06 - KODE - A1 - 6 - Manajemen Sarana Dan Prasarana PDDKN Persekolahan Berbasis Sekolah

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 103

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH

PENDIDIKAN MENENGAH

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

MANAJAMEN SARANA DAN PRASARANA


PENDIDIKAN PERSEKOLAHAN BERBASIS
SEKOLAH

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN


DIREKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN 2007
PENGANTAR

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007


tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa
ada 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: Kepribadian, Manajerial,
Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Dalam rangka pembinaan
kompetensi calon kepala sekolah dan kepala sekolah untuk
menguasai lima dimensi kompetensi tersebut, Direktorat Tenaga
Kependidikan telah berupaya menyusun naskah materi diklat
pembinaan kompetensi untuk calon kepala sekolah dan kepala
sekolah.
Naskah materi diklat pembinaan kompetensi ini disusun
bertujuan untuk memberikan acuan bagi stakeholder di daerah dalam
melaksanakan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/kepala
sekolah agar dapat dihasilkan standar lulusan diklat yang sama di
setiap daerah.
Kami mengucapkan terimakasih kepada tim penyusun materi
diklat pembinaan kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah ini
atas dedikasi dan kerja kerasnya sehingga naskah ini dapat
diselesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa meridhoi upaya-upaya kita
dalam meningkatkan mutu tenaga kependidikan.

Jakarta, November 2007


Direktur Tenaga Kependidikan

Surya Dharma, MPA, Ph.D


NIP. 130 783 511

i
DAFTAR ISI

PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1
A. Latar Belakang...........................................................
1
B. Dimensi Kompetensi..................................................
3
C. Kompetensi yang Diharapkan Dicapai......................
3
D. Indikator Pencapaian Hasil........................................
4
E. Mata Diklat dan Alokasi Waktu..................................
4
F. Skenario.....................................................................
4

BAB II PERENCANAAAN SARANA DAN PRASARANA


PERSEKOLAHAN......................................................... 6
A. Hakikat Perencanaan Sarana dan Prasarana
Persekolahan.............................................................
6
B. Tujuan Perencanaan Sarana dan Prasarana
Persekolahan.............................................................
7
C. Manfaat Perencanaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Persekolahan..........................................
7
D. Unsur-Unsur yang Terlibat Dalam Perencanaan
Sarana dan Prasarana Persekolahan.......................
8

ii
E. Persyaratan yang Harus Diperhatikan dalam
Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Persekolahan.............................................................
8
F. Prosedur Perencanaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Persekolahan..........................................
9
G. Perencanaan Pengadaan Barang Bergerak dan
Barang Tidak Bergerak..............................................
11

BAB III PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA


PENDIDIKAN PERSEKOLAHAN................................. 14
A. Hakikat Pengadaan Sarana dan Prasarana
Persekolahan.............................................................
14
B. Cara-cara Pengadaan Sarana dan Prasarana
Sekolah......................................................................
14
C. Prosedur Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan dan Implementasinya..............................
17
D. Proses Pengadaan Berbagai Jenis Sarana dan
Prasarana Sekolah....................................................
19
E. Pengendalian Dalam Pengadaan..............................
30

BAB IV PEMELIHARAN SARANA DAN PRASARANA


PENDIDIKAN PERSEKOLAHAN................................. 31
A. Hakikat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Persekolahan..........................................
31
B. Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan...........................
31

iii
C. Macam-macam Pekerjaaan Pemeliharaan...............
32
D. Bentuk-bentuk Upaya Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Pendidikan...............................................
35
E. Hal-hal yang Perlu diperhatikan Sehubungan
dengan Pemeliharaan/ Perawatan Persekolahan.....
40

BAB V INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA


PENDIDIKAN PERSEKOLAHAN................................. 41
A. Pengertian Inventarisasi Sarana dan Sarana
Pendidikan.................................................................
41
B. Tujuan Inventarisasi Sarana dan Sarana
Pendidikan.................................................................
41
C. Manfaat Inventarisasi Sarana dan Prasarana
Pendidikan.................................................................
42
D. Pengadministrasian Barang Inventaris......................
43
E. Klasifikasi dan Kode Barang Inventaris.....................
44
F. Pelaporan Inventarisasi.............................................
49

BAB VI PENGHAPUSAN SARANA DAN PRASARANA


PENDIDIKAN PERSEKOLAHAN................................. 52
A. Pengertian Penghapusan Sarana dan Prasarana.....
52
B. Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana...........
52

iv
C. Syarat-syarat Sarana dan Prasarana yang Dapat
Dihapuskan................................................................
53
D. Cara-cara dan Proses Penghapusan Sarana dan
Prasarana..................................................................
53
E. Tata Cara Penghapusan Sarana dan prasarana......
55

DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 61
LAMPIRAN 1................................................................................ 63
LAMPIRAN 2................................................................................ 65

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar


mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di
antaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal.
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber
daya yang penting dan utama dalam menunjang proses
pembelajarandi sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam
pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan
dapat tercapai. Dewasa ini masih sering ditemukan banyak sarana
dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang diterima
sebagai bantuan, baik dari pemerintah maupun masyarakat yang
tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan
sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan antara lain oleh
kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki
serta tidak adanya pengelolaan yang memadai.
Seiring dengan perubahan pola pemerintahan setelah
diberlakukannya otonomi daerah, maka pola pendekatan manajemen
sekolah saat ini berbeda pula dengan sebelumnya, yakni lebih
bernuansa otonomi. Untuk mengoptimalkan penyediaan,
pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan, diperlukan
penyesuaian manajemen sarana dan prasarana. Sekolah dituntut
memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kepentingan
sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri serta

1
berdasarkan pada aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan
tetap mengacu pada peraturan dan perundangan-undangan
pendidikan nasional yang berlaku. Hal itu terutama ditujukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenis dan jenjang
pendidikan, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah. Untuk
mewujudkan dan mengatur hal tersebut, maka pemerintah melalui
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tetang Standar Nasional
Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana
pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas
disebutkan bahwa; (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana
yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku
dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan. (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan.
Standar sarana dan prasarana untuk SMA/MAK, mencakup kriteria
minimum sarana dan kriteria minimum prasarana. Hal ini tertuang
dengan jelas pada permen 24 tahun 2007, dengan standar inilah
segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran di
SMA/MAK seharusnya ada, berfungsi, cukup dalam jumlah dan
memenuhi spesifikasi untuk menunjang proses belajar tersebut.

2
Untuk itu diperlukan Kepala Sekolah yang mampu dan memahami
tentang manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan
berbasis sekolah. Hal ini sesuai dengan kebijakan yang telah
digariskan oleh Depdikanas tentang standar kompetensi yang harus
dimiliki oleh Kepala Sekolah, salah satu di antaranya adalah dimensi
kompetensi manajerial. Dalam hal ini Kepala Sekolah harus memiliki
kemampuan mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.

B. Dimensi Kompetensi

Pendidikan dan pelatihan ini diarahkan untuk meningkatkan


kompetensi kepala sekolah dalam hal mengelola sarana dan
prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara
optimal. Kompetensi ini termasuk dalam kompetensi manajerial

C. Kompetensi yang Diharapkan Dicapai

Pada akhir pendidikan dan pelatihan manajemen sarana dan


prasarana ini diharapkan peserta mampu:
1. merencanakan kebutuhan fasilitas (bangunan, peralatan,
perabot, lahan, infrastruktur) sekolah sesuai dengan Permen
20 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
Sekolah/Madrasah.
2. mengelola pengadaan fasilitas sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
3. mengelola pemeliharaan fasilitas, baik perawatan preventif
maupun perawatan terhadap kerusakan fasilitas sekolah.
4. mengelola kegiatan iventaris sarana dan prasarana sekolah
sesuai dengan sistem pembukuan yang berlaku.

3
5. mengelola kegiatan penghapusan barang inventaris sekolah.

D. Indikator Pencapaian Hasil

Pada akhir pendidikan dan pelatihan manajemen sarana dan


prasarana ini diharapkan peserta mampu:
1. membuat rencana kebutuhan fasilitas (bangunan, peralatan,
perabot, lahan, infrastruktur) sekolah sesuai dengan Permen 20
Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
Sekolah/Madrasah;
2. mengelola pengadaan fasilitas sesuai dengan peraturan yang
berlaku;
3. mengelola pemeliharaan fasilitas, baik perawatan preventif
maupun perawatan terhadap kerusakan fasilitas sekolah;
4. mengelola kegiatan iventaris sarana dan prasarana sekolah
sesuai dengan sistem pembukuan yang berlaku; dan
5. mengelola kegiatan penghapusan barang inventaris sekolah.

E. Mata Diklat dan Alokasi Waktu

Alokasi waktu pendidikan dan pelatihan manajemen sarana dan


prasarana ini adalah 3 (tiga) hari a 10 jam, atau 30 jam 45 menit.

F. Skenario

Secara tentatif, scenario pendidikan dan pelatihan manajemen sarana


dan prasarana ini sebagai berikut.
1. Perkenalan

4
2. Penjelasan singkat, jelas, dan terarah tentang dimensi kompetensi,
kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario pendidikan dan
pelatihan.
3. Pre-test
4. Eksplorasi pemahaman peserta tentang Permen Nomor 20 Tahun
2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah.
5. Presentasi materi manajemen sarana dan prasarana
sekolah/madrasah dengan pendekatan andragogik, multimedia
minimal power point yang menarik dan bila mungkin diputarkan
video perilaku manajemer sarana dan prasarana sekolah/madrasah
yang baik dan kurang baik.
6. Diskusi pembuatan rencana kebutuhan, pengadaan, pemeliharaan,
inventarisasi, dan penghapusan.
7. Praktik (simulasi) manajemen sarana dan prasarana, di mana ada
seorang yang ditunjuk sebagai perencana, pengada, pemelihara,
penginventarisasi, dan penghapus sarana dan prasarana.
8. Diskusi kelas pembahasan hasil simulasi praktik manajemen
sarana dan prasarana.
9. Post test.
10. Penutup

5
BAB II
PERENCANAAAN SARANA DAN PRASARANA PERSEKOLAHAN

A. Hakikat Perencanaan Sarana dan Prasarana Persekolahan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), kata


perencanaan berasal dari kata rencana yang mempunyai arti
rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau
dikerjakan pada masa yang akan datang. Menurut Terry (2005),
perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang digariskan. Hal senada juga
dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002) bahwa perencanaan adalah
proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
Selanjutnya, oleh Dwiantara dan Sumarto (2004) dikemukakan bahwa
perencanaan adalah merupakan kegiatan pemikiran, penelitian,
perhitungan, dan perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan
di masa yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
operasional dalam pengadaan, pengelolaan, penggunaan,
pengorganisasian, maupun pengendalian sarana dan prasarana.
Berdasarkan pengertian di atas, pada dasarnya perencanaan
merupakan suatu proses kegiatan untuk menggambarkan
sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini perencanaan
yang dimaksud adalah merinci rancangan pembelian, pengadaan,
rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan
sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian perencanaan sarana
dan prasarana persekolahan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan,

6
rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan
yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.

B. Tujuan Perencanaan Sarana dan Prasarana Persekolahan

Pada dasarnya tujuan diadakannya perencanaan sarana dan


prasarana pendidikan persekolahan adalah: (1) Untuk menghindari
terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, (2) Untuk
meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya. Salah
rencana dan penentuan kebutuhan merupakan kekeliruan dalam
menetapkan kebutuhan sarana dan prasarana yang kurang/tidak
memandang kebutuhan ke depan, dan kurang cermat dalam
menganalisis kebutuhan sesuai dengan dana yang tersedia dan
tingkat kepentingan.

C. Manfaat Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Persekolahan

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya


perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, yaitu:
(1) Dapat membantu dalam menentukan tujuan, (2) Meletakkan
dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan,
(3) Menghilangkan ketidakpastian, dan (4) Dapat dijadikan sebagai
suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan,
pengendalian dan bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat
berjalan secara efektif dan efisien.

7
D. Unsur-Unsur yang Terlibat Dalam Perencanaan Sarana dan
Prasarana Persekolahan

Agar maksud pemenuhan tuntutan sarana dan prasarana


pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan maka dalam
kegiatan perencanaan perlu mengikut sertakan berbagai unsur atau
pihak yang terkait di dalam pengembangan sarana dan prasarana
sekolah. Tujuannya adalah agar unsur atau pihak yang terkait dapat
memberikan masukan sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam hal
ini maka unsur-unsur yang perlu dilibatkan adalah : Kepala sekolah,
Wakil Kepala Sekolah, Guru, Kepala Tata Usaha dan Bendahara,
serta BP3 atau Komite Sekolah.

E. Persyaratan yang Harus Diperhatikan dalam Perencanaan


Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan.

Dalam perencanaan sarana dan prasaran pendidikan


persekolahan, maka ada beberapa persyaratan-persyaratan yang
harus diperhatikan sebagai berikut;
1. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan harus dipandang sebagai bagian integral dari
usaha peningkatan kualitas proses belajar mengajar.
2. Perencanaan harus jelas. Untuk hal tersebut maka kejelasan
suatu rencana dapat dilihat pada:
a. Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai serta
ada penyusunan perkiraan biaya/harga keperluan
pengadaan.
b. Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan
dilaksanakan.

8
c. Petugas pelaksana, misalnya; guru. Karyawan, dan lain-
lain.
d. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
e. Kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan.
f. Harus diingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah
yang realistis, artinya rencana tersebut dapat
dilaksanakan..
3. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama
dengan pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan.
4. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas dan kualitas
sesuai dengan skala prioritas.
5. Perencanaan pengadaan sesuai dengan plafond anggaran
yang disediakan.
6. Mengikuti prosedur yang berlaku.
7. Mengikutsertakan unsur orang tua murid,
8. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan,
perubahan situasi dan kondisi yang tidak disangka-sangka.
9. Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka
menengah (4-5 tahun), jangka panjang (10 – 15 tahun).

F. Prosedur Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Persekolahan.

Untuk perencanaan sarana dan prasarana pendidikan


persekolahan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

10. Identifikasi dan


Menganalisis Kebutuhan Sekolah

9
Identifikasi adalah pencatatan dan pendaftaran secara tertib dan
teratur terhadap seluruh kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
yang dapat menunjang kelancaran proses belajarar mengajar, baik
untuk kebutuhan sekarang maupun yang akan datang. Hal-hal yang
terkait dalam identifikas dan menganalisis kebutuhan sarana dan
prasarana di sekolah, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Adanya kebutuhan sarana dan prasarana sesuai dengan
perkembangan sekolah.
b. Adanya sarana dan prasarana yang rusak, dihapuskan, hilang
atau sebab lain yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga
memerlukan penggantian.
c. Adanya kebutuhan sarana dan prasarana yang dirasakan
pada jatah perorangan jika terjadi mutasi guru atau pegawai
sehingga turut mempengaruhi kebutuhan sarana dan
prasarana.
d. Adanya persedian sarana dan prasarana untuk tahun
anggaran mendatang.

11. Inventarisasi Sarana dan


Prasarana Yang Ada
Setelah identifikasi dan analisis kebutuhan dilakukan, selanjutnya
diadakan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan
barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris secara
teratur menurut ketentuan yang belaku.

12. Mengadakan Seleksi


Dalam tahapan mengadakan seleksi, perencanaan sarana dan
prasarana meliputi:
a. Menyusun konsep program

10
Prinsip dalam menyusun program:
1) Ada penanggung jawab yang memimpin pelaksanaan
program
2) Ada kegiatan kongkrit yang dilakukan
3) Ada sasaran (target) terukur yang ingin dicapai
4) Ada batas waktu
5) Ada alokasi anggaran yang pasti untuk melaksanakan
program.
b. Pendataan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendataan barang:
1) Jenis barang
2) Jumlah barang
3) Kondisi (kualitas) barang.

13. Sumber Anggaran/Dana


Pendanaan untuk pengadaan, pemeliharaan, penghapusan, dan
lain-lain dibebankan dari APBN/APBD, dan bantuan dari BP3 atau
Komite Sekolah. Adapun perencanaan anggaran dilaksanakan dalam
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Fungsi
perencanaan penganggaran adalah untuk memutuskan rincian
menurut standar yang berlaku terhadap jumlah dana yang telah
ditetapkan sehingga dapat menghindari pemborosan.

G. Perencanaan Pengadaan Barang Bergerak dan Barang Tidak


Bergerak

1. Perencanaan Pengadaan
Barang Bergerak.
a. Barang habis pakai.

11
1) Menyusun
daftar sarana sekolah yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan rencana kegiatan sekolah tiap bulan.
2) Memperkirakan
biaya untuk pengadaan barang tersebut setiap bulan.
3) Menyusun
rencana pengadaan barang tersebut menjadi rencana
triwulan, tengah tahunan, dan kemudian menjadi rencana
tahunan.
b. Barang tidak habis dipakai.
1) Menganalisis dan menyusun keperluan sarana dan
prasaran sesuai dengan rencana kegiatan sekolah serta
memperhatikan fasilitas yang masih ada dan yang masih
dapat dipakai.
2) Memperkirakan biaya sarana dan prasarana yang
direncanakan dengan memperhatikan standar yang telah
ditentukan.
3) Menetapkan skala prioritas menurut dana yang tersedia,
urgensi kebutuhan dan menyusun rencana pengadaan
tahunan.

2. Perencanaan pengadaan
barang tidak bergerak.
a. Tanah
1) Menyusun rencana pengadaan tanah
berdasarkan analisis kebutuhsn bangunan yang akan
didirikan serta lokasi yang ditentukan berdasarkan
pemetaan sekolah.

12
2) Mengadakan survai tentang adanya fasilitas
sekolah seperti: jalan, listrik, air, telepon, transportasi dan
sebagainya.
3) Mengadakan survai harga tanah.
4) Menyusun rencana anggaran biaya bangunan.

b. Bangunan
1) Menyusun rencana bangunan
yang akan didirikan berdasarkan analisis kebutuhan
secara lengkap dan teliti.
2) Mengadakan survai terhadap
tanah dimana bangunan akan didirikan, hal luasnya,
kondisi, situasi, status, perizinan dan sebagainya.
3) Menyusun rencana konstruksi
dan arsitektur bangunan sesuai pesanan.
4) Menyusun rencana anggaran
biaya sesuai harga standar yang berlaku di daerah yang
bersangkutan.
5) Menyusun pentahapan rencana
anggaran biaya (RAB) yang disesuaikan dengan rencana
pentahapan pelaksanaan secara teknis, serta
memperkirakan anggaran yang akan disediakan setiap
tahun, dengan memperhatikan skala prioritas yang telah
ditetapkan berdasarkan kebijakan Dinas Pendidikan.

13
14
BAB III
PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
PERSEKOLAHAN

A. Hakikat Pengadaan Sarana dan Prasarana Persekolahan

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan


semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang
sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan
segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua
keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan
maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan
secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional
pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian
kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis
dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

B. Cara-cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah

Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan


prasarana pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif cara
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan tersebut
adalah sebagai berikut.

15
1. Pembelian
Pembelian adalah merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan sekolah
membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk
mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian dilakukan apabila
anggarannya tersedia, seperti pembelian meja, kursi, bangku, lemari,
papan tulis, wirelles, dan sebagainya. Pengadaan sarana dan
prasarana dengan cara pembelian ini merupakan salah satu cara
yang dominan dilakukan sekolah dewasa ini.

2. Pembuatan Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan
membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau
pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat
efektifitas dan efesiensinya apabila dibandingkan dengan cara
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain. Pembuatan
sendiri biasanya dilakukan terhadap sarana dan prasarana pendidikan
yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-alat peraga yang
dibuat oleh guru atau murid.

3. Penerimaan Hibah atau Bantuan


Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara
pemenuhan sarana dan prasaran pendidikan persekolahan dengan
jalan pemberian secara cuma-cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah
atau bantuan harus dilakukan dengan membuat berita acara.

16
4. Penyewaan
Yang dimaksud dengan penyewaan adalah cara pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dengan
jalan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain untuk
kepentingan sekolah dengan cara membayar berdasarkan perjanjian
sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan
sarana dan prasarana bersifat sementara dan temporer.

5. Pinjaman
Yaitu penggunaan barang secara cuma-cuma untuk sementara
waktu dari pihak lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan
perjanjian pinjam meminjam. Pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila
kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan temporer
dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan.

6. Pendaurulangan
Yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara
memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang
yang berguna untuk kepentingan sekolah.

7. Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan
prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan organisasi atau instansi lain. Pemilihan cara pengadaan
sarana dan prasarana jenis ini harus mempertimbangkan adanya

17
saling menguntungkan di antara kedua belah pihak, dan
sarana/prasarana yang dipertukarkan harus merupakan sarana dan
prasarana yang sifatnya berlebihan atau dipandang dan dinilai sudah
tidak berdaya guna lagi.

8. Perbaikan atau Rekondisi


Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan memperbaiki sarana dan prasarana yang
telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana
dan prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik
di antara instrumen sarana dan prasarana yang rusak sehingga
instrumen-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu
unit atau beberapa unit, dan pada akhirnya satu atau beberapa unit
sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan.

C. Prosedur Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan


Implementasinya

Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada


Kepres No. 80 tahun 2003 yang telah disempurnakan dengan Permen
No. 24 tahun 2007. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah umumnya melalui prosedur sebagai berikut:
1. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.
2. Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
3. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang
ditujuakan kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak
yayasan bagi sekolah swasta.
4. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya
untuk mendapat persetujuan dari pihak yang dituju.

18
5. Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana
akan dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan
pengadaan sarana dan prasarana tersebut.

Contoh Implementasinya:
Sekolah melakukan analisis kebutuhan, kemudian
mengklasifikasikan dan membuat proposal yang ditujukan ke
Pemerintah melalui Dinas Tingkat II. Bila disetujui maka akan ditinjau
dan dinilai kelayakannya untuk mendapat persetujuan dari pihak yang
dituju. Apabila sudah disetujui biasanya dinas mengirim barang
tersebut dengan sendirinya (dikirim dari Dinas Pendidikan Tk. II).
Biasanya Dinas Pendidikan Tk. II mengirim barang tersebut sesuai
dengan laporan bulanan/berkala yang dibuat oleh sekolah untuk
KASI, namun untuk saat ini kadang sekolah mendapat blangko daftar
isian.
Pengadaan daftar isian pengadaan barang yang dibutuhkan
sekolah terutama barang atau sarana dan prasarana yang menunjang
proses belajar mengajar seperti buku pedoman, buku pelajaran.
Setelah itu blangko dikirim kembali ke Dinas Pendidikan Tk. II
kemudian jika barang ada maka dengan cepat dikirim ke sekolah
begitu juga dengan alat peraga. Sedangkan sarana dan prasarana
seperti perabot (meja, kursi, lemari, dan bangku) dikirim langsung dari
Pemerintah Pusat untuk beberapa tahun sekali. Biasanya ada
seorang guru yang ditunjuk khusus oleh Kepala Sekolah atau Dinas
Tk. II melalui pelatihan atau lokakarya. Selain bamtuan dari
Pemerintah sekolahpun kadang-kadang mengadakan dana swadaya
dari masyarakat atau komite sekolah atau ada lembaga yang
menyerahkan bantuan berupa buku tulis atau seragam siswa.

19
D. Proses Pengadaan Berbagai Jenis Sarana dan Prasarana
Sekolah

Berikut dijelaskan pengadaan berbagai jenis sarana dan


prasarana pendidikan persekolahan:

1. Buku
Yang dimaksud dengan buku disini ialah buku pelajaran, buku
bacaan, buku perpustakaan dan buku-buku lainnya. Buku yang dapat
dipakai oleh sekolah meliputi buku teks utama, buku teks pelengkap,
buku bacaan baik fiksi maupun non fiksi, buku sumber dan
sebagainya. Tentang jenis-jenis buku harus mengacu pada standar di
atas yang antara lain meliputi:
c. Buku teks utama adalah buku pokok yang menjadi pegangan
guru dan murid yang subtansinya mengacu pada kurikulum
yang berlaku.
a. Buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu
atau merupakan tambahan buku teks utama yang digunakan
oleh murid dan guru yang seluruh isinya menunjang kurikilum.
b. Buku bacaan non fiksi adalah buku bacaan yang ditulis
berdasarkan fakta atau kenyataan. Pada umumnya buku
bacaan non fiksi menunjang salah satu bidang studi.
Sistematika penyusunannya tidak seperti buku teks
pelengkap tetapi disajikan secara populer.
c. Buku bacaan fiksi adalah buku bacaan yang ditulis tidak
berdasarkan fakta atau kenyataan, melainkan berdasarkan
khayalan penulis. Isi buku bacaan fiksi biasanya berbentuk
cerita yang tidak benar-benar terjadi.

20
Untuk pengadaan buku dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
a. Membeli
b. Menerbitkan sendiri
c. Menerima bantuan/hadiah
d. Menukar.

Dalam hal ini yang biasa dilakukan oleh sekolah adalah membeli
dan menerima bantuan/hibah. Sebab jika menerbitkan sendiri akan
sangat membutuhkan waktu yang lama, sedangkan jika menukar
tidak semua materi akan sesuai dengan materi yang diajarkan atau
dengan kurikulum.

2. Alat
Alat yang dimaksud dalam hal ini terdiri atas alat-alat kantor dan
alat-alat pendidikan. Adapun yang termasuk alat kantor ialah alat-alat
yang biasa digunakan di kantor seperti: mesin tulis, mesin hitung,
mesin stensil, komputer, alat-alat pembersih dan sebagainya.
Sedangkan yang termasuk dalam alat pendidikan ialah alat-alat yang
secara fungsional digunakan dalam proses belajar mengajar seperti
alat peraga, alat praktik, alat laboratorium, alat kesenian, alat olah
raga dan sebagainya. Pengadaan alat kantor dan alat pendidikan
dapat dilaksanakan dengan cara:
a. Membeli
b. Membuat sendiri
c. Menerima bantuan/ hibah/hadiah.

3. Perabot
Perabot ialah barang-barang yang berfungsi sebagai tempat
untuk menulis, istirahat, tempat penyimpanan alat atau bahan.

21
Contoh: meja, kursi, lemari, rak, filling kabinet dan sebagainya. Dalam
pengadaan perabot sekolah, maka ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan seperti segi antropometri, ergonomi. Estetika, dan
segi ekonomis.
a. Antropometri, artinya pengadaan perabot dengan
memperhitungkan tinggi badan atau ukuran penggal-penggal
tubuh pemakai (misalnya siswa dan tenaga kependidikan
lainnya).
b. Ergonomis, maksudnya perabot yang akan diadakan tersebut
memperhatikan segi kenyamanan, kesehatan, dan keamanan
pemakai,
c. Estetis, yaitu perabot tersebut hendaknya menyenangkan
untuk dipakai karena bentuk dan warnanya menarik.
d. Ekonomis, maksudnya perabot bukan hanya berkaitan
dengan harganya tetapi merupakn transformasi wujud
efisiensi dan efektifitas dalam pengadaan dan
pendayagunaannya.

Adapun untuk pengadaan perabot dapat dilakukan dengan cara-


cara sebagai berikut:
a. Membeli
Agar pembelian perabot dapat dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan dan dapat dipertanggungjawabkan maka perlu
adanya suatu pedoman sebagai berikut:
1) Rencana kebutuhan telah disetujui berdasarkan penelitian
dan hitungan yang mendalam. Penelitian atas barang
(survei) pada umumnya meliputi spesifikasi;
 Buatan pabrik/negara mana dan tahun
pembuatannya.

22
 Merk dagang.
 Kapasitas.
 Bahan-bahan yang dipakai.
 Penyediaan suku cadang.
 Jaminan yang diberikan oleh penjual, agen atau
pabrik.
 Cara pembayaran dan harga.
 Model
2) Peraturan tentang pembelian, baik
pembelian langsung maupun melalui tim pembelian.
3) Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk
sudah jadi atau yang belum jadi. Perabot yang belum jadi
perlu dibuat terlebih dahulu sesuai dengan kehendak
pemohon.
4) Tentang pembelian perabot yang sudah
jadi, Kepala sekolah/proyek perlu membuat rencana
kebutuhan, sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan.
5) Untuk pengadaan perabot yang belum jadi,
maka Kepala Sekolah/proyek perlu:
 Menyusun kebutuhan
 Penunjukan konsultan perencanaan perabot
 Menyusun syarat-syarat teknis sesuai dengan
spesifikasi dan menyediakan gambar-gambar perabot
yang akan dibeli.
 Membuat kontrak
 Membuat berita acara serah terima perabot.

23
6) Pembelian perabot dapat dilakukan dengan
lelang, penunjukan langsung dan penawaran.

b. Membuat sendiri
Pengadaan perabot dengan membuat sendiri hanya berlaku
bagi sekolah dalam rangka untuk praktek, dan dapat
dilaksanakan sesuai dengan kemampuan, terutama dalam hal
biaya yang tersedia, tenaga ahli yang dimiliki, peralatan yang
dibutuhkan, pelaksanaan tugasyang dibebankan.
c. Menerima bantuan/hadiah.
Menerima bantuan dilaksanakan atas perjanjian dan
persetujuan dari kedua belah pihak (pemberi dan penerima)
dan bantuan itu dapat berasal dari lembaga pemerintah,
swasta, maupun perorangan.

4. Bangunan
Pengadaan bangunan dapat dilaksanakan dengan cara:
a. Membangun bangunan baru
Membangun bangunan baru meliputi:
1) Mendirikan, memperbaharui (rehabilitasi/renovasi),
memper-luas, mengubah dengan cara membongkar
seluruh atau sebagian bangunan gedung.
2) Pembuatan pagar halaman, jalan, pengerasan halaman,
pemasangan pompa/menara air, pengadaan listrik.
3) Kegiatan pekerjaan tanah yang meliputi; pengurugan
tanah, perbaikan tanah dan penyelidikan tanah.
Membangun baru terdiri dari kegiatan perencanaan, kegiatan
pelaksanaan, dan kegiatan pengawasan lapangan.

24
b. Membeli bangunan
1) Pada prinsipnya membeli bangunan yang sudah jadi
termasuk tanahnya tidak diperbolehkan. Tetapi dalam hal-
hal luar biasa, dapat diusulkan kepada Menteri Keuangan
dan Ketua Bappenas dengan disertai alasan-alasan yang
kuat melalui Menteri Pendidikan Nasional.
2) Setelah ada persetujuan dan dananya sudah tersedia,
selanjutnya dilakukan penawaran harga dari pemiliknya
melalui Panitia Pembebasan Tanah setempat yang
dibentuk berdasarkan kepres 80 tahun 2003.
3) Apabila antara harga penawaran dan harga penaksiran
Panitia sudah ada kecocokan, maka dapat langsung
diselesaikan akte jual beli di depan Notaris/Pejabat
Pembuat akte Tanah dan selanjutnya diselesaikan balik
nama sertifikat tanah.
c. Menyewa bangunan
1) Apabila diperlukan untuk keperluan gedung sekolah,
gudang dan sebagainya, maka suatu instansi
diperkenankan untuk menyewa bangunan, dengan syarat
anggaran untuk membayar sewa itu harus sudah tersedia
lebih dahulu.
2) Untuk menetapkan besarnya sewa, pemilik bangunan
perlu dimintakan pengesahan/penetapan lebih dahulu
kepada Panitia Sewa Menyewa atau Kantor Urusan
Perumahan setempat.
3) Setelah ditetapkan sewanya, dibuat Surat Perjanjian
(kontrak) antara pihak penjual dan pihak yang

25
menyewakan, jika dianggap perlu dilakukan dengan akte
notaris.
4) Gedung sekolah milik swasta (bersubsidi) dahulu pernah
mendapat subsidi dari Pemerintah cq Departemen
Pendidikan Nasional, apabila dipakai oleh sekolah negeri,
berdasarkan peraturan subsidi yang sekarang masih
berlaku tidak perlu dibayar sewanya, tetapi pemakai wajib
memelihara bangunan tersebut sebagaimana mestinya.
d. Menerima hibah bangunan
1) Departemen Pendidikan Nasional dapat menerima hibah
bangunan berikut tanah dari pihak lain (Pemerintah
Daerah/ Swasta).
2) Agar ada dasar hukumnya, sebaiknya pelaksanaannya
dilakukan dengan Akte Notaris Pejabat Pembuat Akte
tanah setempat.
e. Menukar bangunan
1) Penukaran bangunan atau pemindahtanganan barang
tidak bergerak milik negara pada umumnya diatur dalam
Keputusan Presiden tentang pelaksanaan APBN, yaitu
segala sesuatu harus mendapat persetujuan Menteri
Keuangan terlebih dahulu.
2) Bangunan milik negara yang tidak memenuhi fungsinya
lagi, lokasinya terlalu ramai atau tanahnya terlalu sempit
untuk diadakan perluasan bangunan, dapat diusulkan
untuk ditukarkan dengan bangunan milik pihak lain yang
sudah jadi atau masih akan dibangun di lokasi lain. Usul
penukaran diajukan kepada Menteri Pendidikan Nasional
dengan dilampiri:

26
 Alasan-alasan penukaran
 Penaksiran sementara harga tanah/bangunan lama
 Penaksiran sementara harga tanah/bangunan baru
 Surat-surat pemilikan tanah/bangunan lama
 Gambar situasi/denah dari tanah/bangunan lama
 Gambar situasi/denah dari tanah/bangunan baru.
Catatan: Pada prinsipnya usul penukaran itu
menguntungkan Negara dalam arti Pemerintah mendapat
penggantian tanah/bangunan baru yang lebih luas dan
memenuhi persyaratan.
3) Setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan,
maka perlu dibentuk Panitia Penaksir yang terdiri atas
wakil-wakil dari Departemen Pendidikan Nasional,
Departemen Keuangan, Departeman Kimpraswil,
Departemen Dalam Negeri, BPN dan Pemerintah Daerah,
untuk menetapkan penaksiran harga tanah/bangunan
yang lama dan harga tanah/bangunan baru.
4) Apabila kedua penaksiran itu sudah disepakati, maka
dapat diselesaikan Surat Perjanjian Penukaran di depan
Notaris Pejabat Pembuat Akte Tanah. Penyerahan
tanah/bangunan lama, baru boleh dilakukan setelah
tanah/bangunan baru selesai dibangun menurut Surat
Perjanjian dan diteima baik oleh Departemen Pendidikan
Nasional.
5) Selanjutnya diselasaikan balik nama sertifikat
tanah/bangunan baru, dan diselasaikan pula
penghapusan tanah/bangunan lama dari daftar inventaris
dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.

27
5. Tanah
Pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara:
1) Membeli
2) Menerima bantuan/hadiah
3) Menukar
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengadaan
tanah adalah:
1) Menyusun rencana pengadaan tanah yang lokasi dan luasnya
sesuai dengan keperluan.
2) Mengadakan survei untuk menentukan lokasi tanah yang baik
sesuai dengan maksud serta memperhatikan perencanaan
tata bangunan.
3) Mengadakan survai terhadap adanya sarana jalan, listrik,
telepon, air, dan alat pengangkutan.
4) Mengadakan survai harga tanah di lokasi yang telah
ditentukan untuk bahan pengajuan rencana anggaran dari
hasil survai.
5) Mengajukan rencana anggaran kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dengan melampirkan data yang telah
disusun.

Tata cara pembelian tanah


Untuk membeli tanah bagi instansi pemerintah perlu mengikuti
tata cara yang berlaku, yaitu:
1) Penyelesaian pembelian tanah yang terdiri dari beberapa
kegiatan penting;

28
 Menyusun pa
dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Pemda, BPN, dan
Dinas PU;
 Menetapkan
- Menetapkan kriteria/syarat (lokasi, luas, dan lain-lain)
- Meneliti surat-surat tanah yang akan dibeli
- Memperoleh penawaran harga
- Memperhatikan perencanaan tata kota
- Mendapat surat bukti pembebasan tanah
- Menyaksikan pembayaran langsung kepada
pembelinya.
 Memperhatikan persyaratan bagi tanah yang akan
dibeli:
- Daerah bebas banjir atau malapetaka lainnya
- Terletak pada daerah yang terjangkau
- Tidak akan tergusur
- Terjangkau fasilitas listrik, telepon, air
- Harga terjangkau.
 Mencari tanah yang akan dibeli, dengan observasi atau
kunjungan langsung.
2) Melakukan pembebasan tanah yang akan dibeli dengan cara:
a) Membentuk panitia pembebasan tanah yang terdiri dari 7
instansi (BPN, Pemda, Ipeda, Ireda, Dinas PU, Camat,
Kepala Desa, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
b) Adanya pemberian honorarium sesuai dengan ketentuan.
c) Melakukan penandatanganan Akta Jual Beli Tanah di
depan Notaris/PPAT dan pembayaran dilakukan lewat
Kantor Perbendaharaan Negara (KPN).

29
d) Mengurus sertifikat.
3) Tata cara penerimaan hibah tanah
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan hibah,
yaitu:
a) Status barang yang akan dihibahkan
b) Wewenang penghibahan
c) Spesifikasi barang dan cara menerima hibah tanah, yaitu:
Tanah yang diterima secara hibah dapat berasal dari
pemerintah, pihak swasta, masyarakat, atau perorangan
melalui proses penyerahan berita acara penyerahan atau
akta serah terima hibah yang dibuat oleh Notaris/PPAT
atau Camat setempat, apabila telah selesai
pembuatannya maka dapat diproses lebih lanjut menjadi
sertifikat.
4) Tata cara menerima hak pakai
Penerimaan tanah dari satu pihak atas dasar hak pakai harus
disertai dokumen serah terima dari pihak yang memberi hak
pakai. Penerimaan hak pakai dari pemerintah harus disertai
surat keputusan dari pemerintah yang bersangkutan serta
berita acara serah terima dari pihak sekolah yang
bersangkutan dan diketahui oleh pejabat setempat, serendah-
rendahnya Camat.
5) Tata cara penukaran tanah
Penukaran tanah dapat terjadi antara satu pihak dan pihak
lain yang memerlukan. Namun sebelum hal tersebut
dilakukan maka harus terlebih dahulu ada izin dari Menteri
Keuangan dan sesuai Keppres tentang pelaksanaan APBN
Adapun langkah-langkah dan tata caranya sama dengan

30
langkah-langkah dan tata cara dalam menukar bangunan
seperti diuraiakan sebelumnya.

Untuk kelompok sarana dan prasarana yang diadakan dengan


cara pembelian, bantuan/hadiah, atau menukar maka sebaiknya
disertakan dengan “Berita Acara Pemeriksaan Barang” beserta
lampirannya, “Berita Acara Penyerahan Barang” atau “Berita Acara
Serah Terima Barang”. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya tuntutan-tuntutan dari pihak lain di masa datang. Lembaran
berita acara tersebut mewakili persetujuan kedua belah pihak
terhadap kesepakatan yang dilakukan dalam proses transaksi.
Selanjutnya jika harus mengeluarkan barang dari tempat
penyimpanannya, sebaiknya selalu menggunakan lembaran “Berita
Acara Penerimaan/Pengeluaran Barang”. Lembar berita acara ini juga
dapat digunakan untuk menerima barang yang baru diterima dengan
jalan pembelian, hibah, penukaran dan sebagainya.

E. Pengendalian Dalam Pengadaan

Pengadaan barang, baik yang dilakukan sendiri oleh sekolah


maupun dari luar sekolah, hendaknya dapat dicatat sesuai dengan
keadaan dan kondisinya. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya
pengecekan, serta melakukan pengontrolan terhadap
keluar/masuknya barang atau sarana dan prasarana milik sekolah.
Catatan tersebut dituangkan dalam format pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai
rujukan bagi sekolah dalam melakukan aktivitas pengadaan sarana
dan prasarana untuk sekolah.

31
Contoh format disajikan secara berurutan, dari mulai dari berita
acara penerimaan/pengeluaran barang, berita acara pemeriksaan
barang, berita acara penyerahan barang, berita acara serah terima
barang, sampai dengan format buku penerimaan barang sebagai
mana terdapat pada Lampiran 2.

BAB IV
PEMELIHARAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
PERSEKOLAHAN

A. Hakikat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Persekolahan

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan


untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana
dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan
secara berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan
pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau
pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut
kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala
daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan
tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari
pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam
menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus
dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan
jenis barang yang dimaksud.

32
B. Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan

1. Tujuan pemeliharaan
a. Untuk mengoptimalkan usia pakai perlatan. Hal ini sangat
penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk
membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.
b. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk
mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil
yang optimal.
c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan
melalui pencekkan secara rutin dan teratur.
d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang
menggunakan alat tersebut.

2. Manfaat pemeliharaan
a. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang
berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu
yang singkat.
b. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi
kerusakan yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan
seminim mungkin.
c. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih
terkontrol sehingga menghindar kehilangan.
d. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat
dan dipandang,
e. Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang
baik.

33
C. Macam-macam Pekerjaaan Pemeliharaan

1. Perawatan terus menerus (teratur, rutin)


a. Pembersihan saluran drainase dari sampah dan kotoran
b. Pembersihan ruangan-ruangan dan halaman dari sampah
dan kotoran
c. Pembersihan terhadap kaca, jendela, kursi, meja, lemari, dan
lain-lain
d. Pembabatan rumput dan semak yang tidak teratur
e. Pembersihan dan penyiraman kamar mandi/wc untuk
menjaga kesehatan.

2. Perawatan berkala
a. Perbaikan atau pengecatan kusen-kusen, pintu, tembok dan
komponen bangunan lainnya yang sudah terlihat kusam
b. Perbaikan mebeler (lemari, kursi, meja, dan lain-lain)
c. Perbaikan genteng rusak/pecah yang menyebabkan
kebocoran
d. Pelapisan plesteran pada tembok yang retak atau terkelupas
e. Pembersihan dan pengeringan lantai, halaman atau selasar
yang terkena air hujan/air tergenang.

3. Perawatan darurat
a. Dilakukan terhadap kerusakan yang tidak terduga
sebelumnya dan berbahaya/merugikan apabila tidak
diantisipasi secepatnya
b. Perbaikan yang sifatnya sementara dan harus cepat selesai
supaya;
 Kerusakan tidak bertambah parah

34
 Proses pembelajarantidak terganggu
c. Dilaksanakan secara swakelola
d. Harus segera dilakukan perbaikan permanen.

35
4. Perawatan preventif
Perawatan preventif adalah perawatan yang dilakukan pada
selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin
dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya. Pada
dasarnya perawatan preventif merupakan cara perawatan sarana dan
prasarana yang dilakukan sebelum sarana dan prasarana tersebut
mengalami kerusakan Tujuannya adalah untuk mencegah atau
mengurangi kemungkinan sarana dan prasarana tidak bekerja dengan
normal dan membantu agar sarana dan prasarana dapat aktif sesuai
dengan fungsinya.
Pekerjaan yang tergolong perawatan preventif adalah melihat,
memeriksa, menyetel, mengkalibrasi, meminyaki, penggantian suku
cadang dan sebagainya. Adapun langkah-langkah dalam perwatan
preventif adalah:
a. Menyusun program perawatan preventif di sekolah
b. Membentuk tim pelaksana perawatan preventif sekolah yang
terdiri atas; Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala
Tata Usaha, BP3 atau Komite Sekolah
c. Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap
peralatan dan fasilitas sekolah
d. Menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja
perawatan pada masing-masing bagian sekolah
e. Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil
meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka
meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana dan
prasarana sekolah.

36
D. Bentuk-bentuk Upaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan

1. Berdasarkan kurun waktu


Upaya pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan:
a. Pemeliharaan sehari-hari
Pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap hari (setiap
akan/sesudah memakai). Pemeliharaan ini dilakukan oleh
pegawai yang menggunakan barang tersebut dan
bertanggung jawab atas barang itu, misalnya; pengemudi
mobil, pemegang mesin tik, mesin stensil dan sebagainya,
harus memelihara kebersihan dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan kecil.
b. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan ini dapat dilakukan secara berkala atau dalam
jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual),
misalnya 2 atau 3 bulan sekali dan sebagainya (seperti mesin
tulis) atau setelah jarak tempuh tertentu (kendaraan bermotor)
atau jam pakai tertentu (mesin statis). Upaya pemeliharaan ini
biasanya dilakukan sendiri oleh pemegangnya/penanggung
jawabnya atau memanggil ahli untuk melakukannya.

2. Berdasarkan umur penggunaan barang


Upaya pemeliharaan menurut umur penggunaan barang dapat
dilihat dari dua aspek:
a. Usia barang secara fisik
Setiap barang terutama barang elektronik atau mesin
mempunyai batas waktu tertentu dalam penggunaannya.
Untuk peralatan dan mesin kondisi usang itu sangat relatif,

37
oleh karena itu perlu disepakati batas-batasnya. Kalau
sebuah mesin kapasitasnya dikatakan 100 % pada waktu
baru, maka pada kondisi usang kapasitas total adalah 0 %.
b. Usia barang secara administratif
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari jarang ditemui
barang yang keadaannya secara fisik telah 0 %, sebab kalau
terjadi hal yang demikian jelas telah mengganggu kelancaran
kegiatan dalam organisasi. Oleh karena itu biasanya barang
dalam kondisi yang kapasitasnya lebih kurang 50 % sudah
diusulkan untuk dihapus, karena hanya mempersempit
ruangan saja dan biaya perawatannya juga akan lebih besar.
Misalnya pemakaian barang yang berwujud seperti kendaraan
dinas dengan jangka waktu selama 5 tahun.

3. Pemeliharaan dari segi penggunaan


Barang yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya sehingga
dapat mengurangi kerusakan pada barang tersebut. Misalnya,
penggunaan komputer yang digunakan untuk keperluan kantor, bukan
untuk yang lainnya.

4. Pemeliharaan menurut keadaan barang


Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan barang dilakukan
terhadap barang habis pakai dan barang tak habis pakai.
a. Pemeliharaan untuk barang yang habis pakai terutama
ditujukan pada saat penyimpanan sebelum barang tersebut
dipergunakan.
b. Pemeliharaan terhadap barang tahan lama seperti:
1) Mesin-mesin

38
Mesin-mesin memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan
pemeliharaan berkala. Pemeliharaan sehari-hari dilakukan
oleh pegawai yang diserahi tugas dan tanggung jawab
terhadap alat-alat tersebut. Misalnya untuk mesin-mesin
kantor selalu harus dibersihkan dari debu, disikat pada
bagian yang perlu disikat, menutup kembali setelah
dipergunakan. Untuk mesin pembangkit tenaga listrik
perlu diperiksa alat pelumas dan alat pendingin.
Pemeliharaan alat harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
2) Kendaraan
Untuk kendaraan bermotor diperlukan pemeliharaan
sehari-hari, berkala, dan perbaikan terhadap kerusakan
dengan cara:
- Membersihkan kendaraan
- Memeriksa air radiator
- Memeriksa minyak motor
- Membersihkan dan memeriksa air accu
- Jika terdapat kerusakan. melaporkan ke unit yang
mengurus kendaraan untuk mendapat perbaikan.
3) Alat-alat elektronika
Alat-alat elektronika memerlukan pemeliharaan sehari-
hari dan pemeliharaan berkala. Cara pemeliharaannya
sama dengan pemeliharaan mesin-mesin kantor. Untuk
beberapa peralatan tertentu cara pemeliharaannya
ditentukan oleh pabrik yang memproduksi.
4) Buku-buku
Pemeliharaan terhadap buku-buku dilakukan setiap hari
dan berkala. Pemeliharaan setiap hari dilakukan dengan

39
jalan membersihkan buku-buku tersebut secara berkala
dengan melakukan penyemprotan obat anti hama untuk
waktu-waktu tertentu.
5) Meubiler
Pemeliharaan mebiler pada garis besarnya hanya
memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan perbaikan jika
terjadi kerusakan.
6) Alat-alat laboratorium
Pemeliharaan terhadap alat-alat laboratorium memerlukan
pemeliharaan sehari-hari dan untuk sebagian memerlukan
pemeliharaan berkala. Khusus untuk alat-alat yang mudah
pecah harus diperhatikan mengenai penempatan alat-alat
tersebut dengan cara membuatkan kotak-kotak khusus.
Sebagian besar dari kewajiban pemeliharaan alat
laboratorium dilakukan oleh tenaga tehnis bukan tenaga
administratif.
7) Gedung-gedung
Gedung-gedung memerlukan pemeliharaan sehari-hari.
Untuk perbaikan berkala misalnya setiap tahun dilakukan
pengapuran dan perbaikan terhadap kerusakan.
Perbaikan terhadap kerusakan dapat berupa perbaikan
ringan yaitu terhadap kerusakan kecil-kecil dan perbaikan
berat misalnya rehabilitasi. Perbaikan sehari-hari,
pemeliharaan berkala dan perbaikan ringan dibebankan
pada anggaran rutin, sedang untuk rehabilitasi biayanya
pada anggaran pembangunan.
Pemeliharaan gedung sekolah menjadi tanggung jawab
kepala sekolah. Penjaga/pesuruh sekolah adalah orang

40
yang bertugas sehari-hari dalam memelihara kebersihan,
keamanan, dan berada dibawah pengamatan kepala
sekolah. Perlu disadari bahwa mencegah kerusakan lebih
muda dari memperbaiki kerusakan.
8) Pemeliharaan ruang kelas
- Setiap kelas dibentuk tim piket kelas yang secara
bergiliran bertugas menjaga kebersihan dan
ketertiban kelas
- Setiap tim piket kelas yang bertugas hendaknya
menyiapkan dan memelihara perlengkapan kelas.
9) Pemeliharaan tanah sekolah
Pemeliharaan terhadap tanah sekolah berupa
pemagaran/pemberian tanda batas dan pembersihan.
Pelaksanaan pemeliharaan tanah sekolah meliputi:
- Pagar sekolah
Pagar sekolah diusahakan dengan tinggi minimal 185
cm dibuat dari tembok bata atau besi atau kombinasi
keduanya, tidak membahayakan keselamatan siswa,
bukan tempat memanjat dan tempat melompat siswa.
- Taman sekolah
Taman sekolah direncanakan minimal sepertiga luas
tanah sekolah, bisa ditanami tanaman tahun atau
buah-buahan, tanaman bunga, rumput sehingga
dapat digunakan kawasan areal hijau sekolah.
- Tempat upacara
Lapangan tempat upacara sebaiknya dikeraskan
dengan semen/aspal agar pada waktu musim hujan

41
tidak becek dan pada musim panas tidak berdebu
yang dapat mengganggu kesehatan.
- Lapangan olah raga
Lapangan untuk senam, basket, bola volli, bulu
tangkis, perlu diperhatikan pemeliharaan dan
pengaturan pemakaiannya secara bergantian dan
sebaiknya dibuatkan jadwal pemakainnya.

E. Hal-hal yang Perlu diperhatikan Sehubungan dengan


Pemeliharaan/ Perawatan Persekolahan

1. Tenaga kerja/tenaga sukarela


a. Guru dan murid
b. Tenaga gotong royong/swadaya masyarakat
c. Pekerja harian lepas/musiman
d. Pekerja harian tetap, antara lain penjaga sekolah

2. Alat dan bahan


a. Alat, seperti lap untuk pembersih, sapu lantai dan sapu lidi,
peralatan kayu, ember, peralatan tembok/batu, kuas cat,
amplas, dan lain-lain.
b. Bahan, seperti batu bata, pasir, semen, air, cat, genteng,
paku, pelitur, seng, dan lain-lain.

3. Jenis atau spesifikasi barang, ada yang perlu


perawatan secara rutin ada juga yang hanya dilakukan secara
berkala.

42
BAB V
INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
PERSEKOLAHAN

A. Pengertian Inventarisasi Sarana dan Sarana Pendidikan

Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” (Latin = inventarium)


yang berarti daftar barang-barang, bahan dan sebagainya.
Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan
atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar
inventaris barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata
cara yang berlaku. Barang inventaris sekolah adalah semua barang
milik negara (yang dikuasai sekolah) baik yang diadakan/dibeli melalui
dana dari pemerintah, DPP maupun diperoleh sebagai pertukaran,
hadiah atau hibah serta hasil usaha pembuatan sendiri di sekolah
guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar.
Tiap sekolah wajib menyelenggarakan inventarisasi barang milik
negara yang dikuasai/diurus oleh sekolah masing-masing secara
teratur, tertib dan lengkap. Kepala sekolah melakukan dan
bertanggung jawab atas terlaksananya inventarisasi fisik dan
pengisian daftar inventaris barang milik negara yang ada di
sekolahnya.

B. Tujuan Inventarisasi Sarana dan Sarana Pendidikan

Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha


penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah. Secara
khusus, inventarisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:

43
1. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah.
2. Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan
maupun untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan
prasarana sekolah.
3. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan
suatu sekolah dalam bentuk materil yang dapat dinilai dengan
uang.
4. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah.

C. Manfaat Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi


yang lengkap, teratur dan berkelanjutan dapat memberikan manfaat,
yakni sebagai berikut:
1. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan
kebutuhan dan menyusun rencana kebutuhan barang.
2. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan
bahan/pedoman dalam pengarahan pengadaan barang.
3. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan
bahan/pedoman dalam penyaluran barang.
4. Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan
barang ( tua, rusak, lebih) sebagai dasar untuk menetapkan
penghapusannya.
5. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan
pengawasan dan pengendalian barang.

44
D. Pengadministrasian Barang Inventaris

Pelaksanaan kegiatan pengadministrasian barang inventaris


dilakukan dalam Buku Induk Barang Inventaris, Buku Golongan
Barang Inventaris, Buku Catatan Barang Non Inventaris, Daftar
Laporan Triwulan, Mutasi Barang Inventaris, Daftar Rekap Barang
Inventaris.
1. Buku Induk Barang Inventaris adalah buku tempat mencatat
semua barang inventaris milik negara dalam lingkungan
sekolah menurut urutan tanggal penerimaannya.
2. Buku Golongan Barang Inventaris adalah buku pembantu
tempat mencatat barang inventaris menurut golongan barang
yang telah ditentukan.
3. Buku Catatan Non Inventaris adalah buku tempat mencatat
semua barang habis pakai, seperti; kapur, pensil, penghapus
papan tulis, kertas ketik, tinta dan sejenisnya.
4. Daftar Laporan Triwulan Mutasi Barang Inventaris adalah
daftar tempat mencatat jumlah bertambah dan atau
berkurangnya barang inventaris sebagai akibat mutasi yang
terjadi dalam triwulan yang bersangkutan. Daftar ini tersusun
menurut jenis barang pada masing-masing golongan
inventaris.
5. Membuat Daftar Isian Inventaris, yaitu tempat-tempat
mencatat semua barang inventaris menurut golongan
barangnya.
6. Membuat Daftar Rekapitulasi Barang Inventaris, yaitu
merupakan daftar yang menunjukkan jumlah barang
inventaris menurut keadaan pada tanggal 1 April tahun yang
lalu, mutasi barang yang terjadi selama setahun tersebut, dan

45
keadaan barang inventaris pada tanggal 1 April tahun
anggaran berikutnya.
Untuk Daftar Isian Inventaris dan Daftar Rekapitulasinya, sekolah
wajib membuat dan mengisinya dalam rangkap 2 (dua) untuk
disampaikan 1 set (asli) kepada unit kerja yang membawahinya dan 1
set (tembusan) untuk arsip sendiri. Selanjutnya, contoh-contoh format
dari buku atau daftar yang disebutkan pada butir 1 s/d 6 di atas dapat
dilihat pada Permen 20 tahun 2007.

E. Klasifikasi dan Kode Barang Inventaris

Pada dasarnya maksud dan tujuan mengadakan penggolongan


barang ialah agar terdapat cara yang cukup mudah dan efisien untuk
mencatat dan sekaligus untuk mencari dan menemukan kembali
barang tertentu, baik secara fisik maupun melalui daftar catatan
ataupun di dalam ingatan orang. Sesuai dengan tujuan tersebut maka
bentuk lambang, sandi atau kode yang dipergunakan sebagai
pengganti nama atau uraian bagi tiap golongan, kelompok dan atau
jenis barang haruslah bersifat membantu/memudahkan penglihatan
dan ingatan orang dalam mendapatkan kembali barang yang
diinginkan.
Sandi atau kode yang dipergunakan melambangkan nama atau
uraian kelompok/jenis barang adalah berbentuk angka bilangan
(numerik) yang tersusun menurut pola tertentu, agar mudah diingat
dan dikenali, serta memberi petunjuk mengenai formulir nama yang
harus dipergunakan untuk tempat mencatat jenis barang tertentu. Di
samping itu pula, penyusunan angka nomor kode ini diusahakan agar
memungkinkan dilakukan pengembangan, terutama oleh mereka
yang secara langsung menangani pencatatan barang.

46
Untuk barang pada umumnya, nomor kode itu terdiri dari 7 (tujuh)
buah angka yang tersusun menjadi tiga dan empat angka, yang
dipisahkan oleh sebuah tanda titik. Angka pertama dari susunan tiga
di depan adalah untuk menyatakan jenis formulir yang digunakan.
Dua angka berikutnya yakni yang berada sebelum tanda titik,
merupakan sandi pokok untuk kelompok barang menurut ketentuan di
dalam masing-masing formulir. Sebagai contoh secara berturut-turut
disebutkan sebagai berikut:
110.0300 Tanah lapangan olah raga
110.0400 Tanah untuk jalan dan tempat parkir
110.0500 Tanah Pertanian
110.0600 Tanah Peternakan
110.0700 Tanah Perkebunan
110.0800 Tanah Kehutanan
110.0900 …………………
110.9900 Tanda untuk keperluan lain yang tersebut di atas.

Sebagaimana terlihat pada contoh-contoh sandi barang tak


bergerak tersebut di atas, sandi atau kode barang inventaris
Departemen Pendidikan Nasional seutuhnya terdiri dari angka
bilangan 1 sampai 99 (numerik). Baik untuk barang tak bergerak
maupun barang bergerak pada umumnya dipergunakan nomor kode
yang terbentuk dari tujuh buah angka bilangan seperti itu.
Ini berarti bahwa tiap kelompok dan sub kelompok menyediakan
angka 1 sampai dengan 99 sehingga masing-masing dapat
menyediakan 99 wadah untuk menampung spesifikasi yang
dipergunakan oleh kelompok atau sub kelompok yang bersangkutan.
Begitu pula halnya dengan kode barang, nomor ini menyediakan pula

47
wadah untuk spesifikasi jenis barang sebanyak 99 tempat. Sebagai
contoh cara penggunaan angka-angka untuk nomor kode barang
bergerak dapat dikemukakan sebagai berikut:
200.000 Sandi untuk kelompok barang-barang bergerak
210.000 Sandi untuk Alat-alat besar
220.000 Sandi untuk Peralatan Laboratorium, Peralatan Bengkel/
Workshop, Studio, Percetakan, Pabrik, dan Instalasi
Pembangkit Tenaga Listrik.
221.000 Sandi untuk kelompok “besar”: Peralatan Laboratorium.
222.000 Sandi untuk kelompok “besar”: Peralatan
Bengkel/Workshop.
224.0100Sandi untuk sub kelompok: Alat penyusun huruf/setting
(PHT), intertype, IBM, Kompugrafik.
224.0200Sandi untuk kelompok Alat acuan/mesin foto copy.
224.0300Sandi untuk sub kelompok Mesin Cetak.
224.0301Sandi untuk jenis barang mesin cetak Letter Press.
224.0302Sandi untuk mesin cetak Offset.
224.0303Sandi untuk mesin cetak Fotografi.

Contoh-contoh tersebut di atas dikemukakan hanya untuk


sekedar memberikan gambaran tentang azas dan tata kerja yang
telah dipergunakan dalam penyusunan klasifikasi dan kode barang
inventaris Departemen Pendidikan Nasional berdasarkan jenis-jenis
formulir inventarisasi yang telah ditentukan di dalam Buku Petunjuk
Pelaksanaan Inventaris Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
mutakhir.
Dalam prakteknya barang yang dilaporkan tidaklah sampai serinci
itu, tetapi mungkin hanya sampai pada penyebutan nama sub

48
kelompok barangnya saja, seperti misalnya mengenai peralatan
percetakan hanya disebutkan alat penyusun huruf, alat penyusun pola
cetak, mesin cetak, alat pelipat kertas, alat pemotong kertas dan
sebagainya. Jadi nomor kodenya hanya 224.0100, 224.0200,
224.0300, dan seterusnya. Tambahan dua buah angka 0 di belakang
disediakan, selain untuk spesifikasi lanjutan yang bersangkutan, pula
untuk keperluan persiapan komputerisasi pengolahan data di
kemudian hari.
Ada baiknya diberikan pula di sini contoh suatu spesifikasi barang
dari sub kelompok tertentu. Misalnya sub kelompok Alat
Pengangkutan:
250.0000 Sandi untuk kelompok alat pengangkutan
250.0300 Sandi untuk sub kelompok alat angkutan darat
bermotor
250.0301 Sandi untuk sepeda motor/scoter
250.0302 Sandi untuk bemo, helicak dan lain-lain yang beroda
tiga
250.0303 Jeep
250.0304 Sedan
250.0305 Station Wagon
250.0306 Bus, mini bus, suburband
250.0307 Pick up
250.0308 Truck
250.0309 Mobil Balap
250.0310 Kendaraan keliling untuk pemeriksaan kesehatan/klinik
250.0311 Mobil unit perpustakaan keliling
250.0312 Mobil unit percetakan
250.0313 Mobil pemadam kebakaran

49
250.0399 Kendaraan darat bermotor lainnya
250.0400 Kendaraan angkutan air
250.0401 Perahu motor out board
250.0402 Perahu bermotor in board
250.0403 Speed boat
250.0404 Perahu layar
250.0405 Perahu dayung
250.0499 Kendaraan angkutan airlainnya
250.0500 Kendaraan angkutan udara
250.0599 Kendaraan angkutan udara lainnya.

Catatan:
Bilamana jumlah jenis dari suatu sub kelompok barang dapat
dikelompok-kelompok secara mudah dalam sub kelompok tertentu
yang jumlahnya tidak lebih dari 9 (sembilan) sub-sub kelompok, maka
angka ketiga sesudah tanda titik ditetapkan menjadi nomor kode bagi
sub-sub kelompok barang tersebut Dalam hal ini angka keempat
sesudah tanda titik diperuntukkan bagi nomor kode spesifikasi
masing-masing barang dari/di dalam sub-sub kelompok yang
bersangkutan.

Contoh:
230.0900 Perhiasan ruangan
230.0910 Lambang Negara/Instansi/Organisasi
230.0920 Bendera/Vandel
230.0930 Piala
230.0940 Piagam/Plakat
230.0950 Lukisan berbingkai

50
230.0960 Peta dinding/Globe
230.0970 Barang-barang seni kerajinan
230.0980 ………………………………
230.0990 Perhiasan ruangan lainnya
230.0910 Lambang negara/Instansi/Organisasi
230.0911 Bhineka Tunggal Ika
230.0912 KORPRI
230.0913 Tut Wuri Handayani
230.0914 Dharma Wanita
230.0915 Lambang Sekolah/Perguruan Tinggi
230.0916 …………………………………
230.0917 …………………………………
230.0918 …………………………………
230.0919 Lambang lainnya.

F. Pelaporan Inventarisasi

1. Laporan triwulan mutasi barang inventaris


a. Tiap sekolah dan unit pelaksana teknis wajib membuat daftar
laporan triwulan mutasi barang inventaris rangkap 2 (dua),
untuk disampaikan 1 (satu) set (asli) kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota setempat dan 1 set untuk arsip
sendiri. Laporan tersebut harus sudah disampaikan paling
lambat 7 hari setelah berakhirnya triwulan tahun anggaran
berjalan.
b. Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat
rekapitulasi laporan triwulan yang berasal dari
sekolah/UPT/Dinas Pendidikan Kecamatan. Selanjutnya

51
Kantor Depdik Kabupaten/Kota sendiri menyampaikan
kepada Dinas Pendidikan Propinsi setempat u.p Kepala
Bagian Perlengkapan. Adapun mekanisme laporan triwulan
mutasi barang inventaris dapat dilihat pada bagan di bawah
ini.

Mekanisme Laporan Triwulan Mutasi Barang

DEPARTEMEN
KEUANGAN
60 hari

SETJEN DEPDIKNAS
Up. BAGIAN PERLENGKAPAN
30 hari

DINAS PENDIDIKAN PROPINSI


Up. BAGIAN PERLENGKAPAN
15 hari

DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN/KOTA
7 hari

SEKOLAH

2. Laporan tahunan inventaris


a. Tiap sekolah wajib mengisi Daftar Isian Inventaris dan Rekapitulasi
Barang Inventaris rangkap 2 (dua). Laporan Tahunan Inventaris
(yang membuat Daftar Isian Inventaris dan Rekapitulasi Barang
Inventaris) disampaikan 1 set (asli) kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.
b. Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota wajib mengisi Daftar Isian
Inventaris dan Dafta Rekapitulasi Laporan Tahunan Inventaris yang
berasal dari sekolah/UPT di lingkungannya. Laporan Tahunan

52
Inventaris tersebut disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan
Propinsi u.p Kepala Bagian Perlengkapan. Adapun mekanisme
laporan tahunan mutasi barang inventaris dapat dilihat pada bagan
di bawah ini.

Mekanisme Laporan Tahunan Mutasi Barang Inventaris

DEPARTEMEN
KEUANGAN
15 hari

SETJEN DEPDIKNAS DITJEN


Up. BAGIAN PERLENGKAPAN DIKDASME
30 hari

DINAS PENDIDIKAN PROPINSI


Up. BAGIAN PERLENGKAPAN
30 hari

DINAS PENDIDIKAN
KBUPATEN/KOTA
15 hari

SEKOLAH

53
BAB VI
PENGHAPUSAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
PERSEKOLAHAN

A. Pengertian Penghapusan Sarana dan Prasarana

Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan


pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang
berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara
lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses
kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana
dan prasarana dari daftar inventaris, kerena sarana dan prasarana
tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang
diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Penghapusan
sebagai salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan harus mempertimbangkan alasan-alasan
normatif tertentu dalam pelaksanaannya. Oleh karena muara berbagai
pertimbangan tersebut tidak lain adalah demi efektivitas dan efisiensi
kegiatan persekolahan.

B. Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana

Penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan


untuk:
1. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi
kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana
yang kondisinya semakin buruk, berlebihan atau rusak dan sudah
tidak dapat digunakan lagi.

54
2. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.
3. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-
barang yang tidak dipergunakan lagi.
4. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan
kerja.

C. Syarat-syarat Sarana dan Prasarana yang Dapat Dihapuskan

Ada beberapa alasan yang harus diperhatikan untuk dapat


menyingkirkan atau menghapus sarana dan prasarana. Beberapa
alasan tersebut yang dapat dipertimbangkan untuk menghapus
sesuatu sarana dan prasarana harus memenuhi sekurang-kurangnya
salah satu syarat di bawah ini.
1. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak
dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi.
2. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga
merupakan pemborosan.
3. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang
dengan besarnya biaya pemeliharaan.
4. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.
5. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya
barang kimia).
6. Barang yang berlebih jika disimpang lebih lama akan
bertambah rusak dan tak terpakai lagi.
7. Dicuri, terbakar, musnah sebagai akibat bencana alam.

D. Cara-cara dan Proses Penghapusan Sarana dan Prasarana

Dalam pelaksanaan penghapusan dikenal dua jenis, yaitu


penghapusan melalui lelang dan penghapusan melalui pemusnahan.

55
1. Penghapusan barang inventaris dengan lelang
Adalah menghapus dengan menjual barang-barang sekolah
melalui Kantor Lelang Negara. Prosesnya sebagai berikut:
a. Pembentukan Panitia Penjualan oleh Kepala Dinas
Pendidikan:
b. Melaksanakan sesuai prosedur lelang;
c. Mengikuti acara pelelangan;
d. Pembuatan “Risalah Lelang” oleh Kantor Lelang dengan
menyebutkan banyaknya nama barang, keadaan barang yang
dilelang;
e. Pembayaran uang lelang yang disetorkan ke Kas Negara
selambat-lambatnya 3 hari;
f. Biaya lelang dan lainnya dibebankan kepada pembeli;
g. Dengan perantaraan panitia lelang melaksanakan penjualan
melalui kantor lelang negara dan menyetorkan hasilnya ke
Kas Negara setempat.

2. Penghapusan barang inventaris dengan


pemusnahan
Penghapusan jenis ini adalah penghapusan barang inventaris
yang dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor pemusnahan
ditinjau dari segi uang. Oleh karena itu penghapusan dibuat dengan
perencanaan yang matang dan dibuat surat pemberitahuan kepada
atasan dengan menyebutkan barang-barang apa yang hendak
disingkirkan. Prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Pembentukan panitia penghapusan oleh Kepala Dinas
Pendidikan;

56
b. Sebelum barang dihapuskan perlu dilakukan pemilihan
barang yang dilakukan tiap tahun bersamaan dengan waktu
memperkirakan kebutuhan;
c. Panitia melakukan penelitian barang yang akan dihapus;
d. Panitia membuat berita acara;
e. Setelah mengadakan penelitian secukupnya barang-barang
yang diusulkan untuk dihapus sesuai Surat Keputusan dan
disaksikan oleh pejabat pemerintah setempat dan kepolisian,
pemusnahannya dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan
dengan cara dibakar, dikubur, dan sebagainya;
f. Menyampaikan berita acara ke atasan/Menteri sehingga
dikeluarkan keputusan penghapusan;
g. Kepala Sekolah selanjutnya menghapuskan barang tersebut
dari buku induk dan buku golongan inventaris dengan
menyebut No. dan tanggal SK penghapusannya.

E. Tata Cara Penghapusan Sarana dan prasarana

1. Penghapusan sarana dan prasarana yang rusak berat, tua dan


berlebih, prosesnya adalah sebagai berikut;.
h. Pengurus barang menyusun daftar barang yang akan
dihapus, yang berisi nomor urut, nomor kode barang, nama
barang, merk/tipe, tahun pembuatan, harga satuan dan
kondisi barang (rusak berat atau tua).
i. Kepala Sekolah mengusulkan penghapusan kepada Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat yang dilampiri
daftar barang.

57
j. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota meneruskan usul
tersebut kepada ka. Dinas Pendidikan c.q. Bagian
Perlengkapan.
k. Pembentukan panitia penghapusan oleh Kepala Dinas
Pendidikan.
l. Panitia meneliti barang-barang yang akan dihapus.
m. Panitia membuat Berita Acara Penelitian.
n. Kepala Dinas Pendidikan mengusulkan kepada Sekertaris
Jenderal Depdiknas c.q. Biro Perlengkapan.
o. Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Keputusan
Penghapusan dengan catatan dilelang atau dimusnahkan.
p. Kalau dilelang, Dinas Pendidikan membentuk Panitia
Pelelangan;
1) Panitia pelelangan meminta bantuan
Kantor Lelang Negara setempat untuk melelang barang
yang dihapus.
2) Penjualan melalui Kantor Lelang Negara
dan hasilnya disetorkan ke Ksa Negara setempat.
3) Pejabat Kantor Lelang Negara membuat
risalah lelang berikut bukti setoran hasil lelang kepada
Sesjen Depdiknas.
j. Bila barang itu dimusnahkan, Kepala Dinas Pendidikan
membentuk Panitia Pemusnahan.
k. Barang yang telah dihapus, dikeluarkan dari buku induk dan
buku golongan barang inventaris sekolah.

58
2. Penghapusan gedung kantor/sekolah yang rusak berat.
a. Kepala Sekolah mengusulkan penghapusan kepada Kepala
Dinas Pendidikan melalui Kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.
b. Pembentukan Panitia Penghapusan pada Dinas Pendidikan
setempat dengan menyertakan unsur pelaksana teknis dari
Dinas PU setempat.
c. Panitia meneliti gedung yang akan dihapuskan dan membuat
Berita Acara Penelitian.
d. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi mengusulkan
penghapusan gedung sekolah kepada Sekretaris Jenderal
Depdiknas c.q. Biro Perlengkapan.
e. Biro Perlengkapan mengadakan penelitian dan melaporkan
hasil penelitiannya kepada Sekretaris Jenderal.
f. Sekretaris Jenderal Depdiknas mengajukan permohonan izin
penghapusan kepada Menteri Keuangan.
g. Menteri Keuangan mengeluarkan izin tertulis penghapusan/
pembongkaran gedung sekolah.
h. Berdasarkan izin tertulis dari Menteri Keuangan, Menteri
pendidikan Nasional menerbitkan SK Penghapusan, dengan
catatan agar bangunan gedung tersebut dilelang atau
dimusnahkan.
i. Apabila bangunan gedung tersebut dilelang, Dinas
Pendidikan Propinsi membentuk Panitia Pelelangan;
1) Panitia Pelelangan meminta bantuan Kantor
Lelang Negara setempat untuk melelang bangunan
gedung yang akan dibongkar.

59
2) Kantor Lelang Negara melelang bangunan
gedung dan hasilnya disetorkan ke Kas Negara serta
membuat risalah lelang.
3) Kepala Dinas Pendidikan Propinsi
menyampaikan risalah lelang berikut bukti setoran hasil
lelang kepada Sekretaris Jenderal Depdiknas.
j. Jika bangunan gedung tersebut dimusnahkan, Dinas
Pendidikan Propinsi membentuk Panitia Pemusnahan
bangunan gedung dan membuat Berita Acara Pemusnahan.
k. Dinas Pendidikan Propinsi menyampaikan laporan
pemusnahan.

3. Penghapusan barang yang dicuri, hilang terbakar


a. Pengurus barang melaporkan kejadian-kejadian (kecurian,
kehilangan, atau kebakaran) kepada Kepala Sekolah.
b. Kepala Sekolah mengadakan penyidikan dan membuat Berita
Acara.
c. Kepala Sekolah melaporkan kejadian kepada pihak
Kepolisian setempat disertai pembuatan Berita Acara.
d. Kepala sekolah melaporkan kejadian kepada Dinas
Pendidikan Propinsi melalui Kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dilampiri Berita Acara dari pihak Kepolisian.
e. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi melaporkan kejadian
kepada Sekretaris Jenderal c.q. Biro Perlengkapan dengan
melampirkan Berita Acara Penyidikan dan Berita
Acara/Laporan Kepolisian.

60
f. Biro Perlengkapan meneliti laporan dan meneruskan kepada
BPK, Menteri Keuangan, dan Panitia Tuntutan Ganti Rugi
(PTGR).
g. Panitia Tuntutan Ganti Rugi meneliti masalah tersebut, kalau
terbukti kecurian atau kehilangan disebabkan atas kelalaian
petugas, maka setelah mendapat pertimbangan BPK, petugas
yang bersangkutan dikenakan tuntutan ganti rugi.
h. Surat Keputusan Ganti Rugi dikeluarkan oleh Menteri
Pendidikan Nasional setelah pembayaran cicilan lunas atas
persetujuan Menteri Keuangan.
i. Kemudian barang tersebut dihapuskan dari Buku Induk dan
Buku Golongan Barang Inventaris.

4. Penghapusan rumah dinas golongan III


a. Kepala Sekolah mengusulkan kepada Kepala Dinas
Pendidikan Propinsi melalui Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota untuk penetapan status rumah dinas
golongan III.
b. Dinas pendidikan Propinsi meneruskan usul tersebut kepada
Menteri Pendiudikan Nasional.
c. Menteri Pendidikan Nasional menerbitkan SK Penetapan
Status Golongan II.
d. Apabila rumah dinas tersebut sudah berumur 10 tahun,
Kepala Dinas Pendidikan Propinsi mengusulkan kepada
Sekretaris Jenderal meminta pengalihan rumah dinas
golongan II ke golongan III dengan dilampiri:
1) Gambar legger dan situasi rumah.
2) SK penetapan golongan II nya.

61
3) Keterangan atas tanah pekarangan rumah.
4) SK Otorisasi pembangunan rumah dinas.
5) Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
6) Surat Izin Penghunian (SIP) rumah.
e. Sekretaris Jenderal Depdiknas meneruskan usul tersebut ke
Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk dikeluarkan penetapan
golongan III.
f. Ditjen Cipta Karya menerbitkan Surat Penetapan golongan III.
g. Penghuni mengajukan permohonan pembelian rumah dinas
golongan III kepada Ditjen Cipta Karya Departemen PU.
h. Panitia penaksir harga menaksir harga rumah tersebut.
i. Diadakan kontrak jual beli antara penghuni rumah tersebut
dengan Departemen PU dengan cara cicilan selama 5 tahun.
j. Setelah lunas pembayaran seluruhnya dikeluarkan SK
Penjualan dan dibaliknamakan atas nama pembeli.
k. Penghapusan rumah dinas dari Buku Induk dan Buku
Golongan Barang Inventaris setelah diterbitkan SK
Penghapusan oleh Menteri Pendidikan Nasional.

5. Penghapusan sarana dan prasarana karena bencana alam


Tata caranya disamakan saja dengan penghapusan sarana dan
prasarana yang rusak atau tua, hanya yang perlu ditambahkan adalah
SK dari Pemda, yaitu serendah-rendahnya Bupati yang menyatakan
bahwa daerah tersebut telah terjadi bencana alam.

62
DAFTAR PUSTAKA

________.. Pedoman Administrasi Sekolah Dasar dan Menengah.


Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2003

________.. Pedoman Penghapusan Barang Inventaris. Jakarta :


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996

Abdullah, S.. Pengelolaan Fasilitas. Jakarta : Direktorat Jenderal


Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Menengah
Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional, 2004

Alwi, Hasan. dkk Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Jakarta:
Balai Pustaka, 2005.

Anon. Pedoman Pemeliharaan Sarana dan Prasarana. Jakarta :


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996

Arum, Wahyu Sri Ambar. Manajemen Sarana dan Prasarana


Pendidikan. Jakarta : CV. Multi Karya Mulia, 2007

Dwiantara, Lukas dan Rumsari Hadi Sumarto. Manajemen Logistik;


Pedoman Praktis Bagi Sekretaris dan Staf Administrasi.
Jakarta:PT. GramediaWidiasarana Indonesia, 2004.

Hanafi, Ivan. dkk. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah


Lanjutan Tingkat Pertama Untuk Pelatihan Kepala Sekolah.
Buku 7. Jakarta: Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama, 2001.

Hanafi, Ivan. dkk.. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah


Lanjutan Tingkat Pertama untuk Pelatihan Kepala Sekolah.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2001

Pedoman Pengelolaan Administrasi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.


Jakarta: Dirjen Dikdasmen, 1993

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar


Nasional Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan, 2006.

63
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algesindo, 2002.

64
LAMPIRAN 1

LEMBAR KERJA 1
Bahan Diskusi dan Simulasi

Lembar Kerja Simulasi dan Bahan Diskusi untuk Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Persekolahan

1. Permasalahan
Sebagai Kepala SD/MI, SMP/MTs yang baru, Anda menghadapi permasalahan tentang sarana dan
prasarana sekolah yang kondisinya sudah memprihatinkan, selain usianya sudah tua juga jumlahnya kurang
memadai baik untuk keperluan praktek dan proses pembelajaranmaupun untuk kegiatan intra dan
ekstrakurikuler. Pada hal di lingkungan sekolah Anda ada banyak stakeholder yang berminat untuk
bekerjasama dan membantu.
2. Tugas
Bagaimana usaha Anda menghadapi masalah tersebut? Untuk itu diskusikan dalam kelompok untuk
mencari cara penyelesainnya dengan jalan ada yang bertindak sebagai kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana, guru, dan stakeholder.
3. Rumuskan Tentang
 Pembuatan pemetaan rencana kebutuhan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan sekolah.

65
 Pembuatan skala prioritas kebutuhan sarana dan prasarana sekolah berdasarkan standar dalam
lampiran Permen 24 tahun 2007..

66
LAMPIRAN 2
Bahan Diskusi dan Simulasi dan Format

Lembar Kerja Simulasi dan Bahan Diskusi untuk Pengadaan Sarana dan Prasarana Persekolahan

1. Permasalahan
Di sekolah yang Anda pimpin, berdasarkan kesepakatan antara Pemerintah Daerah, Komite Sekolah, dan
Dinas Pendidikan akan dilakukan penambahan kelas baru disemua jenjang dan program. Untuk
kelancaran pelaksanaan proses pembelajarandengan adanya penambahan kelas baru tersebut maka
diperlukan berbagai peralatan sarana dan prasarana yang baru.

2. Tugas
Diskusikan pada masing-masing kelompok (tiap kelompok 5 – 10 orang) untuk menentukan langkah-
langkah pengadaan peralatan/barang yang diperlukan untuk menunjang KBM di kelas baru tersebut.

3. Rumuskan
Setelah berdiskusi ± 45 menit masing-masing kelompok menuliskan/ menempelkan di flip chart rumusan
langkah-langkah pengadaan peralatan/ barang yang telah disepakati dari hasil diskusi.

67
Identitas Sekolah
Nama dan Alamat Sekolah

BERITA ACARA PEMERIKSAAN BARANG


NO.

Pada hari ini …………………. Tanggal ……………………kami Panitia Pemeriksa Barang/alat-alat …………………….. yang ditunjuk
berdasarkan Keputusan ……………………………tanggal ………………………………
No. ………………………………………………… yang terdiri:
1. …………………………………………… Ketua merangkap anggota
2. ……………………………………...…Sekertaris merangkap anggota
3. ……………………………….………………………………...anggota
4. …………………………………………………………………anggota
5. .………………………………………………………………...anggata

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa setelah memeriksa dan meneliti barang-barang yang diserahkan oleh:
1. Nama : ……………………………………………….
2. Jabatan : ……………………………………………….
3. Alamat : ……………………………………………….
Yang dipesan oleh ……………………………………..berdasarkan surat Pesanan tanggal ………………………… No.
………………………………………berupa
1. ……………………………………………
2. ……………………………………………
3. ……………………………………………

Menurut pendapat kami:


…………………………………………………………………………………………
(Perincian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya rangkap …………….……
Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya rangkap ……… (……….)
***) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

68
………………………. 20 …….
Yang menyerahkan Panitia Pemeriksa
1. ………… (……………..)
2. ………… (……………..)
3. ………… (……………..)
_______________ 4. ………… (……………..)

Mengetahui *)
Kepala ……………….

______________________
NIP :

69
LAMPIRAN ACARA PEMERIKSAAN BARANG
Banyaknya Kondisi
Nama Uraian
No Satuan Rusa Keterangan
Barang (Spesifikasi) Seharusnya Kenyataan Baik
k
1 2 3 4 5 6 7 8 9

…………………………… 20 ……..
Yang menyerahkan Panitia Pemeriksa Barang
a. ……...…………………. (Ketua)
b. ......………………… (Sekretaris)
c. ……………………… (Anggota)
d. ……………………… (Anggota)
e. ……………………… (Anggota)

Mengetahui :
Kepala: ……………..

NIP
Identitas Sekolah

70
Nama dan Alamat Sekolah
BERITA ACARA PENERIMAAN/PENGELUARAN BARANG
No :

Pada hari ini: hari …………………. tanggal ……………. bertempat …………...


……………………………………………………………………………………….

Sesuai dengan surat : Pemberian dari ……………………………………


Permintaan
Tanggal : ………………………………….. No. ………………………………….
Telah terjadi penyerahan/pengeluaran barang antara:
1. Nama : ………………………………………….
2. Jabatan : ………………………………………….
3. Alamat : ………………………………………….
sebagai pihak yang menyerahkan
1. Nama : ………………………………………….
2. Jabtan : ………………………………………….
3. Alamat : ………………………………………….
sebagai pihak yang menerima

Barang-barang yang diserahterimakan ialah seperti daftar terlampir ………….…..


Setelah diperiksa yang diserahkan oleh pihak ke 3 ternyata terdapat/tidak terdapat
…………………………………………………………………………………………
………………………… 20 ……..
Yang menerima, Yang menyerahkan,

Saksi-saksi pihak ke-3


1. …………………….
2. …………………….

71
Identitas Sekolah
Nama dan Alamat Sekolah
BERITA ACARA PENYERAHAN BARANG
No :

Pada hari ini : hari : ……………………………. tanggal ………………………..


Bertempat di ……………………………………………………………………..
Sesuai dengan surat dari :
Tanggal : ………………………………. No. ……………………………………...
telah terjadi Penyerahan/Pengeluaran barang antara :
1. Nama : …………………………………
2. Jabatan : …………………………………
3. Alamat : …………………………………
sebagai pihak yang menyerahkan
1. Nama : …………………………………
2. Jabatan : …………………………………
3. Alamat : …………………………………
sebagai pihak yang menerima barang tersebut di bawah ini :
1. ……………………………........
2. …………………………………
3. …………………………………(lihat lampiran*)

Barang tersebut disampaikan kepada : ……………………………………………..

…………………. 20 ……..
Yang menerima Yang menyerahkan

NIP : NIP :
*) Bila tidak dapat dimuat disini buatlah lampiran

72
Identitas Sekolah
Nama dan Alamat Sekolah

BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG

Pada hari ini, …………………. Tanggal …………………. Telah dilaksanakan serah terima barang seperti tersebut di
bawah ini sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Barang tanggal …………………. No. ………………………………

No Nama Uraian Satuan Banyaknya Kondisi Keterangan


Barang (spesifikasi) Baik Rusak
1 2 3 4 5 6 7 8

…………………… 20 …….

Yang menerima Yang menyerahkan


Ketua Panitia Pemeriksa Barang Ketua Panitia Pemeriksa Barang

__________________________ ________________________
NIP NIP

73
LAMPIRAN 3

Bahan Diskusi dan Simulasi

Lembar Kerja Simulasi dan Bahan Diskusi untuk Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan

1.Permasalahan
Sebagai kepala sekolah, di sekolah Anda banyak menemukan peralatan yang kurang terurus sehingga pada waktu
akan dipergunakan keadaannya tidak siap pakai bahkan sudah rusak. Bagaimana usaha Anda sebagai kepala
sekolah menghadapi masalah tersebut?
1. Tugas
Diskusikan dalam kelompok untuk mencari cara-cara penyelesainnya agar peralatan tersebut selalu siap pakai.
2. Rumuskan
Setelah berdiskusi ± 45 menit masing-masing kelompok melaporkan dengan cara menuliskan atau menempelkan
rumusan hasil diskusinya tentang:
 Bentuk-bentuk kegiatan pemeliharaan yang perlu dilakukan.

74
LAMPIRAN 4
Contoh Format - Format Inventaris Barang
Identitas Sekolah
Nama dan Alamat Sekolah

BUKU INDUK BARANG INVENTARIS


No. Tanggal dan Kode Nama Keterangan Kuantitas Nama Tahun Asal Kelengkapan Keadaan Harga Keterangan
Urut Pembukuan Barang Barang Barang (merek, Satuan Pembuatan Barang Dokumen dan Barang
nomor, ukuran, Tanggal
dsb. Penyerahan/
Perolehan
Barang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

………………………… 20 …………
Kepala Sekolah …………………………

(…………………………….)
NIP.

75
Identitas Sekolah
Nama dan Alamat Sekolah

BUKU GOLONGAN BARANG INVENTARIS

Golongan Barang …………………………….


Angka Sandi Jenis Barang ………………………..

No. Nomor Urut Kode Nama Keterangan Kuantitas Nama Tahun Keadaan Harga Lokasi Keterangan
Urut Buku Induk Barang Barang Barang (merk, Satuan Pembuatan Barang
nomor, ukuran)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

………………………… 20 ……………
Kepala Sekolah …………………………

(…………………………….)
NIP.

76
Identitas Sekolah
Nama dan Alamat Sekolah
BUKU CATATAN BARANG NON INVENTARIS

No. Nama Kuantitas Keterangan No. Nama Tahun Asal Kelengkapan Keadaa Harga Keterangan
Urut Barang Barang Kartu Satua Pembuat Barang Dokumen dan n
(merk, Stock n an Tanggal Barang Satua Jumlah
nomor, Penyerahan/ n Harga
ukuran) Perolehan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

………………………… 20 ……………
Kepala Sekolah …………………………

(…………………………….)
NIP.

77
Identitas Sekolah
Nama dan Alamat Sekolah

DAFTAR BARANG INVENTARIS MILIK NEGARA


MENURUT KEADAAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 20…

Nama dan Alamat Unit Kerja/Proyek Daftar A. : TANAH/PERSIL


................................................................ Sandi Pokok : 110
………………………………………… Tanah untuk bangunan, lapangan
………………………………………… olah raga, tanah pertanian dsb)
Telepon No.

No. No. Kode Jenis Banyaknya Letak Tanah Luas Tahun dibeli/ Status Kelengkapan Kondisi Diperuntuk Harga Keterangan
Urut Barang Tanah Persil (nama jalan) (p x l) diperoleh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

………………………. 20 …..
Kepala, ………………………

(………………………………)
NIP.

78
LEMBAR KERJA 3
Bahan Diskusi dan Simulasi

Lembar Kerja Simulasi dan Bahan Diskusi untuk Inventarisasi Sarana


dan Prasarana Persekolahan

1. Permasalahan
Sebagai kepala sekolah, di sekolah Anda diminta untuk membuat
perencanaan pengadaan dan pemenuhan kebutuhan akan sarana dan
prasarana, akan tetapi anda banyak menemukan peralatan yang kurang
terurus dan tidak terinventarisasi dengan baik sehingga pada waktu akan
dipergunakan sebagai acuan analisa kebutuhan keadaannya hilang,
pindah tempat, tidak siap pakai bahkan sudah rusak, begitupula
diperlukan waktu yang lama untuk menemukannya. Bagaimana usaha
Anda sebagai kepala sekolah menghadapi masalah tersebut?
2. Tugas
Diskusikan dalam kelompok untuk mencari cara-cara penyelesainnya
agar peralatan tersebut selalu siap pakai.
3. Rumuskan
Setelah berdiskusi ± 45 menit masing-masing kelompok melaporkan
dengan cara menuliskan atau menempelkan rumusan hasil diskusinya
tentang:
 Bentuk-bentuk kegiatan inventarisasi yang perlu dilakukan.

79
LAMPIRAN 5
LEMBAR KERJA 4
Bahan Diskusi dan Simulasi
Lembar Kerja Simulasi untuk Penghapusan Sarana dan Prasarana
Persekolahan

1. Permasalahan
Peralatan/barang di sekolah Anda sudah cukup banyak yang usang dan
ketinggalan zaman, sehingga perlu adanya analisa biaya dan anlisa fungsi
serta kemanfaatan yang menyebabkan upaya pemeliharaan sudah tidak
seimbang dengan manfaat yang dapat diperoleh. Sebagai kepala sekolah
Anda bertanggung jawab terhadap pendayagunaan peralatan/barang
tersebut.

2. Tugas
Untuk mengatasi hal tersebut di atas lakukan diskusi kelompok ±45
menit dalam rangka merumuskan cara-cara penghapusan peralatan/barang.
3. Rumuskan
Setelah berdiskusi ±45 menit, masing-masing kelompok melaporkan
dengan cara menuliskan atau menempelkan rumusan hasil diskusinya pada
papan atau flip chart.

80
LAMPIRAN 5

PEDOMAN PRAKTIK LAPANGAN

1. Latar Belakang
Penguasaan dalam bidang manajemen sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan tidak cukup hanya diperoleh melalui pengalaman
teoritis dan pengarahan dalam diskusi, tetapi perlu pengalaman praktis di
lapangan. Penguasaan teoritis menjadi landasan bagi penguasaan praktis.
Penguasaan praktis akan membawa peserta ke dunia lapangan secara
langsung, sehingga saat menjadi kepala sekolah sudah mengetahui
permasalahan langsung dan gambaran pemecahan masalahnya..

2. Tujuan
Tujuan praktek lapangan ini adalah agar peserta memperoleh
pengalaman langsung dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan
di sekolah, mengidentifikasi permasalahan, dan mengajukan alternatif
pemecahan masalahannya.

3. Kegiatan
Adapun kegiatan yang diharapkan peserta lakukan dalam praktek
lapangan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan orientasi ke SD/MI, SMP/MTSyang ditentukan.
b. Mengobservasi dan mempelajari program-program kegiatan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
c. Mengadakan dialog dan diskusi dengan kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, guru tentang manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah.
d. Menyusun laporan praktek lapangan.
e. Mendiskusikan, meyajikan dalam diskusi kelas/ pleno
f. Menarik kesimpulan

4. Pembagian tugas dan tempat praktek lapangan serta instruktur


bimbingan teknis
Tempat praktek lapangan dan jumlah instruktur bimbingan teknis
mengikuti jumlah peserta bimbingan teknis. Diupayakan tiap sekolah tempat

81
praktek tidak lebih dari 3 orang agar semua peserta aktif dan dibimbing oleh
seorang instruktur bimbingan teknis. Tugas instruktur bimbingan teknis mulai
dari pengarahan kegiatan praktek lapangan, membantu membuat
rancangan kegiatan, membantu memecahkan masalah, sampai dengan
pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan.

5. Penentuan jadwal praktek lapangan


Praktek lapangan dilakukan setelah semua kompetensi dan materi
manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dikuasai oleh
peserta bimbingan teknis. Praktek dilakukan selama 3 jam tiap hari selama 3
hari, sehingga jumlah jam keseluruhan 9 jam.

6. Aspek-aspek dan kriteria penilaian


No ASPEK PENILAIAN SKOR (0-100) KETERANGAN
1 Partisipasi peserta ........................
2 Kerjasama dengan peserta lain ........................
3 Kesungguhan mengikuti kegiatan ........................
4 Kuantitas pengalaman lapangan ........................
5 Kualitas pengalaman lapangan ........................
6 Kemampuan merumuskan ........................
permasalahan
7 Kemampuan merumuskan ........................
alternatif pemecahan masalah

7. Lembar kerja praktek lapangan


No Komponen Uraian Hasil
1. Perencanaan Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan Persekolahan
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Persekolahan
3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Persekolahan
4. Inventarisasi Sarana dan Prasarana
Pendidikan Persekolahan
5. Penghapusan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Persekolahan
Kesimpulan:..........................................................................
Permasalahan (menurut
Saudara).........................................................................

82
Alternatif pemecahan masalah (menurut
Saudara)..............................................

83
LAMPIRAN 6
Lembar Evaluasi Proses Diklat
Nama : ………………………….
Asal Sekolah : ………………………….
a. Petunjuk:
Beri tanda silang (X) pada hanya satu kotak yang tersedia pada setiap
butir pernyataan di bawah ini, dimana SS = Sangat Setuju, S = Setuju, R
= Ragu-ragu, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju.
b. Jawaban Anda
dijamin kerahasiannya.
No. Butir Pernyataan ST S R TS STS
01. Keahlian dan pengetahuan di pelatihan ini sangat
perlu untuk dipelajari.
02. Fasilitas dan perlengkapan yang disiapkan sesuai
dengan kebutuhan.
03. Materi pelatihan sesuai dengan semua
pernyataan tujuan pelatihan.
04. Materi pelatihan yang disajikan mudah untuk
dipahami.
05. Saya memahami dengan jelas tujuan pelatihan.
06. Materi disampaikan dengan cara yang efektif.
07. Materi yang diterima selama pelatihan sangat
berguna.
08. Materi pelatihan disusn secara logis.
09. Tersedia cukup waktu untuk mempelajari materi
pelatihan.
10. Saya merasa instruktur/trainer mendorong saya
untuk belajar.
11. Saya merasa nyaman mengajukan pertanyaan
kepada instruktur.
12. Instruktur telah mempersiapkan diri dengan baik.
13. Instruktur sangat memahami materi yang
disampaikan.
14. Saya mendapatkan banyak pengalaman dari
pelatihan ini.
15. Pelatihan ini memang perlu diadakan untuk calon
kepala sekolah.
16. Apa yang saya pelajari di pelatihan ini sangat
bermanfaat bagi tugas saya.
17. Secara keseluruhan saya puas dengan kinerja
instruktur.
18. Secara keseluruhan saya puas dengan pelatihan
ini.
LAMPIRAN 7

84
Latihan Soal-soal untuk Materi Bab I
Petunjuk:
 Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D, pada
lembar jawaban yang telah disediakan.
 Waktu 45 menit.

Soal – Soal :
1. Perencanaan pada dasarnya memikirkan
dan menentukan hal-hal yang akan dilakukan pada masa:
A. sekarang C. lampau
B. datang D. sekarang dan kemudian.
2. Salah satu tujuan dari perencanaan
adalah
A. untuk mendapatkan keuntungan
sebanyak-banyaknya dari suatu kegiatan.
B. Untuk memenuhi syarat formalitas
pelaksanaan dari suatu kegiatan.
C. Sebagai bahan pertimbangan
kepada pimpinan tentang pelaksanaan suatu kegiatan.
D. Untuk meningkatkan efektifitas dan
efesiensi pelaksanaan suatu kegiatan.
3. Manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya
perencanaan dalam suatu kegiatan adalah
A. Membantu dalam menetapkan langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan.
B. Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk
melakukan pengawasan dan pengendalian dalamsuatu
kegiatan.
C. Menghilangkan ketidakpastian dari kegiatan yang akan
dilakukan.
D. Semuanya benar.
4. Selain Kepala Sekolah, guru, Kepala Tata Usaha dan
Bendahara, maka Unsur-unsur lain yang perlu dilibatkan dalam
85
perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan
ialah
A. Pemerintah C. Siswa
B. Komite Sekolah D. Pengusaha
5. Salah satu syarat yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan adalah unsur realistis, yang berarti …….
A. Rencana tersebut bersifat luwes atau fleksibel.
B. Rencana tersebut telah disepakati oleh unsur-unsur
yang terlibat.
C. Rencana tersebut dapat dilaksanakan
D. Telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
6. Perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan dilakukan dengan melalui suatu
prosedur, adapun prosedur/langkah yang pertama adalah …….
A. Mengadakan seleksi
B. Merencanakan anggaran
C. Pemecahan permasalahan
D. Identifikasi dan menganalisis kebutuhan sekolah.
7. Di bawah ini adalah hal yang berhubungan dengan perencanaan
prasarana pendidikan persekolahan, yaitu …….
A. Perabot
B. Buku
C. Alat-alat tulis
D. Lahan/tanah.
8. Di bawah ini adalah hal-hal yang
berhubungan dengan perencanaan sarana pendidikan
persekolahan, yaitu …….
A. Alat-alat tulis
B. Ruangan
C. Lahan/tanah
D. Instalasi daya dan jasa.
9. Permasalahan yang sering dihadapi dalam perencanaan sarana
dan prasarana pendidikan persekolahan adalah ……..
86
A. Terbatasnya dana yang tersedia
B. Penggunaan sarana yang efisien
C. Terjadinya pemborosan dana yang tidak perlu
D. Pembelian barang dengan tepat guna.
10. Perencanaan merupakan rincian fungsi perencanaan yang
mempertimbangkan faktor kebutuhan yang harus dipenuhi.
Dalam menentukan kebutuhan maka diperlukan beberapa data
dasar, di antaranya adalah …….
A. Jumlah
B. Distribusi
C. Rekondisi
D. Semua jawaban di atas benar.

87
LAMPIRAN 8
Latihan Soal-soal untuk Materi Bab II

Petunjuk:
 Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D, pada
lembar jawaban yang telah disediakan.
 Waktu 45 menit.

Soal – Soal :
1. Di bawah ini dikemukakan cara-
cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan,
kecuali ……….
A. Membeli
B. Meminjam
C. Membuat sendiri
D. Menyita.
2. Untuk pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan yang sifatnya sementara
sebaiknya dilakukan dengan cara …….
A. Membeli
B. Penukaran
C. Menyewa
D. Membuat sendiri.
3. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan melalui
beberapa prosedur, adapun prosedur/langkah yang pertama
adalah …….
A. Mengadakan seleksi
B. Menganalisis kebutuhan
C. Merencanakan anggaran
D. Membuat proposal.
4. Berdasarkan jenisnya maka pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan meliputi:
A. Pengadaan tanah
88
B. Pengadaan bangunan
C. Pengadaan perabot
D. Semua jawaban di atas benar.
5. Tata cara penukaran tanah dari
suatu pihak atas dasar hak pakai harus disertai:
A. Izin dari menteri keuangan
B. Surat keputusan dari pemerintah
C. Izin dari pengurus penukaran tanah
D. Dokumen serah terima dari pihak yang memberikan hak pakai.
6. Pengadaan perabot dengan
membuat sendiri biasanya dilakukan bagi sekolah dalam rangka
praktek, dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan, yaitu
…….
A. Biaya yang tersedia
B. Tenaga ahli yang diperlukan
C. Peralatan yang dibutuhkan
D. Semua jawaban di atas benar
7. Persyaratan antropometri,
estetis, ekonomis, dan ergonomis, adalah merupakan persyaratan
dalam pengadaan …….
A. Media
B. Alat peraga
C. Perabot sekolah
D. Alat pelajaran
8. Pengadaan buku dengan
cara menerbitkan sendiri jarang dilakukan oleh suatu sekolah
karena …….
A. Membutuhkan waktu yang lama
B. Membutuhkan dana yang sangat besar
C. Memerlukan alat-alat yang canggih
D. Harus ada izin dari Depdiknas.

89
LAMPIRAN 9
Latihan Soal-soal untuk Materi Bab III

Petunjuk:
 Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D, pada
lembar jawaban yang telah disediakan.
 Waktu 45 menit.

Soal – Soal :
1. Di bawah ini dikemukakan tujuan pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan, kecuali ………
A. Untuk memperpanjang usia kegunaan
suatu barang
B. Akan lebih terkontrol sehingga
menghindari kehilangan
C. Untuk menjamin kesiapan operasional
suatu peralatan
D. Untuk menjamin keselamatan bagi orang
yang menggunakan alat tersebut.
2. Bila barang dipelihara tetapi tidak terencana dan mengabaikan
pencegahan, termasuk jenis pemeliharaan ……..
A. Korektif
B. Darurat
C. Preventif
D. Berkala.
3. Ditinjau dari ukuran waktu, maka pemeliharaan dapat
dibagi dalam 2 bagian yaitu
A. Pemeliharaan rutin
B. Pemeliharaan sehari-hari
C. Pemeliharaan berkala
D. Jawaban B dan C benar.
4. Usia atau umur penggunaan barang pada suatu sekolah
atau instansi dapat dilihat dari 2 aspek, antara lain ……..
90
A. Usia barang secara fisik
B. Usia barang secara kondusif
C. Usia barang secara reduksi
D. Usia barang secara waktu.
5. Perawatan yang dilakukan sebelum sarana dan prasarana
mengalami kerusakan disebut …….
A. Perawatan rutin
B. Perawatan preventif
C. Perawatan berkala
D. Perawatan kuratif.
6. Di bawah ini dikemukakan beberapa pekerjaan
pemeliharaan yang tergolong preventif, kecuali …….
A. Mengecek
B. Menyetel
C. Meminyaki
D. Memperbaiki

91
LAMPIRAN 10
Latihan Soal-soal untuk Materi Bab IV

Petunjuk:
 Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D, pada
lembar jawaban yang telah disediakan.
 Waktu 45 menit.

Soal – Soal :
1. Kegiatan pencatatan atau pendaftaran barang-barang
yang dimiliki oleh suatu sekolah secara tertib dan teratur menurut
ketentuan dan tata cara yang berlaku disebut ………
A. Regestrasi
B. Sensus
C. Administrasi
D. Inventarisasi.
2. Di bawah ini adalah tujuan-tujuan diadakannya
inventarisasi sarana dan prasarana pada suatu sekolah. kecuali
…….
A. Untuk menciptakan tertib administrasi
sarana dan prasarana di suatu sekolah
B. Memberikan data atau informasi dalam
rangka pengawasan dan pengedalian sarana dan prasarana.
C. Sebagai bahan atau pedoman dalam
menghitung kekayaan materil yang dimiliki oleh suatu sekolah.
D. Untuk memudahkan pengawasan dan
pengedalian sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.
3. Buku tempat mencatat semua barang inventaris yang
dimiliki oleh sekolah berdasarkan urutan tanggal penerimaannya,
adalah …….
A. Buku Induk Inventaris
B. Buku Golongan Inventaris
C. Buku Catatan Non Inventaris
92
D. Daftar Isian Inventaris.
4. Buku yang berfungsi sebagai pembantu tempat
mencatat barang menurut golongan barang yang telah ditentukan,
adalah ……
A. Buku Induk Inventaris
B. Buku Golongan Inventaris
C. Buku Catatan Non Inventaris
D. Daftar Isian Inventaris
5. Barang yang habis pakai biasanya dicatat dalam
suatu buku inventaris yang disebut
A. Daftar Isian Inventaris
B. Kartu Inventaris
C. Buku Catatan Non Inventaris
D. Buku Golongan Inventaris.
6. Pelaporan inventarisaai dilakukan setiap …….
A. Triwulan
B. Enam bulan
C. Tahun
D. Jawaban A dan C benar.
7. Daftar yang menunjukkan keadaan barang
inventaris berdasarkan satu tahun anggaran yang lalu disebut
…….
A. Daftar Isian Inventaris
B. Kartu Inventaris Barang
C. Daftar Rekapitulasi Barang Inventaris
D. Daftar Mutasi Barang Inventaris.
8. Tujuan dilakukannya pengklasifikasian dan
pengkodean barang inventaris adalah
A. Mempermudah dalam pencatatan barang
B. Mempermudah dalam mencari dan menemukan barang
C. Mempermudah dalam melakukan pemeliharaan barang
D. Jawaban A dan B benar.

93
9. Sandi atau kode yang dipergunakan
dalam melambangkan nama atau uraian suatu kelompok/jenis
barang biasanya berbentuk …….
A. Angka
B. Huruf
C. Angka dan huruf
D. Jawaban A, B, dan C benar.
10. Yang bertanggung jawab atas pelaksanaan inventarisasi di suatu
sekolah adalah …….
A. Kepala Sekolah
B. Guru
C. Kepala Bagian Tata Usaha
D. Tenaga Administrasi

94
LAMPIRAN 11
Latihan Soal-soal untuk Materi Bab V

Petunjuk:
 Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D, pada
lembar jawaban yang telah disediakan.
 Waktu 45 menit.

Soal – Soal :
1. Penghapusan adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk
…….
A. Menerima
B. Menyimpan
C. Mengembalikan
D. Mengeluarkan/menghilangkan.
2. Penghapusan sebagai salah satu fungsi dari manajemen
sarana dan prasarana pendidikan mempunyai arti …….
A. Mencegah kerugian pemborosan biaya untuk keperluan
pemeliharaan.
B. Meringankan beban kerja dan tanggung jawab
pelaksanaan inventaris.
C. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang yang
tidak berguna.
D. Jawaban A, B, dan C semua benar.
3. Menghapus dengan menjual sarana dan
prasarana melalui Kantor Lelang Negara, prosesnya sebagai
berikut kecuali …….
A. Pembentukan Panitia Penjualan oleh Kepala Sekolah
B. Melaksanakan sesuai prosedur lelang
C. Mengikuti cara pelelangan secara kelompok
D. Pembuatan Risalah Lelang oleh Kantor Lelang dengan
menyebutkan nama, banyaknya, dan keadaan barang yang
dilelang.
95
4. Barang dalam keadaan rusak berat sehingga
tidak dapat diperbaiki atau digunakan lagi merupakan …….
A. Syarat barang
B. Syarat inventaris
C. Syarat penghapusan
D. Syarat pemeliharaan.
5. Barang inventaris yang dapat dipertimbangkan
untuk dihapus, jika sekurang-kurangnya telah memenuhi ……..
A. Salah satu syarat penghapusan
B. Semua syarat penghapusan
C. Beberapa syarat penghapusan
D. Persetujuan dari Kepala Sekolah.
6. Pelaksanaan penghapusan barang
inventaris biasanya dilakukan melalui dua cara sebagai berikut:
A. Melelang dan Menukar
B. Dipindahkan dan Dihibahkan
C. Melelang dan Memusnahkan
D. Dihibahkan dan Dimanfaatkan kembali.
7. Cara penghapusan sarana dan prasarana
yang sudah tidak memungkinkan untuk dimanfaatkan atau dipakai
adalah …….
A. Pelelangan
B. Pemusnahaan
C. Dihibahkan
D. Dipindahkan.
8. Dibawah ini adalah prosedur-prosedur
yang harus ditempuh apabila akan dilakukan penghapusan barang
yang hilang karena dicuri/dirampok atau diselewengkan adalah,
kecuali …….
A. Ada Berita Acara Penyelidikan dari Kepolisian
B. Ada laporan Kepala Sekolah tentang kejadian ke Dinas
Pendidikan
C. Ada keputusan hukum yang tetap dari pengadilan
D. Ada keputusan ganti rugi dari Mendiknas.
96
97

Anda mungkin juga menyukai