Step 7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BLOK PENGOBATAN RASIONAL

STEP 7 SKENARIO 1

OLEH

KELOMPOK : VII (TUJUH)


ANGKATAN : VIII (DELAPAN)
TUTOR : IRA ASMALIANI, S.Farm., M.Si., Apt

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan interaksi obat pada
pengobatan HIV dan TB
Jawab:
Menurut pedoman pelayanan kefarmasian 2006
Interaksi obat yang terjadi pada ARV dan TB ada yang
menguntungkan dan merugikan. Secara umum, ARV seperta EFV,
NVP adalah inductor, mekanismenya yaitu dapat meningkatkan secara
farmakokinetik penggunaan obat sehingga dapat dikombinasi. Interaksi
yang menguntungkan seperta ZDF dan stavudin baik secara in vitro
dan in vivo. Sedangkan untuk OAT dan ARV yaitu rifampisin dengan PI
karena rifampisin merupakan inducer enzim cyp450.

Menurut who dan binfar 2006


Rifampisin bias digantikan dengan rifabutin. Tapi biayanya agak mahal
dibandingkan rifampisin

Menurut Medscape, stockley dan drugs. com


Rifampisin dan EFV, tingkat keparahan moderat. Rifampisin adalah
penginduksi yang kuat dari CYP450 dimana akan menurunkan kadar
EFV, dan akan beresiko gangguan hati.

Menurut
Farmakodinamik : rifampisin dan ….dapat meningkatkan efek
hepatotoksik

Menurut
Nvp + rifampisin. Untuk mengatasi interaksi tersebut dapat diganti
dengan EFV karena masa paruhnya lebih panjang, dan konsentrasi efv
1-4 mg/L dipercaya dapat menurunkan resiko toksisitas obat. Obat ini
juga biasa digunakan karena ES yang kecil. Tidak disarankan untuk
meningkatkan dosis EFV.

Menurut
Rifampsisin + NVP berinteraksi secara farmakodinamik (metabolism).
Kalau ingin mempertahankan NVP dapat menggunakan dosis 200 mg.

Kesimpulan:
Interaksi obat pada HIV dan TB yaitu salah satunya ialah rifampisin
dan NRTI dimana rifampisin dapat menginduksi enzim CYP450
akibatnya menurunkan kadar NRTI dalam darah dan memberikan efek
hepatotoksik. Obat rifampisin dapat diganti dengan golongan OAT lain.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi dan etiologi
dari HIV dan TB
Jawab:
Menurut buku pharmaceutical care 2005
TB merupakan penyakit menular karena mycobacterium tuberculosis
yang 80% menyerang paru
Menurut yulianasari
HIV adalah virus yang dapat menyebar karena jarum suntik, dan
penggunaan obat-obat terlarang

Menurut
Bakteri MTB tahan terhadap asam karena mempunyai sel lifoid. HIV
tergolong retrovirus yang menyerang CD4 yang dapat menyerang
system imun seseorang

Menurut FK unsyiah dan ebook dipiro ed 7


TB disebabkan MTB dimana bakteri ini bersifat tahan asam, bakteri ini
tidak tahan terhadap panas, Uv. Penyebarannya yaitu melalui udara
yang ada droplet dahak pada individu-individu lain yang mempunyai
system imun yang lemah

Kesimpulan: TB merupakan penyakit menular akibat bakteri yang


menyerang 80% saluran pernapasan oleh MTB, yang bersifat asam.
Penyebarannya dapat melalui udara
HIV: penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang dapat
menurunkan kekebalan tubuh. Hiv termasuk family retrovirus

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan terapi famakologi dan


non farmakologi dari HIV dan TB
Jawab:
Menurut buku …2016
Terapi farmakologi TB:
Lini pertama : HRZE, RIFABUTIIN
Lini kedua : aminoglikosida injeksi(streptomisin,
Lini ketiga : golongan florokuinolon
MK :
Isoniazid, akan masuk ke dalam sel dan diaktifkan oleh enzim
katalase, dan akan bersifat toksik. Sehingga dapat menghambat
biosintesis asam mikolat
Pirazinamid, diubah dlu menjadi asam pirazinoat, kemudian asam
pirazinoat menghambat sintesis asam mikolat
Rifampisin, menyebar melalui membrane dan aktivitasnya
menghambat transkripsi dna dan rna
Etambutol, menghambat enzim arabinoat dan menghambat transfer
arabinoar
Sterptomiin: menghambat inisiasi, sehingga terjadi salah pembacaan
rna dan terjadi kematian sel
Kapteromisin: berikatan dengan jembatan subunit b2a, dan mencegah
translokasi ribosom

Menurut jurnal medulla unila 2017


Pasien HIV dan TB
Nonfarmakologi : istirahat yang cukup, diet kalori tinggi, dan diet
protein tinggi, menggunakan masker, berjemur di bawah matahari
pada pagi hari, membuang dahak pada wadah tersendiri.
Terapi farmakologi RHZE, dan ARV diberikan setelah terapi OAT 2-8
minggu. 2NRTI + 1 NNRTI

Menurut pharmaceutical care 2005


Mengatur ventilasi udara, jangan buang ludah sembarang, mengurangi
kepadatan keluarga, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang

Farmakologi :
Mengobati enfeksi laten : isoniazid, selama 9 bulan dan mengurangi tb
aktif. Mengobati penyakit aktif : isoniazid dan rifampisin, digunakan
secara bersamaan karena MTB sangat rentan terhadap obat ini.
Regimen standar : 2HRZE/4HR.

Menurut buku kode meri 2015


NRTI : mengalami fosforilasi dan mengganti transkripsi nukleotida
termina
NNRTI : berikatan langsung dengan enzim RT dan menginaktifkannya
PI : menghambat enzim protease
Inhibitor fusion : menghambat fusi virus HIV dengan sel CD4,
contohnya enfuvirtid
Koreseptor inh: menghambat gp dan ccr5 dan virus tidak dapat masuk
Menurut GUNAWAN 2015 DAN WHO 2018
NRTI : berinteraksi dengan virus dengan menghambat perubahan rna
menjadi dna.

Kesimpulan :
Terapi farmakologi :
Lini pertama : ZDV, NVP
Mekanisme ARV
NRTI : mengalami fosforilasi dan mengganti transkripsi nukleotida
termina
NNRTI :
Pi : menghambat enzim protease
Non farmakologi : pencegahan seks bebas, pencegahan melalui darah
misalnya transfuse darah, pencegahan

TB
Farmakologi:
Diberikan obat lini pertama 2HRZE/4HR
Non farmakologi:
Mencegahnya dengan menggunakan masker tiap beraktivitas,
mempertahankan pola hidup sehat.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manifestasi klinis dari
pasien HIV dan TB
Jawab:
Menurut buku ajar ilmu penyakit dalam
Gejala HIV
HIV akut 3-6 minggu : demam, nyeri, nyeri pada saat menelan,
pembengkakan KGB, infeksi asimtomati 8-10 tahun. Penurunan BB
secara drastic, demam berkepanjangan, lemas, infeksi jamur dan
herpes
Gejala TB: batuk berdahak selam 3 minggu disertai batuk berdarah,
sesak nafas, nyeri dada, nafsu makan dan BB menurun, demam
selama sebulan, anemia.

HIV (Menurut Pharmacotherapy Handbook 9th Edition, dan Pedoman


Pelayanan Kefarmasian Untuk Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
Tahun 2006) 1) Infeksi primer HIV : Asimptomatik, Sindroma retroviral
akut 2) Stadium Klinis 1 : Asimptomatik, Limfadenopati meluas
persisten. 3) Stadium Klinis 2 : Berat badan menurun yang sebabnya
tidak dapat dijelaskan, Infeksi saluran napas berulang (sinusitis,
tonsilitis, bronkitis, otitis media, faringitis), Herpes zoster, Cheilits
angularis, Ulkus mulut berulang, Pruritic papular eruption (PPE),
Dermatitis seboroika, infeksi jamur kuku 4) Stadium Klinis 3 : Berat
badan menurun yang tidak dapat dijelaskan sebabnya ( > 10%), Diare
kronis yang tidak dapat dijelaskan sebabnya lebih dari 1 bulan,
Demam yang tidak diketahui sebabnya (intermiten maupun tetap
selama lebih dari 1 bulan), Kandidiasis oral persisten, Oral hairy
leukoplakia, Tuberkulosis (TB) paru. Stadium Klinis 4 : HIV wasting
syndrome (berat badan berkurang >10% dari BB semula, disertai salah
satu dari diare kronik tanpa penyebab yang jelas (>1 bulan) atau
kelemahan kronik dan demam berkepanjangan tanpa penyebab yang
jelas), Pneumonia, dan TB ekstra paru.
TB (Menurut Pharmacotherapy Handbook 9th Edition, dan Artikel
Hubungan Tuberkulosis dengan HIV/AIDS) Manifestasi klinis pada
pasien TB adalah demam berkepanjangan tanpa sebab yang jelas,
menurunnya berat badan, batuk, diare kronis, sesak nafas, dan sering
berkeringat di malam hari walau tanpa melakukan kegiatan.

Menurut jurnal muliadi tahun 2010


TB dan HIV : demam, sesak nafas, diare kronis.
HIV: pasien akan mengalami demam 2-3 minggu, gagal merespon
antiiotik standar, myalgia (nyeri otot), bb menurun lebih dari 10%.

Kesimpulan:
TB: batuk berdahak terus menerus 3 minggu, sesak nafas, nyeri dada,
nafsu makan dan bb menurun, demam lebih dari 1 bulan
HIV: demam, gagal merespon antibiotic standar, mual muntah,
myalgia.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hubungan penyakit
HIV dan TB
Jawab:
Menurut buku kecil hiv dan tb 2016
Bila system kekebalan tubuh menurun, CD4 menurun

Menurut ….tahun 2019


Adanya interaksi obat rifampisin dengan EFV dapat meningkatkan
EFV. Pada penderita HIV jumlah Cd4 BERKURANG, rifampisin dapat
mnurunkan kadar dari EFV. Pada scenario dapat ditanggulangi dengan
pengaturan dosis.
Menurut jurnal
Infeksi TB akan mepercepat perjalanan menjadi aids begitupun
sebaliknya. Pasien HIV mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena
TB. Selain itu, interaksi kedua infeksi ini dapat menyebabkan
kegagalan pengobatan TB.

Menurut rijaya
Ketika sesorang terserang HIV otomatis system imun turun khususnya
CD4. Karena dengan infeksi HIV, terjadi peningkatan resiko terkena
TB. Infeksi hiv menyebabkan kerusakan yang luas. Ada 3 mekanisme
yang dapat menyebabkan terjadinya TB pada penderita HIV yaitu
reaktivasi, adanya infeksi baru serta terinfeksi. Penurunan CD4 yang
terjadi akibat infeksi virus HIV, mengakibatkan reaktivasi kuman TB
yang dorman.

Menurut artikel hubungan tb dan HIV tahun 2010


Infeksi hiv sangat beresiko berkembangnya tb. Ada 3 mekanisme
terjadinya tb pada hiv, yaitu reaktivasi, adanya infeksi baru dan
terinfeksi, dan penurunan CD4. Dimana cd4 dan makrofag sangat
berpengaruh dengan system imun

Menurut
Hiv dapat melemahkan system imun dan menyebabkan infeksi
oportunistik seperti TB.

Kesimpulan:
Penderita hiv memiliki resiko yang besar terkena tb. Hal ini disebabkan
system kekebaln tubuh yang menurun khususnya CD4. CD4 ini
memiliki peranan dalam aktivasi makrofag. Jadi penurunan kerja dari
makrofag ini yang menimbulkan penyakit tb pada pasien HIV.
6. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan monitoring pada
pasien HIV yang terinfeksi TB
Jawab:
(Menurut Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA) Tahun 2006, dan Artikel Peningkatan Peran
Apoteker dan Outcome Pasien Tuberkulosis Melalui Uji Coba Model
Training - Education - Monitoring - Aderence - Networking (TEMAN)
Apoteker Tahun 2017) Monitoring pada pasien HIV dan TB dilakukan
untuk mendapatkan keberhasilan terapi. Monitoring yang dilakukan
yaitu: a. Monitoring Kepatuhan Monitoring kepatuhan dilakukan untuk
melihat sampai sejauh mana pasien patuh menjalani terapi. Monitoring
kepatuhan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah obat yang
tersisa pada saat pasien mengambil obat kembali, dan membuat kartu
monitoring. b. Monitoring Keberhasilan Terapi Monitoring ini dilakukan
untuk melihat apakah terapi obat yang diberikan memberikan respon
terhadap penekan jumlah virus dan dapat menaikkan fungsi kekebalan
tubuh. c. Monitoring ESO Monitoring ini dilakukan untuk memantau
apakah timbul efek samping pada saat penggunaan terapi baik yang
simptomatik maupun gejala toksisitas yang mungkin terjadi dengan
cara melakukan wawancara terhadap pasien atau keluarga pasien
terkait keluhannya selama minum obat.

Menurut who 2007


Monitoring
1. Menilai CD4
2. melakukan peeriksaan sputum setiap bulan

Menurut permenkes 2013

Pemeriksaan dahak pada fase intensif dan fase lanjutan, Pengontrolan


bb, Melakukan foto toraks, Melakukan pengukuran kreatinin dan
ureum, CD4, sgpt, sgot, kepatuhan obat

Menurut depkes 2016 dan permnkes 2018


Memonitoring ESO, dilakukan untuk memantau apakah timbul efek
samping pada saat penggunaan terapi baik yang simptomatik maupun
gejala toksisitas

Menurut
Pemantauan kemajuan pengobatan tb yaitu memeriksa dahak.
Pemantauan efek samping obat, contohnya rifampisin yang
memberikan efek samping mual untah maka direkomendasikan untuk
diminum pada malam hari. Kemudian obat isoniazid yang memberikan
efek mual muntah, oleh karena itu perlu diberikan juga piridoksin untuk
mengatasi mual dan muntahnya

Kesimpulan:
1. monitoring kepatuhan, menghitung jumlah sisa obat pasien saat
dating kembali mengambil obat.
2. monitoring keberhasilan terapi
dilakukan untuk regimen HIV
3. monitoring ESO
efek samping yang timbul dapat dilakukan penggantian obat.
7. Mahasiswa mampu meamahami dan menjelaskan patofisiologi
penyakit HIV dan TB
Jawab:
Menurut buku bina farmasi 2006
Ketika HIV masuk ke dalam tubuh akan menuju ke peredaran tubuh
dan berikatan dengan system imun seperti monosit, cd4, kemudian
cd4 dan virus berikatan. Kemudian virus hiv masuk ke dalam sel dan
bereplikasi dan memperbanyak diri. Kemudian membentuk virus baru
yang dapat menginfeksi organ lain
Menurun buku 2011
Ketika pasien tb batuk akan mengeluarkan droplet yang mengandung
basil tb dan melayang di uadar. Ketika mtb masuk ke dalam saluran
pernafasan dan masuk ke dalam alveolus dan membentuk globular.
Setelah itu terjadi inflamasi.

Menurut mulyadi 2010


Tb primer : ada 4 tahap
1/ terjadi 3-8 minggu setelah masuknya kuman, dema
2/ terjadi 1-8 bulan sejak kuman masuk, meningitis tb
3/ 3-7 bulan, infeksi ke pleura
4/ terjadi 1-6 tahun setelah infeksi primer mereda

Menurut depkes 2005


Tb:
Masuknya MTB ke dalam saluran nafas, berkembang biak dalam
sitoplasma makrofag. Kemudian menyebar ke peredaran darah dan
menuju saluran limfe hilus. Akan terjadi reaktivasi dan reinfeksi.
Kerusakan paru semakin meluas, menurunnya system imun.
Hiv
Hiv merupakan retrovirus dimana materi genetiknya berada pada rna.
Rna diubah menjadi dna. Kemudian transkripsi dna dengan bantuan
enzim integrase.

Menurut who 2010


Tb; ¼ dari populasi dunia menderita tb laten. Dimana tb laten
dibuktikan dengan kepekaan dengan menggunakan uji tuberculin.
Fase laten ini, tidak akan menunjukkan gejala dari tb
Menurut dipiro 2018
Hiv menyerang system kekebalan tubuh. Merupakan retrovirus, terdiri
dari untaian rna. Terdapat enzim transcriptase. Virus ini memanfaat sel
limfosit untuk berkembangbiak menjadi virus baru. Jika cd4 berkurang,
maka sel limfosit juka berkurang, dan mempengaruhi system imun
untuk mencegah infeksi.

Kesimpulan:
Tb: fagosit akan menghancurkan mtb. Bakteri menyebar ke saluran
limfe dan mengakibatkan inflamasi yang disebut pembengkakan limfe
Hiv: masuk ke dalam tubuh dan menargetkan cd4. Saat virus berikatan
dengan cd4, dna dibawa ke nucleus. Dimana hasil pecahan ini akan
membantu pembentukan virus baru.
8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan rencana terapi pada
pengobatan HIV dan TB sesuai skenario
Jawab:
Menurut who 2018
First line : tdf + 3 tc +
Menurun kemenkes 2005
Berdasar scenario, untuk pasien tb diberikn 2HRZE dan 4HR
Mengutamakan OAT nya dulu baru diberikan ARV

Menurut jurnal infeksi hiv pada penderita tb 2013


Terapi dimulai dengan arv sesegera mungkin setelah 2-8 minggu
setelah kondisi baik. Dengan regimen terapi : tdf + 3 tc + nvp
Setelah oat telah selesai.

Menurut
untuk pasien tb diberikn 2HRZE dan 4HR.
untuuk penggunaan bersama ARV dan OAT harus dipertimbangkan,
dengan menyederhanakan terapi dengan mempertimbangkan
tumpang tindih efek samping.

Kesimpulan :
Berdasarkan scenario, didahulukan OAT baru ARV. Untuk mencegah
penggunaan bersama OAT dan ARV.
Untuk pasien baru, digunakan kategori 1 OAT : 2HRZE (fase intensif),
berisi obat isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama 2
bulan dan 4HR (fase lanjutan)
ARV yang dianjurkan : tdf + 3 tc(ftc) + nvp
9. Mahasiswa mampu meamahami dan menjelaskan penatalaksanaan
dari penyakit HIV dan TB
Jawab:
Tb
Menurut pharmaceutical care tb
Kategori 1 : 2HRZE/4HR
Tablet pirazinamid 2 bulan penuh, etambutol 3 kali sehari 2
bulan penuh. 4HR (Isoniazid 2 kali sehari selama 4 bulan dengan
interval 3 kali seminggu, dan etambutol selama 4 bulan dengan interval
3 kali seminggu
Hiv
Zidovudin, lamivudine, emtrisitabin

Menurut cahyawati 2018


Untuk pasien tb + hiv, pasien baru : oat nya menggunakan lini pertama
Untuk pasien hiv+tb ekstra paru : selama 9 bulan
Dengan tb meningitis : ditambah kortikosteorid oral yaitu dexametason
atau prednisan
Hiv dengan cd4 >50 m3

Menurut
Tb anak dan hiv harus dilakukan dengan hati-hati kaena banyak
interaksi, dan resiko toksisitas.

MENURUT PHARMACEUTICAL CARE 2005


Jika hasil pemeriksaan dahak bta positif : HRZE

Kesimpulan :

Berdasarkan scenario, pengobatan tb dapat menggunakan OAT


kategori 1 yaitu 2HRZE/4HR. setelah 2-8 minggu baru dilanjutkan
untuk pengobatan hiv menggunakan ARV menggunakan 2 nrti dan 1
nnrti

10. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pencegahan


menularnya penyakit HIV dan TB
Jawab:
Menurut
Hindari penggunaan jarum suntik
Tb: menggunakan masker pada keramaian, rajin berolahraga, sirkulasi
udara di rumah harus tetap terjaga. Dalam proses penyembuhan,
keluarga berperan penting untuk memberi dukungan moril.
HIV (Menurut Artikel Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS Tahun
2015, dan Artikel Pencegahan HIV/AIDS Pada Anggota TNI-AL Dilihat
Dari Pengetahuan Sikap dan Tindakan Tahun 2014) Upaya
pencegahan HIV dibagi menjadi 3 yaitu Pencegahan Primer,
Pencegahan Sekunder, dan Pencegahan Tersier. Pencegahan Primer
dilakukan dengan memberikan edukasi yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang HIV melalui
penyuluhan, pelatihan pada kelompok resiko tinggi maupun rendah.

Anda mungkin juga menyukai