LAPORAN PBL ANEMIA Kel4 Fix
LAPORAN PBL ANEMIA Kel4 Fix
LAPORAN PBL ANEMIA Kel4 Fix
Disusun Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MH THAMRIN
JAKARTA
2019
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa perilaku dan pengetahuan
merupakan faktor yang dapat menyebabkan adanya penyakit anemia pada ibu hamil.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku dan pengetahuan terbukti merupakan
faktor yang dapat menyebabkan adanya penyakit anemia pada ibu hamil di Desa
Sukadamai.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
petunjuk dan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
laporan yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Terhadap Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di RT 004/RW 006, di Desa Sukadamai, Kecamatan Tenang,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Tahun 2019”.
Laporan ini secara khusus bertujuan untuk menunjang pembelajaran dan penerapan
ilmu kesehatan masyarakat oleh mahasiswa. Penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa kesehatan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak Universitas, pihak kabupaten dan
puskesmas yang memberikan arahan, masukkan dan membantu kami dalam
memperlancar kegiatan praktik belajar lapangan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kami jauh dari kata sempurna. Dengan demikian,
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata maupun tanda baca yang kurang
berkenan.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
1.4.2 Tujuan Khusus
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Mahasiswa
1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan
1.6 Bagian Lahan PBL
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
2.2 Anemia Dalam Kehamilan
2.3 Jenis-jenis Anemia
2.4 Tanda dan Gejala Anemia Pada Kehamilan
2.5 Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil
2.6 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Anemia Pada Ibu Hamil
2.6.1 Jarak Kehamilan
2.6.2 Kurangnya konsumsi zat besi
2.6.3 Umur
2.6.4 Pendidikan
2.6.5 Pendapatan Keluarga
2.6.6 Penyakit Infeksi Sebelum Hamil
2.6.7 Tidak Menerima Informasi Gizi
2.6.8 Pelayanan Kesehatan
2.6.9 Krisis Ekonomi Langsung
2.7 Kerangka Teori
2.8 Kerangka Konsep
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH
4.1 Identifikasi Masalah
4.1.1 6M/5W1H
4.2 Prioritas Masalah
4.2.1 Metode Bryan
4.3 Analisa Penyebab Utama
4.3.1 Diagram Ichikawa/Fishbone
4.4 Dampak Masalah Pada Ibu Hamil
BAB V ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
5.1 Alternatif Pemecahan Masalah
5.2 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
5.2.1 Analisis SWOT
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memilki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu dikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh
(proverawati, 2013).
Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil diseluruh
dunia adalah sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di
Asia sebesar 48,2%, Afrika 57,1%, Amerika 24,1%, dan Eropa 25,1%.
(Salmariantity, 2012).
Menurut data Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara Sejuk tahun 2010 sampai
2012, tiap tahunnya terdapat peningkatan jumlah kasus anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja puskesmas tersebut. Bahkan dibandingkan dengan tahun 2011,
pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus anemia pada ibu hamil hingga 87,5%.
Berdasarkan data inilah maka penulis melakukan analisis dari data primer dan
data sekunder untuk melihat Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Terhadap
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di RT 004/RW 006, di Desa Sukadamai,
Kecamatan Tenang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Tahun 2019.
1.2Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
Anemia merupakan masalah gizi paling sering di dunia. Penyebabnya antara lain
malaria, infeksi parasit,defisiensi gizi dan haemoglobinopathie. hal ini
merupakan masalah kesehatan baik negara kaya maupun negara miskin. Anemia
zat besi merupakan indikator kesehatan tidak langsung bagi anak pra sekolah dan
ibu hamil (WHO,2001).
Menurut WHO, anemia merupakan suatu keadaan dimana jumlah dan ukuran sel
darah merah, atau konsentrasi haemogobin dibawah nilai batas yang ditentukan,
akibat merusak kapasitas darah untuk mengangkut oksigen seluruh tubuh.
Anemia merupakan indikator baik untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk.
Sealin itu anemia berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan
bayi, termasuk resiko keguguran, lahir mati, prematuritas, dan BBLR
Darah akan bertambah dalam kehamilan, yang lazim disebut Hidremia atau
Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut
adalah plasma 30%, sel darah merah 18% dan hemoglobin 19%. bertambahnya
darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis,
pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin
berat dengan adanya kehamilan. Perubahan hematologi sehubungan dengan
kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat
terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45%-
65% dimulai pada trimester 2 kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke 9
dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta
kembali normal 3 bulan setelah partus (Prawirohardjo,2002).
2.3 Jenis-Jenis Anemia
Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lemah, letih, lesu, nafas
pendek, muka pucat, susah berkonsentrasi serta fatique atau rasa lelah yang
berlebihan. Gejala ini disebabkan karena otak dan jantung mengalami
kekurangan distribusi oksigen dari dalam darah. Denyut jantung penderita
anemia biasanya lebih cepat karena berusaha mengkompensasi kekurangan
oksigen dengan memompa darah lebih cepat. Akibatnya kemampuan kerja dan
kebugaran tubuh menurun. Jika kondisi ini berlangsung lama, kerja jantung
menjadi berat dan bisa menyebabkan gagal jantung kongestif. Anemia zat besi
juga bisa menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga tubuh mudah
terinfeksi (Fatmah,2010).
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami hemodelusi
(pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang puncaknya
pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18 %
sampai 30 % dan haemoglobin sekitar 19 %. Bila haemoglobin ibu sebelum
hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan
anemia dalam kehamil dan Hb ibu akan menjadi 9, 5-10 gr%.
Menurut Suparmi (2015), zat besi (Fe) adalah salah satu mikronutrisi yang
diperlukan dalam pembentukan haemoglobin yang diperlukan dalam sirkulasi
tubuh manusia. Saat hamil, sirkulasi darah di tubuh ibu akan meningkat, terjadi
peningkatan volume plasma darah dan volume sel darah merah. Oleh karena itu,
pada keadaan hamil kebutuhan zat besi juga meningkat dan penting untuk
menjaga kecukupan asupan zat besi pada masa kehamilan. Pada prosedur tetap
antenatal care yang dikembangkan Kementerian Kesehatan RI salah satunya
dengan pemberian tablet besi sebanyak minimal 90 tablet selama masa
kehamilan. Namun efektivitas dari program ini juga sangat tergantung dari
jumlah tablet besi yang dikonsumsi ibu. Beberapa pakar berpendapat kegagalan
program ini banyak dikarenakan ketidakpatuhan ibu dalam meminum tablet besi
sehingga menyebabkan konsumsi tablet besi yang diminum tidak memenuhi
jumlah yang direkomendasikan.
2.6.3 Umur
Menurut Fadila (2012), semakin muda umur ibu hamil, semakin berisiko untuk
terjadinya anemia. Hal ini didukung oleh penelitian Adebisi dan Strayhorn
(2005) di Amerika Serikat bahwa ibu remaja memiliki prevalensi anemia
kehamilan lebih tinggi dibanding ibu berusia 20 sampai 35 tahun. Hal ini dapat
dikarenakan pada remaja. Fe dibutuhkan lebih banyak karena pada masa tersebut,
remaja membutuhkannya untuk pertumbuhan, jika ia hamil maka kebutuhan akan
Fe lebih besar. Selain itu, faktor usia yang lebih muda berkaitan dengan
pekerjaan, status sosial, ekonomi dan pendidikan yang kurang.
2.6.4 Pendidikan
Menurut Tambunan (2011), Ibu hamil dengan pendapatan keluarga yang rendah
berisiko 10,5 kali menderita anemia pada saat hamil dibandingkan dengan
pendapatan keluarga yang tinggi. Keterjangkauan pangan merupakan indikator
dari ketahanan pangan selain ketersediaan pangan dan kehandalan. Dengan
pendapatan keluarga yang rata-rata di bawah UMR, diperkirakan tidak cukup
untuk membeli makanan yang dapat memenuhi kebutuhan Fe dari protein hewani
untuk ibu hamil karena sudah habis untuk membeli kebutuhan keluarga yang lain
seperti sewa rumah, uang sekolah anak, bayar lampu dan air.
Menurut Tambunan (2011), antara status gizi kurang dan infeksi terdapat
interaksi bolak-balik. Infeksi dapat menyebabkan gizi kurang melalui berbagai
mekanisme. Yang paling penting ialah efek langsung dari infeksi sistemik
katabolisme jaringan. Walaupun hanya terjadi infeksi ringan sudah akan
menimbulkan kehilangan nitrogen. Orang yang mengalami gizi kurang daya
tahan tubuh terhadap penyakit menjadi rendah, sehingga mudah terkena serangan
penyakit infeksi.
Menurut Soraya (2013) seseorang yang mempunyai informasi lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih banyak pula.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pelayanan
antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus. Penelitian oleh Darmawan (2003) menemukan
faktor-faktor yang berhubungan terhadap anemia diantaranya ibu hamil sebagian
besar berada pada umur kehamilan trimester 3 dan status ANC kurang serta
kejadian anemia pada ibu hamil yang tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet
tambah darah rendah sebesar 56%.
Menurut Tambunan (2011) ketika krisis ekonomi melanda Asia dan nilai tukar
rupiah merosot tajam disertai kenaikan harga dan membengkaknya angka
pengangguran, krisis ekonomi yang berlangsung ini telah meningkatkan jumlah
keluarga miskin yang menghadapi masalah gizi buruk.
2.7 Kerangka Teori
Faktor Internal
1. Jarak Kehamilan
2. Umur
3. Kecukupan Zat Besi
4. Penyakit Infeksi
5. Penyakit Infeksi Kehamilan
Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil
Faktor Eksternal
Sosiodemografi:
1. Pendidikan
2. Pendapatan
Perilaku Pelayanan Kesehatan:
1. Pemeriksaan Kehamilan
2. Pemberian Informasi Gizi
Kesehatan
3. Suplementasi Tablet FE
Faktor Internal
1. Jarak Kehamilan
Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil
Faktor Eksternal
Perilaku Pelayanan Kesehatan:
1. Suplementasi Tablet FE
2. Pemberian Informasi Gizi
Kesehatan
IDENTIFIKASI MASALAH
4.1.1 6M/5W1H
Menurut penelitian yang telah dilakukan, kejadian anemia pada Ibu hamil merupakan
suatu prioritas masalah di Desa Sukadamai, Kecamatan Tenang. Sebab, ibu hamil
yang menderita anemia berisiko terhadap gangguan tumbuh kembang janin bahkan
berisiko terhadap persalinan. Oleh karena itu dengan mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kejadian anemia dapat ditentukan tindakan yang tepat untuk
mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013
dan 2018 proporsi anemia ibu hamil sebesar 48,9% di Indonesia.
Dalam bab ini, kelompok kami akan mengangkat permasalahan Anemia pada
Ibu Hamil yang terjadi pada masyarakat di RT 004/RW 006 Desa Sukadamai,
Kecamatan Tenang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Berdasarkan hasil
pengamatan kelompok kami terhadap masyarakat di RT 004/RW 006 Desa
Sukadamai, Kecamatan Tenang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dapat
disimpulkan permasalahan yang menyebabkan timbulnya kejadian Anemia
pada Ibu Hamil adalah :
Ketidakteraturan Ibu
dalam
mengkonsumsi
tablet zat besi
Dalam penentuan prioritas masalah, metode yang sering digunakan adalah metode
Bryant yang menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :
b. Prevalence (P)
Seriousness atau Severity adalah berat atau ringannya masalah yang ditimbulkan
oleh masalah tersebut terhadap masyarakat.
d. Manageability (M)
Skala
Masalah C P S M Total Priorit
as
1. Tidak menerima
informasi gizi 4 4 4 2 128 I
2. Jarak kehamilan
ibu kurang dari
3 3 2 2 36 II
2 tahun
3. Kurangnya 2 3 2 1 12 III
kecukupan
mengkonsumsi
tablet zat besi
No Masalah Dampak
1. Kurangnya mengkonsumsi zat besi Mudah lelah, sakit kepala dan
pusing, anemia, jantung berdebar-
debar
2. Rendahnya pengetahuan ibu Kompilkasi kehamilan, melahirkan
prematur dan juga berat badan bayi
lahir rendah
3. Petugas Yankes kurang memberikan Kurangnya pengetahuan ibu
pengetahuan/informasi
4. Rendahnya pendapatan keluarga/Ibu Sulitnya memenuhi makanan yang
mengandung zat besi
5. Sulit jangkauan petugas/sarana Masyarakat desa tidak mendapat
kesehatan penduduk informasi kesehatan khususnya
pentingnya zat besi pada ibu hamil
BAB V
Dalam subbab ini kami akan menawarkan alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilaksanakan oleh masyarakat di RT 004/RW 006 Desa Sukadamai, Kecamatan
Tenang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemecahan masalah ini diperoleh melalui
observasi lapangan dengan mendalami analisis masalah yang sedang terjadi di
wilayah RT 004/RW 006 Desa Sukadamai.
Adapun usulan alternatif pemecahan masalah yang kami hasilkan adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan 6 solusi yang ditawarkan tim kami, akan diambil satu sebagai
prioritasnya dengan menggunakan metode perbandingan efektifitas dan efisiensi.
2. Efficiency (E), menyatakan hubungan alternatif solusi dengan besarnya biaya yang
ditimbulkan. Solusi dengan biaya terkecil layak untuk diperioritaskan.
❑
M x I xV
Untuk menghitung nilai total digunakan rumus : ∑
❑ E
N ALTERNATIF EFEKTIFITAS ❑
M x I xV
M I V
E ∑ E
PRIORITAS
O SOLUSI ❑
Memberikan KIE
mengenai
1. 4 5 4 1 80 I
bahayanya anemia
pada ibu hamil
Pemberian zat besi
tambahan kepada
2. 3 4 4 2 24 IV
ibu hamil melalui
petugas Yankes
3. Memberikan 3 3 4 3 12 VI
pelatihan kepada
petugas Yankes
dalam memberikan
informasi terkait
bahaya anemia
pada ibu hamil
Pihak petugas
kesehatan
membuat
kebijakan
perbaikan status
anemia melalui
program
pemberian tablet
4. Fe dan asam folat 3 4 3 1 36 III
yang efektif dan
efisien sebanyak
90 tablet selama
masa kehamilan,
yang diberikan
pada ibu hamil
dengan pendapatan
rendah.
Mengajukan
kepada pemerintah
terkait sarana
5. 5 3 3 2 22,5 V
transportasi/sarana
kesehatan untuk
ibu hamil
Memberikan KIE
terkait pentingnya
pemeriksaan
6. 5 4 4 2 40 II
kandungan pada
ibu hamil secara
rutin
Prioritas alternatif pemecahan masalah yang kami dapat dengan menggunakan metode
efektivitas dan efisensi adalah menjadwalkan kegiatan rutin dalam Memberikan KIE
mengenai bahayanya anemia pada ibu hamil di RT 004/RW 006. Tema yang kami
angkat adalah “Peran KIE dalam Menurunkan Bahaya Anemia pada Ibu Hamil.”
untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari intervensi penyuluhan
tersebut maka kami melakukan analisis di bawah ini.
6.1 Kesimpulan
1. Gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil yang mengetahui
kegunaan tablet Fe namun terlihat adanya hubungan yang bermakna secara statistik (p
< 0,05). Pada ibu hamil yang tidak tahu kegunaan tablet Fe kejadian anemianya
65,2% sedangkan pada ibu yang tahu kegunaan tablet Fe kejadiannya 62,7%.
2. Wanita dewasa anemia sebanyak 9,7% asupan zat besi berhubungan dengan kadar
hemoglobin.
6.2 Saran
Beberapa saran yang dapat di berikan oleh peneliti dari hasil penelitian yang telah
dilakukan antara lain:
Bagi peneliti lain yang mungkin berminat untuk melakukan dan mengembangkan
penelitian ini, di harapkan bisa menggunakan desain penelitian metode bryant,
sehingga kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi dapat di observasi
dengan baik.
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat di jadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya. Khususnya tentang kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
besi.
DAFTAR PUSTAKA
Adebisi. 2005. Anemia in Pregnancy and Race in the United States: Blacks at Risk.
Dimuat dalam Jurnal Health Services Research: Volume 37 no 9, hal 655-662.
Aisyah. 2017. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paretas dan Usia.
Jurnal: 2(2) 123-130. STIKES Al-Ma’rif Baturaja.
Depkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Fadila. 2012. Gambaran Kondisi Anemia Ibu Hamil Berdasarkan Pengaruh Faktor
Determinan dan Pengukuran Kadar Hb (Studi Kasus Puskesmas Kabupaten Serang).
PBL. Universitas Terbuka.
Ida. 2000. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Anemia Ibu Hamil di
Kecamatan Kupang Timur Tahun 1995. Skripsi FKM UI. Depok.
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Rahayu,dkk. 2019. Survei Asupan Asam Folat dan Seng pada Ibu Hamil di Jawa
Barat. Jurnal: 4(3) 161-168. Universitas Padjajaran.
Siahaan. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Anemia pada Remaja
Putri di Wilayah Kota Depok Tahun 2011. Skripsi. Universitas Indonesia
Soraya. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia pada Ibu Hamil
dengan Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di Puskesmas Keling II
Kabupaten Jepara Tahun 2013. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Suparmi. 2015. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Tablet Besi pada
Ibu Hamil di Kelurahan Kebon Kelapa, Bogor. Jurnal. Jakarta Pusat: Pusat Teknologi
dan Intervensi Kesehatan Masyarakat.