Laporan Kimia Farmasi - Kel3a - KLS 2B
Laporan Kimia Farmasi - Kel3a - KLS 2B
Laporan Kimia Farmasi - Kel3a - KLS 2B
KELOMPOK III A
KELAS: 2 B
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan hasil
praktikum Kimia Farmasi II ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan hasil praktikum Kimia Farmasi II ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untukitu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kelompok 3 A
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang........................................................................... 1
1.2 TujuanMasalah.......................................................................... 1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
.1 Dasar Teori................................................................................ 2
2.2 MonografiBahan....................................................................... 4
BAB III : METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat............................................................................................ 7
3.2 Bahan......................................................................................... 7
3.3 ProsedurKerja............................................................................ 7
BAB IV : HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil Praktikum......................................................................... 10
4.2 Perhitungan Hasil Praktikum.................................................... 10
BAB IV : PEMBAHASAN........................................................................... 11
KESIMPULAN ……………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Tablet asam asetil salisilat mengandung asam asetil salisilat C9H8O4 dan
tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada
etiket (Farmakope Indonesia ed. IV, 32).
Aspirin merupakan obat analgetik. Aspirin mungkin merupakan obat
analgesika yang paling popular dan paling banyak digunakan disebabkan oleh
sturktur kimianya yang sederhana dan harganya yang murah. Aspirin secara
kimiawi dikenal dengan nama asam asetil salisilat, suatu molekul organic. Senyawa
awal aspirin adalah salisin, yang ditemukan dalam batang kayu. Meskipun
demikian aspirin dengan mudah dapat dibuat dari fenol dengan reaksi Kolbe.
(Satiajit (2007),hal: 2).
Salah satu efek aspirin adalah pendarahan lambung yang sebagian disebabkan
oleh sifat asamnya. Dalam lambung aspirin akan terhidrolisis menjadi asam
salisilat. Gugus asam karboksilat (-COOH) dan gugus hidroksil fenolik (-OH) yang
terdapat pada molekul aspirin akan membuat senyawa ini bersifat asam. Jadi
penggunaan aspirin akan meningkatkan kondisi asam di lambung (Satyajit
(2007),hal: 2).
Karena itu untuk mengantisipasi dan menanggulangi efek samping dari
aspirin kita perlu untuk mengetahui berapa kadar aspirin yang boleh dikonsumsi.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui berapa kadar aspirin dalam tablet yang dijual
secara komersil, tujuannya adalah agar kita mengetahui apakah kandungan pada
tablet itu sudah sesuai atau tidak. Pengukuran kadar aspirin ini berguna untuk
mengetahui dan memantau kadar aspirin pada darah pasien yang mengkonsumsi
aspirin sehingga efek samping yang ditimbulkan dapat diminimalisir.
Reaksi penetralan atau alkalimetri merupakan pelibatan titrasi asam bebas
atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah,
3
dengan suatu basa standar (alkalimetri). Reaksi – reaksi ini melibatkan
bersenyawanya ion hydrogen dengan ion hidroksida untuk membentuk air (Basset,
1994).
Prinsip penentuan kadar aspirin dapat dilakukan dengan metode titrasi asam –
basa. Metode titrasi ini yang digunakan adalah penetapan kadar dengan cara
alkalimetri yaitu menggunakan larutan standar basa (NaOH) untuk menentukan
asam (Aspirin). Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya perubahan warna yang
konstan dari tidak berwarna menjadi merah muda (fuchsia) dengan menggunakan
indicator fenolftalein (trayek pH 8,3 – 10).
Reaksi:
1. Reaksi netralisasi NaOH dengan asam salisilat
4
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol
(95%)P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter
P; larut dalam larutan ammonium asetat P, dinatrium
hydrogen fosfat P. kalium sitrat P, dan natrium sitrat P.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 ALAT
- Erlenmeyer 250 ml
- Pipet volume 10 ml
- Corong
- Neraca analitik
- Gelas ukur 100 ml
- Labu takar 250 ml
- Labu takar 100 ml
- Beaker gelas 100 ml, 250 ml, 500 ml
3.2 BAHAN
- Tablet aspirin
- Naoh
- H2C2O4
- Indikator pp
- Aquadest bebas CO2
3.3 PROSEDUR KERJA
a. Pembuatan larutan baku primer Asam oksalat (H2C2O4) 0,1000 N sebanyak
500ml (BM:126,07 g/mol; valensi:2)
8
Dititrasi dengan larutan NaOH sampai
terbentuk warna merah muda
Dipanaskan larutan
Tablet aspirin
Dipanaskan larutan
9
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
Perhitungan :
V1 x N1 = V2 x N2
10,16 ml x N1 = 10 ml x 0,1 N
10 ml x 0,1 N
N1 =
10,16 ml
N1 = 0,098 N
Perhitungan:
V NaOH x N NaOH x BE Aspirin
x 100 %
Massa Aspirin
4,83 ml x 0,1 N x 180,16
= x 100%
80 mg
07,017
= x 100 %
80
= 108,7%
10
BAB V
PEMBAHASAN
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari
salisilat yang digunakan sebagai senyawa analgesic (penahan rasa sakit atau nyeri
minor),antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Badan POM
Indonesia menyebutkan bahwa obat ini merupakan analgesic antiinflamasi pilihan
pertama (Badan POM, 2003). Asam asetilsalisilat dapat juga mengurangi resiko
penyakit asma pada oran dewasa (Graham, et al.,2006). Pada treatment menggunakan
asam asetilsalisilat dosis rendah dengan kombinasi clopidogrel memperlihatkan adanya
kemampuan untuk mencegah serangan stroke. (Connolly, et al., 2009)
Aspirin termasuk dalam salah satu obat komersil yang bisa didapatkan diapotik
mana saja. Untuk pemakaian jangka panjang dengan dosis yang sedikit obat ini dapat
mencegah penyakit serangan jantung, sedangkan efek sampingnya adalah darah menjadi
sukar membeku. Hal ini terjadi karena pada aspirin terkandung zat antikoagulan. Yang
kedua adalah konsumsi aspirin dapat menimbulkan sindrom reye terutama terjadi pada
anak-anak. Sindrom reye adalah penyait mematikan yang menggangu fungsi otak dan
hati.
Prinsip penentuan kadar aspirin dapat dilakukan dengan metode titrasi asam-
basa. Metode titrasi yang digunakan adalah penetapan kadar dengan cara Alkalimetri
yaitu menggunakan larutan standar basa (NaOH) untuk menentukan asam (Aspirin).
Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya perubahan warna yang konstan dari tidak
berubah warna menjadi merah muda (fucshia) dengan menggunakan indicator
phenolftalein (trayek PH 8,3-10).
Penggunaan indikator ini adalah agar titik akhir titrasi yang didapat mendekati
titik ekuivalen dari standarisasi ini yang cenderung bersifat basa. Hal ini terjadi karena
reaksi antara basa kuat dan asam lemah titik ekuivalennya akan cenderung bersifat basa
dengan PH > 7. Oleh karena itu digunakan indikator phenolftalein yang memiliki trayek
PH besar (8,3-10) untuk mendapatkan titik akhir titrasi yang mendekti ekuivalennya.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah tablet asetosal dengan berat
sampel 80 mg, kemudian sampel digerus dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer, setelah
itu ditambahkan 3 tetes indicator PP. Tujuan penambahan indicator adalah untuk
mendapatkan titik akhir titrasi yang mendekati titik ekuvalen dari tanda titrasi berada
dalam rentang pH 8,3-10 (Connors,1997).
Pada praktikum ini kadar aspirin yang didapat adalah 108,7%, kadar ini
memenuhi standar dari ketentuan farmakope indonesia edisi III, hal ini bisa terjadi
karena praktikan melakukan praktikum dengan baik dan melakukan sesuai prosedur
yang telah ditentukan. Dan apabila kadar aspirin yang didapat tidak sesuai dengan
literatur maka hal-hal yang bisa terjadi yaitu karena pengaruh dari proses standarisasi
NaOH dengan aspirin yang tidak akurat dimana TAT nya lebih, serta proses
pengenceran aspirin dengan etanol yang tidak homogen dan serbuk-serbuk aspirin
banyak yang menempel didinding gelas beaker saat diencerkan. Dimana akibat yang
ditimbulkan adalah bila kurang dari 90% maka zat aktif dalam obat tidak akan mampu
mengobati penyakit sedangkan bila lebih dari 110%, maka bila dikonsumsi dalam
jangka waktu yang lama akan menyebabkan overdosis hingga menimbulkan kematian.
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN
Penentuan kadar aspirin dilakukan dengan menggunakan metode titrasi asam basa
alkalimetri dimana penentuan kadar asam dengan menggunakan larutan standar
basa dimana titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari bening
menjadi muda konstan.
Kadar aspirin yang didapat adalah sebesar 108,7%. Dimana hasil ini memenuhi
standar dari ketentuan farmakope indonesia edisi III % yang menyatakan kadar
aspirin tidak kurang dati 90,0% dan tidak lebih dari 110%.
DAFTAR PUSTAKA
Basset J. dan Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Connors, Amaidon, Svela. 1997. Stabilitas Kimiawi Sedvafarmasi Edisi II Jilid
1. New York : John willey and sons.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta.
Day,R.A dan A.L.Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta;
Erlangga.
Gisvold, Wilson. 1982. Kimia Farmasi dan medicine OrganikEdisi VIII Bagian
II. Semarang press
Goldberg, D. 2002. Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga
Haeria.Penuntun Kimia Analitik.Makassar ; UIN Press. 2011.
Satyajit, Sarker, D., Lutfun Nahar. 2009. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi
Bahan
Kimia Organik, Alam dan Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 7-17.
iii