan pada dampak korban
BAHAYA FAKTOR KIMIA

Inhalasi (menghirup):
Dengan bernapas melalui mulut atau hidung,
zat beracun dapat masuk ke dalam paru-paru.
Seorang dewasa saat istirahat menghirup
sekitar lima liter udara per menit yang
mengandung debu, asap, gas atau uap.
Beberapa zat, seperti fiber/serat, dapat
langsung melukai paru-paru. Lainnya diserap ke
dalam aliran darah dan mengalir ke bagian lain
dari tubuh.
BAHAYA FAKTOR KIMIA
Pencernaan (menelan):
Bahan kimia dapat memasuki tubuh jika makan
makanan yang terkontaminasi, makan dengan
tangan yang terkontaminasi atau makan di
lingkungan yang terkontaminasi.
Zat di udara juga dapat tertelan saat dihirup,
karena bercampur dengan lendir dari mulut, hidung
atau tenggorokan.
Zat beracun mengikuti rute yang sama sebagai
makanan bergerak melalui usus menuju perut.
BAHAYA FAKTOR KIMIA
Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasif:
Beberapa di antaranya adalah zat melewati kulit
dan masuk ke pembuluh darah, biasanya melalui
tangan dan wajah. Kadang-kadang, zat-zat juga
masuk melalui luka dan lecet atau suntikan
(misalnya kecelakaan medis).
Simbol Bahaya GHS
(Global Harmonization
Systems)
Simbol baru
Ikuti petunjuk yang tertulis di
label
Siapkan SDS sebagai
penyerta
ANTISIPASI RESIKO
 Mencari sumber bahaya pada saat bekerja di
lapangan
 Menyiapkan APD yang sesuai
 Menghantisipasi jika terjadi kerusakan
kendaraan atau kecelakaan
 Mencegah paparan bahan kimia seperi asam,
sampel yang beracun, dan lingkungan yang
berbahaya
ANTISIPASI RESIKO

Mencegah kontak dengan bakteri


Mencegah sunburn dan heatstroke
Mencegah gigitan binatang atau sengatan
serangga beracun
 Menyiapkan SOP jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan
ANTISIPASI RESIKO

Menggunakan peralatan K3 yang memadai


pada saat melakukan sampling
Bekerja secara aman untuk diri sendiri dan
lingkungan
Menggunakan alat komunikasi yang tepat
Memperhatikan lingkungan sebelum
melakukan pekerjaan sampling
ATURAN DASAR BEKERJA DI LINGKUNGAN

Mengenal jenis peralatan yang akan digunakan

Mengenal bahan kimia yang akan digunakan (simbol


bahaya dan cara handling)

Memahami MSDS (SDS)

Semua peralatan yang akan digunakan dalam keadaan


bersih (teknik pencucian dan pengeringan perlu
diperhatikan)
ATURAN DASAR BEKERJA DI LINGKUNGAN

 Semua botol harus diberi label yang jelas

 Peralatan ukur disimpan pada tempat yang benar

 Melakukan pengambilan sampel sesuai prosedur

 Menyiapkan catatan (log book, formulir perusahaan)

 Selalu bekerja dengan aman (pribadi dan lingkungan)


ATURAN DASAR BEKERJA DI LINGKUNGAN

Jika melakukan sampling pada kedalaman 1 meter


atau lebih, gunakan jaket keselamatan dan jangan
mengggunakan sepatu boot. Karena jika terpeleset,
maka akan sulit melakukan tindakan penyelamatan.

Jika berjalan disekitar kebun sayuran, pastikan tidak


menyentuh tanaman yang beracun. Gunakan jaket
khusus yang dapat melindungi dari sengatan
seranggga/nyamuk. Gunakan sepatu boot, untuk
melindungi kaki dari gigitan serangga atau ular.
Selalu gunakan sarung tangan untuk menghindari
penyakit yang berkembang di air, jangan menyentuh
mata, hidung dan mulut.
Cuci tangan dengan sabun disinfectant dan gunakan
air bersih.
Khusus untuk sampling di lingkungan peternakan,
pengolahan limbah, dan lingkungan yang berpotensi
mengandung bakteri yang cukup tinggi.

Jangan minum dari sumber yang ada, selalu gunakan


air minum dalam kemasan yang dibawa sendiri.
Asam sulfat dan asam nitrat mempunyai sifat korosif,
gunakan sarung tangan untuk melindungi kontak
asam dengan kulit
Pastikan membaca dan memahami SDS sebelum
menggunakan bahan kimia.
Dilarang makan, minum, merokok, disekitar sampel,
pada lokasi sampling, dan pada saat pengukuran
lapangan.
Jauhkan pematik api dari sampel, dan lokasi
sampel.
Jika sampel mempunyai sifat mudah terbakar,,
segera sampel simpan di tempat yang dingin, atau
gunakan lemari pendingin khusus.
 Lakukan sampling dengan aman, hindari bahaya
(diri sendiri dan orang lain).
 Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, segera
hubungi ahli K3.
 Sampel yang mengandung kontaminan radioaktif,
memerlukan penanganan khusus, hal ini perlu
didampingi oleh ahli K3 dibidangnya
 Beri label sampel berbahaya, baik yang bersifat
mudah terbakar, korosif, beracun, oksidator, atau
mempunyai sifat radioaktif, agar menjadi perhatian
pada saat penanganan sampel, penyimpanan
dan pembuangan.
REFERENSI
 SKKNI. 2015. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Lingkungan (K3L)
 APHA. 2000. Standard Methods for the Examination of Water and
Wastewater
 EPA Regulation. 2007. Regulatory monitoring and testing, Water and
wastewater sampling
MENYUSUN RENCANA PENGAMBILAN CONTOH
UJI AIR (KODE UNIT : M.712020.002.01)
Ketentuan dan Pedoman Terkait
Pengambilan contoh uji air
 SNI 6989.57, Metode Pengambilan Contoh Air Permukaan
 SNI 6989.58, Metode Pengambilan Contoh Air Tanah
 SNI 6989.59, Metode Pengambilan Contoh Air Limbah
 SNI 6964.8, Metode Pengambilan Contoh Uji Air Laut
 SNI ISO/IEC 17025, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi

 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, atau peraturan penggantinya

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut,
atau peraturan penggantinya

 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, atau
peraturan penggantinya
CEK LIST

 Tujuan pengambilan contoh ?


 Perlengkapan K3 ?
 Parameter uji ?
 Metode pengambilan contoh ?
 Peralatan utama ?
 Peralatan pendukung ?
 Wadah? Volume?
 Pengendalian mutu lapangan?
 Uji kalibrasi alat pengukur parameter lapangan ?
 Administrasi ?
 Sketsa titik lokasi pengambilan contoh ?
Contoh kasus (Pengambilan contoh uji air
tanah) sumur gali / pantau
Pengambilan contoh dengan tujuan pemantauan
dampak pencemaran pertanian, industri dan
pencemaran intrusi air laut
Contoh kasus pengambilan contoh air
limbah
Contoh kasus pengambilan contoh uji air
permukaan (sungai)
Pedoman dan ketentuan menentukan
jarak pencampuran sempurna
Menentukan jumlah titik pengambilan
sampel dan jumlah kedalaman
pengambilan sampel
Contoh kasus pengambilan contoh uji
air permukaan (danau)
 )
M.712020.003.01
Melakukan Persiapan Pengambilan Contoh Uji Air
Persiapan peralatan

Peralatan pengambilan contoh

Peralatan pengukuran di lapangan

Peralatan pendukung
Komponen yang diperhatikan pada
proses persiapan wadah contoh uji
Mudah
di cuci

Tidak
Volume bereaksi
sesuai dengan
Peralatan
contoh
contoh

Tidak Aman
mudah untuk
bocor dibawa
Menghindari kontaminasi pada wadah dan
peralatan pengambilan contoh di lab

Di beri label “ telah


dicuci, siap digunakan”
Pencucian diberi tanggal
pencucian dan paraf
personel yg mencuci

Di laboratorium

Pemakaian di
lapangan
Menghindari kontaminasi pada wadah dan
peralatan pengambilan contoh di lapangan
Apabila digunakan
Pemakaian pada lokasi lain ,
di lapangan bilas terlebih
dahulu dengan air
contoh
Bilas
dengan air
contoh Kecuali untuk
parameter VOC,
minyak dan lemak,
Pengambila mikroorganisme
n contoh

Proses persiapan GRABB


Segera
di dicatat dan dicuci (sesaat)
dokumentasikan kembali
Botol untuk contoh air
Persiapan bahan pengawet

Mengapa contoh uji air perlu diawetkan ?


Contoh air dengan konsentrasi kecil mudah
mengalami perubahan secara fisika, kimia atau
biologi. Oleh karena itu, contoh air harus
diawetkan sebelum mengalami degradasi. Upaya
pengawetan merupakan upaya minimisasi
perubahan contoh uji sehingga tidak ada
perubahan pada komposisi kimianya.
Penguapan

Parameter uji yang mudah menguap adalah molekul


organik, gas hidrogen sulfida (H2S) dan hidrogen
sianida (HCN), perlu dilakukan teknik pengawetan
khusus. Penguapan dapat diminimisasi dengan
memasukkan contoh uji ke dalam wadah yang
dilengkapi dengan tutup yang rapat dan dijaga tidak
ada rongga udara di mulut wadah , sehingga kontak
dengan udara dihindari. Pengawetan dilakukan
dengan penambahan NaOH sampai pH 12
Adsorpsi dan absorpsi

Ketika contoh uji diambil dari lingkungan,


keseimbangan antara contoh uji dengan
lingkungan sekitarnya akan terganggu. Senyawa
atau ion dalam contoh uji dapat berubah karena
adanya respon terhadap lingkungan baru, yaitu
wadah contoh uji. Terkadang senyawa atau ion
dalam contoh uji dapat terserap ke dinding
wadah dan tidak dapat kembali lagi (irreversible)
ke contoh uji tersebut.
Sebagai contoh adalah interaksi
antara ion logam
 dengan permukaan gelas dan adsorpsi minyak ke
dalam dinding wadah plastik. Logam dapat
diadsorpsi secara irreversible ke permukaan gelas.
Oleh karena itu dalam pengambilan contoh uji
logam sedapat mungkin digunakan dari wadah
plastik. Selain itu, penambahan asam nitrat (HNO3)
ke dalam contoh uji sampai pH < 2 dapat
mengubah ion logam dalam larutan menjadi
garam atau oksida logam sehingga adsorpsi dapat
diminimisasi.
Minyak bersifat sebaliknya, yaitu dapat
teradsorpsi ke dinding wadah plastik
secara irrevesible. Oleh sebab itu dalam
pengambilan contoh uji yang
mengandung minyak harus digunakan
wadah berbahan gelas.
Difusi

Molekul organik seperti phalate ester dan


plasticzers dapat mengalami difusi (diffusion)
melalui dinding wadah dari plastik atau melalui
tutup botol. Difusi dapat diminimisasi dengan
menggunakan wadah gelas yang tertutup atau
wadah yang terbuat dari teflon
(polytetrafluoroethelene-liners).
Pengendapan

Pengendapan (presipitasi) yang sering terjadi


adalah terbentuknya oksida logam(MxOy) atau
hidroksida logam(MxOHy) dan reaksi ion logam
contoh uji dengan oksigen. Dalam hal ini,
pengendapan dapat dihindari dengan
penambahan asam nitrat sampai pH < 2.
Kombinasi antara pH rendah dan kelebihan ion
nitrat dapat memastikan bahwa ion logam tetap
berada pada larutan.
Perubahan Kimia

Berbagai perubahan kimia (chemical


changes) dapat terjadi pada contoh uji air.
Untuk itu, prosedur pengawetan yang
sesuai harus diterapkan. Berikut ini
beberapa gambaran tentang perubahan
kimia kualitas contoh uji air dan cara
pengendaliannya :
Parameter Botol Volume Cara Pengawetan Batas waktu
Contoh Air (mL) penyimpana
n
Asidi-alkali P.G 200 Pendinginan 4oC 24 jam
BOD P,G 1000 Pendinginan 4oC 48 jam
(Gelap)
TOC P 25 4oC, H2SO4 <pH 2 28 hari
COD P 50 4oC, H2SO4 <pH 2 28 hari
Chlorine P 50 Analisa segera
Warna P 100 Pendinginan 4oC 48 jam
Coductivity P 100 Pendinginan 4oC 28 hari
Hardness P 250 HNO3 < pH 2 28 hari
Logam berat P 200 HNO3 < pH 2 28 hari
total
Logam berat P 200 Saring, HNO3 < pH 28 hari
terlarut 2
Parameter Botol Volume Cara Pengawetan Batas waktu
Contoh Air (mL) penyimpana
n
Ammonia P 100 4oC, H2SO4 <pH 2 28 hari
Nitrat, Nitrit P 100 Pendinginan 4oC 28 hari
Organic , P 100 Pendinginan 4oC 28 hari
kjeldhal
Minyak dan G 1000 4oC, H2SO4 <pH 2 48 jam
Lemak
PAH G 1000 R.Gelap , 4oC 7 hari
Phenol G 1000 4oC 7 hari
TPH G 1000 4oC 7 hari
pH P 25 Analisa segera
Total phosfat P 500 4oC, H2SO4 <pH 2 28 hari
Solid P 500 4oC 7 hari
Sulfate P 50 4oC 28 hari
Menyiapkan formulir lapangan sesuai
dengan ketentuan

Persiapan dan perencanaan yang baik sebelum


dilakukan pengambilan contoh merupakan
bagian dari penjaminan mutu laboratorium.
Dengan tujuan contoh uji mewakili / representatif
kondisi lingkungan yang sebenarnya. Salah satu
persiapan yang harus dilakukan adalah
menyiapkan formulir yang diperlukan untuk
merekam seluruh data pengambilan contoh uji.
Rekaman yang diperoleh dapat
digunakan,
misalnya untuk mendokumentasikan kesesuaian
pengukuran dengan standar tertentu dan
memverifikasi pengambilan contoh. Pengambil
contoh uji air merekam data dan kegiatan yang
berhubungan dengan pengambilan contoh
sebagai bagian dari pengujian. Berdasarkan
standar nasional indonesia (SNI) terdapat
informasi (bersifat normatif ) sekurang-
kurangnya sebagai berikut :
 Identifikasi contoh;
 Tanggal pengambilan contoh;
 Waktu pengambilan contoh;
 Nama Petugas Pengambil Contoh (PPC);
 Nilai parameter yang diukur di lapangan;
 Analisa yang diperlukan;
 Jenis contoh (misalnya contoh, contoh split, duplikat
atau blanko);
 Pengamatan cuaca dan kondisi lapangan
Melakukan Uji Kinerja Peralatan
Pengukur Parameter Lapangan
Pengukuran Parameter Lapangan

pH

Debit
DO Tambahan
air parameter salinitas
Peralatan
pendukung
untuk sampling
dilaut

Chlor untuk
parameter lapangan
Suhu DHL di air limbah
KETERAMPILAN
Melakukan uji kinerja peralatan

SIKAP KERJA
• Integritas
• Teliti dan cermat
PERALATAN Water Quality Checker
(WQC)

Terkalibrasi

Bebas kontaminasi
1. SUHU
 Kalibrasi suhu dilakukan dengan menggunakan
kalibrator temperatur yang bersertifikat

 Kalibrasi dilakukan minimum setiap 6 bulan


secara internal dan 12 bulan eksternal

 Dilakukan oleh personil yang kompeten


2 : pH

Kalibrasi dilakukan dengan


menggunakan larutan buffer:
- pH 4
- pH 7
- pH 10
• Evaluasi hasil kinerja :

Melakukan perhitungan presisi dan


akurasi alat, nilai persen error < 5%

Membuat diagram kendali hasil uji


kinerja sebagai instrumen monitoring
kinerja alat

Mencatat dan mendokumentasikan


hasil uji kinerja alat
M.712020.005.01
Melakukan Pengambilan Contoh Uji Air
Water sampler
Sederhana

Point
sampler
Air
permukaan
Gabungan
kedalaman

Alat Automatic
pengambil sampler
contoh
Sumur bor Bailer

Air Tanah Dengan


pemberat
Sumur Gali Botol gelas
Tutup
stainless
steel
Lokasi air sungai
Alat sederhana

 dapat berupa ember plastik yang bertangkai panjang)


sering digunakan pada air permukaan atau air sungai
kecil relatif dangkal)
A adalah pengambil contoh terbuat dari polietilen
B adalah handle (tipe teleskopi yang terbuat dari
almunium atau stainless steel
Contoh alat pengambil air botol biasa
dengan pemberat
Alat pengambil contoh pada kedalaman
tertentu atau point sampler / grab sampler

digunakan untuk mengambil contoh air pada


kedalaman yang telah ditentukan pada sungai
yang relatif dalam, danau atau waduk
Alat pengambil contoh jenis ini digunakan
untuk mengambil contoh air dalam rentang
waktu tertentu secara otomatis.
Contoh yang diperoleh ini merupakan contoh
gabungan selama periode tertentu
Teknik Sampling

Grab
sample
Composit
kedalaman
Teknik Composite
sampling air sample
Composit
waktu
Intregrated
sampel
Penentuan lokasi sampling disesuaikan
dengan tujuan sampling
Aspek Kritis

 Contoh air harus diambil dari lokasi yang dianggap


bercampur sempurna, hindari pengambilan contoh di
tempat air yang diam (stagnan);
 Jika sungai terdiri dari beberapa aliran air yang terpisah,
dipilih aliran yang paling besar.
 Jika ada anak sungai atau effluent dari limbah yang
masuk ke dalam sungai utama, sebelum dan sesudah
dari pencampuran anak sungai dan di lokasi anak
sungai. Lokasi pencampurannya dapat terjadi
beberapa kilometer ke hilir, dan jarak lokasi
pencampuran dipengaruhi lebar dan kedalaman
sungai
Alat pengambil contoh pada air tanah

Alat Sumur Gali

Botol gelas
Sumur bor dengan
pemberat

Sumur Pantau

Sumur
Produksi
Untuk parameter mikrobiologi
Lokasi sampling air tanah
 Sumur di sebelah hulu dan hilir dari lokasi
penimbunan sampah
 Sumur sebelah hilir daerah pertanian
 Sumur di daerah pantai untuk intruksi air laut
 Sumur produksi PDAM
 Sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah
 Sumur observasi air tanah
 Sumur-sumur lainnya
Titik sampling air tanah
 Untuk sumur gali , contoh air diambil pada
kedalaman 20 cm dari permukaan air
 Untuk sumur bor dengan pompa tangan atau
pompa listrik, contoh air diambil dari kran /mulut
pompa , setelah air di buang beberapa waktu ( 5
menit)
 Pengambilan contoh di lakukan pada kedalaman
tertentu untuk studi tertentu.
 Penentuan koordinat dan elevasi titik lokasi  GPS
Lokasi sampling di instalasi
pengolahan air minum

 Air baku atau inlet


 Setelah sedimentasi
 Setelah filtrasi
 Setelah disinfeksi atau di reservoir / bak
penampung air bersih
 Di rumah konsumen
Lokasi sampling air limbah
Untuk tujuan pengambilan contoh :
monitorng/pemantauan idustri yang tidak memiliki
ipal, namun memiliki bak ekualisasi , contoh diambil
pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima
air limbah

Kontinyu, Grab
1 saluran sampling

Kontinyu, Grab
Tidak ada > 1 saluran sampling
IPAL Batch, 1 Grab
saluran sampling

Batch, > 1 Grab


saluran sampling
Untuk titik pengambilan contoh pada saluran pembuangan air (outlet) bagi idustri yang tidak
memiliki ipal, dan tidak memiliki bak ekualisasi , contoh diambil pada saluran sebelum masuk ke
perairan penerima air limbah dengan teknik berikut :

Komposit
Berfluktuasi
waktu
Kontinyu, 1
saluran
Tdk Grab
berfluktuasi sampling

Komposit
debit
tempat
Tdk
Berfluktuasi
Grab
sampling
Kontinyu, > 1
saluran
Waktu dan
Tidak ada IPAL Komposit
tempat
Berfluktuasi
Komposit
waktu

Batch, 1 Komposit
Berfluktuasi proposional
saluran waktu

Komposit
Berfluktuasi waktu dan debit
Batch, > 1 tempat
saluran
Tdk Komposit
berfluktuasi waktu
Pengambilan contoh uji di Air Laut
Penentuan lokasi dan titik pengambilan contoh
air laut lebih rumit dan memerlukan ketelitian
ekstra, karena dipengaruhi oleh :

Suhu

Salinitas

Daya hantar listrik


Lokasi pengambilan contoh air muara dan
air laut ditentukan dengan pedoman pada
perbedaan salinitasnya.

Lokasi dengan salinitas 5%, 10%, 15%, 20%, 25%


dan 30% dapat menjadi lokasi pengambilan
contoh. Kemudian koordinat lokasi tersebut
(lintang-bujur) ditentukan dengan GPS.
Koordinat dan salinitas yang ditentukan sebagai
acuan dalam pengambilan contoh selanjutnya,
sehingga data yang diperoleh dari waktu ke
waktu dapat dibandingkan.
 Penentuan titik pengambilan contoh air muara dan air laut pada
kedalaman tertentu didasarkan pada perbedaan suhu dan
salinitas.
 Hal tersebut disebabkan pola distribusi zat-zat kimia dalam air
muara atau air laut sangat tergantung pada kedua faktor tersebut.
Lalu jumlah titik pengambilannya sangat tergantung pada tujuan
pengambilannya.
 Secara umum, titik pengambilan contoh adalah pada 0,2X, 0,4X,
0,6X, dan 0,8X kedalaman air.
 Untuk daerah pantai atau pelabuhan dengan kedalaman kurang
dari lima meter, titik pengambilannya adalah satu meter di bawah
permukaan, bagian tengah, dan 0,5 meter di atas dasar laut.
Pengambilan contoh di dekat dasar laut harus dengan hati-hati
sehingga endapan dasar / sedimen tidak terambil.
Contoh dikemas sesuai dengan ketentuan
dan dikirim ke laboratorium
BERITA ACARA PENGAMBILAN CONTOH AIR
Pada hari ini .....tanggal... Bulan.... Tahun... Pukul... Telah dilakukan pengambilan contoh air
di....................................... yang dilakukan oleh :
Petugas :
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Saksi :
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya
Tempat, Tanggal bulan dan tahun
Petugas Saksi
(......................) (....................................)
Amati Gambar berikut : Adakah yang tidak sesuai
dengan prosedur pengambilan contoh air ?
M.71202.006.01
Menyusun Pelaporan Contoh Uji Lingkungan

PERATURAN :
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 6 TAHUN 2009

STANDAR :
SNI ISO/IEC 17025, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi
Sebelum menyusun laporan, Aspek – aspek
yang perlu diperhatikan adalah:

Mampu menghasilkan
keakurasian
Peralatan
Sesuai SNI, US-EPA, APHA,
JIS, ASTM
Metode Pengujian

Memiliki bahan acuan


Ketelusuran pengukuran
bersertifikat

Memiliki dokumen perencanaan


Pengambilan Contoh Uji pengambilan contoh

Penanganan contoh sesuai


Penanganan Contoh uji standar
Penggunaan bahan acuab
Jaminan Mutu hasil pengujian bersertifikat
Verifikasi data pengukuran parameter
lapangan
2/3
CVH
% RSD

Mengukur
Presisi

Dimana %RSD < 2/3 CVH


Menyusun •Bandingkan
laporan

Baku Mutu •Kategori


Lingkungan

Di bawah •Disahkan
dan
/di atas deberikan ke
baku mutu pelanggan
Dalam laporan pengambilan contoh uji
berdasarkan SKKNI minimal memiliki :

1. Tanggal pengambilan contoh


2. Identifikasi contoh
3. Lokasi pengambilan contoh
4. Rincian kondisi lingkungan
5. Catatan penyimpangan , jika ada
6. Kesimpulan data parameter lapangan
7. Pengesahan kepala lab
Contoh laporan pengambilan contoh uji air

Identitas Identitas
pelanggan contoh

Jenis
contoh

Hasil Baku mutu


lingkungan
Pengamatan
Parameter

Adakah yang kurang dari laporan ini ?


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai