Makalah Keperawatan Gerontik Pada Perubahan Dan Masalah Kesehatan Pada Lansia
Makalah Keperawatan Gerontik Pada Perubahan Dan Masalah Kesehatan Pada Lansia
Makalah Keperawatan Gerontik Pada Perubahan Dan Masalah Kesehatan Pada Lansia
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang
dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia
dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia, yaitu aspek
biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (Al-Isawi, 2002).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses
penuaan secara terus – menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu
semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal
ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem
organ.
Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada
sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi
memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan
masa tua, sering kali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan
masyarakat.
Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri.
Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal
ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap
pengambilan keputusan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun, akan
tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus
dihormati oleh warga muda.
Banyak orang merasa takut memasuki masa lanjut usia, karena mereka sering
mempunyai kesan negatif atas orang yang lanjut usia. Menurut mereka lanjut usia itu
adalah tidak berguna, lemah, tidak punya semangat hidup, penyakitan, pelupa, pikun,
tidak diperhatikan oleh keluarga dan masyarakat, menjadi beban orang lain, dan
sebagainya.
Memang pada masa lanjut usia orang mengalami berbagai perubahan, secara fisik
maupun mental. Tapi perubahan-perubahan ini dapat diantisipasi sehingga tidak datang
lebih dini. Proses penuaan pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada sikap dan
kemauan seseorang dalam mengendalikan atau menerima proses penuaan itu.
Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia
mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan :
1. Perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit,
2. Perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati.
3. Perubahan panca indra : penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan belajar
keterampilan baru.
Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan
kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi
dan sosial. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-
hari.
Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan
berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia merasa
rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Pada umumnya masalah
kesepian adalah masalah psikologis yang paling banyak dialami lanjut usia. Beberapa
penyebab kesepian antara lain :
1. Longgarnya kegiatan dalam mengasuh anak-anak karena anak-anak sudah dewasa,
dan bersekolah tinggi sehingga tidak memerlukan penanganan yang terlampau rumit
2. Berkurangnya teman/relasi akibat kurangnya aktifitas di luar rumah
3. Kurangnya aktifitas sehingga waktu luang bertambah banyak
4. Meninggalnya pasangan hidup
5. Anak-anak yang meninggalkan rumah karena menempuh pendidikan yang lebih
tinggi.
6. Anak-anak telah dewasa dan membentuk keluarga sendiri.
Beberapa masalah tersebut akan menimbulkan rasa kesepian lebih cepat bagi orang
lanjut usia. Dari segi inilah lanjut usia mengalami masalah psikologis, yang banyak
mempengaruhi kesehatan psikis, sehingga menyebabkan orang lanjut usia kurang mandiri
(Wirakartakusuma: 1994)
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bagi sebagian orang yang memasuki usia lanjut,minat terhadap dunia semakin
berkurang dan lebih cenderung minat terhadap akhirat atau kematian.Pendapat
sebagian ini khususnya bagi orang yang kondisi fisik dan mentalnya memburuk.“
Kapan saya akan mati?” Pertanyaan pertama tentang kematian yang menyelimuti
orang berusia lanjut adalah pertanyaan seperti diatas, padahal mereka tahu bahwa
tidak ada orang yang dapat menduga jawabannya dengan tinggakt ketepatan yang
dapat diterima. “Apakah yang menyebabkan kematian saya ?” Pertanyaan kedua
terhadap kematian yang dipikirkan orang berlanjut usia. Walaupun statistic
menunjukkan bahwa penyakit jantung,kangker,serangan terhadap otak dan
kecelakaan merupakan empat penyebab kematian yang paling umum bagi orang yang
berlanjut usia,akan tetapi masih banyak lagi yang mati karena sebab yang lain.
“Bagaimana saya dapat Mati dengan cara yang baik?” Pertanyaan ketiga bagi orang
yang berlanjut usia. Mungkin mati dengan cara yang baik mempunyai arti yang
berbeda. Keinginan untuk Mati bagi Pria dan Wanita Berbeda-beda:
Secara umun, pria memusatkan perhatian terhadap kematian mereka sendiri yang
antara lain meliputi pertanyaan tentang apa yang akan menyebabkan kematian
mereka,kapan kematian itu terjadi dan sebagainya.Walaupun sedikit banyak dia
memperhatiakna kemungkinan kematian istrinya,anak-anaknya, serta teman dekat
dan saudaranya,tetapi mereka lebih mengutamakan diri sendiri.
Bagi wanita, minat terhadap masalah kematian juga mirip dengan sikap egosentri
yang dimiliki pria, dalam arti bahwa mereka berkepentingan terhadap akibat kematian
diri sendiri dan terhadap pola hidup mereka.Ketertarikan mereka juga terpusat oada
kematiaan suami dan pada kematian diri sendiri.
a. Belajar
Perubahan terhadap kesehatan dan kekuatan tak dapat dilihat dari keinginan
yang meningkat untuk mencari kegiatan yang dilakukan duduk terus menerus,
dan memerlukan kekuatan fisik dan tenaga
b. Status Sosial
Orang berusia lanjut dari kelompok sosial yang lebih tinggi di bandingkan
yang berasal dari kelompok sosial yang lebih rendah.Mereka yang berasal dari
kelompok ini banyak terus melakukan kegiatan yang telah di kembangkan
pada masa awal kehidupannya
c. Status Ekonomi
Orang berusia lanjut yang tak mempunyai cukup uang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya sering menghentikan banyak kegiatan yang penting
bagi mereka yang kemudian memusatkan perhatiannya pada suatu kegiatan
yang dapat menghasilkan sesuatu,tanpa memperhatiakan apakah itu penting
bagi mereka atau memenuhi kebutuhannya.
d. Tempat Tinggal
Dimana orang yang berusia lanjut tinggal banyak dipengaruhi oleh
pertimbangan apakah yang keingin yang mereka biasa penuhi pada masa
kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak. Apabila mereka
tinggal di rumah mereka sendiri dengan anggota keluarganya, maka keiginan
yang dulu biasa mereka lakukan tampaknya bisa di teruskan, dibandingkan
apabila mereka tinggal seriamh dengan anaknya yang telah menikah atau
tinggal di penampungan para pensiun.
e. Seks
Wanita sebagai kelompok. Lebih banyak mempunyai minat di usia tua dari
pada pria,seperti yang mereka lakukan dimasa mudanya. Karena hanya sedikit
keiginan yang mereka kembangkan pada waktu masih muda, maka banyak
pria usia lanjut mengalami kesulitan dalam mengolah keiginan sesuai dengan
banyak waktu luang setelah mereka pension.
f. Status Pernikahan
Seperti halnya pria dan wanita tidak menikah pada masa dewasa awal dan usia
madya yang mempunyai banyak waktu dan banyak uang untuk memenuhi
keinginan mereka dibandingka yang menikah, begitupula terjadi pada orang-
orang berusia lanjut yang tidak menikah. Beberapa keiginan mereka mungkin
hal yang baru, tetapi sebagian besar merupakan bawaan sejak masa muda
dulu.
g. Nilai
Seperti halnya berubahnya nilai, maka niali keinginan pun selalu berubah pa
tingkatan usia. Pada usia lanjut, perubahan nilai keinginan lebih umum terjadi
dan biasanya mengarah pada sikap konversi. Hal ini mempeengaruhi nialai
relati yang mereka canangkan dalam keiginan mereka.Misalnya orang berusia
lanjut lebih menghargai kontak sosial di banding melakukan hobi sebagai
konpebsasi dari kesepian karena kehilangam pasangan.
D. Perubahan Psikososial pada lansia
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan
perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi
hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami
perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.
Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia
sebagai berikut:
1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini tidak
banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan
mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan
kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya
3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka
pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka
pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit
dari kedukaannya.
4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki
lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-
kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi
ekonominya menjadi morat-marit.
5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya
terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung
membuat susah dirinya.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih
tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi
karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani,
hipertensi dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah
(arteriosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal
4. Diabetes Mellitus
Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah
masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang
menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau sama dengan
200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl. Obesitas, pola
makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut mempertinggi risiko DM.
Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75 tahun menderita DM. Beberapa
gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah, berat badan
terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa, dan luka yang lambat sembuh.
5. Dimensia
Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi intelektual
dan daya ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan
sehari-hari. Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada usia
lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit vaskular/pembuluh darah
(hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi), trauma kepala merupakan faktor risiko
terjadinya demensia. Demensia juga kerap terjadi pada wanita dan individu dengan
pendidikan rendah.
6. Penyakit jantung koroner
Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung
terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga
kebingungan.
7. Kanker
Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel
mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Sel
yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi
menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa
tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari keadaan awal
(kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung.
Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi di atas
usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk timbul kanker meningkat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tugas Perkembangan pada Masa Lanjut Usia
a. Menyesuaikan diri dengan kematian teman hidup, menemukan relasi dengan
teman kelompok sebaya
b. kewajiban-kewajiban sosial dan warga Negara
c. Penyesuaian dengan gaji yang berkurang dan keadaan pensiun
d. Merealisasikan keadaan hidup fisik yang sesuai.
e. Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun
2. Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa usia lanjut seperti, perubahan panca
indera dan perubahan seksual.
3. Adanya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik pada sistem saraf, sistem sensoris,
pernafasan dan sistem imun. Secara umum, mereka yang memiliki pengalaman
intelektual lebih tinggi secara relatif penurunan dalam efisiensi mental kurang
dibanding mereka yang pengalaman intelektualnya rendah. Di samping ada
perbedaan dalam tingkat penurunan mental diantara individu dalam usia kronologis
yang sama, pada individu yang sama juga terjadi perbedaan tingkat penurunan
kemampuan mental yang berbeda.
4. Adanya perubahan minat pada usia lanjut, yaitu baik minat pribadi, minat untuk
rekreasi, minat sosial, minat keagamaan dan minat mati
B. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan
yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran,
dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda
kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan
kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
Daftar Pustaka
[2] http://sakuraounenk.blogspot.com/2012/12/tugas-perkembangan-lansia.html?m=1