LAPORAN PBL ANEMIA Kel4 Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TERHADAP

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI RT 004/RW 006, DI


DESA SUKADAMAI KECAMATAN TENANG KABUPATEN
SUKABUMI, JAWA BARAT
TAHUN 2019

Disusun Oleh :

Dian Aquarini Safitri (1072171053)

Hanifa Ramadhanti (1072171028)

Tira Maylani (1072171021)

Tirena Putri Nurjani (1072171005)

Uswatun Hasanah (1072171030)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MH THAMRIN

JAKARTA

2019
ABSTRAK

Anemia didefinisikan sebagai kondisi konsentrasi kadar hemoglobin dalam darah


rendah, atau rendahnya hematokrit yaitu persentase dari volume darah yang terdiri
dari sel darah merah (Allen and Gillespie, 2001). Anemia bukan suatu penyakit,
melainkan manifestasi dari beberapa jenis penyakit dan kondisi patologi (Sharman,
2000).

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi


kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada wanita usia subur (WUS)
lemah, penurunan kapasitas atau kemampuan atau produktivitas kerja. Penyebab
paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, asam float,
pendarahan akut dapat terjadi karena interaksi antara keduanya (Noverstiti, 2012).
Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang
terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya. Pada
saat hamil, tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah dalam
tubuh meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan
pasokan besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu
akan membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh memerlukan
darah hingga 30% lebih banyak daripada sebelum hamil (Noverstiti, 2012).

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa perilaku dan pengetahuan
merupakan faktor yang dapat menyebabkan adanya penyakit anemia pada ibu hamil.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku dan pengetahuan terbukti merupakan
faktor yang dapat menyebabkan adanya penyakit anemia pada ibu hamil di Desa
Sukadamai.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
petunjuk dan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
laporan yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Terhadap Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di RT 004/RW 006, di Desa Sukadamai, Kecamatan Tenang,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Tahun 2019”.

Laporan ini secara khusus bertujuan untuk menunjang pembelajaran dan penerapan
ilmu kesehatan masyarakat oleh mahasiswa. Penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa kesehatan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak Universitas, pihak kabupaten dan
puskesmas yang memberikan arahan, masukkan dan membantu kami dalam
memperlancar kegiatan praktik belajar lapangan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan kami jauh dari kata sempurna. Dengan demikian,
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata maupun tanda baca yang kurang
berkenan.

Sukadamai, 21 Desember 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
1.4.2 Tujuan Khusus
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Mahasiswa
1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan
1.6 Bagian Lahan PBL
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
2.2 Anemia Dalam Kehamilan
2.3 Jenis-jenis Anemia
2.4 Tanda dan Gejala Anemia Pada Kehamilan
2.5 Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil
2.6 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Anemia Pada Ibu Hamil
2.6.1 Jarak Kehamilan
2.6.2 Kurangnya konsumsi zat besi
2.6.3 Umur
2.6.4 Pendidikan
2.6.5 Pendapatan Keluarga
2.6.6 Penyakit Infeksi Sebelum Hamil
2.6.7 Tidak Menerima Informasi Gizi
2.6.8 Pelayanan Kesehatan
2.6.9 Krisis Ekonomi Langsung
2.7 Kerangka Teori
2.8 Kerangka Konsep
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH
4.1 Identifikasi Masalah
4.1.1 6M/5W1H
4.2 Prioritas Masalah
4.2.1 Metode Bryan
4.3 Analisa Penyebab Utama
4.3.1 Diagram Ichikawa/Fishbone
4.4 Dampak Masalah Pada Ibu Hamil
BAB V ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
5.1 Alternatif Pemecahan Masalah
5.2 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
5.2.1 Analisis SWOT
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memilki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu dikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh
(proverawati, 2013).

Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil diseluruh
dunia adalah sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di
Asia sebesar 48,2%, Afrika 57,1%, Amerika 24,1%, dan Eropa 25,1%.
(Salmariantity, 2012).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi


anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. Pemberiaan tablet Fe di
Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85%. Persentase ini mengalami peningkatan
dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3%. Meskipun pemerintah sudah
melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan
memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan
tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi
(Kementrian Kesehatan RI, 2013).

Menurut data Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara Sejuk tahun 2010 sampai
2012, tiap tahunnya terdapat peningkatan jumlah kasus anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja puskesmas tersebut. Bahkan dibandingkan dengan tahun 2011,
pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus anemia pada ibu hamil hingga 87,5%.

Berdasarkan penelitian, jumlah ibu hamil trimester 1 sebanyak 176 responden


yang berdomisili di Kota Sukabumi, Kabupaten Cirebon, Kota Bandung, dan
Kota Cimahiyang diambil pada periode Juli 2016 - Februari 2017 adalah
sebagian besar responden yang asupan asam folatnya tidak terpenuhi yaitu
sebesar 97,2% dan asupan sengnya tidak terpenuhi yaitu sebesar 96% dengan
rerata asupan asam float 163 mg/hari dan rerata asupan seng 5,1 mg/hari.

Berdasarkan data inilah maka penulis melakukan analisis dari data primer dan
data sekunder untuk melihat Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Terhadap
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di RT 004/RW 006, di Desa Sukadamai,
Kecamatan Tenang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Tahun 2019.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan


mengenai anemia pada ibu hamil sehingga kami melakukan penelitian untuk
melihat gambaran pengetahuan dan perilaku terhadap kejadian anemia pada ibu
hamil di RT 004/RW 006, di Desa Sukadamai, Kecamatan Tenang, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat. Berdasarkan penelitian awal.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Mengetahui Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Terhadap Kejadian Anemia


pada Ibu Hamil di RT 004/RW 006, di Desa Sukadamai, Kecamatan Tenang,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Tahun 2019.

1.4Tujuan Praktek Belajar Lapangan (PBL)

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Terhadap Kejadian Anemia


pada Ibu Hamil di RT 004/RW 006, di Desa Sukadamai, Kecamatan Tenang,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Tahun 2019.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan terkait “ Anemia” yang diambil


berdasarkan 6M dan tabel 5W+1H

2. Menetapkan prioritas masalah yang berhubungan dengan penyakit Anemia


pada ibu hamil dengan menggunakan Metode bryant
3. Menganalisa penyebab masalah dengan menggunakan diagram ichikawa atau
fishbone

4. Mengetahui dampak masalahdari penyebab masalah yang terjadi

5. Menganalisa dan menentukan alternatif pemecahan masalah

6. Menetapkan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan


metode perbandingan efektifitas dan efisien

7. Menganalisa dengan menggunakan analisa SWOT.

1.5Manfaat Praktek Belajar Lapangan (PBL)

1.5.1 Bagi Mahasiswa

Mendapatkan gambaran permasalahan nyata di lapangan atau (laboratorium


masyarakat).

1. Mengenal dan mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan dalam hal ini


baik di masyarakat maupun pelayanan kesehatan sehingga mendapatkan
wawasan langsung, pengalaman serta melatih thinking skill mahasiswa
ketika menemukan masalah di lapangan.
2. Menerapkan metode problem solving cycle atau siklus pemecahan masalah
untuk menganalisis mulai dari identifikasi masalah yang terkait dengan
permasalahan kesehatan di masyarakat hingga penentuan prioritas
alternatif pemecahan masalah
3. Merencanakan hingga melaksanakan program intervensi yang di berikan
pada masyarakat
4. Mendapatkan bahan untuk penulisan laporan yang di sertai dengan teknik
penulisan ilmiah yang baik dan benar.

1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan

1. Terbinanya suatu jaringan kerja sama yang berkelanjutan antara Prodi S1


Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan UMHT dengan istitusi lahan
PBL dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara
substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya
manusia yang di butuhkan dalam pembangunan kesehatan.
2. Memberikan bahan wacana dan pemikiran untuk pengembangan ilmu
dalam pelaksanaan menejemen kesehatan dan thinking skill dengan metode
problem solving cycle pada mahasiswa.
3. Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum
dan penghambat silabus mata ajar sesuai dengan kondisi sebenarnya di
lapangan.
4. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan
tenaga lapangan dengan kegiatan PBL.

1.6Bagian Lahan PBL


1. Institusi dapat memanfaatkan mahasiswa untuk membantu menyelesaikan
tugas-tugas lapangan terkait kesehatan masyarakat serta memberi masukan
alternatif pemecahan bagi setiap permasalahan yang terjadi.
2. Bagan masukan bagi institusi terkait dengan penemuan masalah kesehatan
yang terjadi di lapangan beserta pemberian alternatif pemecahan
masalahnya.
3. Dapat mengembangkan kemitraan antara Prodi S1 Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kesehatan UMHT dengan instusi lain yang terlibat dalam PBL
baik kegiatan penelitian maupun pengembangan.
4. Institusi ataupun lembaga pendidikan dapat memanfaatkan tenaga terdidik
dalam membantu penyelesaian tugas-tugas lapangan terkait kesehatan
masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia

Anemia merupakan masalah gizi paling sering di dunia. Penyebabnya antara lain
malaria, infeksi parasit,defisiensi gizi dan haemoglobinopathie. hal ini
merupakan masalah kesehatan baik negara kaya maupun negara miskin. Anemia
zat besi merupakan indikator kesehatan tidak langsung bagi anak pra sekolah dan
ibu hamil (WHO,2001).

Menurut WHO, anemia merupakan suatu keadaan dimana jumlah dan ukuran sel
darah merah, atau konsentrasi haemogobin dibawah nilai batas yang ditentukan,
akibat merusak kapasitas darah untuk mengangkut oksigen seluruh tubuh.
Anemia merupakan indikator baik untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk.
Sealin itu anemia berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan
bayi, termasuk resiko keguguran, lahir mati, prematuritas, dan BBLR

2.2 Anemia Dalam Kehamilan

Darah akan bertambah dalam kehamilan, yang lazim disebut Hidremia atau
Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut
adalah plasma 30%, sel darah merah 18% dan hemoglobin 19%. bertambahnya
darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis,
pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin
berat dengan adanya kehamilan. Perubahan hematologi sehubungan dengan
kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat
terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45%-
65% dimulai pada trimester 2 kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke 9
dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta
kembali normal 3 bulan setelah partus (Prawirohardjo,2002).
2.3 Jenis-Jenis Anemia

Menurut Prawirohardjo (2002), anemia dapat digolongkan menjadi :


a. Anemia defisiensi besi (Fe) yaitu anemia disebabkan kekurangan zat besi
b. Anemia megaloblastik yaitu anemia disebabkan kekurangan asam folat
c. Anemia hipoplastik yaitu anemia disebabkan karena hipofungsi sumsum
tulang
d. Anemia hemolitik yaitu anemia disebabkan karena penghancuran sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya.

2.4 Tanda dan Gejala Anemia pada Kehamilan

Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lemah, letih, lesu, nafas
pendek, muka pucat, susah berkonsentrasi serta fatique atau rasa lelah yang
berlebihan. Gejala ini disebabkan karena otak dan jantung mengalami
kekurangan distribusi oksigen dari dalam darah. Denyut jantung penderita
anemia biasanya lebih cepat karena berusaha mengkompensasi kekurangan
oksigen dengan memompa darah lebih cepat. Akibatnya kemampuan kerja dan
kebugaran tubuh menurun. Jika kondisi ini berlangsung lama, kerja jantung
menjadi berat dan bisa menyebabkan gagal jantung kongestif. Anemia zat besi
juga bisa menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga tubuh mudah
terinfeksi (Fatmah,2010).

2.5 Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia).


Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel
darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang
yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga memberi efek
yaitu konsentrasi haemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml. Tambunan (2011).

Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami hemodelusi
(pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang puncaknya
pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18 %
sampai 30 % dan haemoglobin sekitar 19 %. Bila haemoglobin ibu sebelum
hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan
anemia dalam kehamil dan Hb ibu akan menjadi 9, 5-10 gr%.

2.6 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu


Hamil

2.6.1 Jarak Kehamilan Ibu Kurang dari 2 Tahun

Penyebab langsung kematian ibu antara lain pendarahan, pre/eklamsia, partus


lama, komplikasi aborsi dan infeksi (Kementerian Kesehatan RI, 2009).
Sementara itu yang menjadi penyebab kematian tidak langsung pada ibu adalah
“empat terlalu” dan “tiga terlambat”. Maksud dari “Empat terlalu” adalah hamil
terlalu muda usia (<16 tahun), hamil terlalu sering (jumlah anak lebih dari 3),
hamil terlalu tua usia (>35 tahun) dan hamil terlalu dekat (jarak anak <2 tahun).

2.6.2 Kurangnya Kecukupan Mengkonsumsi Zat Besi

Menurut Suparmi (2015), zat besi (Fe) adalah salah satu mikronutrisi yang
diperlukan dalam pembentukan haemoglobin yang diperlukan dalam sirkulasi
tubuh manusia. Saat hamil, sirkulasi darah di tubuh ibu akan meningkat, terjadi
peningkatan volume plasma darah dan volume sel darah merah. Oleh karena itu,
pada keadaan hamil kebutuhan zat besi juga meningkat dan penting untuk
menjaga kecukupan asupan zat besi pada masa kehamilan. Pada prosedur tetap
antenatal care yang dikembangkan Kementerian Kesehatan RI salah satunya
dengan pemberian tablet besi sebanyak minimal 90 tablet selama masa
kehamilan. Namun efektivitas dari program ini juga sangat tergantung dari
jumlah tablet besi yang dikonsumsi ibu. Beberapa pakar berpendapat kegagalan
program ini banyak dikarenakan ketidakpatuhan ibu dalam meminum tablet besi
sehingga menyebabkan konsumsi tablet besi yang diminum tidak memenuhi
jumlah yang direkomendasikan.

2.6.3 Umur
Menurut Fadila (2012), semakin muda umur ibu hamil, semakin berisiko untuk
terjadinya anemia. Hal ini didukung oleh penelitian Adebisi dan Strayhorn
(2005) di Amerika Serikat bahwa ibu remaja memiliki prevalensi anemia
kehamilan lebih tinggi dibanding ibu berusia 20 sampai 35 tahun. Hal ini dapat
dikarenakan pada remaja. Fe dibutuhkan lebih banyak karena pada masa tersebut,
remaja membutuhkannya untuk pertumbuhan, jika ia hamil maka kebutuhan akan
Fe lebih besar. Selain itu, faktor usia yang lebih muda berkaitan dengan
pekerjaan, status sosial, ekonomi dan pendidikan yang kurang.

2.6.4 Pendidikan

Kurangnya pendidikan membuat ibu tetap berorientasi pada pengobatan dan


pelayanan tradisional. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap
perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi
akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan
mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari. Seseorang
yang hanya tamat SD belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang
memenuhi persyaratan gizi dibandingkan orang lain yang pendidikannya lebih
tinggi. Ida (2000) dalam penelitiannya menyebutkan 67,5% ibu yang anemia
berpendidikan rendah.

2.6.5 Pendapatan Keluarga

Menurut Tambunan (2011), Ibu hamil dengan pendapatan keluarga yang rendah
berisiko 10,5 kali menderita anemia pada saat hamil dibandingkan dengan
pendapatan keluarga yang tinggi. Keterjangkauan pangan merupakan indikator
dari ketahanan pangan selain ketersediaan pangan dan kehandalan. Dengan
pendapatan keluarga yang rata-rata di bawah UMR, diperkirakan tidak cukup
untuk membeli makanan yang dapat memenuhi kebutuhan Fe dari protein hewani
untuk ibu hamil karena sudah habis untuk membeli kebutuhan keluarga yang lain
seperti sewa rumah, uang sekolah anak, bayar lampu dan air.

2.6.6 Penyakit Infeksi Sebelum Hamil

Menurut Tambunan (2011), antara status gizi kurang dan infeksi terdapat
interaksi bolak-balik. Infeksi dapat menyebabkan gizi kurang melalui berbagai
mekanisme. Yang paling penting ialah efek langsung dari infeksi sistemik
katabolisme jaringan. Walaupun hanya terjadi infeksi ringan sudah akan
menimbulkan kehilangan nitrogen. Orang yang mengalami gizi kurang daya
tahan tubuh terhadap penyakit menjadi rendah, sehingga mudah terkena serangan
penyakit infeksi.

2.6.7 Tidak Menerima Informasi Gizi

Menurut Soraya (2013) seseorang yang mempunyai informasi lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih banyak pula.

2.6.8 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pelayanan
antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus. Penelitian oleh Darmawan (2003) menemukan
faktor-faktor yang berhubungan terhadap anemia diantaranya ibu hamil sebagian
besar berada pada umur kehamilan trimester 3 dan status ANC kurang serta
kejadian anemia pada ibu hamil yang tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet
tambah darah rendah sebesar 56%.

2.6.9 Krisis Ekonomi Langsung

Menurut Tambunan (2011) ketika krisis ekonomi melanda Asia dan nilai tukar
rupiah merosot tajam disertai kenaikan harga dan membengkaknya angka
pengangguran, krisis ekonomi yang berlangsung ini telah meningkatkan jumlah
keluarga miskin yang menghadapi masalah gizi buruk.
2.7 Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, diperoleh kerangka teori sebagai


berikut :

Faktor Internal
1. Jarak Kehamilan
2. Umur
3. Kecukupan Zat Besi
4. Penyakit Infeksi
5. Penyakit Infeksi Kehamilan
Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil

Faktor Eksternal
Sosiodemografi:
1. Pendidikan
2. Pendapatan
Perilaku Pelayanan Kesehatan:
1. Pemeriksaan Kehamilan
2. Pemberian Informasi Gizi
Kesehatan
3. Suplementasi Tablet FE

Tabel 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003)


2.8 Kerangka Konsep

Faktor Internal
1. Jarak Kehamilan

Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil
Faktor Eksternal
Perilaku Pelayanan Kesehatan:
1. Suplementasi Tablet FE
2. Pemberian Informasi Gizi
Kesehatan

Bagan 2.2 Kerangka Konsep


Sumber: Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003)
BAB IV

IDENTIFIKASI MASALAH

4.1 Identifikasi Masalah

Setelah melakukan riset lapangan selama 1 bulan di Desa Sukadamai


Kecamatan Tenang Kabupaten Sukabumi, tim peneliti dari Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat Universitas Mh Thamrin telah mengumpulkan
beberapa jenis penyakit yang sering terjadi bahkan mewabah di Desa tersebut.
Proses pengumpulan data jenis penyakit dilakukan dengan cara melakukan
wawancara langsung kepada masyarakat desa Sukadamai, mengisi kuisioner
yang telah disiapkan yang bertempat di rumah-rumah warga dan puskesmas
setempat dan juga mengumpulkan data dari puskesmas. Pada saat melakukan
wawancara di beberapa puskesmas dan rumah warga, dijumpai banyak pasien
dan warga yang merupakan seorang ibu hamil. Setelah diwawancara lebih
lanjut, data puskesmas menunjukkan angka penyakit anemia terbilang cukup
tinggi dan tidak sedikit menyebabkan kematian. Baik itu kematian Ibu dan
juga bayi kandungannya.

4.1.1 6M/5W1H

Menurut penelitian yang telah dilakukan, kejadian anemia pada Ibu hamil merupakan
suatu prioritas masalah di Desa Sukadamai, Kecamatan Tenang. Sebab, ibu hamil
yang menderita anemia berisiko terhadap gangguan tumbuh kembang janin bahkan
berisiko terhadap persalinan. Oleh karena itu dengan mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kejadian anemia dapat ditentukan tindakan yang tepat untuk
mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013
dan 2018 proporsi anemia ibu hamil sebesar 48,9% di Indonesia.

Dalam bab ini, kelompok kami akan mengangkat permasalahan Anemia pada
Ibu Hamil yang terjadi pada masyarakat di RT 004/RW 006 Desa Sukadamai,
Kecamatan Tenang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Berdasarkan hasil
pengamatan kelompok kami terhadap masyarakat di RT 004/RW 006 Desa
Sukadamai, Kecamatan Tenang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dapat
disimpulkan permasalahan yang menyebabkan timbulnya kejadian Anemia
pada Ibu Hamil adalah :

a. Tidak menerima infromasi gizi

b. Jarak kehamilan ibu kurang dari 2 tahun

c. Kurangnya kecukupan mengkonsumsi tablet zat besi

Tabel 3 Identifikasi Masalah 5W+1H

What Where When Who Why


Jarak Desa Teridentifikasi saat Ibu Tidak
kehamilan Sukadamai melakukan PBL Hamil menggunakan
ibu kurang Kecamatan alat
dari 2 Tenang kontrasepsi
tahun
How
Kurang edukasi mengenai alat kontrasepsi dan jarak kehamilan

What Where When Who Why


Kurangnya Desa Teridentifikasi Ibu Hamil Rendahnya
kecukupan Sukadam saat melakukan pengetahuan ibu
mengkonsum ai PBL hamil terkait
si tablet zat Kecamata pentingnya
besi (FE) n Tenang mengkonsumsi
tablet zat besi

Ketidakteraturan Ibu
dalam
mengkonsumsi
tablet zat besi

Rendahnya daya beli


terhadap tablet zat
besi
How
1. Rendahnya pendidikan ibu hamil
2. Rendahnya daya konsumsi tablet Fe pada Ibu Hamil
3. Rendahnya tingkat ekonomi keluarga dan banyaknya kebutuhan yang
harus dipenuhi oleh keluarga

What Where When Who Why


Tidak Desa Teridentifikasi saat Ibu Kurangnya
menerima Sukadamai melakukan PBL Hamil sosialiasi oleh
informasi Kecamatan petugas
gizi Tenang Pelayanan
Puskesmas
dalam
memberikan
informasi gizi
pada ibu
hamil
How
Kurangnya tenaga pelayanan kesehatan

4.2 Prioritas Masalah

4.2.1 Metode Bryant

Masalah-masalah yang telah dikemukakan pada sub-bab sebelumnya harus dicari


pemecahan masalahnya. Namun, tidak memungkinkan untuk memecahkan semua
masalah dalam waktu yang bersamaan. Hal ini terjadi karena terdapat satu penyebab
masalah penyakit Anemia yang paling sering terjadi pada Ibu Hamil. Oleh karena
itu, diperlukan penentuan prioritas masalah.

Dalam penentuan prioritas masalah, metode yang sering digunakan adalah metode
Bryant yang menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :

a. Community Concern atau Public Concern (C)


Community Concern atau Public Concern adalah besarnya keperihatinan
masayarakat terhadap masalah yang dihadapi. Keperihatinan masyarakat yang besar
untuk mengatasi masalah mendapat prioritas tertinggi.

Skor/ nilai untuk community concern atau public concern, meliputi :

1 = Tidak mendapat perhatian masyarakat

2 = Kurang mendapat perhatian masyarakat

3 = Cukup mendapat perhatian masyarakat

4 = Sangat mendapat perhatian masyarakat

b. Prevalence (P)

Prevalence adalah jumlah individu yang terkena masalah di dalam populasi.


Prioritas yang tertinggi diberikan kepada suatu masalah yang menyebar luas dalam
lingkungan masyarakat.

Skor/nilai untuk prevalence, meliputi :

1 = Jumlah individu atau masyarakat yang terkena sangat sedikit

2 = Jumlah individu atau masyarakat yang terkena sedikit

3 = Jumlah individu atau masyarakat yang terkena cukup sedikit

4 = Jumlah individu atau masyarakat yang terkena sangat besar

c. Seriousness atau Severity (S)

Seriousness atau Severity adalah berat atau ringannya masalah yang ditimbulkan
oleh masalah tersebut terhadap masyarakat.

Skor/nilai untuk Seriousness atau Severity, meliput :

1 = Masalah yang ditimbulkan tidak berat


2 = Masalah yang ditimbulkan cukup berat

3 = Masalah yang ditimbulkan berat

4 = Masalah yang ditimbulkan sangat berat

d. Manageability (M)

Manageability adalah ketersediaan sarana dan prasarana dengan biaya,


kemungkinan hambatan pelaksanaan, keadaan ekonomi, dan keikutsertaan
masyarakat.

Skor/nilai untuk Manageability, meliput :

1 = Tidak dapat dikelola dan diatasi

2 = Cukup dikelola dan diatasi

3 = Dapat dikelola dan diatasi

4 = Sangat dapat dikelola dan diatasi

Tabel 4 Prioritas Masalah Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Skala
Masalah C P S M Total Priorit
as
1. Tidak menerima
informasi gizi 4 4 4 2 128 I

2. Jarak kehamilan
ibu kurang dari
3 3 2 2 36 II
2 tahun

3. Kurangnya 2 3 2 1 12 III
kecukupan
mengkonsumsi
tablet zat besi

4.3 Analisa Penyebab Utama

4.3.1 Diagram Ichikawa / Fishbone

Berdasarkan prioritas masalah di atas, kelompok kami menganalisa faktor-faktor


penyebab dari masalah utama tersebut, yaitu “Tidak Menerima Informasi Gizi”
dengan menggunakan metode 6M, yakni Man (Sumber Daya Manusia), Material
(Sarana), Money (Anggaran Dana), Method (Metode atau Cara), Machine
(Prasarana) dan Market (Pasar) melalui alat bantu yang disebut Diagram Ichikawa
atau Fishbone. Kelompok kami menganalisis penyebab masalah utam menggunakan
6 aspek.

Gambar 5 Penyebab Masalah Anemia pada Ibu Hamil

Gambar: 4.1 Diagram Ichikawa/Fishbone


4.4 Dampak Masalah Pada Ibu Hamil

No Masalah Dampak
1. Kurangnya mengkonsumsi zat besi Mudah lelah, sakit kepala dan
pusing, anemia, jantung berdebar-
debar
2. Rendahnya pengetahuan ibu Kompilkasi kehamilan, melahirkan
prematur dan juga berat badan bayi
lahir rendah
3. Petugas Yankes kurang memberikan Kurangnya pengetahuan ibu
pengetahuan/informasi
4. Rendahnya pendapatan keluarga/Ibu Sulitnya memenuhi makanan yang
mengandung zat besi
5. Sulit jangkauan petugas/sarana Masyarakat desa tidak mendapat
kesehatan penduduk informasi kesehatan khususnya
pentingnya zat besi pada ibu hamil

BAB V

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

5.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan suatu upaya untuk mengatasi


penyebab dari terjadinya masalah hingga masalah yang dihadapi dapat diatasi dan
mutu pelayanan dapat lebih ditingkatkan. Dalam pemecahan masalah ini campur
tangan dari manajemen puncak sangat dibutuhkan karena pihak manajemen yang
menetapkan berbagai kebijakan dalam mengatur kegiatan dalam suatu organisasi
instansi terkait. Tujuan pemecahan masalah adalah sebagai pedoman untuk menyusun
alternative pemecahan masalah. Dapat diumpamakan kita tidak dapat memilih jalan
yang terkait untuk menuju suatu tempat kecuali kita telah menentukan kemana kita
akan pergi. Dengan tujuan sebagai pedoman tersebut, maka kita dapat menyusun
beberapa alternatif pemecahan masalah (Meliana, 2002).
Banyak model proses pemecahan masalah yang dikemukakan oleh beberapa ahli dan
umumnya mencakup 8 langka, yakni identifikasi masalah, penentuan prioritas maslah,
analisis penyebab masalah, penentuan penyebab utama dari prioritas masalah,
penentuan solusi potensial sebagai alternatif solusi, penentuan solusi terbaik
pelaksanaan solusi, dan evaluasi hasil pelaksanaan solusi (Meliana, 2002). Dalam
subbab alternatif pemecahan masalah ini, kami akan mengidentifikasi alternatif
pemecahan masalah yang telah dikemukakan pada subbab prioritas masalah, yaitu
“Tidak Menerima Informasi Gizi”. Masalah ini menggambarkan budaya yang
bertolak belakang dengan pelayanan kesehatan yang seharusnya diberikan kepada ibu
hamil, terutama pada ibu hamil di RT RT 004/RW 006 Desa Sukadamai.

Dalam subbab ini kami akan menawarkan alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilaksanakan oleh masyarakat di RT 004/RW 006 Desa Sukadamai, Kecamatan
Tenang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemecahan masalah ini diperoleh melalui
observasi lapangan dengan mendalami analisis masalah yang sedang terjadi di
wilayah RT 004/RW 006 Desa Sukadamai.

Adapun usulan alternatif pemecahan masalah yang kami hasilkan adalah sebagai
berikut :

Tabel 6 Alternatif Pemecahan Masalah

NO Penyebab Masalah Alternatif Masalah


1. Rendahnya Pengetahuan Ibu Memberikan KIE mengenai bahayanya
anemia pada ibu hamil
2. Kurangnya mengkonsumsi zat besi Pemberian zat besi tambahan kepada ibu
hamil melalui petugas Yankes
3. Petugas Yankes kurang Membuat sebuah perencanaan program
memberikan yang didukung oleh sistem informasi
pengetahuan/informasi pada ibu dalam pelaksanaan pelayanan sehingga
hamil dapat membantu petugas kesehatan
dalam memberikan informasi kepada
ibu hamil
4. Rendahnya pendapatan Pihak petugas kesehatan membuat
keluarga/Ibu kebijakan perbaikan status anemia
melalui program pemberian tablet Fe
dan asam folat yang efektif dan efisien
sebanyak 90 tablet selama masa
kehamilan, yang diberikan pada ibu
hamil dengan pendapatan rendah.
5. Sulit jangkauan petugas/sarana Mengajukan kepada pemerintah terkait
kesehatan penduduk sarana transportasi/sarana kesehatan
untuk ibu hamil

5.2 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah (Metode Matriks


Perbandingan Efektifitas dan Efisien)

Berdasarkan 6 solusi yang ditawarkan tim kami, akan diambil satu sebagai
prioritasnya dengan menggunakan metode perbandingan efektifitas dan efisiensi.

1. Efektifitas, terdiri dari :

a. Magnitude (M), menyatakan besarnya masalah yang dapat diselesaikan oleh


alternatif solusi yang ditawarkan. Solusi yang memecahkan masalah tersebut layak
untuk diperioritaskan
b. Importance (I), menyatakan tingkat urgensi solusi yang ditawarkan. Solusi yang
dapat memecahkan masalah terpenting layak untuk diperioritaskan
c. Sensitivity/Vulnerability (V), menyatakan sensitifitas alternatif pemecahan dalam
mempengaruhi masalah. Alternatif pemecahan yang paling mempengaruhi pemecahan
masalah adalah alternatif solusi yang diperioritaskan.

Skor/nilai untuk efektivitas, meliputi :

1 = Tidak penting untuk diperioritaskan

2 = Kurang penting untuk diperioritaskan

3 = Cukup penting untuk diperioritaskan

4 = Penting untuk diperioritaskan


5 = Sangat penting untuk diperioritaskan

2. Efficiency (E), menyatakan hubungan alternatif solusi dengan besarnya biaya yang
ditimbulkan. Solusi dengan biaya terkecil layak untuk diperioritaskan.

Skor/nilai untuk efficiency, meliputi :

1 = Sangat penting, biaya sangat kecil

2 = Penting, biaya kecil

3 = Cukup penting, biaya cukup kecil

4 = Kurang penting, biaya besar

5 = Tidak penting, biaya sangat besar


M x I xV
Untuk menghitung nilai total digunakan rumus : ∑
❑ E

Tabel 7 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Anemia pada Ibu Hamil


dengan Menggunakan Metode Efektifitas dan Efisiensi

N ALTERNATIF EFEKTIFITAS ❑
M x I xV
M I V
E ∑ E
PRIORITAS
O SOLUSI ❑

Memberikan KIE
mengenai
1. 4 5 4 1 80 I
bahayanya anemia
pada ibu hamil
Pemberian zat besi
tambahan kepada
2. 3 4 4 2 24 IV
ibu hamil melalui
petugas Yankes
3. Memberikan 3 3 4 3 12 VI
pelatihan kepada
petugas Yankes
dalam memberikan
informasi terkait
bahaya anemia
pada ibu hamil
Pihak petugas
kesehatan
membuat
kebijakan
perbaikan status
anemia melalui
program
pemberian tablet
4. Fe dan asam folat 3 4 3 1 36 III
yang efektif dan
efisien sebanyak
90 tablet selama
masa kehamilan,
yang diberikan
pada ibu hamil
dengan pendapatan
rendah.
Mengajukan
kepada pemerintah
terkait sarana
5. 5 3 3 2 22,5 V
transportasi/sarana
kesehatan untuk
ibu hamil
Memberikan KIE
terkait pentingnya
pemeriksaan
6. 5 4 4 2 40 II
kandungan pada
ibu hamil secara
rutin

5.2.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk


mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor
itulah yang membentuk akrnomi SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan
threats). Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)
yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana
kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir
adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Prioritas alternatif pemecahan masalah yang kami dapat dengan menggunakan metode
efektivitas dan efisensi adalah menjadwalkan kegiatan rutin dalam Memberikan KIE
mengenai bahayanya anemia pada ibu hamil di RT 004/RW 006. Tema yang kami
angkat adalah “Peran KIE dalam Menurunkan Bahaya Anemia pada Ibu Hamil.”
untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari intervensi penyuluhan
tersebut maka kami melakukan analisis di bawah ini.

Tabel 8 Analisa SWOT


Kekuatan Kelemahan Kesempatan Ancaman
(Strength) ( Weaknes ) ( opportunity ) ( Threat )
1. Membantu 1. Keterbatasan 1. Adanya 1. kebiasaan
masyarakat di waktu, sarana dukungan dari turun menurun
Desa dan prasarana tokoh masyarakat dari masyarakat
Sukadamai setempat yang sulit di ubah
Kecamatan 2. Kurangnya misalnya sulit
Tenang untuk antusiame 2. Dapat untuk
lebih masyarakat memberikan mengkonsumsi
memahami dalam informasi baru
makanan yang
bahayanya mengikuti untuk masyarakat
mengandung zat
anemia pada penyuluhan tentang
ibu hamil mengenai bagaimana cara besi
bahaya anemia mencegah
2. Pelaksanaan pada ibu hamil. anemia pada ibu 2. banyak
kegiatan hamil masyarakat yang
penyuluhan tidak mempunyai
bisa dilakukan 3. Meningkatkan waktu untuk
kapan saja derajat kesehatan mengikuti
karena ibu menurunkan penyuluhan
hamil lebih bahaya anemia disebabkan
banyak pada ibu hamil. minat
memiliki masyarakat
waktu luang sangatlah
rendah.
3. Menurunkan
prevalensi
kejadian
penyakit
anemia pada
ibu hamil.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian tentang hubungan antara


pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil dapat di simpulkan bahwa:

1. Gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil yang mengetahui
kegunaan tablet Fe namun terlihat adanya hubungan yang bermakna secara statistik (p
< 0,05). Pada ibu hamil yang tidak tahu kegunaan tablet Fe kejadian anemianya
65,2% sedangkan pada ibu yang tahu kegunaan tablet Fe kejadiannya 62,7%.

2. Wanita dewasa anemia sebanyak 9,7% asupan zat besi berhubungan dengan kadar
hemoglobin.

6.2 Saran

Beberapa saran yang dapat di berikan oleh peneliti dari hasil penelitian yang telah
dilakukan antara lain:

1. Bagi masyarakat khususnya ibu hamil

Mengingat dampak anemia selama masa kehamilan dapat menimbulkan berbagai


macam bahaya baik pada ibu maupun pada janin, makaibu di harapkan untuk selalu
berusaha meningkatkan pengetahuan tentang anemia.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain yang mungkin berminat untuk melakukan dan mengembangkan
penelitian ini, di harapkan bisa menggunakan desain penelitian metode bryant,
sehingga kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi dapat di observasi
dengan baik.

3. Bagi instansi kesehatan


Di harapkan laporan penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukkan bagi
puskesmas di Kabupaten Sukabumi untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet besi.

4. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat di jadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya. Khususnya tentang kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
besi.
DAFTAR PUSTAKA

Adebisi. 2005. Anemia in Pregnancy and Race in the United States: Blacks at Risk.
Dimuat dalam Jurnal Health Services Research: Volume 37 no 9, hal 655-662.

Aisyah. 2017. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paretas dan Usia.
Jurnal: 2(2) 123-130. STIKES Al-Ma’rif Baturaja.

Allen,dkk. 2001. What Works? A Review Of The Efficacy and Effectiveness Of


Nutrition Interventions. ACC/SCN: Ganeva In Collaboration With The Asian
Development Bank, Manila.

Depkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Darmawan. 2003. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Anemia Ibu Hamil


(Analisa Data Sekunder Hasil Survey Cepat Anemia Ibu Hamil) di Kabupaten
Lampung Utara Tahun 2002. Skripsi FKM UI. Depok.

Fadila. 2012. Gambaran Kondisi Anemia Ibu Hamil Berdasarkan Pengaruh Faktor
Determinan dan Pengukuran Kadar Hb (Studi Kasus Puskesmas Kabupaten Serang).
PBL. Universitas Terbuka.

Fatmah.2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga

Ida. 2000. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Anemia Ibu Hamil di
Kecamatan Kupang Timur Tahun 1995. Skripsi FKM UI. Depok.

Jalil, A. 2018. Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Terhadap Kejadian Demam


Berdarah Dengue (DBD) pada Masyarakat di RT 013/RW 006, Kelurahan Ciracas,
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. PBL. Universitas MH Thmarin

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Notoatmodjo,Soekidjo (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka


Cipta,Jakarta.

Noverstiti,dkk. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia


pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang
Tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung.

Prawirohardjo.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBS

Proverawati. 2013. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakrarta: Nuha Medika.

Rahayu,dkk. 2019. Survei Asupan Asam Folat dan Seng pada Ibu Hamil di Jawa
Barat. Jurnal: 4(3) 161-168. Universitas Padjajaran.

Salmanriantity. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu


Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten Indragiri
Hilir Tahun 2012. Jakarta: FK UI.

Sharman,dkk. 2000. Anemia Testing In Population On-Based Surveys. General


Information and Guidelines Of Country Monitors and Program Managers. USA:
ORC Macro Chalverton, Maryland.

Siahaan. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Anemia pada Remaja
Putri di Wilayah Kota Depok Tahun 2011. Skripsi. Universitas Indonesia

Soraya. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia pada Ibu Hamil
dengan Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di Puskesmas Keling II
Kabupaten Jepara Tahun 2013. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Suparmi. 2015. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Tablet Besi pada
Ibu Hamil di Kelurahan Kebon Kelapa, Bogor. Jurnal. Jakarta Pusat: Pusat Teknologi
dan Intervensi Kesehatan Masyarakat.

Prawirohardjo.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBS

Anda mungkin juga menyukai