ANTIRETROVIRAL

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

ANTIRETROVIRAL

1. Defnisi

Pengobatan antiretroviral dimaksudkan untuk mengurangi jumlah virus di


dalam tubuh. Biasanya obat antiretroviral dipakai dalam dua atau tiga kombinasi
untuk mencegah resistensi.
Antiretroviral terdiri dari kombinasi golongan Nukleoside Reverse
Transcriptase Inhibitor (NRTI), Non-Nukleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
(NNRTI) dan Protease Inhibitor (PI).
Terapi antiretroviral (ART) berarti mengobati infeksi HIV dengan beberapa
obat. Karena HIV adalah retrovirus, obat ini biasa disebut sebagai obat
antiretroviral (ARV). ARV tidak membunuh virus itu. Namun, ART dapat
memperlambat pertumbuhan virus. Waktu pertumbuhan virus dilambatkan, begitu
juga penyakit HIV.

2. Jenis obat antiretroviral


Setiap jenis atau ‘golongan’ ARV menyerang HIV dengan cara berbeda. ada
lima golongan pada obat ini :
Golongan obat anti-HIV pertama adalah nucleoside reverse transcriptase
inhibitor atau NRTI, juga disebut analog nukleosida. Obat golongan ini
menghambat langkah keempat di atas, yaitu bahan genetik HIV dipakai untuk
membuat DNA dari RNA. Obat dalam golongan ini yang disetujui di AS dan
masih dibuat adalah:
 3TC (lamivudine)
 Abacavir (ABC)
 AZT (ZDV, zidovudine)
 d4T (stavudine)
 ddI (didanosine)
 Emtricitabine (FTC)
 Tenofovir (TDF; analog nukleotida)
Golongan obat lain menghambat langkah yang sama dalam siklus hidup HIV,
tetapi dengan cara lain. Obat ini disebut non-nucleoside reverse transcriptase
inhibitor atau NNRTI. Empat NNRTI :
 Delavirdine (DLV)
 Efavirenz (EFV)
 Etravirine (ETV)
 Nevirapine (NVP)
Golongan ketiga ARV adalah protease inhibitor (PI). Obat golongan ini
menghambat langkah kesepuluh, yaitu virus baru dipotong menjadi potongan
khusus. Sembilan PI :
 Atazanavir (ATV)
 Darunavir (DRV)
 Fosamprenavir (FPV)
 Indinavir (IDV)
 Lopinavir (LPV)
 Nelfinavir (NFV)
 Ritonavir (RTV)
 Saquinavir (SQV)
 Tipranavir (TPV)
Golongan ARV keempat adalah entry inhibitor. Obat golongan ini mencegah
pemasukan HIV ke dalam sel dengan menghambat langkah kedua dari siklus
hidupnya. Dua obat golongan ini adalah :
 Enfuvirtide (T-20)
 Maraviroc (MVC)
Golongan ARV terbaru adalah integrase inhibitor (INI). Obat golongan ini
mencegah pemaduan kode genetik HIV dengan kode genetik sel dengan
menghambat langkah kelima dari siklus hidupnya. Obat INI pertama adalah:
 Raltegravir (RGV)
3. Cara kerja obat antiretroviral
Dalam suatu sel yang terinfeksi, HIV mereplikasi diri, yang kemudian dapat
menginfeksi sel-sel lain dalam tubuh yang masih sehat. Semakin banyak sel yang
diinfeksi HIV, semakin besar dampak yang ditimbulkannya terhadap kekebalan
tubuh (immunodeficiency). Obat-obatan antiretroviral memperlambat replikasi
sel-sel, yang berarti memperlambat penyebaran virus dalam tubuh, dengan
mengganggu proses replikasi dengan berbagai cara.
 Penghambat Nucleoside Reverse Transcriptase (NRTI)
HIV memerlukan enzim yang disebut reverse transcriptase untuk mereplikasi
diri. Jenis obat-obatan ini memperlambat kerja reverse transcriptase dengan cara
mencegah proses pengembangbiakkan materi genetik virus tersebut.
 Penghambat Non-Nucleoside Reverse Transcriptase (NNRTI)
Jenis obat-obatan ini juga mengacaukan replikasi HIV dengan mengikat
enzim reverse transcriptase itu sendiri. Hal ini mencegah agar enzim ini tidak
bekerja dan menghentikan produksi partikel virus baru dalam sel-sel yang
terinfeksi.
 Penghambat Protease (PI)
Protease merupakan enzim pencernaan yang diperlukan dalam replikasi HIV
untuk membentuk partikel-partikel virus baru. Protease memecah belah protein
dan enzim dalam sel-sel yang terinfeksi, yang kemudian dapat menginfeksi sel
yang lain. Penghambat protease mencegah pemecah-belahan protein dan
karenanya memperlambat produksi partikel virus baru.

4. Efek samping
Efek samping yang sering dijumpai adalah anemia karena pemakaian AZT,
gangguan saraf pusat karena penggunaan Efapirenz (EFZ), merusak hati, diare,
dan kemerahan pada kulit karena pemakaian Nevirapine (NVP). Efek lain yaitu
gangguan per- tukaran zat yang meliputi pembentukan dan penguraian zat organik
dalam tubuh (metabolisme) yang disebabkan oleh PI. Kemungkinan lainnya, yaitu
rusaknya janin karena pemakaian EFZ.
5. Peran perawat
peran perawat dalam advokasi AIDS lebih akan berdampak
ganda(mengurangi resiko infeksi nosokomial AIDS dan meningkatkan peran
dalam preventif, promoti dan rehabilitatif) dalam penanggualangan AIDS/HIV,
misalnya dengan jalan :
1. Membuat LSM atau lembaga penelitian AIDS/HIV
2. Advokasi KIE (komunikasi-informasi dan edukasi) lewat
website/internet
3. Mengadakan pelatihan/seminar public
4. Menjaring tokoh perawat Indonesia dalam penanggulangan AIDS/HIV
agar
5. masyarakat lebih mengenal keperawatan lebih maju dan modern
6. Mengoptimalkan pemanfaatan dana hibah/grant lewat bidang
keperawatan AIDS/HIV
7. Membuat SOP Askep AIDS/HIV

Anda mungkin juga menyukai