Makalah Bahasa Arab

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA ARAB

PEMBAGIAN ISIM MENURUT ASALNYA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MEGA WASTI MANSUR (15020150243)

ADE RAFNI AMALIAH Z (15020150254)

IKA YULIA ZAHATIFA (15020150260)

KELAS : C12

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2017
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Segala puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan segala karunianya

yang tidak terhingga, khususnya ni’mat Iman dan Islam, yang dengan keduanya

diperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah atas Baginda Nabi Muhammad

SAW, dan atas keluarga dan sahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti

jejak langkah mereka itu hingga akhir zaman.

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT makalah ini telah

dapat kami selesaikan, dengan tema yang telah ditentukan.Terima kasih pula kami

ucapkan kepada rekan-rekan khususnya dari kelompok 5, atas segala bantuannya.

Akhirnya, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, dan

penuh dengan kekurangan, mudah-mudahan bisa lebih disempurnakan lagi di

masa-masa mendatang.

Akhirnya semoga pekerjaan kita ini diberi pahala oleh Allah SWT. Amiin.

Makassar, 26 Mei  2017


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran, sumber utama kehidupan kita;

Bahasa Nabi Muhammad, sumber teladan kita; serta Bahasa Islam, agama

kita. Bahasa Arab merupakan pintu segala ilmu keislaman, tidak akan bisa

seseorang menyelam ke dalam samudera ilmu keislaman tanpa melewati

pintunya, yaitu ilmu tata Bahasa Arab. Oleh karena itu, hampir tidak

mungkin, bisa sempurna keagamaan kita tanpa memahami Bahasa Arab.

Bahasa yang kita pakai ketika beribadah kepadaNya, ketika bermunajat

dihadapanNya, ketika khusyu’ ruku’ sujud keharibaan-Nya.

Sangat disayangkan sekali, ketika seorang muslim tidak memahami

bahasa yang sangat penting di dalam kehidupannya, karena bagaimana pun

bahasa arab adalah bahasa yang pasti ia pergunakan mulai ia lahir sampai

akhir umurnya.

Diantara cabang Bahasa Arab yang utama adalah ilmu Nahwu dan

Sharaf, tanpa memahami kedua ilmu ini, mustahil sesorang dapat menguasai

Bahasa Arab, karena diibaratkan bahwasanya kedua ilmu ini laksana ibu dan

bapak, yang tanpanya tidak akan lahir pemahaman bahasa Arab.

Di dalam pembahasan ilmu Sharaf ada yang dinamakan Isim Jamid dan

Isim Musytaq, kedua jenis isim inilah yang akan kami bahas di dalam

makalah ini.
B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian Isim Jamid dan pembagian-pembagiannya?

2. Jelaskan pengertian Isim Musytaq dan pembagian-pembagiannya?

C.    Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian Isim Jamid dan pembagian-pembagiannya

2. Mengetahui pengertian Isim Musytaq dan pembagian-pembagiannya


BAB II

PEMBAHASAN

‫االسم بالنظر الى تركيبه‬

( Pembagian Isim dilihat dari segi bentuk kalimatnya )

A.    Isim Jamid ( ‫) اسم الجامد‬

1. Pengertian Isim Jamid

‫االسم الجامد هو مالم يؤخذ من غيره‬

Isim Jamid yaitu kalimat Isim, yang bentuk kalimatnya tidak diambil

dari kalimat yang lain. Contoh :

‫ رجل‬ (seorang laki-laki) kalimat tersebut bentuknya tidak diambil dari

kalimat lain, maka ia termasuk Isim Jamid.

 ‫( علم‬ilmu, pengetahuan) kalimat tersebut bentuknya tidak diambil dari

kalimat lain, maka ia termasuk Isim Jamid.

     Berbeda dengan ‫( مح ّمد‬orang yang terpuji) maka kalimat ini bukan Isim

Jamid, karena bentuk kalimatnya diambil dari ‫) ح َّمد‬menurut ulama kufah)

atau dari ‫( تحميد‬menurut ulama basrah), juga ‫( الغفار‬yang maha pengampun)

bukan termasuk Isim Jamid karena kalimat ini adalah bentuk mubalaghah

yang diambil dari ‫ غفر‬atau ‫غفران‬.\‫مغفرة‬

2. Pembagian Isim Jamid

Isim Jamid terbagi kepada dua : ‫( اسم الذات‬isim zat) dan ‫( اسم المعنى‬isim

ma’na)

a. Isim Jamid Zat (‫ اسم الذات‬ )  atau Isim Jenis ( ‫) اسم الجنس‬
‫اسم الذات هو ما لم يؤخذ من لفظه فعل بمعناه‬

            Isim Jamid Zat yaitu isim yang tidak diambil dari bentuk

lafaznya itu akan kalimat fi’il (kata kerja) dengan ma’nanya. Contoh:

‫( رجل‬seorang laki-laki), ‫( غصن‬sebuah pohon),‫ نهر‬ (sungai), maka

ketiga kalimat ini adalah isim Jamid Zat karena tidak bisa dijadikan

kalimat fi’il (kata kerja).

Berbeda dengan ‫ حم[[دًا‬ (pujian) maka ia bukan Isim Jamid Zat

karena bisa dijadikan kalimat fi’il misalnya : ُ‫( حمدت‬aku memuji) ‫يحمد‬

(ia sedang memuji) ‫ احم ْد‬ (puji olehmu!).

b. Isim Jamid Ma’na ( ‫ ) اسم المعنى‬atau Masdar ( ‫) المصدر‬

‫اسم المعنى (المصدر) هو ما دل على معنى مجرد من الزمان‬

Isim Jamid Ma’na (Masdar) yaitu kalimat yang menunjukkan atas

suatu ma’na yang tidak berkaitan dengan waktu, dan bisa dijadikan

kalimat fi’il (kata kerja).

Contoh:

‫( جلوس‬duduk) adalah Isim Jamid Ma’na karena bisa dijadikan kalimat

fi’il yaitu ُ‫( جلس[[ت‬telah duduk aku), ‫( نجلس‬sedang duduk aku), ‫اجلس‬

(duduklah!)

‫( اتح[[اد‬persatuan) adalah Isim Jamid Ma’na karena bisa dijadikan

kalimat fi’il yaitu ‫ اتحدنا‬ (kami telah bersatu), ‫( نتحد‬kami akan bersatu),

‫( اتحدوا‬bersatulah kalian!).
Isim Jamid Ma’na diambil dari bentuk masdar dari seluruh wazan

atau timbangan, baik tsulatsi (huruf asalnya 3) atau ruba’i (huruf

asalnya 4), baik qiyasi (sesuai kaedah) atau sama’i (dari lisan orang

arab), juga dari semua jenis masdar, seperti : masdar mimi (diawali

mim), masdar sina’i (diakhiri ya nisbah), masdar marroh

(menunjukkan kuantitas perbuatan), dan lain-lainnya.

B.     Isim Musytaq ( ‫) اسم المشتق‬

1. Pengertian Isim Musytaq

‫االسم المشتق هو ما أخذ من غيره ودل على شيء موصوف بصفة‬

     Isim Musytaq yaitu kalimat isim yang bentuk kalimatnya diambil dari

kalimat  lain, dan menunjukkan atas sesuatu yang disifati dengan sifat

tertentu. Contoh:

‫( ك[[اتب‬yang menulis) maka kalimat ini adalah isim musytaq karena ia

diambil dari kalimat ‫كتابة‬  , dan disifati dengan “menulis”.

‫( ال[[رحمن‬yang maha pengasih) maka kalimat ini adalah isim musytaq

karena ia diambil dari kalimat ‫ رحمة‬, dan disifati dengan “pengasih”.

‫( م[[ريض‬yang sakit) maka kalimat ini adalah isim musytaq karena ia

diambil dari kalimat ‫ مرضا‬, dan disifati dengan sifat “sakit”.

2. Pembagian Isim Musytaq

Isim Musytaq itu terbagi kepada tujuh, yaitu : isim fa’il dan sighat

mubalaghah ( ‫) اسم الفاعل والمبالغة‬, isim maf’ul ( ‫) اسم المفعول‬, sifat

musyabbahah ‫) ) صفةالمشبهة‬, isim tafdhil ( ‫) اسم التفضيل‬, isim zaman ( ‫اسم‬

‫) الزمان‬, isim makan ( ‫) اسم المكان‬, dan isim alat ( ‫) اسم اآللة‬.
a. Isim Fa’il dan Sighat Mubalaghah ( ‫) اسم الفاعل والمبالغة‬

‫ق للداللة على من وقع منه الفعل‬


ّ ‫ اسم مشت‬: ‫اسم الفاعل‬

Isim fa’il yaitu isim musytaq untuk menunjukkan atas orang yang

terbit dari padanya suatu perbuatan. Contoh:

1)      ‫ فهو نائم‬، ‫( نام الرجل‬Telah tidur seorang laki-laki, maka ia adalah

orang yang tidur) kalimat ‫ نائم‬bentuknya adalah isim fa’il.

2)      ‫ فه[و ك[اتب‬، ‫( كتب محم[[د‬telah menulis Muhammad, maka ia adalah

orang yang menulis) kalimat ‫ كاتب‬bentuknya adalah isim fa’il.

Isim fa’il mempunyai bentuk dan timbangan tertentu, diantaranya:

‫األمثلة‬ ‫األوزان‬ ‫الفعل‬


-‫فرح‬-‫ْب‬
ِ ‫ع‬ ‫ص‬-‫ضعيف‬-‫كاتب‬ -‫فعْالن‬-‫فَ ِعل‬-‫فَعْل‬-‫فَ ِعيْل‬-‫فَا ِعل‬
‫الثالثي‬
‫أحمر‬-‫عطشان‬ ‫أَ ْف َعل‬-.......
-‫ مصدِّق‬-‫ مقاتل‬-‫ُمح ِسن‬ -‫مستفعل‬
ِ -‫ ُمفعِّل‬-‫ ُمفا ِعل‬-‫ُمف ِعل‬
‫غير الثالثي‬
‫ منك ِسر‬-‫ُمستغفِر‬ ‫ متفعِّل‬-‫ مفت ِعل‬-‫منف ِعل‬-........
            Shighat mubalaghah ialah isim yang bermakna isim fa’il tetapi

memiliki bentuk tertentu dengan maksud mubalaghah (bersangatan),

artinya ma’nanya lebih dari isim fa’il biasa. Seperti ‫( عالم‬orang yang

mengetahui) kalau diubah bentuknya menjadi mubalaghah ‫( عليم‬maha

mengetahui).

b. Isim Maf’ul

‫إسم المفعول إسم مشتق من الفعل المبني للمجهول للداللة على ما وقع عليه الفعل‬

            Isim maf’ul yaitu isim yang diambil dari fi’il majhul untuk

menunjukkan kepada sesuatu yang menimpa kepadanya perbuatan.

Contoh:

Azan terdengar{{ ‫ فاألذان مسموع‬،‫سمع األذان‬


ُ
Maka kalimat "‫ "مسموع‬diambil dari kalimat fi’il madhi majhul"‫"سمع‬.

c. Sifat Musyabbahah Dengan Isim Fa’il

‫ وهي وصف يدل على من‬.‫الصفة المشبهة باسم الفاعل اسم مشتق ال يصاغ إال من الفعل الثالثي الالزم‬

.‫قام به الفعل على وجه ثبوت‬ 

   Sifat musyabbahah dengan isim fa’il suatu isim musytak yanghanya

terbentuk dari fi’il tsulasi lazim. Ia adalah suatu sifat yag menunjukkan

kepada orang yang meresap kokoh di dirinya perbuatan. Contoh:

Ini orang yang berpuasa selalu haus{  { ‫هذا الصائم عطشان‬

Maka kalimat "‫ "عطشان‬menunjukkan sifat yang tetap pada"‫"الصائم‬

d. Isim Tafdhil

‫ أفعل للداللة على شيئين اشتركا فى صفة وزاد احدهما عن اآلخر فى‬ ‫اسم التفضيل اسم مشتق على وزن‬

  .‫هذه الصفة‬ 

 Isim tafdhil sebagian dari isim mustaq berwazan afala yang

menunjukkan dua sesuatu yang berserikat pada suatu sifat, namun salah

satunya lebih dominan pada itu sifat. Contoh:

‫الشمس أكبر من األرض‬

e. Isim Zaman Dan Makan

.‫اسم الزمان اسم مشتق للداللة على زمان وقوع الفعل‬

   Isim zaman sebagian dari isim mustaq yang berfungsi menunjukkan

waktu terjadinya perbuatan. Contoh:

. ‫َمو ِعد االمتحان أول يونيو‬

. ‫اسم المكان اسم مشتق للداللة على مكان وقوع الفعل‬


    Isim makan termasuk dari isim mustaq yang berfungsi yang

menunjukkan tempat kejadian perbuatan. Contoh:

‫َمل َعب الكرة فسيح‬

f. Isim Alat

.‫اسم اآللة اسم مشتق للداللة على االداة التي وقع به الفعل‬

   Isim alat termasuk dari isim mustaq yang berfungsi untuk

menunjukkan alat/perkakas yang dengannya terjadi perbuatan.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Isim dilihat dari segi bentuknya terbagi kepada dua, yaitu isim jamid dan

isim musytaq. Isim jamid ialah isim yang terbentuk bukan berasal dari kalimat

lain. Sedangkan isim musytaq ialah isim yang terbentuk dan berasal dari kalimat

lain, bahkan menunjukkan sesuatu yang disifatkan dengan sifat.

Isim jamid ada dua macam:

1. Isim zat atau isim jenis

2. Isim ma’na atau masdar

Isim musytaq ada tujuh macam:

1. Isim fa’il dan sighat mubalaghah

2. Isim maf’ul

3. Sifat musybbahah dengan isim fa’il

4. Isim tafdhil

5. Isim zaman

6. Isim makan

7. Isim alat

B.     Saran

            Demikianlah makalah yang kami susun, tentunya masih banyak kesalahan

karena minimnya pengetahuan kami. Kritik dan saran sangat kami harapkan guna

memperbaiki makalah kami selanjutnya. Akhirnya, kurang dan lebih kami minta

maaf. Semoga bermanfaat dan dapat menambah khasanah keilmuan bagi kita

semua.
DAFTAR PUSTAKA

Ni’mah, Fuad, Mulakhash Qawa’id Al-Lughah Al-Arabiyah, Beirut: Dar Ats-


Islamiyah.

Anda mungkin juga menyukai