Askep Kasus Isolasi Sosial
Askep Kasus Isolasi Sosial
Askep Kasus Isolasi Sosial
IV.FAKTOR PRESIPITASI
Kurang lebih 3 hari sebelum di bawa ke rumah sakit pasien mendadak diam, tidak
mau melakukan aktivitas apapun termasuk makan, minum, dan ADL tanpa sebab
yang jelas.
V. Pemeriksaan fisik
1.Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
GCS : 15 , E4V5M6
2.Vital sign :
TD : 100/80 mmhg
N : 76 x/mnt
S : 36,5
RR : 18 x/mnt
3. TB : 160 cm
BB : 48 kg
4.keluhan fisik
-
5. pemeriksaan fisik head to toe
a. Kepala
Bentuk mesocephale, tidak ada lesi.
b. Rambut
Hitam, lurus, bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada kutu, penyebaran rambut
merata.
c. Mata
Visus mata normal, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, sclera putih
porselin, konjungtiva an anemis, pupil isokor, reflek terhadap cahaya diameter :
2 mm.
d. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran polip, tidak ada secret.
e. Telinga
Pendengaran baik, lubang telinga bersih tidak ada penumpukan serumen
f. Mulut dan gigi
Mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada caries.
g. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis.
h. Dada
Jantung : I : ictus cordis tidak tampak
Pa : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran pada jantung
Pe : pekak
A : terdengar suara S1 dan S2 regular
Paru I : ekspansi dada simetris, bentuk simetris
Pa : taktil fremitus teraba sama pada dada posterior, anterior dan
lateral
Pe : resonan
A : terdengar suara nafas vesikuler
i. Abdomen : I :bentuk datar, tidak ada lesi
A : terdengar peristaltic usus 10 x/mnt
Pa : tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran
Pe : tympani
j. Genetalia dan anus
bersih, tidak ada hemoroid dan tidak ada lesi
k. Kulit
Turgor baik, elastic, terdapat lesi pada kedua telapak tangan
l. Ekstermitas
5 5
5 5
Akral hangat, CRT < 3 detik
VI. Psikososial
1. Genogram
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien berusia 29 tahun dengan status
belum menikah dam belum mempunyai pekerjaan. Pasien pergi dari rumah karena ada
masalah dengan keluarganya. Pasien menjadi gelandangan kemudian di serahkan ke dinas
sosial dan dirawat di Panti rehabilitasi Kendal. Selama ini pasien tidak memiliki orang
terdekat sehingga pasien tidak pernah bercerita tentang masalah kepada siapapun, lebih
suka memendam sendiri. Sebagai penanggung jawab adalah panti ngudi rahayu kendal.
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Pasien mengatakan tidak ada kekurangan di seluruh bagian tubuhnya, pasien
menyukai seluruh bagian-bagian tubuhnya dan bersyukur atas apa yang telah
diberikan oleh Allah. Pasien menerima dengan keadaannya saat ini.
b. Identitas diri
Pasien mengatakan statusnya belum menikah, mengakui bahwa dirinya
seorang laki-laki, pasien merasa puas menjadi seorang laki-laki. Pasien
berperilaku sebagai seorang laki-laki.
c. Peran diri
Pasien anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien mengatakan peran dan tugasnya
sebagai individu mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri, sebagai
anggota kelompok pasien mampu melaksanakan kegiatan harian dengan
kelompok. Pasien mengatakan dengan usianya 29 th sekrang ini belum
mampu melaksanakan peran dan tugasnya untuk bekerja. Pasien belum
mampu membantu keluarganya. Sebagai anggota masyarakat pasien tidak
mampu mengikuti kegiatan dalam masyarakat.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan mempunyai harapan untuk cepat sembuh dan pulang.
Pasien mempunyai harapan untuk segera mendapatkan pekerjaan setelah
pulang dari RSJ. Pasien ingin bekerja di pabrik, tetapi harapan pasien tidak
sesuai dengan ijazah yang di milikinya. Pasien merasa agak kecewa dan
menyesal apabila harapannya tidak bisa terwujud.
e. Harga diri
Pasien merasa minder karena hanya lulus SMP dan tidak bisa memenuhi
harapannya untuk bekerja sebagai karyawan pabrik.
3. Hubungan sosial
Orang terdekat pasien dirumah adalah adalah ibunya, saat dipanti tidak dekat
dengan siapapun.Saat dirumah sakit pasien tidak memiliki teman dekat. Apabila pasien
memiliki masalah lebih suka di pendam sendiri.
Pasien mampu berperan serta dalam kegiatan kelompok di rumah sakit, misalnya
melaksanakan kegiatan harian di wisma dan TAK.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain pasien mengatakan lebih senang
menyendiri karena tidak bisa mengawali pembicaraan dengan orang lain.sehingga pasien
terlihat melamun, menunduk dan menyendiri.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan pandangannya terhadap orang yang menderita
gangguan jiwa sesuai agama adalah tetap harus melaksanakan ibadah dan
harus mendapatkan pengobatan.Menurut pasien pandangan masyarakat
tentang gangguan jiwa adalah orang yang gila dan di sia-siakan.
b. Kegitan ibadah
Pasien tekun melaksanakan kegiatan ibadah ( sholat, mengaji,
yasinan/tahlil) dengan bimbingan perawat. Pandangan pasien tentang
kegiatan beribadah adalah sangat penting dan wajib dilaksanakan.
VII. Status mental
1. Penampilan
Penampilan pasien rapi, cara berpakain sesuai dan bersih.
2. Pembicaraan
Pasien tidak mampu mengawali pembicaraan, nada bicara pelan,
pasien bicara seperlunya sesuai dengan pertanyaan.
3. Aktivitas motorik
Pasien tremor ketika diajak interaksi
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan perasaanya berubah-ubah, kadang sedih, takut,
kuatir ataupun senang.
5. Afek
Afek pasien afek tumpul, sulit berekspresi dan bereaksi dengan
stimulus yang kuat.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif tetapi kontak mata kurang. Pasien lebih sering
merunduk ketika diajak interaksi
7. Persepsi
Pasien tidak mengalami perubahan persepsi sensori.
8. Isi pikir
Pasien phobia terhadap ketinggian.
9. Proses pikir
Pasien tidak mengalami proses pikir.
10. Tingkat kesadaran
Composmentis, orientasi tempat dan waktu dan orang baik.
11. Memori
Pasien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang ; pasien tidak
mampu mengingat tanggal kelahirannya. Tidak mampu mengingat
kejadian dalam waktu 1 bulan. Pasien memori jangka pendek tidak
terganggu.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien hanya
13. Kemampuan penilaian
Pasien mampu mengambil keputusan sederhana dengan bantuan
orang lain. Misal membantu temannya dengan dimotivasi perawat
atau teman sewisma.
14. Daya tilik diri
Pasien mengakui bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan,
pasien mengakui dirinya sedang dirawat di RSJ.
VIII. Kebutuhan Perencanaan Pulang
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Pasien mampu memenuhi kebutuhan makan 3x/hari mulai dari
Persiapan sampai membersihkan alat alat makan. Pasien tidak tau
cara berdandan yang baik, masih dengan bimbingan perawat.
Pasien bertempat tinggal dipanti. Pasien tidak memiliki
uang/penghasilan karena pasien belum memiliki pekerjaan.
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
Pasien mengatakan tidak tahu urutan cara mandi yang benar.
Kebutuhan ADL harus dengan bimbingan perawat.
b. Nutrisi
Pasien puas dengan pola makannya yaitu 3xsehari, nafsu
makan pasien berubah-ubah kadang nafsu makan meningkat
kadang menurun/sedikit.
BB tetap 48 kg, BB terendah 46kg, Bb tertinggi 48kg.
c. Tidur
Pasien mengatakan tidak ada masalah tidur, pasien tidur
malam 9 jam. Pasien merasa segar setelah bangun tidur. Ada
kebiasaan tidur siang dengan lama tidur tidak tentu antara 1-2
jam.
3. Kemampuan klien dalam:
a. Mengantisipasi kebutuhan sendiri
Mampu memanage kegiatan sehari-hari dengan bimbingan
perawat.
b. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
Pasien mampu membuat keinginan sendiri dengan bantuan
orang lain(perawat).
c. Mengatur penggunaan obat
Pasien tidak mampu menggunakan obat secara mandiri, harus
dengan motivasi.
Defisit
Perawatan Diri
(mandi dan
berdandan)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.D No.Register : 63248
Ruang : Wisma sadewa
Dx.Medis : F 20.3
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi TTD
1. Isolasi Sosial : Menarik 20 desember 2011 -
2. Diri 20 desember 2011 -
Gangguan Konsep Diri :
Harga Diri Rendah
3. Defisit perawatan diri 20 desember 2011 -
( mandi dan
berdandan ).
TUK :
1.klien dapat
membina
hubungan
saling percaya
2.2 Diskusikan
dengan klien
penyebab
menarik diri atau
tidak mau bergaul
dengan orang
lain.
2.3 Beri
reinforcement
TUK :
3.klien mampu
menyebutkan 3.klien dapat 3.1 Tanyakan
keuntungan menyebutkan pada klien
berhubungan keuntungan tentang :
sosial dan berhubungan - manfaat
kerugian sosial misalnya hubungan sosial
menarik diri : -kerugian
- Banyak menarik diri
teman 3.2 Diskusikan
- Tidak bersam klien
kesepian tentang :
- Bisa diskusi -manfaat
- Saling berhubungan
menolong sosial dan
Dan kerugian kerugian menarik
menarik diri, diri
misalnya : -Beri
-sendiri reinforcement
-Kesepian
-TIdak bias
diskusi
TUK :
4.klien dapat
melaksanakan 4. klien dapat 4.1Observasi
hubungan melaksanakan perilaku klien
sosial secara hubungan saat berhubungan
bertahap sosial secara sosial
bertahap 4.2Beri motivasi
dengan : dan bantu klien
-perawat untuk berkenalan
-perawat lain atau
-klien lain berkomunikasi
-kelompok dengan :
-perawat lain
-klien lain
-kelompok
4.3Libatkan klien
dalam TAK
sosialisasi
4.4 Diskusikan
jadwal harian
yang dapat
dilakukan untuk
meningkatkan
kemampuan klien
dalam
bersosialisasi
4.5Beri motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang telah
di buat
4.6 Beri
reinforcement
TUK :
5.klien mampu
menjelaskan 5.klien dapat 5.1 Diskusikan
perasaannya menjelaskan dengan klien
setelah perasaannya tentang
berhubungan setelah perasaannya
sosial berhubungan setelah
sosial dengan : behubungan
- orang lain sosial dengan :
- kelompok - orang lain
- kelompok
5.2 Beri
reinforcement
CATATAN KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.D No.Register : 63248
Ruang : wisma sadewa
Dx.Medis : F 20.3
Hari/tgl/jam Diagnose/tuk/sp Implementasi Respon/evaluasi TTD
Selasa,20 Isolasi sosial: 1.Mengidentifikasi S : pasien mengatakan
Desember menarik diri penyebab isolasi merasa senang setelah
2011 TUK 1: klien sosial yang di alami ngobrol dengan
10.30 WIB dapat membina pasien perawat.
hubungan saling 2.Mengidentifikasi Pasien mengatakan
percaya keuntungan lebih suka menyendiri
TUK 2 : klien berinteraksii dengan karena tidak bisa
mampu orang lain dan mengawali
menyebutkan kerugian menarik diri pembicaraan dengan
penyebab orang lain
menarik diri Pasien mengatakn tidak
TUK 3 : klien tahu keuntungan
mampu berinteraksi denagn
menyebutkan orang lain dan kerugian
keuntungan menarik diri
berinteraksi O : paisen sering
dengan orang menyendiri
lain dan kerugian Pasien tidak bisa
menarik diri menyebutkan kembali
SP I keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan
kerugian menarik diri.
A : pasien sudah
mampu
mengidentifikasi
penyebab MD
pasien belum mampu
mengidentifikasi
keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan
kerugian menarik diri
P : lanjutkan SP I :
Identifikasi
keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan
kerugian menarik diri
S
: pasien mengatakan
sudah tahu tentang
keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan
kerugian menarik diri
dengan orang lain.
O : pasien bisa
Isolasi sosial : menyebutkan kembali
menarik diri keuntungan berinteraksi
TUK 3 : klien dengan orang lain :
mampu mempunyai banyak
menyebutkan teman, bisa cerita
keuntungan dengan teman
berinteraksi Kerugian menarik diri :
dengan orang Tidak mempunyai
lain dan kerugian teman dan kurang
menarik diri pergaulan
SP I A : pasien mampu
mengidentifikasi
Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi
keuntungan dengan orang lain dan
berinteraksi dengan kerugian menarik diri
Rabu, 21 orang lain dan P : lanjutkan SP I
Desember kerugian menarik diri Latih pasien
2011 berkenalan dengan satu
10.30 WIB orang ( perawat )
S : pasien mengatakan
tidak mau berkenalan
dengan perawat karena
tidak tahu cara
berkenalan
O : pasien tidak mampu
mendemonstrasikan
cara berkenalan dengan
satu perawat
A : pasien belum
memilki kompetensi
berkenalan dengan satu
orang perawat.
P : ulangi SP I
Latih pasien
berkenalan dengan satu
orang ( pasien-
perawat).
Isolasi sosial :
menarik diri
TUK 4 : klien
dapat melakukan
hubungan sosial
secara bertahap
SP I
Melatih pasien
berkenalan dengan
satu orang ( pasien-
perawat )
Kamis , 22
desember
2011
10.30 WIB
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi. 8 Jakarta : EGC.
Keliat B.A, 1999 . Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial Menarik Diri. FKUI:
Jakarta
Mahdi, Marzuki. 2002. Standar Oprasional (SOP) Rencana Keperawatan Jiwa
Maramis, W.F. 1998 . Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa.Surabaya : Airlangga Press.
Stuart, G.W. Sundeen, S.J. 2001 . Buku Saku Keperawatan Jiwa ( Terj. Yasmin Asih ),
Edisi 3. Jakarta : EGC.
Towsend, M.C. 1998 . Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada keperawatan psikiatri,
( terj. Novi Helena ), Edisi 3. Penerbit. Jakarta : EGC.
TIM MPKP. 2004. Standar Oprasional ( SOP ) Rencana Keperawatan Jiwa. ( Bogor :
Tim Pengembangan MPKP ).