LAPORAN KEGIATAN Holisik - Hendryk

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEGIATAN

KUNJUNGAN HOLISTIK KE PANTI WREDA PENGAYOMAN

A. Waktu Kegiatan
Hari / Tanggal : Senin, 28 Oktober 2019
Waktu : 16.00 WITA

B. Data-data klien
 Nama : Tn. G
 Tempat tanggal lahir : Semarang, 08-12-1944
 Agama : Katolik
 Suku Bangsa : Indonesia
 Alamat asal : Jln. Seroja, RT/RW 006/003 Semarang
 Keadaan Fisik : Tidak bisa berjalan
 Tanggal masuk : 31 Agustus 2018
 Diantar oleh : Anak
 Alasan masuk panti : Tidak ada yang merawat
 Lama tinggal di panti : 14 Bulan

C. Foto Kegiatan
D. Hasil Wawancara
Kegiatan kunjungan ke panti wreda dan melakukan wawancara dengan salah satu
penghuni panti tersebut yaitu bernama Tn.G, didapatkan data bahwa alasan masuk ke panti
adalah dikarenakan tidak ada yang merawat. Sebelum dirujuk ke panti sebelumnya Tn.G
di rawat di RS.Kariadi Semarang, istri masih hidup dan memepunyai satu anak kandung
yang bertempat tinggal di Semarang.
Sebelum masuk ke panti Tn.G di rawat di RSUP dr.Kariadi dengan diagnosa Dvt Kedua
Tungkai dan Dermatitis Asteatotik hingga akhirnya saat sudah dianjurkan pulang Tn.G
langsung di antar ke Panti Wreda Pengayoman dikarenakan tidak ada yang merawat. Tn.G
tidak bisa berjalan dengan normal dan mengalami nyeri pada kaki karena penyakit yang
dialami, sehingga diharapkan selama dirawat di Panti Tn.G dapat menjalani terapi dengan
lebih terkontrol.
Selama tinggal di panti Tn.G secara umum merasa nyaman dilihat dari beberapa
pertanyaan yang di ajukan mengenai kondisi Tn.G seperti kondisi:
 Biologis
Dalam pemenuhan kebutuhan dasar biologis Tn,G mendapatkan nutrisi yang cukup dan
jenis makanan sudah melalui konsultasi dengan dokter. dalam perawatan diri dan eliminasi
Tn.G mendapatkan bantuan oleh petugas panti, dikarenakan ada keterbatasan dalam
aktifitas. Penyakit kelemahan otot tungkai dan rasa nyeri yang di derita menyebabkan
Tn.G tidak bisa berjalan dengan normal sehingga membutuhkan kursi roda.
 Psikologis
Perasaan Tn.G mengatakan selama tinggal di panti merasa nyaman, dikarenakan
mendapatkan bantuan dalam pemenuhan kebutuhannya, serta petugas yang ada dipanti
memberikan pelayanan yang baik. Lingkungan di panti bersih dan asri sehingga Tn.G
merasa nyaman dan mudah beradaptasi selama tinggal di panti. Tn.G saat ditanyakan
tentang kunjungan keluarga mengatakan merasa sedih karena jarang di kunjungi.
Berdasarkan keterangan perawat tn.G ini mudah merasa cemas terutama bila tidak ada
yang menemani.
 Sosial
Selama tinggal di panti Tn.G merasa tidak merasa kesulitan dalam bersosialisasi, karena
hampir semua penghuni panti merasa membutuhkan komunikasi satu sama lain. Akan
tetapi ada beberapa penghuni yang sulit untuk diajak berkomunikasi dikarenakan masalah
kesehatan baik pendengaran dan ingatan yang sudah tidak normal.
 Spiritual
Pemenuhan kebutuhan spiritual Tn.G mengakui tidak mengalami kendala, dikarenakan
terdapat fasilitas untuk melakukan ibadah, seperti ibadah pagi hari yang dilakukan
bersama-sama penghuni panti yang lalu atau pada waktu khusus yang dijadwalkan.
 Kultural
Beberapa kebiasaan masih bisa dirasakan oleh Tn.G selama dipanti, yaitu salah satunya
berkomunikasi menggunakan bahasa mandarin dengan beberapa penghuni panti.
Dari data yang didapatkan Tn.G mengalami beberapa hambatan atau kelemahan yang
dialami, yaitu dalam hal melakukan kegiatan fisik dan aspek psikologis. Akan tetapi Tn.G
secara umum mengatakan senang tinggal dipanti karena ada yang membantu dalam hal
pemenuhan kebutuhan lainnya. Tn.G mengatakan merasa bersyukur karena masih bisa
melakukan sebagian aktivitasnya dengan kedua tangan dan fungsi tubuh lainnya yang
masih normal sehingga tn.G sangat bersemangat dalam menjalani terapi latihan fisik yang
dianjurkan panti. Harapan Tn.G kedepannya bisa berjalan lagi dan nyeri yang di deritanya
berkurang dan bisa melakukan aktivitas dengan normal ingin pulang kerumah.

E. Refleksi Diri
Kegiatan yang dilakukan banyak memberikan manfaat kepada saya terutama pada saat
saya merenungkan kembali hal-hal apa yang telah saya temukan pada lansia yang saya
temui, yang akhirnya saya sadari merupakan bagian penting pada kehidupan yang bisa di
refleksikan ke dalam kehidupan saya. Disamping kelemahan diri yang tn.G sampaikan
terkait penyakit yang di derita sehingga ia sulit untuk berjalan dan melakukan aktifitas
secara mandiri, juga rasa cemas yang kadang datang saat tn.G sedang sendirian, banyak
juga hal-hal positif yang saya temukan pada beliau yang mampu menjadi pendorong
semangat dalam diri ini untuk menjadi lebih baik. Seperti kemampuan tn.G dalam
beradaptasi dengan kondisi tubuhnya yang meskipun sudah mengalami penurunan fungsi
namun masih tetap semangat dalam menjalani hari demi hari, kondisi yang sulit berjalan
namun tidak pernah berputus asa dan tetap mengikuti terapi yang dianjurkan pengurus
panti untuk selalu berjemur di pagi hari dan latihan berjalan menggunakan walker 3 kali
sehari sehingga kondisi tn.G tersebut berangsur-angsur membaik, dan beliau yang tidak
sehat secara fisik beliau rajin sekali membantu aktifitas lansia lain yang memiliki
keterbatasan seperti membantu memberi makan penghuni panti lain.

Meskipun kadang rasa sedih datang namun tn.G tidak terlarut dalam kesedihannya
dengan cara melakukan hal-hal positif seperti bersosialisasi dengan penghuni panti lain,
beribadah dengan gembira, dan kadang beraktifitas fisik dengan semangat untuk menjaga
kebugaran.

Hal – hal positif tersebut mengajarkan saya bahwa usia bukanlah pembatas untuk berbagi
kebaikan pada sesama, karena dulu saya berpikiran jika sudah tua itu fokus pada
beribadah dan menyiapkan diri menghadapi kematian saja, namun melihat tn.G mampu
membuka perspektif baru dalam hidup saya.
Usia yang tidak muda lagi namun semangat juang tetap tinggi dan pantang menyerah
terhadap kondisi sakit, ini hal yang cukup menampar diri saya karena kadang saat usia
semuda ini saya masih sering menyerah dengan keadaan yang sulit, tn.G menyiratkan
sesuatu ke dalam diri ini melalui perkataan dan semangat yang beliau tunjukkan.
Selalu berpikir positif terhadap diri dan lingkungan juga merupakan hal penting dari tn.G,
karena tidak jarang saya berpikiran negatif dan menyalahkan diri sendiri atau malah orang
lain ketika ada permasalahan, padahal kita harus mencari kebenaran bukan mencari
kesalahan.
Mampu mendahulukan kepentingan orang lain dengan menunjukkan kepedulian pada
sesama benar-benar saya lihat dari diri tn.G, dan jujur saya malu sebagai perawat belum
bisa seperti itu, namun ini pelajaran penting yang bisa saya ambil dan saya terapkan
dalam pekerjaan saya sebagai perawat nanti.
Mencintai kegiatan beribadah dengan gembira dijadikan tn.G sebagai obat penghilang
kesedihan hatinya, dan ini menginspirasi saya yang selama ini saya akui masih sedikit
dalam wawasan spiritual, sehingga ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi
saya dan pada intinya apapun yang saya lakukan nanti sebagai perawat haruslah
dilandaskan rasa tulus ikhlas dan niat membantu sesama, rekan sejawat, profesi lain,
terutama pasien dengan segenap hati.
F. Rencana Pengembangan diri menjadi perawat profesional.

1. Mengembangkan dan menerapkan prilaku caring dalam kehidupan sehari-hari, dengan


cara meningkatkan kepekaan diri pada lingkungan, bersikap tanggap terhadap keluhan
pasien dan menjaga profesionalisme profesi.
2. Selalu mengevaluasi diri dalam rangka meningkatkan proses pemberian asuhan
keperawatan secara holistik, dengan cara melihat individu secara holistik, yaitu ketika
menanggapi keluhan pasien, tidak hanya memperhatikan apa yang menjadi keluhan
pasien secara biofisik saja, tapi secara psikis, sosio, spiritual dan kultural juga dapat
diketahui, sehingga mampu memaksimalkan asuhan keperawatan yang diberikan.
3. Aktif melibatkan diri dalam setiap kegiatan update ilmu pengetahuan keperawatan,
seperti seminar, diskusi ilmiah dan workshop agar tidak ketinggalan informasi dan
mampu mengupdate tehnik atau keterampilan baru dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.
4. Di niatkan dalam hati untuk berusaha menghilangkan pola pikir transaksional dalam
pelayanan keperawatan untuk meningkatkan ketulusan dalam bekerja.
5. Menjaga hubungan baik dengan rekan sejawat dan profesi lain, dengan cara
menghargai otonomi masing-masing profesi agar proses kolaborasi keperawatan dapat
berjalan dengan baik, lancar dan maksimal.
6. Berupaya meningkatkan jenjang pendidikan, untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, kemampuan analisis dan pemecahan masalah.
7. Menambah wawasan spiritual bagi perawat agar lebih dapat melihat individu secara
holistik.
TUGAS KEPERAWATAN HOLISTIK 1
KUNJUNGAN PADA KELOMPOK RENTAN LANSIA
DI PANTI WERDA PENGAYOMAN SEMARANG – JAWA TENGAH

Dosen Pembimbing : Sarah Ulliya, S.Kp,M.Kes

Disusun Oleh

HENDRYK PRIYATNA
NIM :22020119183190

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019

Anda mungkin juga menyukai