Laporan Pendahuluan Gerd

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN Ny. “N” DENGAN GERD DI


RUANGAN POLI INTERNA
RSUD HAJI MAKASSAR

OLEH :
FILA DALFIANTI SAHUPALA, S.Kep
NS0619075

CI LAHAN CI INSTITUSI

(………...…..) (……………..)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2020
1.1 Laporan Pendahuluan
1.1.1 Konsep Penyakit/Kasus
GERD
1.1.2 Defenisi Kasus
Refluks Gastroesophageal (Gastroesofageal Reflux/GER) adalah suatu kelainan pada
sfingter esofagus yang lemah dan mengakibatkan cairan lambung masuk kembali ke
esofagus. Dikatakan Gastroesofageal Reflux Disease (GERD), bila kejadian lebih dari 2
kali dalam seminggu (Handaya, 2017).
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat
refluks kandungan lambung ke dalam esofagus dengan berbagai gejala yang timbul
akibat keterlibatan esofagus, laring, dan saluran napas (Sudoyo Dkk, 2015).
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah gangguan di mana isi lambung
mengalami refluks secara berulang ke dalam esofagus, yang menyebabkan terjadinya
gejala dan/atau komplikasi yang mengganggu (Tjokroprawira, 2015).
1.1.3 Etiologi
GERD disebabkan karena adanya keruskan mukosa yang menyebabkan terjadinya refluks
(aliran balik) sejumlah isi perut ke dalam esofagus (Pusmarani, 2019).
1.1.4 Manifestasi klinis
Menurut (Tjokroprawira, 2015) beberapa Gejala utama GERD adalah heart burns, yaitu
rasa panas seperti terbakar di daerah substernal, regurgitasi atau keduanya serta dapat
disertai disfagia. Keluhan ini biasanya dirasakan setelah makan, terutama makan dengan
volume banyak dan berlemak. Penderita GERD kadamg-kadang juga memberikan
keluhan rasa tidak nyaman di dada seperti angina pektoralis. Keluhan lain yang lebih
jarang rasa cairan asam di mulut (water brash), cegukan/singultus, mual dan muntah.
Gejala GERD yang non-spesifik adalah gejala ekstraesofageal, seperti nyeri dada
nonokardiak, batuk kronis, asma, penomintis berulang, erosi gigi, laryngitis/suara serak,
dan yang terakhir dilaporkan adanya otitis media
1.1.5 Patofisiologi
Kunci dari patofisiologi GERD adalah terjadinya refluks lambung yang abnormal
dari perut ke esofagus. Pada beberapa kasus GERD, refluks berhubungan dengan
menurunnya LES atau menurunnya fungsi spinkter esofagus.
Pasien yang mengalami penurunan tekanan spinkter esofagus dapat terjadi secara
spontan karena terjadinya relaksasi, meningkatnya tekanan pada intraabdominal yang
bersifat sementara, atau lemahnya tekanan spinkter esofagus. Menurunnya LES dapat
disebabkan oleh makanan atau obat.
Masalah lain yang berkaitan dengan mekanisme kelainan mukosa normal yang
menyebabkan terjadinya GERD adalah sebagai berikut.
1. Terjadinya abnormalitas pada anatomi esofagus.
2. Terjadinya klirens esofagus dari cairan lambung yang tidak tepat.
3. Menurunnya resistensi mukosa terhadap asam.
4. Tidak efektifnya pengosongan lambung.
5. Produksi yang tidak adekuat pada faktor pertumbuhan epidermal.
6. Menurunnya buffer salive terhadap asam.
Esofagitis terjadi ketika esofagus terpapar refluks sejumlah isi darilambung secara
berulang dalam jangka panjang. Erosi terjadi pada skuamosa epitel esofagus (erosive
esophagitis).
Substansi yang meningkatkan terjadinya kerusakan esofagus oleh refluks asam
lambung ke esofagus meliputi:
1. Asam lambung,
2. Pepsin,
3. Asam empedu, dan
4. Enzim pankreas (Pusmarani, 2019).

1.1.6 Pemeriksaan Penunjang


 Pemeriksaan pH Esofagus
Pemeriksaan keasaman (pH) pada esofagus merupakan pemeriksaan utama dan paling
akurat pada GERD. Pemeriksaan keasaman (pH) cairan esofagus ini dilakukan pada
saat aktivitas normal, makan, dan saat istirahat.
 Rontgen Dada dan Perut (Toraks dan Abdomen)
Rontgen dapat menggambarkan komplikasi yang ditimbulkan oleh GERD, yaitu
gambaran paru-paru dengan tanda pneumonia.
 Pemeriksaan Kontras Barium
Pemeriksaan Barium pada GERD dapat mengetahui komplikasi yang ditimbulkan
seperti penyempitan (striktur) esofagus ataupun hernia diafragmatika.
 Pemeriksaan Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi dilakukan dengan memasukkan kamera (endoskop) ke dalam
esofagus, pada GERD yang kronis akan tampak barret’s esofagus, sebagai tanda
prekanker, tumor esofagus, dan hernia diafragmatika, serta bisa untuk melakukan
pengambilan jaringan (biopsi) untuk mematikan patologi sel.
 Pemeriksaan Manometri
Pemeriksaan manometri dilakukan dengan mengukur tekanan otot sfingter esofagus
bawah. Pemeriksaan manometri pada pasien GERD akan didapatkan hasil berupa
tekanan kekuatan otot (tonus) sfingter yang rendah (Handaya, 2017).
1.1.7 penatalaksanaan medis terbaru
 Perubahan Gaya Hidup
Menurunkan berat badan, menghindari penggunaan korset perut terlalu ketat, tetap
posisi berdiri atau tegak 3-4 jam setelah makan, tidak merokok dan menghindari
lingkungan perokok, tidur dengan bantal atau kepala sedikit lebih tinggi.
 Obat
o Antasida, untuk mengurangi heart burns dan gejala GERD yang lain.
o Golongan H₂ blockers (cimetidine, famotidine, ranitidine), menurunkan produksi
asam lambung.
o Golongan PPIs (Proton Pump Inhibitor), seperti omeprazole, lansoprazole,
pantoprazole, rabeprazole, dan esomeprazole.
o Golongan prokinetik, seperti bethanechol dan metoclopramide, membantu
mempercepat pengosongan lambung.
 Operasi Fundoplikasi
Operasi fundoplikasi dilakukan dengan menjahit fundus (bagian ujung atas lambung
melingkari esofagus dengan tujuan mempersempit dan menambah tekanan pada
esofagus bawah untuk mengurangi refluks. Operasi bisa dilakukan dengan
laproscopic (minimal invasi) ataupun operasi terbuka (Handaya, 2017).

1.1.8 Konsep tindakan keperawatan yang diberikan


Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Risiko Aspirasi (D.0006) Luaran Utama : Tingkat Aspirasi Pencegahan Aspirasi:
Luaran Tambahan : 1. Monitor tingkat
- Kontrol Mual/Muntah kesadaran, batuk,
- Kontrol Risiko muntah dan
- Status Menelan kemampuan menelan.
- Status Neurologis 2. Monitor status
Kriteria Hasil : pernapasan.
3. Monitor bunyi napas,
- Tingkat Aspirasi :
terutama setelah
 Tingkat Kesadaran:
makan/minum.
Dipertahankan pada 3
Terapeutik:
(Sedang), ditingkatkan ke
5 (Meningkat). 1. Posisikan semifowler
 Kemampuan Menelan: (30-45 derajat) 30
Dipertahankan pada 3 menit sebelum member
(Sedang), ditingkatkan ke asupan oral.
5 (Meningkat). 2. Pertahankan posisi
 Kebersihan Mulut: semifowler (30-45
Dipertahankan pada 3 derajat) pada pasien
(Sedang), ditingkatkan ke tidak sadar.
5 (Meningkat). 3. Pertahankan kepatenan
jalan napas.
4. Berikan makanan
dengan ukuran kecil
atau lunak.
5. Berikan obat oral
dalam benuk cair.
6. Anjurkan makan secara
perlahan.
7. Ajarkan teknik
mengunyah atau
menelan, jika perlu.
2 Nyeri Akut (D.0077) Luaran Utama : Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri:
Luaran Tambahan : 1. Identifikasi lokasi,
- Fungsi Gastrointestinal karakteristik, durasi,
- Kontrol Nyeri frekuensi, kualitas,
- Mobilitas Fisik intensitas nyeri.
- Pola Tidur 2. Identifikasi skala nyeri.
- Perfusi Miokard Terapeutik:
- Perfusi Perifer
1. Berikan teknik
- Pola Tidur
nonfarmakologis untuk
- Status Kenyamanan
mengurangi rasa nyeri.
- Tingkat Cedera
2. Kontrol lingkungan
Kriteria Hasil:
yang memperberat rasa
- Tingkat Nyeri : nyeri.
 Keluhan nyeri : 3. Ajarkan teknik
dipertahankan pada 3 nonfarmakologis untuk
(sedang), ditingkatkan ke mengurangi rasa nyeri.
5 (menurun). 4. Kolaborasi pemberian
 Meringis : dipertahankan analgetik, jika perlu
pada 3 (sedang),
ditingkatkan ke 5
(menurun).
 Gelisah : dipertahankan
pada 3 (sedang),
ditingkatkan ke 5
(menurun).
 Kesulitan tidur :
dipertahankan pada 3
(sedang), ditingkatkan ke
5 (menurun).
 Frekuensi nadi :
dipertahankan pada 3
(sedang), ditingkatkan ke
5 (membaik).
3 Defisit nutrisi (D.0019) Luaran Utama : Status Nutrisi Manajemen Nutrisi:
Luaran Tambahan : 1. Identifikasi alergi dan
- Berat Badan intoleransi makanan.
- Eleminasi Fekal 2. Identifikasi makanan
- Nafsu Makan disukai.
- Status Menelan 3. Monitor asupan
- Tingkat Depresi makanan.
- Tingkat Nyeri 4. Monitor berat badan.
Kriteria Hasil: 5. Berikan makanan
tinggi serat untuk
- Status Nutrisi :
mencehah konstipasi.
 Porsi makan yang
6. Berikan makanan
dihabiskan : dipertahankan
pada 4 (sedang), tinggi kalori dan tinggi
ditingkatkan ke 5 (cukup protein.
meningkat). 7. Anjurkan posisi duduk,
 Nyeri abdomen : jika mampu.
dipertahankan pada 3 8. Ajarkan diet yang
(sedang), ditingkatkan ke 5 diprogramkan.
(menurun). 9. Kolaborasi pemberian
 Berat Badan : medikasi sebelum
dipertahankan pada 3 makan (mis. pereda
(sedang), ditingkatkan ke 5 nyeri), jika perlu
( membaik). 10. Kolaborasi dengan ahli
 IMT : dipertahankan pada gizi untuk menentukan
3 (sedang), ditingkatkan ke jumlah kalori dan jenis
5 (membaik). nutrien yang

 Frekuensi makan : dibutuhkan, jika perlu.

dipertahankan pada 3 Pemantauan Nutrisi:

(sedang), ditingkatkan ke 5 1. Monitor mual dan


(membaik). muntah.
 Nafsu makan : 2. Monitor asupan oral.
dipertahankan pada 3 3. Monitor warna
(sedang), ditingkatkan ke 5 konjungtiva.
(membaik). 4. Monitor hasil
laboratorium.
5. Timbang berat badan.
6. Hitung perubahan
berat badan.
4 Gangguan menelan (D.0063) Luaran Utama : Status Menelan - Identifikasi diet yang
Luaran Tambahan : dianjurkan.
- Bersihan jalan napas - Monitor kemampuan
- Status Nutrisi menelan.
- Fungsi Gastrointestinal - Ciptakan lingkungan
Kriteria Hasil: yang menyenangkan
selama makan.
- Mempertahankan makanan di
- Atur posisi yang
mulut: dipeetahankan pada 3
nyaman untuk
(sedang), ditingkatkan ke 5
makan/minum.
(meningkat).
- Sediakan makanan dan
- Reflek menelan :
minuman yang disukai.
dipertahankan pada 3
- Siapkan makanan
(sedang), ditingkatkan ke 5
dengan suhu yang
(meningkat).
meningkatkan nafsu
- Kemampuang mengosongkan
makan.
mulut : dipertahankan pada 3
- Berikan posisi duduk
(sedang), ditingkatkan ke 5
atau semifowler saat
(meningkat).
makan.
- Frekuensi tersedak :
- Cuci muka dan tangan
dipertahankan pada 3
setelah makan.
(sedang), ditingkatkan ke 5
- Anjurkan orang tua
(menurun). atau keluarga untuk
- Batuk : dipeetahankan pada 3 membantu memberi
makan kepada pasien.
(sedang), ditingkatkan ke 5
(menurun).
5 Risiko perdarahan (D.0012) Luaran Utama : Tingkat  Monitor tanda dan
Perdarahan gejala perdarahan.
Luaran Tambahan :  Monitor nilai
- Kontrol Risiko hematokrit/
- Status Cairan hemoglobin sebelum
- Status Sirkulasi dan setelah kehilangan
Kriteria Hasil: darah.

- Tingkat Perdarahan :  Pertahankan bedrest


selama perdarahan.
 Kelembapan membran
mukosa : dipertahankan  Batasi tindakan invasif,

pada 3 (sedang) jika perlu.


ditingkatkan ke 5  Anjurkan meningkat
(meningkat). asupan cairan untuk
 Kelembapan kulit : menghindari
dipertahankan pada 3 konstipasi.
(sedang), ditingkatkan ke 5  Anjurkan
(meningkat). meningkatkan asupan
 Hemoglobin : makanan dan vitamin
dipertahankan padaa 3 K.
(sedang), ditingkatkan ke 5  Anjurkan segera
(membaik). melapor jika terjadi
 Tekanan darah : perdarahan.
dipertahankan pada 3  Kolaborasi pemberian
(sedang), ditingkatkan ke 5 obat pengontrol
(membaik). perdarahan, jika perlu.
 Kolaborasi pemberian
produk darah.
 Kolaborasi pemberian
pelunak tinja.
 Monitor TTV.
6 Risiko infeksi (D.0142) Luaran Utama : Tingkat Infeksi  Monitor tanda dan
Luaran Tambahan : gejala infeksi lokal.
- Kontrol Risiko  Anjurkan
- Status Imun meningktakan asupan
- Status Nutrisi nutrisi.
Kriteria Hasil :  Anjurkan

- Tingkat Infeksi : meningkatkan asupan


cairan.
 Demam : dipertahankan
pada 3 (sedang),  Pertahankan teknik

ditingkatkan ke 5 aseptik pada pasien

(menurun). berisiko tinggi.

 Kemerahan :  Ajarkan cara mencuci


dipertahankan pada 3 tangan dengan benar.
(sedang), ditingkatkan ke 5
(menurun).
 Nyeri : dipertahankan pada
3 (sedang), ditingkatkan ke
5 (menurun).
 Kadar sel darah putih :
dipertahankan pada 3
(sedang), ditingkatkan ke 5
(membaik).
Sumber : (Tim Pokja SDKI SLKI SIKI DPP PPNI, 2018)
1.2 Pengkajian
a. Data umum pasien
Nama,Umur,Jenis Kelamin,Agama,Suku,Pendidikan,Pekerjaan,Status
Pernikahan,Alamat, No. Medical Record ,Diagnosa Medis,Tanggal Pengkajian ,Tanggal
Masuk RS.
b. Informan keluarga
Nama,Umur,Jenis Kelamin,Hubungan dengan Pasien .
c. Genogram
d. Riwayat kesehatan
Keluhan utama,Riwayat keluhat utama,riwayat penyakit, riwayat opname, riwayat
kesehatan sekarang, riwayat alrgi,riwayat medikasi,kesdaran
e. Pemeriksaan fisik (Head to toe)
f. Kebutuhan dasar
g. Pengkajian resiko jatuh
h. Data focus
i. Pemeriksaan diagnostic
j. Psikososial
k. Patofisiologi keperawatan
l. Analisa data

1.3 Diagnosa keperawatan


1. Risiko Aspirasi
2. Nyeri Akut
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Gangguan Menelan
5. Risiko Perdarahan
6. Risiko Infeksi

1.4 Rencana asuhan keperawatan


Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Risiko Aspirasi (D.0006) Luaran Utama : Tingkat Aspirasi Pencegahan Aspirasi:
Luaran Tambahan : 1. Monitor tingkat
- Kontrol Mual/Muntah kesadaran, batuk,
- Kontrol Risiko muntah dan
- Status Menelan kemampuan menelan.
- Status Neurologis 2. Monitor status
Kriteria Hasil : pernapasan.
3. Monitor bunyi napas,
- Tingkat Aspirasi :
terutama setelah
 Tingkat Kesadaran:
makan/minum.
Dipertahankan pada 3
Terapeutik:
(Sedang), ditingkatkan ke
5 (Meningkat). 1. Posisikan semifowler
 Kemampuan Menelan: (30-45 derajat) 30
Dipertahankan pada 3 menit sebelum member
(Sedang), ditingkatkan ke asupan oral.
5 (Meningkat). 2. Pertahankan posisi
 Kebersihan Mulut: semifowler (30-45
Dipertahankan pada 3 derajat) pada pasien
(Sedang), ditingkatkan ke tidak sadar.
5 (Meningkat). 3. Pertahankan kepatenan
jalan napas.
4. Berikan makanan
dengan ukuran kecil
atau lunak.
5. Berikan obat oral
dalam benuk cair.
6. Anjurkan makan secara
perlahan.
7. Ajarkan teknik
mengunyah atau
menelan, jika perlu.
2 Nyeri Akut (D.0077) Luaran Utama : Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri:
Luaran Tambahan : 1. Identifikasi lokasi,
- Fungsi Gastrointestinal karakteristik, durasi,
- Kontrol Nyeri frekuensi, kualitas,
- Mobilitas Fisik intensitas nyeri.
- Pola Tidur 2. Identifikasi skala nyeri.
- Perfusi Miokard Terapeutik:
- Perfusi Perifer
1. Berikan teknik
- Pola Tidur
nonfarmakologis untuk
- Status Kenyamanan
mengurangi rasa nyeri.
- Tingkat Cedera
2. Kontrol lingkungan
Kriteria Hasil:
yang memperberat rasa
- Tingkat Nyeri : nyeri.
 Keluhan nyeri : 3. Ajarkan teknik
dipertahankan pada 3 nonfarmakologis untuk
(sedang), ditingkatkan ke mengurangi rasa nyeri.
5 (menurun). 4. Kolaborasi pemberian
 Meringis : dipertahankan analgetik, jika perlu
pada 3 (sedang),
ditingkatkan ke 5
(menurun).
 Gelisah : dipertahankan
pada 3 (sedang),
ditingkatkan ke 5
(menurun).
 Kesulitan tidur :
dipertahankan pada 3
(sedang), ditingkatkan ke
5 (menurun).
 Frekuensi nadi :
dipertahankan pada 3
(sedang), ditingkatkan ke
5 (membaik).
3 Defisit nutrisi (D.0019) Luaran Utama : Status Nutrisi Manajemen Nutrisi:
Luaran Tambahan : 1. Identifikasi alergi dan
- Berat Badan intoleransi makanan.
- Eleminasi Fekal 2. Identifikasi makanan
- Nafsu Makan disukai.
- Status Menelan 3. Monitor asupan
- Tingkat Depresi makanan.
- Tingkat Nyeri 4. Monitor berat badan.
Kriteria Hasil: 5. Berikan makanan
tinggi serat untuk
- Status Nutrisi :
mencehah konstipasi.
 Porsi makan yang
6. Berikan makanan
dihabiskan : dipertahankan
tinggi kalori dan tinggi
pada 4 (sedang),
protein.
ditingkatkan ke 5 (cukup
7. Anjurkan posisi duduk,
meningkat).
jika mampu.
 Nyeri abdomen :
8. Ajarkan diet yang
dipertahankan pada 3
diprogramkan.
(sedang), ditingkatkan ke 5
9. Kolaborasi pemberian
(menurun).
medikasi sebelum
 Berat Badan :
makan (mis. pereda
dipertahankan pada 3
nyeri), jika perlu
(sedang), ditingkatkan ke 5
10. Kolaborasi dengan ahli
( membaik).
 IMT : dipertahankan pada gizi untuk menentukan
3 (sedang), ditingkatkan ke jumlah kalori dan jenis
5 (membaik). nutrien yang
 Frekuensi makan : dibutuhkan, jika perlu.
dipertahankan pada 3 Pemantauan Nutrisi:
(sedang), ditingkatkan ke 5
1. Monitor mual dan
(membaik).
muntah.
 Nafsu makan : 2. Monitor asupan oral.
dipertahankan pada 3 3. Monitor warna
(sedang), ditingkatkan ke 5 konjungtiva.
(membaik). 4. Monitor hasil
laboratorium.
5. Timbang berat badan.
6. Hitung perubahan berat
badan.
4 Gangguan menelan (D.0063) Luaran Utama : Status Menelan 1. Identifikasi diet yang
Luaran Tambahan : dianjurkan.
- Bersihan jalan napas 2. Monitor kemampuan
- Status Nutrisi menelan.
- Fungsi Gastrointestinal 3. Ciptakan lingkungan
Kriteria Hasil: yang menyenangkan
selama makan.
- Mempertahankan makanan di
4. Atur posisi yang
mulut: dipeetahankan pada 3
nyaman untuk
(sedang), ditingkatkan ke 5
makan/minum.
(meningkat).
5. Sediakan makanan dan
- Reflek menelan :
minuman yang disukai.
dipertahankan pada 3
6. Siapkan makanan
(sedang), ditingkatkan ke 5
dengan suhu yang
(meningkat).
meningkatkan nafsu
- Kemampuang mengosongkan
makan.
mulut : dipertahankan pada 3
(sedang), ditingkatkan ke 5 7. Berikan posisi duduk
(meningkat). atau semifowler saat
- Frekuensi tersedak : makan.
dipertahankan pada 3 8. Cuci muka dan tangan
(sedang), ditingkatkan ke 5 setelah makan.
(menurun). 9. Anjurkan orang tua
- Batuk : dipeetahankan pada 3 atau keluarga untuk
(sedang), ditingkatkan ke 5 membantu memberi
(menurun). makan kepada pasien.
5 Risiko perdarahan (D.0012) Luaran Utama : Tingkat 1. Monitor tanda dan
Perdarahan gejala perdarahan.
Luaran Tambahan : 2. Monitor nilai
- Kontrol Risiko hematokrit/
- Status Cairan hemoglobin sebelum
- Status Sirkulasi dan setelah kehilangan
Kriteria Hasil: darah.
3. Pertahankan bedrest
- Tingkat Perdarahan :
selama perdarahan.
 Kelembapan membran
4. Batasi tindakan invasif,
mukosa : dipertahankan
jika perlu.
pada 3 (sedang)
5. Anjurkan meningkat
ditingkatkan ke 5
asupan cairan untuk
(meningkat).
menghindari
 Kelembapan kulit :
konstipasi.
dipertahankan pada 3
6. Anjurkan
(sedang), ditingkatkan ke 5
meningkatkan asupan
(meningkat).
makanan dan vitamin
 Hemoglobin :
K.
dipertahankan padaa 3
7. Anjurkan segera
(sedang), ditingkatkan ke 5
melapor jika terjadi
(membaik).
perdarahan.
 Tekanan darah :
dipertahankan pada 3 8. Kolaborasi pemberian
(sedang), ditingkatkan ke 5 obat pengontrol
(membaik). perdarahan, jika perlu.
9. Kolaborasi pemberian
produk darah.
10. Kolaborasi pemberian
pelunak tinja.
11. Monitor TTV.
6 Risiko infeksi (D.0142) Luaran Utama : Tingkat Infeksi 1. Monitor tanda dan
Luaran Tambahan : gejala infeksi lokal.
- Kontrol Risiko 2. Anjurkan
- Status Imun meningktakan asupan
- Status Nutrisi nutrisi.
Kriteria Hasil : 3. Anjurkan
meningkatkan asupan
- Tingkat Infeksi :
cairan.
 Demam : dipertahankan
4. Pertahankan teknik
pada 3 (sedang),
aseptik pada pasien
ditingkatkan ke 5
berisiko tinggi.
(menurun).
5. Ajarkan cara mencuci
 Kemerahan :
tangan dengan benar.
dipertahankan pada 3
(sedang), ditingkatkan ke 5
(menurun).
 Nyeri : dipertahankan pada
3 (sedang), ditingkatkan ke
5 (menurun).
 Kadar sel darah putih :
dipertahankan pada 3
(sedang), ditingkatkan ke 5
(membaik).
Sumber : (Tim Pokja SDKI SLKI SIKI DPP PPNI, 2018)
1.5 Implementasi keperawatan
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan, tahap ini muncul jika
perencanaan yang dibuat di aplikasikan pada klien. Implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang digunakan untuk
melaksanakan intervensi (Debora, 2017).

1.6 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap kelima dari proses keperawatan, pada tahap ini perawat
membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah
ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi seluruhnya, hanya
sebagian, atau bahkan belum teratasi semuanya (Debora, 2017).

1.7 Program perencanaan pulang / Discaharge planning dan melaksanakan pendidikan


kesehatan yang terkait dengan perencanaan tersebut
a. Hindari minuman alkohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga terjadi imflamasi
dan perdarahan
b. Hindari merokok karena dapat mengganggu lapisan dinding lambung sehingga lambung
lebih mudah mengalami gastritis dan tukak/ulkus, dan rokok dapat dapatmeningkatkan
asam lambung dan memperlambat penyembuhan tukak
c. Atasi stress sebaik mungkin
d. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur, namun hindari sayur dan buah yang
sifat asam (misalnya jeruk, lemon, nanas dan tomat)
e. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik) asam lambung
f. Berolaragah secara teratur untuk membantu mempercepat aliran makann melalui usus
g. Bila mudah mengalami kembung untuk sementara waktu kurangi konsumsi makanan
tinggi serat
h. Makanan dalam porsi sedang tetapi seringberupa makanan lunak dan rendah lemak,
makanlah secara perlahan dan rileks (Nuratif A Huda, 2015).

DAFTAR PUSTAKA

Debora. (2017). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba Medika.

Handaya, AY. (2017). Deteksi Dini Atasi 31 Penyakit Bedah Saluran Cerna (Digestif).
Yogjakarta: Rapha Publishing.

Nuratif A Huda. (2015). ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS &


NANDA NIC NOC. Jogjakarta: Mediaction.
Pusmarani. (2019). Buku Ajar Farmakoterapi Penyakit Sistem Gastrointestinal. Medan: Yayasan
Kita Menulis.

Sudoyo. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi VI. Jakarta: Yayasan Interna Publishing.

Tjokoprawiro. (2015). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga University Press.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Defenisi dan
Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta:
DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defenisi dan
Kriteria Hasil Keperwatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai