Transformasi SCM - Mandom

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus Corona atau Covid-19 yang pertama kali diumumkan di Wuhan, sebuah
provinsi di China pada akhir 2019 yang lalu, terus berkembang penyebarannya. Oleh karena
itu, pada tanggal 12 Maret 2020, badan organisasi kesehatan dunia WHO mengumumkan
bahwa Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak dimana-mana dan meliputi daerah
geografi yang luas.

Sejak itu, berbagai aturan dilaksanakan mulai dari social distancing, konsumsi
vitamin, penggunaan masker dan hand sanitizer, hingga kerja dari rumah atau Work-From-
Home. Akibatnya, jumlah permintaan masker dan hand sanitizer melonjak tinggi hingga
tidak sesuai dengan supply dari pabrik dan distributor.

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada sisi kesehatan dan keselamatan jiwa
manusia, namun juga yang sangat berdampak pada ekonomi dunia, secara khusus di
Indonesia. Salah satu sektor yang paling berdampak adalah manufaktur sehingga penulis
mengangkat satu masalah pada salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia yaitu PT.
Mandom Indonesia Tbk.

PT Mandom yang bergerak di perusahaan retail make - up melakukan transformasi


dengan cara memproduksi Hand Sanitizer karena adanya kesempatan bagi perusahaan
untuk mengembangkan produk yang sebelumnya pernah diluncurkan untuk memenuhi
kebutuhan permintaan yang besar untuk hand sanitizer.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi rantai pasok untuk produk baru Hand Sanitizer yang
dicetuskan oleh PT Mandom untuk menanggapi permintaan pasar di tengah
pandemi Covid-19?
2. Bagaimana pertimbangan PT Mandom memilih supplier pada rantai pasoknya
dalam membuat produk Hand Sanitizer yang baru di tengah pandemi Covid -
19?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui strategi rantai pasok untuk produk baru Hand Sanitizer
yang dicetuskan oleh PT Mandom untuk menanggapi permintaan pasar di
tengah pandemi Covid-19
2. Untuk mengetahui bagaimana PT Mandom memilih supplier pada rantai
pasoknya dalam membuat produk Hand Sanitizer yang baru di tengah
pandemi Covid - 19

1.4 Batasan Penulisan


1. Strategi rantai pasok untuk produk baru PT Mandom Indonesia berupa Hand
Sanitizer
2. Konsep Strategi Supply Chain yang digunakan adalah Hau Lee dan Simchi-Levi
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Profil PT Mandom Indonesia Tbk.


PT Mandom Indonesia Tbk didirikan di Jakarta, 5 November 1969. Pada awalnya
didirikan dengan nama PT Tancho Indonesia yang bergerak dibidang usaha kosmetika,
wangi-wangian, perbekalan kesehatan rumah tangga, toiletries dan kemasan plastik.PT
Mandom Indonesia Tbk mempunyai komitmen untuk melayani dan memberikan kontribusi
bagi pasar domestik dengan produk terbaik yang dimiliki Mandom. Setiap Brand yang
diciptakan mempunyai keunggulan dan keunikan masing-masing yang ditargetkan untuk
konsumen yang berbeda.
PT Mandom Indonesia Tbk yang bergerak dibidang kosmetika merupakan suatu
usaha yang cukup menjanjikan di era dimana kesadaran masyarakat akan merawat tubuh
dan penampilan baik laki-laki maupun perempuan. Untuk mendukung itu PT Mandom
Indonesia Tbk mempunyai beberapa brand / merek yang dikeluarkan seperti Gatsby,
Pucelle, Lovillea, Johnny Andrean, Man Dom dan beberapa produk lainnya.
PT Mandom Indonesia Tbk mempunyai visi dan misi perusahaan yang dapat memacu
semangat dan menunjang kegiatan yang dikerjakan oleh perusahaan yaitu :
● Visi
Menghadirkan kehidupan yang menyenangkan ditunjang kesehatan dan
keindahan
● Misi
Melayani dan memberikan manfaat kepada masyarakat
PT Mandom Indonesia Tbk pada awalnya mempunyai 2 lokasi pabrik yaitu pabrik di
sunter yang khusus memproduksi seluruh produk kosmetik dan pabrik Cibitung berfungsi
untuk memproduksi kemasan plastik dan sebagai pusat logistik. Kemasan plastik dikirim dari
cibitung ke Sunter untuk diisi kemudian barang jadi dikirimkan kembali ke Cibitung dan
didistribusikan melalui pusat logistik. Kemudian pada tahun 2015 kantor pusat dan pabrik
berpindah lokasi di kawasan industri MM 2100, Bekasi, Jawa Barat. Sedangkan Kantor pusat
bertempat di Wisma 46 Kota BNI, jl jendral sudirman kav 1, Jakarta.
PT Mandom Indonesia Tbk mempunyai merek utama antara lain Gatsby,PIxy, Puelle
dan Bifesta. Selain itu juga memproduksi beberapa produk lain yang khusus diproduksi
untuk ekspor. Selain pasar domestik, PT Mandom Indonesia Tbk ini juga mengekspor
produk-produknya ke beberapa negara lain antara lain Jepang, India, Malaysia, Vietnam,
Thailand dan Uni Emirat Arab (UEA). produk produk akan dieskpor kembali ke berbagai
negara di Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur dan beberapa negara lainnya melalui UAE.

2.2 Proses Produksi PT Mandom Indonesia Tbk


Proses produksi PT Mandom Indonesia Tbk terbagi menjadi beberapa tahap
1. Proses persiapan bahan baku
2. Proses pengolahan
3. Proses filling up (pengemasan primer)
4. Proses pengepakan (pengemasan sekunder)
5. Proses Pegudangan

2.3 Supply Chain PT Mandom Indonesia Tbk


Supply chain merupakan salah satu faktor penting untuk mengoptimalkan produksi
dan kepuasan pelanggan. Alur informasi diciptakan sedemikian rupa agar mudah dan akurat
dan menciptakan pergerakan barang yang efisien dan efektif. Layaknya industri , PT
Mandom Indonesia Tbk mempunyai alur distribusi mulai dari pemasok bahan baku hingga
sampai ke customer atau pelanggan. Berikut tahapan pada PT Mandom Indonesia.
1. Supplier
PT Mandom Indonesia Tbk mempunyai beberapa pemasok bahan baku yang
digunakan untuk proses produksi diantaranya
- J.O. Cosmetics Co. Ltd. sebagai pemasok bahan baku alami produk
- PT. New Red and White sebagai pemasok kemasan kalengan produk
- PT DAI Nippon Printing Indonesia sebagai pemasok printing dan
percetakan kemasan produk
2. Manufacture
PT Mandom Indonesia sendiri berfungsi sebagai manufaktur atau melakukan
proses produksi hingga menjadi barang jadi
3. Warehouse
Warehouse PT Mandom Indonesia Tbk terletak di kawasan industri MM
2100, bekasi yang berfungsi sebagai penyimpanan hasil produksi sebelum
didistribusikan.
4. Distributor
PT Mandom Indonesia memiliki beberapa distribution center salah satunya
yang berada di surabaya untuk melakukan proses distribusi kepada retailer
5. Retailer
PT Mandom Indonesia memiliki retailer yang menjual barang hingga sampai
kepada konsumen. Penjualan produk terbagi menjadi dua yaitu penjualan di
pasar modern dan pasar tradisional. Penjualan pada pasar modern termasuk
drug store dan convenience store seperti alfamart, watson, transmart dan
beberapa yang lainnya
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Transformasi Rantai Pasok PT. Mandom Indonesia Tbk


Pada masa sebelum kasus Covid-19 muncul, PT. Mandom Indonesia Tbk,
menghasilkan produk-produk seperti produk kecantikan wanita, Pucell, PIXY, Lovillea,
perawatan rambut bagi pria seperti Gatsby, Man Dom, dan produk-produk perawatan tubuh
lainnya. Kemudian ketika kasus Covid-19 muncul dan berkembang, proses produksi mulai
berpengaruh. Pengaruh paling besar yaitu pada saat suplier utama PT. Mandom Indonesia
Tbk di Cina terkena dampak akibat lockdown pada saat pandemi Covid 19 sehingga
membuat pasokan bahan baku produksi yang sudah berjalan menjadi terhambat. Seiring
berkembangnya kasus Covid-19 di Indonesia, permintaan akan kebutuhan make - up ikut
menurun sehingga PT Mandom Indonesia Tbk memutuskan untuk melakukan transformasi,
khususnya transformasi pada rantai pasok mereka.

PT. Mandom Indonesia Tbk melakukan transformasi bertujuan untuk menjaga agar
perusahaan tetap berproduksi sekaligus memanfaatkan kesempatan untuk meluncurkan lini
produk yang baru yaitu Hand Sanitizer dengan merk Mandom. Transformasi pada
perusahaan salah satunya berguna untuk membuat terobosan baru dalam peningkatan
kinerja perusahaan (Levgine, 1995). Perusahaan memutuskan untuk bekerja sama dengan
supplier dalam negeri, dengan tujuan agar, ekonomi tetap terjaga dan pekerja di Indonesia
turut dilibatkan serta meminimalisir hambatan dalam pengiriman kemasan dan bahan baku
ke produksi yang akan terjadi jika bahan baku tersebut diimpor dari negara-negara
terjangkit Covid-19. Pada awal April 2020, PT Mandom sudah mendistribusikan produk hand
sanitizer yang baru dengan planning yang cukup singkat namun untuk jangka yang panjang.

3.2 Strategi Rantai Pasok PT. Mandom Indonesia Tbk

Strategi penerapan rantai pasok pada perusahaan Menurut Hau Lee (2002),
didasarkan pada demand uncertainty dan supply uncertainty. Masing-masing uncertainty
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Pada Demand terdapat 2 karakteristik, yaitu
Functional dan Innovative.
Functional adalah produk yang memiliki life-cycle yang panjang, dan permintaannya stabil.
Kemudian untuk inovatif, adalah produk yang memiliki life-cycle yang singkat dengan inovasi
yang tinggi, sehingga memiliki permintaan yang tidak dapat diprediksi.
Berikut ringkasan karakteristik pada Demand menurut Hau Lee:

Sedangkan pada Supply uncertainty memiliki 2 karakteristik, yaitu stable dan evolving.
Pada karakteristik stable, proses di manufaktur dan teknologi yang digunakan sudah
matang, dan suplai mendasar sudah diterapkan secara tepat. Sedangkan pada kondisi
evolving, proses di manufaktur dan teknologi yang digunakan masih dalam pengembangan.
Sehingga berdampak kepada suplai masih tergolong sangat terbatas, dalam hal jumlah dan
kualitas. Jika dilihat dari kompleksitasnya, proses suplai stable lebih sederhana dan lebih
bisa dikelola, cenderung sudah terotomatisasi, sedangkan proses manufaktur pada
evolving, masih sangat memerlukan banyak perbaikan, sehingga pada kondisi ini para
suplier harus lebih bisa berinovasi.
Berikut ringkasan karakteristik supply menurut Hau Lee:
Berdasarkan karakteristik uncertainty di atas, dalam jurnalnya, Hau Lee (2002)
mengemukakan terdapat 4 tipe strategi seperti di bawah ini:

Sumber : Hau Lee, 2002

1. Efficient Supply Chain (Supply Chain Management yang Efisien). Merupakan


supply chain management yang menggunakan strategi dengan tujuan mencapai
tingkat efisiensi biaya tertinggi. Untuk mencapai tingkat efisiensi tersebut,
aktivitas yang bersifat non value added harus dihilangkan, teknik / strategi
harus dijalankan untuk mendapatkan kapasitas optimal di dalam produksi dan
distribusi, dan membangun jaringan informasi untuk memastikan terjadinya
perpindahan informasi dengan efektif, efisien, dan akurat.
2. Risk Hedging Supply Chain (Supply Chain Management yang Membatasi Resiko).
Merupakan supply chain management yang menggunakan strategi dengan
tujuan mengumpulkan dan menyebarkan sumber daya di dalam aliran barang
sehingga resiko terjadinya gangguan dapat diperkecil. Jika hanya mengandalkan
satu macam supply source dan terjadi suatu resiko gangguan, maka akan
mengganggu keseluruhan proses produksi. Namun, jika perusahaan
menggunakan lebih dari satu supply source atau alternatif supply source, maka
resiko terjadinya gangguan akan diperkecil. Teknologi informasi menjadi key
success factor, mengingat informasi real time pada inventory dan demand
(permintaan) akan memberikan keuntungan berupa efektivitas dan efisiensi
pengaturan dan pengiriman barang di antara perusahaan-perusahaan yang
saling menyimpan supply source di inventory.
3. Responsive Supply Chain (Supply Chain Management yang Responsif).
Merupakan supply chain management yang menggunakan strategi dengan
tujuan membuat perusahaan menjadi responsif dan fleksibel terhadap
tantangan yang ada serta dapat menjawab kebutuhan konsumen dengan
diversifikasi produk. Untuk dapat menjadi bersifat responsif, suatu perusahaan
menggunakan sistem produksi build to order dan proses produksi yang
customized dalam jumlah besar untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen
yang spesifik.
4. Agile Supply Chain (Supply Chain Management yang Tangkas) Merupakan
supply chain management yang menggunakan strategi dengan tujuan menjadi
responsif dan fleksibel terhadap kebutuhan konsumen, dan menghadapi resiko
kekurangan supply source atau gangguan proses produksi dengan melakukan
pooling inventory / pengumpulan persediaan dan sumber daya lainnya. Intinya,
supply chain management ini menggabungkan strategi dari supply chain
management responsif dan supply chain management pembatas resiko. Supply
chain management ini disebut tangkas karena mampu menjadi responsif
terhadap perubahan, diversifikasi dan ketidakpastian permintaan konsumen,
sambil meminimalkan terjadinya resiko gangguan proses produksi akibat
kurangnya supply source.
Dari keempat strategi di atas penulis menentukan strategi yang digunakan oleh PT.
Mandom Indonesia Tbk adalah strategi Efficient Supply Chain karena beberapa faktor
sebagai berikut:
1. Mandom Hand Sanitizer memiliki karakteristik low demand uncertainties, karena
tergolong produk fungsional, dimana pada tipe ini bersifat more predictable
demand, stable demand, long product life cycle, dan low product variety.
2. Dari segi produk, Mandom Hand Sanitizer memiliki produk yang fleksibel, masalah
dalam kualitas yang rendah. Mandom Hand Sanitizer juga diproduksi dengan
teknologi yang sudah matang, proses manufaktur yang sudah stabil dan sebagian
besar sudah automated, sehingga dapat dikategorikan dalam tipe low supply
uncertainties.

Sumber : Simchi-Levi et al, 2009

Pada Simchi-Levi et al (2009), bagan diatas menggambarkan klasifikasi produk


apakah termasuk dalam strategi pull atau strategi push untuk dapat menetapkan rantai
pasoknya. Produk baru yang diluncurkan PT Mandom seharusnya menggunakan push
strategy karena adanya perubahan permintaan namun cukup stabil, ada tren demand yang
masih bisa diprediksi untuk kedepannya (long term forecast) dimana cenderung meningkat,
dan dari segi economies of scale dalam kategori tinggi, karena jumlah produksi meningkat
sehingga rata-rata biaya produksi PT Mandom berkurang.
3.3 Evaluasi Rantai Pasok PT. Mandom Indonesia Tbk
Saat ini, PT. Mandom Indonesia Tbk berupaya menyesuaikan diri dengan situasi
pandemi covid-19 dengan melakukan inovasi pada produk mereka, dimana inovasi ini juga
membuat Perusahaan ikut bertransformasi dalam menentukan supplier rantai pasok
mereka.
Pemilihan suplier yang berasal dari Indonesia membuat biaya dan waktu pengiriman
dari suplier ke tempat produksi relatif lebih kecil, sehingga berdampak pada harga jual ke
masyarakat masih cukup murah. Jika melihat permintaan terhadap hand sanitizer cukup
tinggi sehingga membuat beberapa merek hand sanitizer sempat melambung, Mandom
Hand Sanitizer hanya berada pada 14.000 s/d 25.000 di salah satu e-commerce.
Dari kondisi ini, kinerja perusahaan dengan melakukan transformasi di sisi rantai
pasok merupakan keputusan yang tepat karena produk Hand Sanitizer yang dikembangkan
oleh PT Mandom Indonesia Tbk diharapkan mampu menjaga stabilitas produksi perusahaan
di masa pandemi covid-19. Apabila masa pandemi ini nantinya sudah berakhir, penulis
meyakini produk ini masih tetap akan dicari oleh masyarakat, karena produk ini merupakan
cara sederhana bagi seseorang untuk menjaga diri agar tetap bersih dan sehat.

3.4 Rekomendasi untuk Rantai Pasok PT. Mandom Indonesia


Tbk
Sebaiknya PT Mandom Indonesia dalam jangka panjang tetap memproduksi Hand
Sanitizer sebagai produk inti karena pada saat pandemi Covid - 19, pemakaian Hand
Sanitizer menjadi kebiasaan dan PT Mandom sudah memiliki rantai pasok serta sumber
daya yang mencukupi untuk memproduksi Hand Sanitizer dalam jumlah besar dan dengan
skala nasional.
PT Mandom juga bisa menjadikan produk Hand Sanitizer sebagai produk utama
karena produk kompetitor diproduksi di perusahaan yang memproduksi produk daily
consuming goods yang tidak terlalu berpengaruh pada masa pandemi Covid-19. Oleh
karena itu, PT Mandom bisa berfokus pada produksi Hand Sanitizer, dimana perusahaan
kompetitor tidak bisa berfokus pada produk Hand Sanitizernya karena produksi barang lain
masih berjalan dan masih terjual dengan baik. Contoh perusahaan kompetitor yaitu produk
eskulin dari PT Kino yang memproduksi cap kaki tiga, Antis dari PT Herlina Indah yang
memproduksi Kispray dan Dettol dari PT. Reckitt Benckiser Indonesia yang memproduksi
sabun dengan merk Dettol dan produk lainnya untuk pembersih kaca.
BAB IV

KESIMPULAN
Dalam situasi pandemi covid-19, perusahaan dipaksa untuk tetap ‘hidup’ di tengah
daya beli atau minat konsumen terhadap suatu barang non medis/non kebutuhan pokok
menurun. PT. Mandom Indonesia memutuskan melakukan transformasi melalui supplier k
guna menjaga stabilitas rantai pasok produksi sehingga stabilitas perusahaan juga tetap
terjaga. Pengubahan supplier mereka dengan menggunakan supplier dari Indonesia
memberikan dampak positif bagi keberlangsungan produksi manufaktur di PT. Mandom
Indonesia Tbk.
Dalam hal transformasi pada rantai pasoknya, PT. Mandom menggunakan strategi
rantai pasok Efficient Supply Chain menurut Hau Lee, dan push strategi menurut Simchi-
Levi, dikarenakan pada strategi Efficient supply chain, Produk hand sanitizer ini merupakan
produk yang demand uncertainty rendah, dan juga produk yang akan selalu diproduksi ke
konsumen, pada masa pandemi maupun ketika pandemi berakhir, karena produk ini
merupakan produk sederhana yang dapat terus digunakan oleh masyarakat sebagai alat
untuk menjaga kesehatan dan kebersihan diri.
Pasar untuk Hand Sanitizer kini menjadi semakin luas dan semakin banyak
dikarenakan penggunaan Hand Sanitizer kini dianjurkan, seperti penggunaan masker. Oleh
karena pandemi Covid-19, penggunaan Hand Sanitizer kini meluas hampir ke semua orang
yang ingin menjaga kesehatannya apabila berpergian dan kesulitan akses untuk mencuci
tangan.
DAFTAR PUSTAKA

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pandemi
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab%202_09-172.pdf
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200324163937-12-486574/polri-masker-
hand-sanitizer-langka-karena-permintaan-tinggi

Annual Report PT Mandom Indonesia Tbk tahun 2019

Levine, Hermine Zagat. (1995). The Reengineering Handbook : A Step by Step


Guide to Business Transformation. Compensation and Benefits Review : Saranac
Lake, 27 (5), 61.
Simchi-Levi, David., Kaminsky, Philip., & Simchi-Levi, Edith. Designing and
Managing the Supply Chain : Concepts, Strategies, and Case Studies. 3rd Edition.
McGraw - Hill, 2009.