Kti Wardiyanto PDF
Kti Wardiyanto PDF
Kti Wardiyanto PDF
DISUSUN OLEH :
WARDIYANTO KOELIMBU
NIM : PO 0220216051
i
ii
POLTEKKES KESEHATAN KEMENTERIAN PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
DIII KEPERAWATAN POSO
ABSTRAK
latar belakang berdasarkan data (WHO) World Health Organization 2016, melaporkan
bahwa angka kejadian Rhemathoid Arthritis mencapai 20% dari penduduk dunia. Tujuan
Penulisan untuk melakukan Asuhan Keperawatan Komprehensif pada lansia dengan
penerapan latihan keseimbangan untuk mencegah resiko jatuh pada lansia dengan rematik
pada Asuhan keperawatan lansia. Metode Penelitian menggunakan jenis penelitian
dengan pendekatan studi kasus untuk mengeksplorasi penerapan latihan keseimbangan.
Hasil Penelitian penerapan latihan keseimbangan pada Tn.K untuk mencegah resiko
jatuh dengan 2 kali penerapan pada pagi hari dan sore hari selama 1 minggu dalam waktu
kurang lebih 5-10 menit dapat mencegah resiko jatuh untuk penyembuhan peradangan
pada sendi dan meminimalisir keseimbangan.Kesimpulan dalam kasus ini bahwa
terdapat kesenjangan antara teori tentang latihan keseimbangan dengan kasus resiko
jatuh.Saran Klien di harapkan dapat memahami informasi tentang terapi latihan
keseimbangan untuk penderita Rhemathoid Arthritis sehingga dapat mengurangi angka
jatuh yang di alami dengan penerapan non-farmakologi (latihan keseimbangan) sehingga
klien tidak hanya ketergantungan pada obat-obatan farmakologi dalam mecegah jatuh
tersebut.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat yang
Dengan Kasus Rheumatoid Artritis” ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Karya tulis ilmiah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepadaKedua orang tua dan
keluarga saya yang telah membesarkan dan mendidik saya sehingga menjadi
seperti sekarang. Selalu mendukung dan memberikan nasihat agar saya selalu
Palu.
iv
6. Sahabat-sahabat saya Hidayat, Moh Rifaldi, Moh Fadel, Moh Rizky Pratama,
Riky Pratama, Farhan Syafi’i, Steven Lapandio, Syah Rizal Fahmi, Dewi Ayu
kemampuan yang dimiliki penulis maka karya tulis ilmia ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penelitian.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vii
5. Pencegahan............................................................................................ 25
6. Pengukuran Resiko Jatuh .................................................................... 26
C. Tinjauan Latihan Keseimbangan ............................................................ 30
1. Definisi Latihan Keseimbangan .......................................................... 30
2. Manfaat Latihan Keseimbangan......................................................... 31
3. Otot-otot yang dipengaruhi latihan Keseimbangan .......................... 31
4. Pelaksanaan Latihan Keseimbangan .................................................. 32
D. Tinjauan Tentang Asuhan Keperawatan Grontik pada kasus
rheumathoid artritis. ................................................................................ 36
2 Diagnosa Keperawatan ........................................................................ 42
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 45
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 45
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 45
C. Subjek Studi Keperawatan....................................................................... 45
D. Fokus Studi ................................................................................................ 45
E. Definisi Operasional .................................................................................. 45
1. Asuhan keperawatan rhemathoid arthritis ......................................... 46
2. Rhemathoid arthritis ............................................................................ 46
3. Latihan keseimbangan ......................................................................... 46
4. Resiko jatuh .......................................................................................... 46
F. Etika penelitian.......................................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 49
B. Pembahasan ............................................................................................... 69
BAB V KESIMPULAN....................................................................................... 74
A. Kesimpulan ................................................................................................ 74
B. Saran........................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara alamiah yang dimulai sejak manusia lahir sampai tua. Pada usia lansia
syaraf dan jaringan lain. Pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai
Dari aspek perubahan kondisi fisik pada lansia diantaranya adalah menurunnya
dunia. Dimana5-10% adalah mereka yang berusia 30-50 tahun dan 20% adalah
Riskesdestahun 2016, prevalensi penyakit sendi pada usia 55-64 tahun adalah
45,0% usia 65-74 tahun adalah 51,9% usia kurang lebih 75 tahun adalah
penyakit sendi adalah 26,7% (Riskesdas, 2016). Pada tahun 2017 di Kabupaten
Mapane Kecamatan Poso Pesisir dengan jumlah sebanyak 422 penderita (Dinas
1
2
Mapane,2018).
sebagai suatu keadaan yang sebenarnya terdiri atas lebih dari 100 tipe kelainan
yang berbeda. Penyakit ini dapat mengenai otot-otot skelet, ligamen, tendon,
dan persendian pada laki-laki maupun wanita dengan segala usia. Sebagian
aktivitas dan mengabitkan lansia tersebut akan mengalami jatuh. Jatuh adalah
suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melibatkan
seseorang mendadak terbaring atau terduduk dilantai atau tempat yang lebih
rendah tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Jatuh sering terjadi atau dialami
Salah satu latihan fisik baik dan benar adalah latihan keseimbangan
hip flexi, hip extensi, knee flexi, side leg raise, cawthorne’s head exercise (eye
diterapkan pada lansia dengan resiko jatuh, dan dari uraian diatas maka penulis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
keperawatan gerontik
D. Manfaat Penulisan
1. Puskesmas Mapane
resiko jatuh.
2. Institusi pendidikan
3. Penulis
resiko jatuh pada lansia dengan rematik pada asuhan keperawatan gerontik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
dalam Aspiani,2014).
2. Etiologi
a. Genetik
6
7
asli Amerika dengan gen polimorfik HLA-DR9 memiliki 3,5 lebih besar
b. Infeksi
asumsikan kerena pengaruh dari hormon namun data ini masih dalam
sekitar 50 tahun.
d. Obesitas
atas rata- rata dimana kategori BMI pada perempuan Asia menurut jurnal
e. Lingkungan
nafas.
atas, tapi bisa juga menjangkiti orang pada usia berapa pun.
wanita.
arthritis.
9
tahun.
4. Manifestasi Klinik
pagi hari (morning stiffnes) dan nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri
ketergantungan.
Rhemathoid Arthritis:
setelah aktivitas dan hilang setelah istirahat serta tidak timbul pada pagi
10
bertambah berat pada pagi hari saat bangun tidur dan di sertai kaku
sendi atau nyeri yang hebat pada awal gerak dan kekurangan setelah
melakukan aktivitas.
d. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat generlisata
e. Artritis erosive merupakan ciri khas dari penyakit ini pada gambaran
tepi tulang,
sering dari deformitas ini adalah bursa elakronan (sendi siku) atau di
5. Patofisiologi
tulang rawan dan menimbulkan erosi pada tulang. Sehinga akibatnya adalah
otot akun ikut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan
(Smeltzer&Bare,2002).
12
Pathway
Hambatan Mobilitas
Reaksi faktor dengan Fisik
Kekakuan sendi
antibodi, faktor metabolik,
infeksi dengan Reaksi peradangan Nyeri
kecenderungan virus
pannus
Synovial menebal Kurangnya informasi
tentang proses penyakit
nodul Infiltrasi dalam
os subcondria Defisiensi Pengetahuan
Deformitas sendi
Hambatan nutrisi pada
kartilago artikularis Kartilago nekrosis
Gangguan body image
Keterbatasan
pergerakan sendi Kekuatan sendi Ankilosis tulang
Defisit Hambatan
Perawatan Diri Mobilitas Fisik
13
a. Sistem respiratori
b. Sistem Kardiovaskuler
yang dijumpai gejala perikarditis berupa nyeri dada atau gangguan faal
c. Sistem Gastrointestinal
Arthritis.
d. Sistem Persyarafan
lesi neuropatik.
14
e. Sistem Perkemihan:Ginjal
f. Sistem Hematologis
degan kadar lesi serum yang rendah serta kapasitas pengikat besi yang
b. Bahu
c. Siku
d. Kaki
e. Lutut
f. Pinggul
kekakuan yang disertai dengan hilangnya radiologi dari ruang sendi dan
juxta-artikular osteoporosis.
16
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Tes faktor Rhemathoid Arthritis biasanya positif lebih dari 75% pasien
hepatis,hepatitisinfeksiosa,endocarditisbakterialis,penyakit dan
sarkoidosi.
naik.
9. Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologi
Rheumatology Subcommitte,2012).
Reumatologi Indonesia,2014).
18
2) Agen Biologik
bakterial yang serius aktif seperti aktivasi hepatitis B dan aktivasi TB.
a) Kortikosteroid
Noorhidayah,Yasmina,Santi, 2013).
1) Olahraga
berat dan tidak menyebkan kompresi atau tekanan atau trauma pada
2) Proteksi/Perlindungan
(pronation).
4) Diet
a) Hubungan psikososial
psikologis(Aspiani,2014).
1. Pengertian Jatuh
oleh penderita ataupun saksi mata yang melihat (Reuben, 1996 dalam buku
rendah dengan atau tanpa kesadaran atau luka. Jatuh merupakan insiden
yang sering terjadi pada lansia dan dapat mengakibatkan trauma serius, rasa
nyeri, kelumpuhan bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan
2016).
a. Faktor Intrinsik
b. Gangguan Jantung
dan gejala penyakit jantung pada lanjut usia biasanya terjadi ditengah
malam sering kali merasakan nyeri pada daerah prekordinal dan sesak
c. Gangguan Neurologis
kerusakan kognitif dan emosi, serta penurunan jumlah sel otot yang dapat
d. Gangguan Penglihatan
22
dimana rasa penglihatan ini diterima sesuai dengan proses penuaan yang
Ashar, 2016).
e. Gangguan Pendengaran
f. Faktor Ekstrinsik
yang kurang baik, lantai yang basah atau licin, benda-benda berserakan
dilantai, alas kaki yang tidak sesuai, tali sepatu, kursi roda tidak terkunci
23
pada lansia. Ukuran, tipe dan cara menggunakan alat bantu jalan
2) Lingkungan
dalam ruangan seperti kamar mandi, kamar tidur dan dapur. Sekitar
tangga karena lebih berbahaya dari pada naik tangga (Mauk, 2010).
3. Akibat Jatuh
dan psikologis. Kerusakan fisik yang terjadi yaitu fraktur tulang panggul,
Cedera fisik tidak selalu terjadi saat lansia terjatuh, namun dampak
psikologis selalu dirasakan oleh lansia berupa syok dan rasa takut akan jatuh
4. Komplikasi
a. Perlukaan (Injury)
yang akanterasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot,
b. Disabilitas
5. Pencegahan
komplikasi. Ada tiga usaha pokok untuk pencegahan jatuh menurut Tinetti,
mencari adanya faktor intrinsik resiko jatuh dan penyakit sistemik yang
dan diperbaiki agar aman untuk lanjut usia dalam beraktifitas sehari-hari.
kelainan /penurunan.
aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai dengan kondisi kesehatan lanjut usia.
lansia yang memiliki riwayat jatuh maupun yang tidak memiliki, tujuannya
lansia diwaktu yang akan datang dengan cara menilai kemampuan lansia
posisi atau gerakan dengan tingkat kesulitan yang bertambah. Dimulai dari
posisi duduk, lalu berdiri dan sampai berdiri dengan satu kaki. Tiap item
diskor dengan skala 0-4, dengan nilai maksimum 56 poin (Nursalam, 2009).
27
4 = mampuberdiritanpabantuantangan
Jumlah 2
Jumlah 2
hingga lebih dari 100%. Penurunan ukuran dan kekuatan otot pada lansia
(Tilarso, 2008).
a. Plantar Flexion
b. Hip Flexion
c. Hip Extention
d. Knee Flexion
bagi lansia jika dilakukan 2 kali penerapan dalam sehari dan di terapkan
(aktin dan miosin) dapat di ganti secara total sesingkat 2 minggu. Dan ada
33
flexion, Hip Flexion, Hip extention, Knee Flexion, dan Side Leg Raise.
a. Plantar Flexion
3) Pertahankan posisi
b. Hip Flexion
pinggangpertahankan posisi
3) Pertahankan posisi
d. Knee Flexion
3) Pertahankan posisi.
keadaan lurus)
3) Pertahankan posisi
Rheumathoid Artritis.
1. Pengumpulan data
a. Data Biografi Pasien
tersebut
b. Riwayat keluarga
penyebab kematian.
37
c. Riwayat pekerjaan
e. Riwayat rekreasi
g. Kebiasaan ritual
1) Obat-obatan
Nama dan dosis obat, waktu dan cara penggunaan, dokter yang
2) Status imunisasi
5) Nutrisi
j. Tinjauan system
k. Keadaan umum
keringat malam, kesulitan tidur, sering pilek dan infeksi, penilaian diri
TTV
1) Integument
katimumul pada jari kaki, dan kallus, pola penyembuhan lesi dan
memar, elastisitas/turgor.
2) Kepala
Sakit kepala, trauma pada masa lalu, pusing, gatal kulit kepala,
lesi/luka.
3) Mata
akhir.
4) Telinga
akhir.
7) Leher
8) Payudarah
pemeriksaan terakhir.
40
9) Kardivaskular
edema.
10) Pernapasan
11) Gastroinstestinal
13) Perkemihan
14) Muskulokeletal
ADL.
memori.
rambut.
41
20) Psikososial
Mini Mental State Exam (MMSE), Invenaris Depresi Beck dan Skala
kerusakan intelektual.
Skor
+ - No Peryataan Jawaban
3. Diagnosa Keperawatan
Manajemen Lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang
aman bagi pasien
2. Singkiran bahaya
lingkungan (misalnya,
karpet longgar dan kecil,
furniture yang dapat
dipindahkan.
3. Sediakan perawat-perawat
adaptif (misalnya, bangku
pijakan atau peregangan
tangan) yang sesuai
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
arthritis.
D. Fokus Studi
E. Definisi Operasional
45
46
penelitian.
2. Rhemathoid arthritis
3. Latihan keseimbangan
4. Resiko jatuh
dan psikologis. Kerusakan fisik yang terjadi yaitu fraktur tulang panggul,
Cedera fisik tidak selalu terjadi saat lansia terjatuh, namun dampak
psikologis selalu dirasakan oleh lansia berupa syok dan rasa takutakan
F. Etika penelitian
1. Informed concernt
3. Prinsip autonomy
pasien.
6. Prinsipjustices
mulai tanggal 17 juni sampai 22 juni 2019, dengan fokus studi penerapan
B. Identitas Klien
a. Bapak ( klien )
beragama Kristen, status Menikah, tinggi badan 150 cm, berat badan 55
49
50
1. Riwayat Keluarga
Genogram :
A B
C D
Keterangan :
: laki-laki : perempuan
: klien : meninggal
: garis keturunan
51
2. Keluhan utama
lalu yang mengakibatkan lutut sebelah kiri terkilir dan susah untuk
berjalan nyeri yang dirasakan pada daerah lutut dan bgian jempol kiri,
selama 5 menit, jika nyeri muncul klien memegangi area yang sakit.
mg/dL.
Tn, K merasa kalau dirinya sakit, tapi sakitnya tidak terlalu berat.
a. Obat-obatan : -
1) Nutrisi :
2) Eliminasi :
4) Personal hygiene :
x/hari
5) Psikologis :
6) Indeks KAZT
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan ,komitmen, berindah,
ke kamar kecil berpalkaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari –
hari, kecuali satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari
kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemndirian dalam semua aktifitas hidup sehari –
hari, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi
tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari hari
kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan fungsi
tambahan
F Kemandirian dalam semua katifitas,hidupseharihari
kecuali mandi, berpakain pindah, dan satu funsi
tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi
tidak dapat di klasifikasi sebagai C,D,E,F,G
54
5. Pemeriksaan Fisik
terdapat luka dan lesi pada kepala, tidak terdapat benjolan, tidak ada
tidak kabur, dan tidak ada nyeri tekan.Telinga simetris kiri dan kanan,
Hidung simetris kiri dan kanan, tidak terdapat secret, masih mampu
kelenjar tyroid, dan tidak ada nyeri tekan. Dada sismetris kiri dan
normal chest, pada perkusi paru suara napas sonor, dan pada auskultasi
suara napas vesikuler, tidak terdapat nyeri tekan. Abdomen tidak ada
tympani, kulit perut nampak keriput dan tidak terdapat nyeri tekan.
Ekstremitas atas dan bawah ke dua kaki dan tangan Tn.k tampak tidak
kiri dan bagian jari jempol. Jika sudah makan makanan seperti kacang
tidak ada cidera kepala, tidak ada peningkatan TIK, dan tidak ada
membedakan bau ).
c. APGAR Keluarga
7. Data Penunjang
f. Obat-obatan :-
8. Klasifikasi Data
Ds :
bersantan.
Do :
a. Kesadaran composmentis
c. Nadi 80x/mnt
d. Respirasi 20x/mnt
e. Suhu 36,3oC
f. Skala nyeri 6
kaki kiri
58
diet yang baik untuk asam urat, serta di tanya klien tidak bisa
menjawab
9. Analisa Data
Tabel 2.2 Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : Agens-agens Nyeri
1. Tn. K mengatakan nyeri penyebab cidera
timbul pada saat biologis
mengkonsumsi makanan
seperti kacang-kacangan,
sayur yang bersantan, dan
berjalan terlalu lama
2. Tn.Kmengatakan nyeri yang
dirasakan pada daerah lutut
dan bagian lutut dan jempol
jari, menyebar.
DO :
o TD : 140/80 mmHg
o Nadi : 80x/mnt
o R : 20x/mnt
o S : 36,3oC
o Skala nyeri 6
o Terdapat nyeri tekan pada
lutut dan pergelangan kaki
sebelah kanan
o Muka nampak meringis
o Kadar asam urat 13,7mg/Dl
2. DS : Nyeri Hambatan
1. Tn.K mengatakan susah untuk mobilitas fisik
berjalan
2. Tn.K mengatakan nyeri yang
dirasakan pada daerah lutut
59
Tn.Kmengatakan nyeri yang dirasakan pada daerah lutut dan bagian lutut
dan pergelangan kaki sebelah kanan Muka nampak meringis Kadar asam
pada daerah lutut dan pergelangan kaki, menyebar Dan Data Objektif :
mobilitas fisik dan Adanya penyakit akut remthoid arthritis dan Gangguan
tidur.
dirasakan pada daerah lutut dan pergelangan kaki, menyebar Dan Data
rumah tangga
Manajemen Lingkungan
1. Ciptakan lingkungan
yang aman bagi pasien
2. Singkiran bahaya
lingkungan (misalnya,
karpet longgar dan
kecil, furniture yang
dapat dipindahkan.
63
Waktu/ No.
Implementasi Evaluasi TT
tanggal Diagnosa
Senin, 1. 1. Mengkaji secara komprehensif S:
08- tentang nyeri, meliputi : lokasi, klien mengatakan nyeri
042019 karakteristik, durasi, frekuensi, dirasakan di bagian lutut
kualitas, intensitas/bertanya dan di jempol kaki
nyeri dan faktor-faktor pencetus klien mengatakan nyeri
2. Menggunakan komunikasi di rasakan di bagian lutut
terapeutik agar klien dapat dan pergelangan kaki
Jam mengekspresikan nyeri sebelah kanan, seperti
08.00 3. Melakukan pemeriksaan kadar tertusuk-tusuk, di rasakan
Wita asam urat Memonitoring lokasi selama 10 menit, tidak
dan kecenderungan adanya nyeri menyebar
dan ketidaknyamanan selama klien mengatakan susah
pergerakan/aktivitas untuk berjalan
10.00 4. Mengajarkan prinsip-prinsip O : TD : 140/100 mmHg,
WITA manajemen nyeri yaitu teknik N: 80x/mnt,
relaksasi napas dalam R: 20x/mnt,
S : 36,7oC,
Klien nampak lemah
A :masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2. 1. Tentukan batasan pergerakan S : klien mengatakan masi
sendi dan afeknya terhadap susah untuk bergerak dan
fungsi sendi susah untuk
2. Monitor lokasi dan menyeimbangkan
kecenderungan adanya nyeri dan O : TD : 140/80 mmHg,
ketidaknyamanan selama N: 80x/mnt,
pergerakan/aktivitas R: 20x/mnt,
3. Pakaikan baju yang tidak S : 36,3oC,
menghambat pergerakan pasien Klien masi nampak lemah
4. Jelaskan pada pasien dan A :masalah belum teratasi
keluarga manfaat dan tujuan P :lanjutkan intervensi
melakukan latihan sendi.
5. Lakukan latihan ROM aktif atau
ROM dengan bantuan, sesuai
dengan indikasi
6. Bantu untuk melakukan
pergerakan sendi yang ritmis dan
teratur sesuai kadar nyeri yang
bisa di toleransi, ketahanan dan
pergerakan sendi.
65
A. Pembahasan
bagian lutut sebelah kiri, perna jatuh 4 bulan lalu yang mengakibatkan
lutut sebelah kiri terkilir dan susah untuk beraktivitas, Tn.K mengatakan
nyeri yang di rasakan. Nyeri di rasakan di area lutut sebelah kiri, skala
70
nyeri tekan pada lutut dan pergelangan kaki sebalah kanan, pada bagian
ekstermitas atas dan bawah ke dua kaki dan tangan Tn.K tidak sejajar,
namun ada edema pada kaki sebelah kanan, kemampuan mengubah posisi
terlalu jauh
pada klien yang menderita rhemathoid arthritis adalah resiko jatuh, nyeri
akut dan hambatan mobilitas fisik. Dan berdasarkan hasil pengkajian yang
dapat berjalan jauh dan melakukan aktivitas sehari-hari tampa bantuan alat
dengan seimbang.
pada lansia diwilayah kerja Puskemas Ngawi. Sri dan Sigit mengambil
penderita yang berusia 65 tahun, yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini
ukuran dan kekuatan otot pada lansia akibat degenerasi dapat dikurangi
pagi hari dan sore hari selama 1 minggu dalam waktu kurang lebih 5-10
dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan, dan juga memberikan
rasa yang nyaman. Hal ini di dukung oleh penelitian Sri dan Sigit (2017),
melihat pengaruh tarik napas dalam terhadap penurunan skala nyeri pada
nyeri.
mengatakan nyeri yang di rasakan pada daerah lutut dan pergelangan kaki
dan bagian jempol kiri dapat menyebar, dan data objektifnya : Kesadaran
sebaginya..
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
jatuh dengan 2 kali penerapan pada pagi hari dan sore hari selama 1
minggu dalam waktu kurang lebih 5-10 menit dapat mencegah resiko jatuh
keseimbangan.
B. Saran
1. Klien di harapkan dapat memahami informasi tentang terapi latihan
tersebut.
latihan keseimbangan.
sebagai data dasar dalam penelitian dengan masalah resiko jatuh pada
74
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans
Info Media
Darmojo, Boedhi. 2006. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Edisi 4, Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
Kloos A D dan Heiss D G. 2007. Exercie for Impaired Balance. Kisner C &
Colby L.A 5thed. Therapeutic Exercise. Philadelphia. Hal:251-272.
Laporan Rikesda (2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Badan
Penelitian dan Pengembangan Ksehatan: jakarta. di peroleh tanggal 31
januari 201
Noor Helmi, Zairin. 2012; Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal; jilid 1,Salemba
Medika, Jakarta, hal. 226-231, 534-535.
Stanley, M. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Dialih bahasakan oleh Nety
Juniarti, S. Kp, Sari Kurnianingsih, S.Kp. Jakarta: Penerbit Buku
kedokteran ECG.
75
Smeltzer C. Suzanne, Burnner & Suddarth, 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: EGC
BIODATA PENULIS
A. IDENTITAS PENULIS
NIM : PO 0220216051
Agama : islam
B. PENDIDIKAN
77
79
Lampiran 4
No Prosedur kerja
Fase Pra interaksi
1 Persiapan perawat : cuci tangan, siapkan alat
2 Persiapan alat : kursi
3 Persiapan lingkungan : jaga privasi pasien
Fase orientasi
1 Beri salam dan memperkenalkan diri
2 Validasi perasaan pasien
Jelaskan tujuan, posedur tindakan, dan lama waktu yang dibutuhkan
3
untuk tindakan
Meminta persetujuan atau informed consent klien untuk dilakukannya
4
tindakan
Fase kerja
1 Mengatur posisi kliendengan cara berdiri di depan kursi
2 Menyiapkan kursi
3 Mengajarkan cara latihan keseimbangan dengan 5 cara
1. Plantar Flexion
pada kursi
3. Hip extention
6 c. Pertahankan posisi
4. Knee Flexion
pada kursi
7
b. Perlahan tekuk lutut kanan kearah belakang sehingga
pada kursi
Fase terminasi
1 Validasi perasaan pasien
2 Evaluasi hasil kegiatan
3 Simpulkan hasil kegiatan
4 Kontrak pertemuan selanjutnya
5 Akhiri kegiatan dengan mengucapkan salam
6 Cuci tangan
7 Dokumentasi hasil tindakan
Lampiran 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
judul
2 Penyusunan
proposal
3 konsultasi
4 Perbaikan
5 Persetujuan
6 Ujian
proposal
7 Perbaikan
83
8 Perizinan
penelitian
9 Penelitian
10 Pengelolaan
data
11 Konsultasi
hasil
12 Ujian KTI
13 perbaikan
14 Penyetoran
KTI
Lampiran 7
a. Biodata pasien
Nama :
TTL/umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Alamat :
Gol.darah :
b. Keluhan utama :
1) Keadaan umum :
2) Kesadaran :
a) Sistem pernapasan :
b) Sistem sirkulasi :
c) System pensyarafan :
d) System perkemihan :
e) System pencernaan :
f) System musculoskeletal :
1) Pola presepsi :
2) Pola nutrisi :
3) Pola eliminasi :
5) Pola aktivitas :
menyusahkan saya
saya
baru
bersama-sama
Skore
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia di mana saya
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia
dan sesuatu tidak dapat membaik
C. Rasa kegagalan
3 Saya merasa sangat benar-benar gagal senagai
seseorang (orang tua, suami, istri)
D. Ketidapuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak
berharga
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
K. Kesulitan bekerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai napsu makan sama sekali
Skor
+ -
No Peryataan Jawaban
2. ANALISA DATA
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
6. EVALUASI
Wardiyanto Koelimbu
PO0220216051