Indikator Mutu RS Berdasarkan SNARS
Indikator Mutu RS Berdasarkan SNARS
Indikator Mutu RS Berdasarkan SNARS
MANAJEMEN MUTU
“INDIKATOR MUTU RS BERDASARKAN AKREDITASI SNARS”
Disusun oleh :
Kelompok 3
Liana Ginting
Ora Mekei
Nesra Simbolon
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya Kelompok 3 dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah
Manajemen Mutu dengan makalah ini yang berjudul “Indikator Mutu RS
Berdasarkan SNARS“ ini dengan tepat waktu.
Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
mata kuliah Manajemen Mutu di Magister Keperawatan STIKES Jenderal
Achmad Yani Cimahi. Kelompok menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini
masih belum sempurna, hal ini dikarenakan keterbatas dan kemampuan yang kami
miliki, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna untuk kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata tugas mata kuliah Sains Keperawatan ini dapat bermanfaat
bagi kelompok 3 khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa membalas budi kebaikan dan menjadikan pahala bagi semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini hingga selesai.
Kelompok 3
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................................2
C. Manfaat.................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
A. Pengelompokan SNARS edisi 1...........................................................................3
B. Standar Akreditasi RS.........................................................................................4
C. Indikator Mutu RS sesuai SNARS edisi 1..........................................................5
BAB III FENOMENA KASUS DI LAPANGAN.........................................................11
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................13
BAB V PENUTUP..........................................................................................................18
A. Kesimpulan.........................................................................................................18
B. Saran...................................................................................................................18
Daftar Pustaka...............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dilaksanakan untuk menilai
kepatuhan rumahsakit terhadap standa akreditasi. Akreditasi rumah sakit yang
sudah mulaidilaksanakan sejak tahun 1995 di Indonesia, selama ini
menggunakan standarakreditasi berdasarkan tahun berapa standar tersebut
mulai dipergunakan untukpenilaian, sehingga selama ini belum pernah ada
Standar Nasional Akreditasi RumahSakit di Indonesia, sedangkan status
akreditasi saat ini ada status akreditasi nasionaldan status akreditasi
internasional, maka di Indonesia perlu ada Standar NasionalAkreditasi
Rumah Sakit.
Berdasarkan hal tersebut maka standar akreditasi untuk rumah sakit yang
mulai diberlakukan pada Januari 2018 ini diberi nama Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 dan disingkat menjadi SNARS Edisi 1.
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1, merupakan standar
akreditasi baru yang bersifat nasional dan diberlakukan secara nasional di
Indonesia. Disebut dengan edisi 1, karena di Indonesia baru pertama kali
ditetapkan standar nasional untuk akreditasi rumah sakit.
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 berisi 16 bab. Dalam
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 yang selanjutnya disebut
SNARS Edisi 1ini juga dijelaskan bagaimana proses penyusunan,
penambahan bab penting pada SNARS Edisi 1 ini, referensi dari setiap bab
dan juga glosarium istilah-istilah penting, termasuk juga kebijakan
pelaksanaan akreditasi rumah sakit.
Akreditasi rumah sakit di Indonesia dilaksanakan berdasarkan pasal 40
undang-undang no 44tahun 2009 tentang rumah sakit, yaitu dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan rumah Sakit wajibdilakukan akreditasi secara
berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali oleh lembaga independen
yangditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Akreditasi rumah sakit pada
dasarnya adalah penilaian kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-
undangan serta standar akreditasi rumah sakit
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) adalah lembaga independen
pelaksana akreditasi rumahsakit di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan
mutu akreditasi di Indonesia, KARS terus berupayameningkatkan mutu
organisasi dan surveyor training programnya dengan mengikuti akreditasi
yangdiselenggarakan oleh ISQua. Saat ini KARS sudah terakreditasi ISQua
untuk organisasi dan surveyortraining programserta Standar akreditasi
Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien merupakan tanggung jawab
rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
khususnya pasien yang berobat ke rumah sakit, karena itu Direktur harus
mempunyai komitmen untuk meningkatkan mutu rumah sakitnya, Direktur
rumah sakit Bersama-sama dengan para pimpinan rumah sakit harus dapat
mendorong dan memotivasi seluruh staf klinis dan non klinis serta
professional pemberi asuhan untuk terusmeningkatkan mutu dan keselamatan
pasien. Di sisilain,dalam meningkatkan mutu pelayanan dankeselamatan
pasien, harus ada organisasi yang mengelola peningkatan mutu dan
keselamatanpasien yang bisa berbentuk komite/tim atau bentuk organisasi
lainnya.
B. Tujuan
Rumah sakit dapat melaksanakan peningkatan mutu pelayanan sesuai
dengan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.
C. Manfaat
1. Meningkatnya pemahaman Rumah Sakit pada bab PMKP SNARS Edisi 1
2. Meningkatnyapemahaman Rumah Sakit dalam imdikator mutu Rumah
Sakit
3. Meningkatnyapemahaman Rumah Sakit dalam memilih prioritas
peningkatan mutu pelayananklinis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Program Nasional
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, Pemerintah
menetapkan beberapa program nasional yang menjadi prioritas. Program
prioritas tersebut meliputi:
1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan angka
Kesehatan ibu dan bayi
2. Menurunkan angka kesakitan hiv/aids
3. Menurunkan angka kesakitan tuberkulosis
4. Pengendalian resistensi antimikroba
5. Pelayanan geriatri
Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila
mendapat dukungan penuh dari pimpinan/direktur rumah sakit berupa
penetapan regulasi, pembentukan organisasi pengelola, penyediaan fasilitas,
sarana dan dukungan finansial untuk mendukung pelaksanaan program.
Waktu tunggu rawat jalan merupakan salah satu Indikator Mutu Wajib
Nasional Rumah Sakit. Waktu tunggu pasien didefenisikan sebagai lamanya
waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh dokter
spesialis. Waktu tunggu yang lama merupakan faktor ketidakpuasan kedua setelah
ketidakbersahabatan dan keramahan petugas. Lama waktu tunggu pasien
mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang
disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. Hal yang dirasakan pasien dalam
menunggu pelayanan di Rumah Sakit merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan, karena keduanya sangat tidak diinginkan.
Kualitas pelayanan kesehatan hendaknya harus dicermati dan disikapi
sebaik mungkin agar pelanggan tetap setia terhadap pelayanan yang diberikan.
Salahsatu aspek yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah aspek pelayanan rawat
jalan.Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan
dengan memperhatikan kebutuhan pasien sebagai upaya untuk memenuhi
keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan. Pasien tidak hanya
mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan
kenyamanan, akomodasi yang baik.
Lama waktu tunggu ini sudah tidak menjadi permasalahan baru lagi bagi
berlangsungnya pelayanan di unit rawatjalan sebuah rumah sakit. Idealnya lama
waktu tunggu pasien yang dihitung mulai dari pasien mendaftar hingga
mendapatkan pelayanan oleh dokter adalah tidak lebih dari satu jam. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit,
disebutkan bahwa standar waktu tunggu pelayanan rawat jalan ≤60 menit.
Kamus Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan (WTRJ)
Area Manajerial
Kategori Indikator Ketepatan Waktu Pelayanan
Perspektif Proses bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya Ketepatan Waktu
Pelayanan
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan
pelayanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan pada
hari kerja yang mudah dan cepat di akses oleh
pasien
Definisi operasional Waktu tunggu rawat jalan (WTRJ) adalah rata-
rata waktu yang diperlukan mulai dari pasien
yang sudah terdaftar tiba di poliklinik sampai
dilayani dokter
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Numerator Jumlah waktu pasien yang sudah terdaftar sejak
tiba di poliklinik sampai dengan dilayani dokter
Denominator Jumlah seluruh sampelatau seluruh pasien rawat
jalan
Inklusi Pasien rawat jalan yang telah selesai melakukan
pendaftaran
Eksklusi Pasien yang tidak datang pada waktu yang
ditentukan, atau saat dipanggil.
Formula Jumlah waktu sejak pasien yang sudah terdaftar
tiba di poliklinik sampai dengan dilayani dokter
dibagi Jumlah seluruh sampel atau jumlah
seluruh pasien rawat jalan
Sumber Data Instalasi Rawat Jalan. Catatan : Survey observasi
langsung (Sampling) bila jumlah pasien > 50
pasien per bulan
Standar ≤ 60 Menit
Kriteria Penilaian WTRJ (menit) :WTRJ ≤ 60 --> skor = 10060 <
WTRJ ≤ 80 --> skor = 7580 < WTRJ ≤ 100 -->
skor = 50100 < WTRJ ≤ 120 --> skor = 25WTRJ
> 120 --> skor = 0
PIC Kepala Instalasi Rawat Jalan
Faktor-faktor yang sangat berkaitan dengan nilai rata-rata waktu tunggu rawat
jalan dari hasil penelitian Silitonga, Timbul Mei ditinjau dari pendekatan Kriteria
Malcolm Baldrige yakni :
1. Faktor Profil Organisasi
2. Kepemimpinan
3. FaktorRencanaStrategis
4. Faktor Fokus pada Pelanggan
5. Faktor Pengukuran, Analisa dan Manajemen Pengethuan yang
diimplementasikan dalam bentuk penyelenggaraan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit berbasis web tak terluput dari gangguan pada
sistem jaringan internet khususnya.
6. FaktorSumberDayaManusiaatauStafPelayan di Unit-unit yang terkait dengan
Unit Rawat Jalan yang meliputi pendaftaran, kasir, rekam medis dan
poliklinik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indikator Mutu Rumah Sakit terdiri dari : Indikator Mutu Wajib, Indikator
Mutu Area Klinis, Indikator Mutu Area Manajemen, Indikator Mutu Sasaran
Keselamatan Pasien dan Indikator Mutu Prioritas.
Indikator mutu ini sebagai acuan bagi Rumah Sakit dalam meningkatkan
mutu pelayanannya. Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan agar
menerapkan prinsip berfokus pada pasien.
Indikator mutu rumah sakit dilakukan melalui pemantauan dan peningkatan
indikator yang berhubungan dengan klinis, manajemen dan keselamatan pasien.
Penjaminan dan pengendalian mutu layanan rumah sakit merupakan salah satu
upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang berperan dalam
penyelenggaraan kegiatan monitoring dan evaluasi penerapan sistem manajemen
mutu di lingkungan rumah sakit.
B. Saran
Untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit sangatlah penting
peran manajemen rumah sakit dan seluruh staf yang ada di rumah sakit
khususnya dalam membentuk budaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien harus terus di lakukan oleh rumah sakit.
Setiap unit kerja di lingkungan Rumah Sakit memiliki indikator mutu yang
mengacu pada kebijakan mutu di Rumah Sakit sesuai indicator mutu SNARS edisi 1
dan setiap unit kerja melaporkan data indikatornya sesuai dengan profil indikator
yang telah dibuat untuk selanjutnya dilakukan analisa indikator mutu pelayanan RS.
Indikator mutu yang di lakukan perlu di evaluasi dan di bahas bersama unit
masing-masing sehingga pencapaian indicator mutu hasil nya sesuai dengan yang di
harapkan bias menggunakan dengan RCA, PDCA dan FMEA.
Daftar Pustaka
Irsyadi, Fauzan Afif. 2017. Analisis Lama Waktu Tunggu Pelayanan Pasien Unit
Rawat Jalan Di Rsud Adnaan Wd Payakumbuh Tahun 2017. Kemetrian
Kesehatan RI. Kepmenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar
PelayananMinumal Rumah Sakit. 2008
Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2017. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
Edisi 1. Jakarta
Neti M Bustani. 2015. Analisis Lama Waktu Tunggu Pelayanan Pasien Rawat
Jalan Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Propinsi Sulawesi Utara Bahwa
Waktu Tunggu Di BKMM Provinisi Sulut. Jurnal E-Biomedik (EBM),
Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2015.
Pohan, I,S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan; Dasar-Dasar Pengertian dan
Penerapan. Jakarta: EGC.